PENDAHULUAN
Nyeri muka atau yang lebih dikenal sebagai trigeminal neuralgia merupakan
suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang. Disebut Trigeminal
neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga
cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan membawa
sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf
Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf
sampai dua menit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti
ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup berat, seperti nyeri
untuk mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. Obat ini akan
memblokade sinyal nyeri yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang, hanya
Trigeminal sebagai nyeri yang ditimbulkan karena kelainan pada gigi, sehingga
1
Pemeriksaan penunjang lebih bertujuan untuk membedakan trigeminal
neuralgia yang idiopatik atau simptomatik. Terapi pada pasien ini ada 2 macam
nukleus nervus trigeminus di dalam brain stem. Pengobatan efektif pada 80%
kasus. Pemberian obat dimulai dengan dosis yang paling minimal, kemudian karena
penyakit ini memiliki progresivitas dan rasa sakit yang makin berat dan lebih sering
maka dibutuhkan penambahan dosis dimana akan menimbulkan suatu efek samping
atau kontrol rasa sakit yang tidak adekuat. Pemberian obat-obatan ini dapat
diberikan secara tunggal atau dikombinasi dengan lainnya. Jika perawatan dengan
obat-obatan sampai dosis maksimal dan dengan kombinasi beberapa obat sudah
tidak mengurangi rasa sakit lagi maka terapi dengan pembedahan menjadi pilihan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
menyebabkan rasa sakit yang hebat dan kejang otot di wajah. Serangan intens, nyeri
wajah seperti kejutan listrik dan dapat terjadi secara mendadak atau dipicu dengan
menyentuh area tertentu dari wajah. Namun hingga saat ini penyebab pasti dari
Nyerinya singkat dan berat seperti ditusuk disalah satu atau lebih cabang nervus
neuralgia nyeri adalah nyeri wajah yang menyakitkan, nyeri singkat seperti
tersengat listrik pada satu atau lebih cabang nervus trigeminus. Nyeri biasanya
muncul akibat stimulus ringat seperti mencuci muka, bercukur, gosok gigi,
berbicara.
sisi yang berulang. Disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi
pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar
ini terletak di otak dan membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan
3
persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai
penyebab.
sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti
ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti
2. Anatomi
Nervus trigeminus atau saraf otak kelima atau saraf otak trifasial merupakan
saraf otak terbesar diantara 12 saraf otak, bersifat campuran karena terdiri dari
komponen sensorik yang mempunyai daerah persarafan yang luas yang disebut
portio mayor dan komponen motorik yang persarafannya sempit disebut portio
pons dan berjalan ke anterior pada dasar fossa kranialis posterior melintasi bagian
petrosa tulang pelipis ke fossa kranialis media. Komponen sensorik dan motorik
4
bergabung didalam ganglion trigeminus atau ganglion gaseri, kemudian berjalan
menginervasi daerah dahi dan mata (V1 optalmikus), pipi (V2 maksilaris) serta
wajah bagian bawah dan rahang (V3 mandibularis). Fungsi nervus trigeminus
adalah sensasi sentuhan wajah, sakit dan suhu, dan juga kontrol otot pengunyahan.
Fungsi nervus trigeminus harus dibedakan dengan nervus fasialis (nervus cranialis
Tiga divisi nervus trigeminal muncul bersama-sama pada daerah yang disebut
ganglion gaseri. Dari sana, akar nervus trigeminal berjalan kebelakang kearah sisi
brain stem dan masuk ke pons. Dalam brain stem, sinyal akan berjalan terus
Informasi dibawa ke brain stem oleh nervus trigeminus kemudian diproses sebelum
dikirim ke otak dan korteks serebral, dimana persepsi sensasi wajah akan
diturunkan.8
percabangan yaitu :
dinding lateral sinus cavernosus dalam fossa crania media dan bercabang
fissure orbitalis superior. Saraf ini disebarkan ke kornea mata, kulit dahi dan
5
2. Nervus maxillaries bersifat sensoris murni. Meninggalkan cranium melalui
mensarafi kulit pipi dan kulit atas mandibula dan sisi kepala. Juga mensarafi
Nervus Trigeminus merupakan saraf sensoris utama kepala dan saraf otot-
tympani.
nyeri dan raba pada daerah inervasi N. V (daerah muka dan bagian ventral calvaria),
kedua rahangnya dengan rapat, sehingga gigi-gigi pada rahang bawah menekan
6
3. Epidemiologi
wanita. Insidensi kejadian untuk wanita sekitar 5,9 per 100.000 wanita; untuk pria
sekitar 3,4 kasus per 100.000 pria. Kejadian juga berhubungan dengan usia, dimana
neuralgia banyak diderita pada usia antara 50 sampai 70 tahun, walaupun kadang
kadang ditemukan pada usia muda terutama jenis atipikal atau sekunder.
