Anda di halaman 1dari 16

REGULASI KEMASAN BAHAN PANGAN

Millaty Hanifah, Nilan Tanti Renita, Nuha Inayah, Redi Ahmad Fauzi, Santi
Muliyanti, Jeni Zhillullahi
Jurusan Pendidikan KimiA FPMIPA UPI 2012

ABSTRAK
Saat ini regulasi kemasan bahan pangan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
bahan pangnan. Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah
utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau
wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Manfaat pengemasan bagi
bahan pangan adalah untuk melindungi bahan pangan dari kontaminasi bakteri atau mikroba
yang berarti melindunginya terhadap mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan
serangga atau binatang pengerat lainnya. Dan juga dapat melindungi kandungan airnya berarti
bahwa makanan didalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh
berkurang kadar airnya. Bahan kemasan harus memenuhi syarat-syarat seperti bahan tidak
toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat
kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemuadahan dan
keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk
dan berat harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk
daerah tropis mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah
subtropis atau daerah dingin. Adanya pengemasan dapat membantu untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan. Berbagai jenis bahan digunakan untuk keperluan
kemasan, diantaranya adalah bahan-bahan dari logam, kayu, gelas, kertas, papan, kertas.

Kata Kunci : Pengemasan, syarat Pengemasan, manfaat pengemasan.

PENDAHULUAN sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.


