Anda di halaman 1dari 14

MORNING

REPORT

Peritonitis Difus
ec Perforasi
Gaster
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASSESSMENT
Peritonitis Difusa ec Perforasi Gaster

PENATALAKSANAAN
DEFINISI

Peritonitis adalah peradangan peritoneum (membran


serosa yang melapisi abdomen dan menutupi visera
abdomen).

Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi


dari organ abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari
luka tembus abdomen.

Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yang


biasanya disertai dengan bakterisemia atau sepsis.
EPIDEMIOLOGI
Peritonitis sekunder merupakan peritonitis yang paling
sering ditemukan dalam praktik klinik

Hampir 80% kasus peritonitis disebabkan oleh nekrosis dari


traktus gastrointestinal

Pada negara berpendapatan rendah : etiologi peritonitis


sekunder yang paling umum : appendisitis perforasi,
perforasi ulkus peptikum, dan perforasi tifoid.

Pada negara-negara barat appendisitis perforasi tetap


merupakan penyebab utama peritonitis sekunder, diikuti
dengan perforasi kolon akibat diverticulitis.

Tingkat insidensi peritonitis pascaoperatif bervariasi antara


1%-20% pada pasien yang menjalani laparatom
ETIOLOGI
Peritonitis primer (spontaneous)
Peradangan pada peritoneum yang penyebabnya berasal
dari ekstraperitoneal dan umumnya dari hematogenous
dissemination.

Peritonitis sekunder
Tersering adalah perforasi appendisitis, perforasi gaster
dan penyakit ulkus duodenal, perforasi kolon (paling sering
kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta
strangulasi usus halus.

Peritonitis tersier
Adanya peritonitis persisten atau rekuren setelah
penanganan yang tidak adekuat terhadap peritonitis primer
atau sekunder.
Potongan sagital dari abdomen yang memperlihatkan
peritoneum parietal dan visceral
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri perut yang hebat, tajam, dirasakan terus-


menerus, dan diperparah dengan adanya pergerakan

Mayoritas pasien cenderung diam terlentang di tempat


tidur dengan sedikit menekuk lutut untuk mengurangi
nyeri perut

Adanya anoreksia, mual, dan muntah seringkali


ditemukan,
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah lengkap dengan hitung jenis


(ditemukan leukositosis, dengan shift to the left yaitu
peningkatan sel batang (PMN)

Kimia darah : peningkatan ureum dan kreatinin (tanda


syok hipovolemik atau sepsis berat)

Pemeriksaan ABG (arterial blood gas) : asidosis


metabolik,
PENATALAKSANAAN

Peritonitis primer : antibiotik spektrum luas, seperti


sefalosporin generasi ke-3 (cefotaxime atau
ceftriaxone )

Peritonitis sekunder : koreksi etiologi (terutama dengan


tindakan pembedahan), pemberian antibiotik sistemik,
dan terapi suportif (resusitasi)
TINJAUAN PUSTAKA

▪Riwanto. 2010. Lambung dan Duodenum. In: Sjamsuhidajat R,


Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R, editors.
Sjamsuhidajat-de Jong buku ajar ilmu bedah, ed 3. Jakarta: EGC.
p. 643-60
▪Daley BJ. 2015. Peritonitis and Abdominal Sepsis. Medscape
Reference, Drug,Disease and Procedures.
▪Ordoñez CA, Puyana JC. Management of Peritonitis in the
Critically Ill Patient. Surg Clin North Am 2006; 86(6): 1323–49
▪Gupta S, Kaushik R. Peritonitis - the Eastern experience. World J
Emerg Surg 2006; 1:13.
▪Malangoni M, Inui T. Peritonitis - the Western experience. World
J Emerg Surg 2006; 1(1):25
▪Williams N. 2008. Acute Peritonitis. In: Williams N, Bulstrode C,
O’connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery
ed. 25th. London: Hodder Arnold. p. 992-6

Anda mungkin juga menyukai