Berdasarkan laporan yang ada, usia paling muda yaitu 12 bulan terkena neuralgia
trigeminal dan pada anak lain terjadi pada usia 3 sampai 11 tahun. Faktor ras dan
insidensi dianggap sama dengan Negara lain maka terdapat 8000 penderita baru
pertahun. Akan tetapi mengingat harapan hidup orang Indonesia makin tinggi maka
4. Etiologi
Ada banyak pendapat yang berbeda tentang etiologi dari trigeminal neuralgia,
namun beberapa dari mereka masih kontroversial karena kurangnya bukti objektif.
Saat ini ada tiga etiologi yang paling populer. Teori pertama berdasarkan pada
penyakit yang berhubungan, kedua adalah trauma langsung pada saraf dan teori
7
Penyakit yang berhubungan seperti gangguan dari vaskularisasi, multipel
sklerosism diabetes melitus, rematoid, dan lain-lain. Pada trauma langsung pada
saraf dibagi menjadi dua bagian yaitu trauma pada bagian perifer dan sentral. Teori
yang ketiga yaitu polyetiologic, faktor yang mungkin dapat berpengaruh dan
pasti, walau sudah sangat banyak penelitian dilakukan. Kesimpulan Wilkins, semua
1.Sifat nyeri yang paroksismal, dengan interval bebas nyeri yang lama.
2. Umumnya ada stimulus 'trigger' yang dibawa melalui aferen berdiameter besar
(bukan serabut nyeri) dan sering melalui divisi saraf kelima diluar divisi untuk
nyeri.
8
3. Kenyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion gasserian dan/ atau
dibanding saraf tepi. Paroksisme nyeri analog dengan bangkitan dan yang menarik
adalah sering dapat dikontrol dengan obat-obatan anti kejang (karbamazepin dan
fenitoin).
suatu cetusan 'aberrant' dari aktivitas neuronal yang mungkin dimulai dengan
memasukkan input melalui saraf kelima, berasal dari sepanjang traktus sentral saraf
kelainan ini. Pada kebanyakan pasien yang dioperasi untuk trigeminal neuralgia
ditemukan adanya kompresi atas nerve root entry zone' saraf kelima pada batang
otak oleh pembuluh darah (45-95% pasien). Hal ini meningkat sesuai usia karena
9
5. Klasifikasi
4. Penderita berusia lebih dari 45 tahun , wanita lebih sering terkena dibanding
laki-laki.