Bahan kemasan yang umum untuk
Pengertian umum dari kemasan
pengemasan produk hasil pertanian untuk
adalah suatu benda yang digunakan untuk
tujuan pengangkutan atau distribusi adalah
wadah atau tempat yang dikemas dan dapat
kayu, serat goni, plastik, kertas dan
memberikan perlindungan sesuai dengan
gelombang karton. Hasil-hasil pertanian
tujuannya. Adanya kemasan yang dapat
yang dapat dimakan oleh manusia berasal
membantu mencegah/mengurangi
dari sumber hewani dan nabati. Hasil
kerusakan, melindungi bahan yang ada di
pertanian itu dapat dikonsumsi dalam
dalamnya dari pencemaran serta gangguan
bentuk bahan mentah atau matang.
fisik seperti gesekan, benturan dan getaran.
Persiapan suatu hasil pertanian menjadi
Dari segi promosi kemasan berfungsi
bentuk yang dapat dimakan melibatkan
pengolahan. Di dalam proses pengolahan Bahan yang akan digunakan sebagai
makanan terjadi perubahan-perubahan fisik kemasan pangan, tetapi belum diketahui
maupun kimiawi yang dikehendaki atau dampaknya bagi kesehatan manusia, wajib
tidak dikehendaki. Disamping itu setelah terlebih dahulu diperiksa keamanannya, dan
melalui proses pengolahan, makanan tadi penggunaannya bagi pangan yang
tidak tetap stabil, dia akan terus mengalami diedarkan dilakukan setelah memperoleh
perubahan, sehingga sangat diperlukan persetujuan Pemerintah.
pemilihan pengemasan yang tepat untuk itu
Pasal 18
sehingga masa simpan bahan pangan dapat
ditingkatkan dan nilai gizi bahan pangan (1) Setiap orang dilarang membuka
masih dapat dipertahankan. kemasan akhir pangan untuk dikemas
kembali dan diperdagangkan.
Undang-undang Kemasan Pangan
(2) Ketentuan sebagaimana
Pasal 16
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
(1) Setiap orang yang memproduksi terhadap pangan yang pengadaannya dalam
pangan untuk diedarkan dilarang jumlah besar dan lazim dikemas kembali
menggunakan bahan apapun sebagai dalam jumlah kecil untuk diperdagangkan
kemasan pangan yang dinyatakan terlarang lebih lanjut.
dari atau yang dapat melepaskan cemaran
Pasal 19
yang merugikan atau membahayakan
kesehatan manusia. Ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18
(2) Pengemasan pangan yang
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan
diedarkan dilakukan melalui tata cara yang
Pemerintah.
dapat menghindarkan terjadinya kerusakan
dan atau pencemaran. TINJAUAN PUSTAKA
(3) Pemerintah menetapkan bahan Didalam pengemasan bahan pangan
yang dilarang digunakan sebagai kemasan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah
pangan dan tata cara pengemasan pangan utama atau wadah yang langsung
tertentu yang diperdagangkan. berhubungan dengan bahan pangan dan
wadah kedua atau wadah yang tidak
langsung berhubungan dengan bahan
Pasal 17 pangan. Wadah utama harus bersifat non
toksik dan inert sehingga tidak terjadi memenuhi syarat sehingga mutunya tetap
reaksi kimia yang dapat menyebabkan atau hanya mengalami sedikit penurunan
perubahan warna, flavour dan perubahan pada saat diterima oleh konsumen akhir
lainnya. Selain itu, untuk wadah utama dengan nilai pasar yang tetap tinggi.
biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu Dengan pengemasan, komoditi dapat
bergantung pada jenis makanannya, dilindungi dari kerusakan, benturan
misalnya melindungi makanan dari mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis
kontaminasi, melindungi kandungan air dan selama pengangkutan, penyimpanan dan
lemaknya, mencegah masuknya bau dan pemasaran (Sacharow dan Griffin, 1980).
gas, melindungi makanan dari sinar Pada bagian luar kemasan biasanya
matahari, tahan terhadap tekanan atau dilengkapi dengan etiket (label) dan hiasan
benturan dan transparan (Winarno, 1983). (dekorasi) yang bertujuan untuk: a)
memberikan kemudahan dalam
Melindungi bahan pangan dari
mengidentifikasikan produk yang dikemas,
kontaminasi berarti melindunginya
seperti jenis dan kuantitasnya, b)
terhadap mikroorganisme dan kotoran serta
memberikan informasi tentang merek
terhadap gigitan serangga atau binatang
dagang dan kualitasnya, c) menarik
pengerat lainnya. Melindungi kandungan
perhatian pembeli, d) memberikan
airnya berarti bahwa makanan didalamnya
keterangan pada pembeli tentang cara
tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan
menggunakan produk yang dikemas
juga tidak boleh berkurang kadar airnya.
(Sacharow dan Griffin, 1980).
Jadi wadahnya harus kedap air.
Perlindungan terhadap bau dan gas Menurut Erliza dan Sutedja (1987)
dimaksudkan supaya bau atau gas yang bahan kemasan harus mempunyai syarat-
tidak diinginkan tidak dapat masuk melalui syarat yaitu tidak toksik, harus cocok
wadah tersebut dan jangan sampai dengan bahan yang dikemas, harus
merembes keluar melalui wadah. Wadah menjamin sanitasi dan syarat-syarat
yang rusak karena tekanan atau benturan kesehatan, dapat mencegah kepalsuan,
dapat menyebabkan makanan di dalamnya kemudahan membuka dan menutup,
juga rusak dalam arti berubah bentuknya kemuadahan dan keamanan dalam
(Winarno, 1983). mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan
kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat
Pengemasan komoditi hortikultura
harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-
adalah suatu usaha menempatkan komoditi
syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk
segar ke dalam suatu wadah yang
daerah tropis mempunyai syarat yang membahayakan kesehatan manusia,
berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk maupun bahan kimia yang bersifat merusak
daerah subtropis atau daerah dingin. atau racun. Beberapa faktor yang penting
Demikian juga untuk daerah yang diperhatikan dalam pengemasan bahan
kelembaban tinggi dan daerah kering. pangan adalah sifat bahan pangan tersebut,
keadaan lingkungan dan sifat bahan
Berdasarkan fungsinya pengemasan
pengemas. Sifat bahan pangan antara lain
dibagi menjadi dua, yaitu pengemasan
adalah adanya kecendrungan untuk
untuk pengangkutan dan distribusi
mengeras dalam kadar air dan suhu yang
(shiping/delivery package) dan pengemasan
berbeda-beda, daya tahan terhadap cahaya,
untuk perdagangan eceran atau supermarket
oksigen dan mikroorganisme
(retail package). Pemakaian material dan
pemilihan rancangan kemasan untuk Winarno dan Jennie (1982)
pengangkutan dan distribusi akan berbeda mengemukakan bahan pengemas harus
dengan kemasan untuk perdagangan eceran. tahan serangan hama atau binatang
Kemasan untuk pengangkutan atau pengerat dan bagian dalam yang
distribusi akan mengutamakan material dan berhubungan langsung dengan bahan
rancangan yang dapat melindungi pangan harus tidak berbau, tidak
kerusakan selama pengangkutan dan mempunyai rasa serta tidak beracun. Bahan
distribusi, sedangkan kemasan untuk eceran pengemas tidak boleh bereaksi dengan
diutamakan material dan rancangan yang komoditi.
dapat memikat konsumen untuk membeli
Adanya pengemasan dapat
(Peleg, 1985).
membantu untuk mencegah atau
Menurut Winarno, et al. (1986) mengurangi terjadinya kerusakan-
makanan yang dikemas mempunyai tujuan kerusakan. Menurut Brody (1972)
untuk mengawetkan makanan, yaitu kerusakan terjadi karena pengaruh
mempertahankan mutu kesegaran, lingkungan luar dan pengaruh kemasan
warnanya yang tetap, untuk menarik yang digunakan. Faktor-faktor yang
konsumen, memberikan kemudahan mempengaruhi kerusakan bahan pangan
penyimpanan dan distribusi, serta yang sehubungan dengan kemasan yang
lebih penting lagi dapat menekan peluang digunakan menurut Winarno dan Jenie
terjadinya kontaminasi dari udara, air, dan (1983) dapat digolongkan menjadi dua
tanah baik oleh mikroorganisme golongan, yaitu golongan pertama
pembusuk, mikroorganisme yang dapat kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah
dari produk dan tidak dapat dicegah dengan klasifikasi plastik menurut struktur
pengemasan, misalnya perubahan kimia, kimianya terbagi atas dua macam yaitu:
biokimia, fisik serta mirobiologi;
a) Linear, bila monomer membentuk
sedangkan golongan kedua, kerusakan yang
rantai polimer yang lurus (linear)
ditentukan oleh lingkungan dan hampir
maka akan terbentuk plastik
seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan
thermoplastik yang mempunyai
yang dapat digunakan, misalnya kerusakan
sifat meleleh pada suhu tertentu,
mekanis, perubahan kadar air bahan,
melekat mengikuti perubahan suhu
absorpsi dan interaksi dengan oksigen.
dan sifatnya dapat balik (reversible)
Berbagai jenis bahan digunakan untuk
kepada sifatnya yakni kembali
keperluan kemasan, diantaranya adalah
mengeras bila didinginkan.
bahan-bahan dari logam, kayu, gelas,
kertas, papan, kertas. b) Jaringan tiga dimensi, bila
monomer berbentuk tiga dimensi
Bahan-Bahan Kemasan akibat polimerisasi berantai, akan
Bahan pembuat plastik dari minyak terbentuk plastik thermosetting
dan gas sebagai sumber alami, dalam dengan sifat tidak dapat mengikuti
perkembangannya digantikan oleh bahan- perubahan suhu (irreversible). Bila
bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sekali pengerasan telah terjadi maka
sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan bahan tidak dapat dilunakkan
cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi kembali. Proses polimerisasi yang
(Syarief, et al., 1989). Komponen utama menghasilkan polimer berantai
plastik sebelum membentuk polimer adalah lurus mempunyai tingkat
monomer, yakni rantai yang paling pendek. polimerisasi yang rendah dan
Polimer merupakan gabungan dari beberapa kerangka dasar yang mengikat antar
monomer yang akan membentuk rantai atom karbon dan ikatan antar rantai
yang sangat panjang. Bila rantai tersebut lebih besar daripada rantai
dikelompokkan bersama-sama dalam suatu hidrogen. Bahan yang dihasilkan
pola acak, menyerupai tumpukan jerami dengan tingkat polimerisasi rendah
maka disebut amorp, jika teratur hampir bersifat kaku dan keras (Flinn dan