1. Nyeri berlangsung terus menerus dan terasa dikawasan cabang optalmikus atau
2. Nyeri timbul terus menerus dengan puncak nyeri lalu hilang timbul kembali.
10
4. Tidak memperlihatkan kecendrungan pada wanita atau pria dan tidak terbatas
6. Patofisiologi
Hingga saat ini patogenesis trigeminal neuralgia masih kompleks, tidak jelas
dan masih menjadi topik perdebatan di dunia medis. Banyak teori dan hipotesis
yang saat ini menjelaskan mekanisme patofisiologis sentral maupun perifer. Pada
tidak ada bukti kelainan organik (morfologi) pada nervus trigeminus. Sekitar 40
tahun yang lalu, Kerr mengamati spesiment rhizotomi pasien secara histologi dan
menemukan perubahan dari nervus trigeminus secara morfologi yang mirim dengan
endoneural. Untuk beberapa tahun teori yang dapat diterima dari gangguan
mekanisme perifer yaitu teori hubungan pendek yang diajukan oleh Dott pada tahun
1956. Menurut teori ini, serangan trigeminal dimulai dari interkoneksi akson
data yang diterbitkan tidak hanya perubahan morfologi nervus di perifer tetapi juga
trigeminus, batang otak, atau cedera pada korteks serebri. Meskipun belum ada teori
11
nukleus diensepalon, dan korteks pada otak. Beberapa peneliti mengindikasikan
bahwa stimulus psikologis aferen dari reseptor nervus trigeminal dan menginduksi
fokus eksitasi paroksimal pada struktur sentral sehingga terjadi impuls eferen ke
perifer. Meskipun masih terdapat dua pertanyaan utama yang belum terjawab. 10
penyakit, progresifitas distropi tidak hanya pada cabang perifer nervus trigeminus
tapi juga terjadi pada bagian nervus intrakranial. Hal ini telah ditunjukkan bahwa
reaksi alergi imun dari cabang nervus trigeminus dengan cepat terjadi degranulasi
sel mast. Agen-agen seperti histamin, serotonin, heparin, bradikinin, dan yang lain
sel mast dengan segera membangkitkan reaksi hiperergic. Reaksi ini dimulai ketika
imunoglobulin, terutama IgE memperbaiki reseptor spesifik dari sel mast. Sel yang
memproduksi IgE berada pada jaringan limpoid, telinga, hidung, rongga mulut, dan
membran saluran pernafasan bagian atas. Pada penyakit ini, konsentrasi dari IgE
meningkat pada inflamasi pada telinga, mulut, dan tenggorokakn sebanyak 3 kali
dan pada polip hidung meningkat 5-6 kali. Oleh karena itu jumlah antibodi IgE
meningkat secara signifikan pada periode trigeminal akut. Histamin adalah suatu
regulator aktif aktivitas struktur saraf fungsional termasuk mediasi reaksi nyeri.
Telah terbukti bahwa nervus trigeminus adalah kemoreseptor trigger zone histamin.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa histamin yang dilepaskan selama reaksi
imun lokal akan segera terakumulasi pada saraf trigeminal. Bundel neurovaskular
12
pada saraf trigeminus terlokalisasi di osseus kanal. Oleh karena itu, edema saraf
syndrome". Ini berarti bahwa kanal osseus akan menjadi sempit sehingga menekan
pembentukan iritasi fokus stabil tipe paroksismal terletak di SSP. Teori patogenesis
sentral dikonfirmasi lebih lanjut oleh Smith dan McDonald. Mereka membuktikan
gangguan fungsional dan nyeri pada pembentukan fokus dominan dalam segmental
harus ada kondisi yang sesuai dalam tubuh untuk mekanisme patogenetik.
13
Mekanisme Nyeri
Lesi pada sisem saraf pusat; Stroke, Multiple sclerosis, Spinal injury.
7. Manifestasi Klinis
1. Rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat paroksimal, tajam, seperti
berlangsung singkat beberapa detik sampai beberapa menit tetapi kurang dari
dua menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara serangan biasanya ada interval
14
2. Lokasi nyeri umumnya terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus dan
dan nervus maksilaris (V3) 14,1% atau kombinasi keduanya 35,9% sehingga
paling sering rasa nyeri pada setengah wajah bawah. Jarang sekali hanya
terbatas pada nervus optalmikus (V3) 3,3%. Sebagian pasien nyeri terasa
neuralgia dapat mengalami remisi dalam satu tahun atau lebih. Pada periode
4. Sekitar 18% penderita dengan trigeminal neuralgia, pada awalnya nyeri atipikal
yang makin lama menjadi tipikal, disebut preneuralgia trigeminal. Nyeri terasa
tumpul, terus-menerus pada salah satu rahang yang berlangsung beberapa hari
semenit, unilateral (97%), Paling sering pada cabang ke 2 dan 3 Beberapa orang
merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain
merasakan nyeri yang cukup berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik, kena
pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang wajahnya. nyeri yang muncul mendadak,
15
berat, seperti sengatan listrik, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi. Pada
beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit mulut dapat pula terserang. Pada
kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita
berbaring.
Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun,
bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang Minggu. Lalu, tidak sakit lagi
selama beberapa waktu. Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi
wajah, tetapi bisa juga menyebar dengan pola yang lebih luas. Jarang sekali terasa
Insiden 4,3 per 100.000 populasi/tahun, perempuan > laki-laki, sering pada usia
16
8. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesa yang akurat, pemeriksaan klinis dan uji klinis
untuk mengetahui secara pasti stimulus pencetus dan lokasi nyeri saat pemeriksaan.
4. Nyeri dapat timbul spontan atau dipicu oleh aktifitas sehari seperti makan,
17
E. Tersingkirnya kasus-kasus nyeri wajah lainnya melalui anamnesis,
Imaging (MRI). MRI ini sering digunakan sebelum tindakan pembedahan untuk
tidak ada pemeriksaan diagnostik yang dapat mempertegas adanya kelainan ini.
Teknologi CT Scan dan MRI sering digunakan untuk melihat adanya tumor atau
definition MRI angiography) pada nervus trigeminal dan brain stem dapat
menunjukkan daerah nervus yang tertekan oleh vena atau arteri. Sebagai tambahan,
dilakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan stimuli pemicu, dan lokasi yang
pasti dari sakitnya. Pemeriksaan termasuk inspeksi komea, nostril, gusi, lidah dan
di pipi untuk melihat bagaimana daerah tersebut merespon sentuhan dan perubahan
(misalnya CT scan) tak begitu jelas. Faktor riwayat paling penting adalah distribusi
nyeri dan terjadinya 'serangan' nyeri dengan interval bebas nyeri relatif lama. Nyeri
18
mulai pada distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya sering menyerang
(kurang dari satu menit), dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal,
misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bila suatu
Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang
unik dari trigger zone ini adalah rangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan
pada kulit atau rambut di daerah tersebut. Rangsang dengan cara lain, misalnya
dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak
neuralgi Trigeminal hampir selalu normal. Tidak terdapat gangguan sensorik pada
dengan kontraksi sesisih dari otot muka yang disertai nyeri yang hebat. Keadaan ini
perlu dibedakan dengan gerak otot muka yang bisa menyertai neuralgi biasa, yang
dinamakan tic douloureux. Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih sering
dijumpai di daerah sekitar mata dan lebih sering dijumpai pada wanita.
Anamnesis
pemicunya.
19
Menentukan interval bebas nyeri.
Pemeriksaan Fisik
refleks kornea).
Menilai EOM.
20
9. Diagnosis Banding
Neuralgia trigeminal harus dibedakan dari tipe nyeri lainnya yang muncul pada
tetapi adanya eskar bekas erupsi vesikel dapat mengarahkan kepada neuralgia
Dengan gejala nyeri terbakar yang hebat dengan eksaserbasi yang tajam,
berifat unilateral, kuntinu, diprovokasi oleh raba ringan, tidak ada factor yang
2. Cluster headache
Sakit kepala yang hebat, menusuk, nyeri terbakar, unilateral dan sering
daerah trigeminal, sering terjadi pada malam hari, diprovokasi oleh minuman
alcohol, mata merah, hidung tersumbat, muka merah, sering terjadi pada usia
muda.
3. Glossopharingeal Neuralgia
Sakit yang hebat dan berlangsung cepat, unilateral pada distribusi saraf
bawah dan pelipis saat mengunya) dapat menyerupai neuralgia trigeminal tetapi
21
hanya dipicu oleh proses mengunyah; biasanya disebabkan oleh artrosis
Rasa sakit tumpul, berdenyut, unilateral atau bilateral pada daerah aurikular,
5. Sinusitis
Rasa sakit sedang, berdenyut, mengenai satu atau dua sinus, nyeri kontinu,
6. Migrain
berdasarkan periode, ketiadaan faktor pencetus dan durasi tiap nyeri paroksismal
Nyeri hebat, berdenyut, unilateral dan sering berpindah ke sisi lainnya, nyeri
Sindrom yang disebut neuralgia fasial atipik ini (nyeri wajah atipikal) sering
22
ditemukan pada wanita muda atau setengah baya. Nyeri bersifat tumpul dan
menetap, sering kali unilateral pada rahang atas (walaupun dapat menyebar ke
bagian lain kepala dan leher) dan biasanya dihubungkan dengan manifestasi
ansietas kronik dan depresi. Tanda-tanda fisis tidak ditemukan dan pemberian
antidepresan dan obat penenang oleh karena itu, penentuan diagnosis harus
sebaik mungkin.