sejajar disebut kristalin dengan sifat yang Trojan, 1975)
lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988).
Bahan kemasan plastik dibuat dan
Menurut Eden dalam Davidson (1970),
disusun melalui proses yang disebabkan
polimerisasi dengan menggunakan bahan lapisan saling menutupi kekurangannya
mentah monomer, yang tersusun sambung- menghasilkan lembar kemasan yang
menyambung menjadi satu dalam bentuk bermutu tinggi (Winarno, 1994). Plastik
polimer. Kemasan plastik memiliki berisi beberapa aditif yang diperlukan
beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia
tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat plastik itu sendiri. Bahan aditif yang
termoplastis (heat seal) serta dapat diberi sengaja ditambahkan itu disebut komponen
warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya non plastik, diantaranya berfungsi sebagai
zat-zat monomer dan molekul kecil lain pewarna, antioksidan, penyerap cahaya
yang terkandung dalam plastik yang dapat ultraviolet, penstabil panas, penurun
melakukan migrasi ke dalam bahan viskositas, penyerap asam, pengurai
makanan yang dikemas. Berbagai jenis peroksida, pelumas, peliat, dan lain-lain
bahan kemasan lemas seperti misalnya (Crompton, 1979).
polietilen, polipropilen, nilon poliester dan
Plastik masih sering sulit dibedakan
film vinil dapat digunakan secara tunggal
dengan resin karena tidak jelas benar
untuk membungkus makanan atau dalam
bedanya. Secara alami, resin dapat berasal
bentuk lapisan dengan bahan lain yang
dari tanaman, misalnya balsam, damar,
direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut
terpentin, oleoresin dan sebagainya. Tapi
laminasi. Sifat-sifat yang dihasilkan oleh
kini resin tiruan sudah dapat diproduksi dan
kemasan laminasi dari dua atau lebih film
dikenal sebagi resin sintetik, contohnya
dapat memiliki sifat yang unik. Contohnya
selofan, akrilik seluloid, formika, nylon,
kemasan yang terdiri dari lapisan
fenol formaldehida dan sebagainya
kertas/polietilen/aluminium
(Winarno, 1994). Bahan kemasan plastik
foil/polipropilen baik sekali untuk kemasan
dibuat dan disusun melalui proses yang
makanan kering. Lapisan luar yang terdiri
disebut polimerisasi dengan menggunakan
dari kertas berfungsi untuk cetakan
bahan mentah monomer, yang tersusun
permukaan yang ekonomis dan murah.
sambung-menyambung menjadi satu dalam
Polietilen berfungsi sebagai perekat bentuk polimer. Dalam plastik juga
antara aluminium foil dengan kertas. terkandung beberapa aditif yang diperlukan
Sedangkan polietilen bagian dalam mampu untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia
memberikan kekuatan dan kemampuan plastik itu sendiri. Bahan aditif yang
untuk direkat atau ditutupi dengan panas. ditambahkan tersebut disebut komponen
Dengan konsep laminasi, masing-masing nonplastik yang berupa senyawa anorganik
atau organik yang memiliki berat molekul dilunakkan kembali. Pemanasan yang
rendah. Bahan aditif dapat berfungsi tinggi tidak akan melunakkan termoset
sebagai pewarna, antioksidan, penyerap melainkan akan membentuk arang dan
sinar UV, anti lekat dan masih banyak lagi terurai karena sifatnya yang demikian
(Winarno, 1994). sering digunakan sebagai tutup ketel,
seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis
Sifat terpenting bahan kemasan yang
termoset tidak begitu menarik dalam proses
digunakan meliputi permeabilitas gas dan
daur ulang karena selain sulit
uap air, bentuk dan permukaannya.
penanganannya juga volumenya jauh lebih
Permeabilitas uap air dan gas, serta luas
sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis
permukaan kemasan mempengaruhi jumlah
plastik yang bersifat termoplastik
gas yang baik dan luas permukaan yang
(Moavenzadeh dan Taylor, 1995).
kecil menyebabkan masa simpan produk
lebih lama. Menurut Erliza dan Sutedja Pada kemasan plastik, perubahan fisiko
(1987) plastik dapat dikelompokkan atas kimia pada wadah dan makanannya
dua tipe, yaitu thermoplastik dan termoset. sebenarnya tidak mungkin dapat dihindari.
Thermoplastik adalah plastik yang dapat Industri pangan hanya mampu menekan
dilunakkan berulangkali dengan laju perubahan itu hingga tingkat minimum
menggunakan panas, antara lain polietilen, sehingga masih memenuhi syarat
polipropilen, polistiren dan polivinilklorida. konsumen. Banyak ragam kemasan plastik
Sedangkan termoset adalah plastik yang untuk makanan dan minuman, beberapa
tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, contoh misalnya: polietilen, polipropilen,
antara lain phenol formaldehid dan urea polistiren, poliamida, polisulfon, poliester,
formaldehid. Syarief et al., (1989) poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida,
membagi plastik menjadi dua berdasarkan polifenilinoksida, polivinilasetat,
sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu, poliakrilonitril dan melamin formaldehid.