23
Faktor yang Penyakit
Diagnosis Karakteristik
Persebaran Meringankan/ yang Tata Laksana
Banding Klinis
Memperburuk Dihubungkan
24
angulus usia 30-50
nasolabialis, tahun
hidung Nyeri hebat
bagian berkelanjutan
dalam umumnya pada
daerah maksila
Neuralgia Unilateral Riwayat herpes Sentuhan, Herpes Zoster Carbamazepin,
Post Biasanya Nyeri seperti pergerakan anti depresan
herpetikum pada daerah sensasi dan sedatif
persebaran terbakar,
cabang berdenyut-
oftalmikus denyut
nervus V Parastesia,
kehilangan
sensasi
sensorik
keringat
Sikatriks pada
kulit
Sindrom Unilateral, Nyeri berat Mengunyah, Ompong, Perbaikan
Costen dibelakang berdenyut- tekanan sendi arthritis geligi, operasi
atau di denyut temporomandibular rematoid pada beberapa
depan diperberat oleh kasus
telinga, proses
pelipis, mengunyah,
wajah Nyeri tekan
sendi temporo-
mandibula,
25
Maloklusi atau
ketiadaan
molar
Neuralgia Orbito- Nyeri kepala Alkohol pada Tidak ada Ergotamin
Migreno- frontal, sebelah beberapa kasus sebagai
sum rahang atas, profilaksis
angulus
nasolabial
10. Tatalaksana
Seperti diketahui terapi dari trigeminal neuralgia ada 2 macam yaitu terapi
a. Terapi Farmakologi
sehari ) sebagai terapi lini pertama. Sedangkan terapai lini kedua adalah baclofen
26
lamotrigin mungkin juga efektif. Studi open label telah melaporkan manfaat terapi
obat-obatan anti epilepsi yang lain seperti clonazepam, gabapentin, phenytoin dan
valproat.2
keamanan yang lebih baik. Sementera pengobatan lini kedua dapat diberikan
lamotrgine dengan dosis 400 mg/ hari, baclofenac 40 80 mg/hari, dan pimizoid 4
12 mg/hari.2
Selain itu ada juga pilihan pengobatan alternative, yaitu dengan memberikan
obat antiepilepsi yang telah dipelajari dalam kontrol kecil dan studi terbuka yang
27
Gambar. Management terapi pada trigeminal neuralgia
Karbamazepine
memperlihatkan efek analgesik yang selektif misalnya pada tabes dorsalis dan
neuropati lainnya yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Sebagian besar
menggunakan obat ini. Karena potensi untuk menimbulkan efek samping sangat
agranulositosis maka pasien yang akan diterapi dengan obat ini dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan nilai basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulang
selama pengobatan.2,6,7
28
Pemberian karbamazepine dihentikan jika jumlah leukosit abnormal (rendah).
Jika efek samping yang timbul parah, dosis karbamazepine perhari dapat dikurangi
memperlihatkan perbaikan. Dosis dimulai dengan dosis minimal 1-2 pil perhari,
secara bertahap dapat ditambah hingga rasa sakit hilang atau mulai timbul efek
Efek samping yang timbul dalam dosis yang besar yaitu drowsiness, mental
juga reaksi serius yang tidak berhubungan dengan dosis yaitu allergic skin rash,
keracunan hati, congestive heart failure, halusinasi dan gangguan fungsi seksual.2,6
Oxykarbamazepin
mempunyai efek samping lebih rendah dibanding dengan karbamazepine dan dapat
meredakan nyeri dengan baik. Pada umumnya dosis dimulai dengan 2 x 300 mg
nausea, mual, dizziness, fatique dan tremor. Efek samping yang jarang timbul yaitu
rash, infeksi saluran pernafasan, pandangan ganda dan perubahan elektrolit darah.
29
Seperti obat anti-seizure lainnya, penambahan dan pengurangan obat harus secara
bertahap.2
Lamotrigine
perlahan meningkat sampai dosis 200 - 400 mg/hari dibagi dua dosis. Efek samping
dapat berupa pusing, mual, penglihatan kabur dan ataksia. Sekitar 7- 10% pasien
dapat terjadi ruam pada kulit selama terapi 4 - 8 minggu. Dapat juga terjadi kelainan
berupa deskuamasi atau terkait gejala parah demam atau limfadenopati indikasi
Phenitoin
Phenitoin berefek anti konvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP. Sifat
anti konvulsi obat ini berdasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari
dengan dosis 300-600mg dibagi dalam 3 dosis perhari. Efek samping yang
hypertrichosis.