yaitu: a) termoplastik: meleleh pada suhu Plastik diatas dapat digunakan dalam
tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu bentuk lapis tunggal, ganda maupun
dan mempunyai sifat dapat balik komposit, dengan demikian kombinasi
(reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu dari berbagai ragam plastik dapat
kembali mengeras bila didinginkan, b) menghasilkan ratusan jenis kemasan
termoset: tidak dapat mengikuti perubahan (Crompton, 1979). Penggunaan plastik
suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan sebagai bahan pengemas mempunyai
telah terjadi maka bahan tidak dapat keunggulan dibanding bahan pengemas lain
karena sifatnya yang ringan, transparan, Polietilen dibuat dengan proses
kuat, termoplatis dan selektif dalam polimerisasi adisi dari gas etilen yang
permeabilitasnya terhadap uap air, O2, diperoleh dari hasil samping dari industri
CO2. minyak dan batubara. Proses polimerisasi
yang dilakukan ada dua macam, yakni
Sifat permeabilitas plastik terhadap uap
pertama dengan polimerisasi yang
air dan udara menyebabkan plastik mampu
dijalankan dalam bejana bertekanan tinggi
berperan memodifikasi ruang kemas selama
(1000-3000 atm) menghasilkan molekul
penyimpanan (Winarno, 1987). Ryall dan
makro dengan banyak percabangan yakni
Lipton (1972) menambahkan bahwa plastik
campuran dari rantai lurus dan bercabang.
juga merupakan jenis kemasan yang dapat
Cara kedua, polimerisasi dalam bejana
menarik selera konsumen.
bertekanan rendah (10-40 atm)
a). Polietilen menghasilkan molekul makro berantai lurus
dan tersusun paralel.
Polietilen merupakan film yang lunak,
transparan dan fleksibel, mempunyai b). Low Density Polyethylene (LDPE)
kekuatan benturan serta kekuatan sobek
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah
yang baik. Dengan pemanasan akan
kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan
menjadi lunak dan mencair pada suhu
permukaan agak berlemak. Pada suhu di
110OC. Berdasarkan sifat permeabilitasnya
bawah 60OC sangat resisten terhadap
yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya
senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap
yang baik, polietilen mempunyai ketebalan
air tergolong baik, akan tetapi kurang baik
0.001 sampai 0.01 inchi, yang banyak
bagi gas-gas yang lain seperti oksigen,
digunakan sebagai pengemas makanan,
sedangkan jenis plastik HDPE mempunyai
karena sifatnya yang thermoplastik,
sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus
polietilen mudah dibuat kantung dengan
cahaya dan kurang terasa berlemak.
derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan
Griffin, 1970). Konversi etilen menjadi c) High Density Polyethylene (HDPE).
polietilen (PE) secara komersial semula
Pada polietilen jenis low density
dilakukan dengan tekanan tinggi, namun
terdapat sedikit cabang pada rantai antara
ditemukan cara tanpa tekanan tinggi.
molekulnya yang menyebabkan plastik ini
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
memiliki densitas yang rendah, sedangkan
n(CH2=CH2) (-CH2-CH2-)n high density mempunyai jumlah rantai
Etilen polimerisasi Polietilen cabang yang lebih sedikit dibanding jenis
low density. Dengan demikian, high density dapat menahan per-pindahan gas dan uap
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, air. Salah satu jenis kemasan bahan pangan
buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. yaitu plastik. Faktor yang mempengaruhi
Ikatan hidrogen antar molekul juga konstanta permeabilitas pada kemasan
berperan dalam menentukan titik leleh plastik antara lain adalah jenis
plastik (Harper, 1975). permeabilitas, ada tidaknya ikatan silang
(cross linking), suhu, bahan tambahan
d) Polipropilena
elastis (plasticer), jenis polimer film, sifat
Polipropilen sangat mirip dengan dan besar molekul gas, serta kelarutan
polietilen dan sifat-sifat penggunaannya bahan. Jenis permeabilitas film bergantung
juga serupa (Brody, 1972). Polipropilen pada bahan yang digunakan, dan
lebih kuat dan ringan dengan daya tembus permeabilitas film polyethylene (PE) lebih
uap yang rendah, ketahanan yang baik kecil daripada polypropylene (PP). Hal ini
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi menunjukkan bahwa gas atau uap air akan
dan cukup mengkilap (Winarno dan Jenie, lebih mudah masuk pada bahan pengemas
1983). Monomer polypropilen diperoleh jenis PP daripada PE. Ikatan silang sangat
dengan pemecahan secara thermal naphtha ditentukan oleh kombinasi bahan yang
(distalasi minyak kasar) etilen, propylene digunakan. Konstanta PE dan biaxially
dan homologues yang lebih tinggi oriented polypropylene (BOPP) lebih baik
dipisahkan dengan distilasi pada temperatur daripada konstanta PE pada PP.
rendah. Dengan menggunakan katalis
Peningkatan suhu juga mempengaruhi
Natta-Ziegler polypropilen dapat diperoleh
pemuaian gas yang menyebabkan
dari propilen (Birley, et al., 1988).
terjadinya perbedaan konstanta

Kriteria Kemasan permeabilitas. Keberadaan air akan


menimbulkan perenggangan pada pori-pori
Bucle et al. (1987) menyatakan,
film sehingga meningkatkan permeabilitas.
kemasan yang dapat digunakan sebagai
Polimer film dalam bentuk kristal atau
wadah penyimpanan harus memenuhi
amorphous akan menentukan permeabilitas.
beberapa persyaratan, yakni dapat
Permeabilitas low density polyethylene
mempertahan-kan mutu produk supaya
(LDPE) mencapai tiga kali permeabilitas
tetap bersih serta mampu memberi
high density polyethylene (HDPE). Salah
perlindungan terhadap produk dari kotoran,
satu teknologi pengemasan pangan yang
pencemaran, dan kerusakan fisik, serta
dapat menunda penurunan mutu dan
memperpanjang umur simpan pada sayuran mengalami proses dan tidak
yaitu modified atmosphere packaging mengalami perubahan sifat atau
(MAP) (Simon et al. 2004). MAP karakteristik dasarnya.
memberikan efek utama berupa penurunan
3. Plastik adalah senyawa
respirasi, penundaan penurunan perubahan
makromolekul organik yang
fisiologis, serta penekanan perkembangan
diperoleh dengan cara polimerisasi,
mikroba. Penggunaan MAP dapat
polikondensasi, poliadisi, atau
dikombinasikan dengan perlakuan
proses serupa lainnya dari
pengolahan lainnya untuk memperpanjang
monomer atau oligomer atau dengan
umur simpan produk sayuran, seperti
perubahan kimiawi makromolekul
perlakuan suhu, konsentrasi O2 dan CO2,
alami.
serta proses pemotongan, pencucian, dan
pengupasan (Church dan Pearsons 1994; 4. Keramik adalah barang yang
Zagory 1995; Fonseca et al. 2002). dibuat dari campuran bahan
anorganik yang umumnya
Aturan Pengemasan
terbuat dari tanah liat atau
Kemasan menurut peraturan kepala
mengandung silikat kadar tinggi dan
badan pengawas obat dan makanan
ke dalamnya dapat ditambahkan
republik indonesia nomor: HK
bahan organik melalui proses
00.05.55.6497 tentang bahan kemasan
pembakaran.
pangan adalah sebagai berikut:
5. Gelas adalah campuran pasir
Bab 1 pasal 1
dengan soda abu (serbuk
Dalam Peraturan ini yang mineral/pasir putih dengan titik
dimaksud dengan : leleh rendah), batu kapur dan
pecahan atau limbah atau gelas yang
1. Kemasan pangan adalah bahan
didaur ulang.
yang digunakan untuk mewadahi
dan/atau membungkus pangan baik 6. Karet adalah polimer alami yang
yang bersentuhan langsung dengan jika ditarik atau ditekan dan dilepas
pangan maupun tidak. akan kembali ke bentuk semula.