30
Baklofen
dikombinasi dengan obat-obat tersebut. Obat ini berguna pada pasien yang baru
terdiagnosa dengan rasa nyeri relatif ringan dan tidak dapat mentoleransi
Efek samping yang paling sering timbul karena pemakaian baklofen adalah
mengantuk, pusing, nausea dan kelemahan kaki. Baklofen tidak boleh dihentikan
secara tiba-tiba setelah pemakaian lama karena dapat terjadi halusinasi atau
serangan jantung.2
Gabapentin
Dosis yang dianjurkan 1200-3600 mg/hari. Obat ini hampir sama efektifnya
dengan karbamazepine tetapi efek sampingnya lebih sedikit. Dosis awal biasanya
3x300 mg/hari dan ditambah hingga dosis maksimal. Reaksi merugikan paling
sering adalah somnolen, ataksia, fatique dan nystagmus. Seperti semua obat,
b. Terapi Pembedahan
Terapi farmakologik umumnya efektif akan tetapi ada juga pasien yang tidak
bereaksi atau timbul efek samping yang tidak diinginkan maka diperlukan terapi
pembedahan.2
31
Beberapa situasi yang mengindikasikan untuk dilakukannya terapi
penyembuhan yang berarti, (2) Ketika pasien tidak dapat mentolerir pengobatan
dan gejala semakin memburuk, (3) Adanya gambaran kelainan pembuluh darah
pada MRI.1
dilakukan blok pada nervus trigeminus bagian distal ganglion gasseri yaitu dengan
gliserol atau kompresi dengan balon ke dalam kavum Meckel. Terapi gamma knife
merupakan terapi radiasi yang difokuskan pada radiks nervus trigeminus di fossa
difossa posterior dengan tujuan memisahkan pembuluh darah yang menekan nervus
trigeminus.
32
Algoritme Terapi Trigeminal Neuralgia
33
11. Prognosis
Setelah serangan awal, trigeminal neuralgia dapat muncul kembali selama
menjadi lebih sering, lebih mudah dipicu, dan mungkin memerlukan pengobatan
jangka panjang. Meskipun neuralgia trigeminal tidak terkait dengan hidup singkat,
morbiditas yang terkait dengan nyeri wajah kronis dan berulang dapat
dipertimbangkan jika kondisi tidak cukup terkontrol. Kondisi ini dapat berkembang
menjadi sindrom nyeri kronis, dan pasien dapatmenderita depresi dan kehilangan
fungsi sehari-hari. Pasien dapat memilih untuk membatasi kegiatan yang memicu
rasa sakit, seperti mengunyah, sehingga pasien mungkin kehilangan berat badan
penyebab neuralgia trigeminal, serta mekanisme dan faedah dari pengobatan yang
34
BAB III
PENUTUP
Neuralgia trigeminal adalah suatu keadaan nyeri yang sangat hebat dengan
ditandai serangan nyeri yang mendadak dan terus menerus seperti menusuk atau
seperti tersengat aliran listrik yang berlangsung singkat dan berakhir dalam
unilateral dan mengenai daerah yang disarafi nervus trigeminus. Ada dua macam
etiologi yang pertama adalah idiopatik atau disebut Neuralgia Trigeminal primer
dan yang kedua adalah simptomatik yang disebut Neuralgia Trigeminal sekunder
sedangkan patofisiologi sampai sekarang masih belum jelas dan sejauh ini belum
35
DAFTAR PUSTAKA
Benetto luke, peter nikunj and fuller geraint; neurology; neuralgia trigeminal
Mardjono M, Shidarta P. Saraf otak kelima atau nervus trigeminus dalam neurologi
klinis dasar. Diar Rakyat: Jakarta. 2008.
Sharav Y. Orofacial Pain : Dental Vascular & Neuropathic, In: Pain-An Updated
Review. Seattle: IASP Press. 2002.
Siccoli MM, Bassetti CL, Sndor PS. Facial pain: clinical differential diagnosis.
Lancet Neurology 2006; 5: 257-67; Mengenal Neuralgia Trigeminal: Nyeri
Hebat Sesisi Wajah.
Wahyu Ika Wadhani, dkk. Kapita Selekta Kedokeran. Team Media Aesculapius.
Jakarta, 2000: 44
36
37