2. Kemasan bahan alami adalah 7. Elastomer adalah karet sintetis


kemasan yang diperoleh dari yang jika ditarik atau ditekan dan
tumbuhan atau hewan tanpa
dilepas akan kembali ke bentuk 14. Batas migrasi adalah jumlah
semula. maksimum yang diizinkan dari
suatu zat yang bermigrasi.
8. Kertas adalah bahan dalam
bentuk lembaran koheren atau 15. Plastik daur ulang adalah plastik
jaringan yang dibuat dengan yang diproses ulang berasal dari
diposisi serat tumbuhan, mineral, limbah satu jenis atau lebih plastik,
hewan atau sintetis, atau berpotensi tinggi untuk melepaskan
campurannya, dengan atau tanpa migran ke dalam pangan sehingga
penambahan bahan lain. berisiko terhadap kesehatan.

9. Karton adalah istilah umum untuk Ruang lingkup yang diatur dalam peraturan
jenis kertas tertentu yang ini meliputi :
mempunyai kekakuan relatif tinggi. a. bahan yang dilarang digunakan; sebagai
kemasan yang bersentuhan langsung
10. Paduan logam adalah bahan
dengan pangan.
logam, homogen pada skala
I. Untuk bahan dasar plastik
makroskopik, terdiri dari dua atau
pewarna
lebih unsur yang bergabung
penstabil
sedemikian rupa sehingga bahan
tersebut tidak mudah dipisahkan pemlastis

secara mekanis. pengisi


adesif
11. Selofan adalah lembaran tipis
II. untuk tinta yang tercetak langsung
yang diperoleh dari selulosa murni,
pada kemasan
berasal dari kayu atau katun yang
pewarna
tidak dapat didaur ulang.
penstabil
12. Bahan tambahan adalah bahan pelarut
yang sengaja ditambahkan ke dalam b. bahan yang diizinkan sebagai kemasan
bahan dasar dengan maksud untuk yang bersentuhan langsung dengan pangan
mempengaruhi sifat, warna dan/atau terdiri dari bahan dasar dan bahan
bentuk kemasan. tambahan.
bahan dasar : Bahan dasar
13. Migrasi adalah proses terjadinya
perpindahan suatu zat dari kemasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

pangan ke dalam pangan. 3 ayat (3) meliputi plastik, selofan,


kertas, karton, karet, elastomer, c. hal-hal yang dilarang dalam bahan
logam, paduan logam, keramik, kemasan pangan diatur dalam bab 4 pasal
dan/atau gelas. 10
bahan tambahan: Bahan tambahan yaitu:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Dilarang menggunakan kemasan
3 ayat (4) meliputi bahan yang pangan dari bahan plastik daur
berfungsi sebagai antimikroba ulang sebelum diperiksa
(antimicrobial), pengawet keamanannya dan mendapat
(preservative), pensanitasi persetujuan dari Kepala Badan.
(sanitizing), pembentuk plastik Dilarang mengedarkan pangan
berbusa (blowing), perekat dengan menggunakan kemasan
(adhesive), antikorosi pangan yang tidak memenuhi
(anticorrosive), antistatik dan atau ketentuan dalam peraturan ini.
anti embun (antistatic and/or d. sanksi pelanggaran diatur pada bab V
antifogging), penjernih (clarifying), pasal 11
pewarna (colorant), pengemulsi dan Pelanggaran terhadap peraturan ini
atau aktif permukaan (emulsifier dikenai sanksi administratif dan atau sanksi
and/or surface active), pelumas pidana
(lubricant), pemlastis (plasticizer), sesuai dengan ketentuan peraturan
pembebas (release), pengisi (filler), perundang-undangan yang berlaku. Sanksi
penstabil (stabilizer), antihalang administratif sebagaimana dimaksud pada
(antiblocking), antikempal ayat (1) berupa :
(antifoulant), pemodifikasi Peringatan tertulis;
(modifier), dan pemutih Larangan mengedarkan untuk
(bleaching). sementara waktu;
jika bahan dasar yang digunakan Perintah menarik produk dari
tidak tercantum dalam peraturan, peredaran;
maka boleh digunakan dengan
Pemusnahan jika terbukti
melakuka pemeriksaan keamanan
menimbulkan risiko terhadap
dan mendapat persetujuan dari
kesehatan;
kepala badan.
Pencabutan persetujuan pendaftaran
produk pangan.
Tipe Pangan dan Kondisi
Penggunaan
1. Plastik
2. Kertas dan karton

3. Penutup dan gasket


DAFTAR PUSTAKA Pengemasan, Jurusan TIP. IPB.
Bogor.
Flin R.A. and P.K. Trojan. 1975.
Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, Engineering Materials and Their
1988, Plastic Materials Properties Aplications.
and Aplications. cations. HonhTonMifflinCo.Boston.
Chapman and Hall Publishing, Fonseca, S.C., F.A.R. Oliveira, and J.K.
New York. Breatch.2002. Modelling
Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of respiration rate of fresh fruits and
Foods. Food Technology. Aug. vegetables for modified
70-74.Syarief.R., S. Santausa dan atmosphere packages: a review. J.
Isyana. 1989. Teknologi Food Eng. 52: 99119.
Pengemasan Pangan, PAU Moavenzadeh F. and H.F. Taylor. 1995.
Pangan dan Gizi, IPB Bogor. Recycling and Plastics. Center
Bucle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan for Construction Research and
M.Woofon. 1987. Ilmu Pangan. UI Education Departement of Civil
Press,Jakarta. and Environtmental Engineering
Church, I.J. and A.L. Pearsons. 1994. Massachuett Institute of
Modified atmosphere packaging Technology.Cambridge.
technology: review.J. Sci. Food Massachuett. USA.
Agric. 67: 143152. Peleg. K. 1985. Produce Handling
Crompton, T.R. 1979. Additive Migration Packaging and Distribution. The
from Plastic into Food. Pergamon AVI Publishing. Co. Inc.
Press. Oxford. Westport. Connecticut.
Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Ryall. A.L. dan Lipton. W.J. 1972.
Pengemasan. Laboratorium Handling, Transportation and
Storage of Fruits And Vegetables.
The The AVI Publishing. Co.
Westport.
Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980.
Principles of Food Packaging.
The AVI Publishing. Co. Inc.
Westport. Connecticut.
Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan
Bahan Pangan dan Cara
Pencegahannya. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Winarno, F.G. 1983. Gizi Pangan,
Teknologi dan Konsumsi. Penerbit
Gramedia.Jakarta. Winarno, F.G.,
Srikandi F. dan Dedi F. 1986.
Pengantar Teknologi Pangan.
Penerbit PT. Media. Jakarta.
Zagory, D. 1995. Principles and practice of
modified atmosphere packaging of
horticultural commodities. p.
175206. In J.M.Farber and K.L.
Doods (Eds.). Principles of
Modified Atmosphere and Sous
Vide Product Packaging.
Technomic Publ. Co., Lancaster.

Anda mungkin juga menyukai