Anda di halaman 1dari 21

PERITONITIS

HILDA TRI DAMAYANTI


Pendahuluan
Peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering
pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar 10-40%.
Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil
karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang
berakibat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Ketepatan
diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan
melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
Definisi
Peritonitis adalah peradangan peritoneum (membran serosa yang
melapisi rongga abdomen dan menutupi visera abdomen)
merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk
akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran
infeksi dari organ abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari luka
tembus abdomen.
Etiologi
Berdasarkan Etiologinya Infeksi peritoneal dapat
diklasifikasikan sebagai bentuk:
◦Primer (dari penyebaran hematogen, biasanya pada
keadaan immunocompromise)
◦Sekunder (berhubungan dg proses patologis di organ
viseral, seperti perforasi, trauma, atau postoperative)
◦Tersier (infeksi yg persisten atau rekuren setelah diterapi)
Patofisiologi
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi bakteri adalah
keluarnya eksudat fibrinosa  terbentuk kantong-kantong
nanah (abses) di antara perlekatan fibrinosa
Bila infeksi tersebar luas, menjadi peritonitis generalisata 
aktifitas peristaltik turun  ileus paralitik  usus menjadi
atoni & meregang
Cairan & elektrolit hilang kedalam lumen usus  dehidrasi,
gangguan sirkulasi, oligouria, syok.
Manifestasi Klinis
Bervariasi tergantung pada luas, berat, dan jenis organisme
penyebab peritonitis.
Yang biasa terjadi adalah:
◦ Demam, takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok
◦ Leukositosis
◦ Nyeri abdomen Umumnya nyeri tumpul
◦ Muntah
◦ Distensi Abdomen, kaku, rebound tenderness, defens muskular
◦ Peristaltik usus menurun  hilang
Diagnosis
Anamnesis:
◦ Keluhan nyeri seluruh perut (akut abdomen)
◦ Keluhan perubahan kesadaran
◦ Demam
◦ Anoreksia, vomitus, perut kembung, tidak bisa b.a.b., flatus.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik:
◦ Tanda vital : Kesadaran menurun, Tekanan darah(MAP) , takipneu, takikardi,
subfebris/febris.
◦ Thoraks: dapat ditemukan tanda-tanda pneumoni, empyema.
◦ Abdomen: distensi abdomen, nyeri tekan, nyeri lepas, defance musculair,
tanda-tanda ileus paralitik : bising usus menurun.
◦ Colok Dubur: Sphincter lemah, nyeri tekan.
◦ Produksi urin berkurang.
Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium :
◦Hemoglobin : Mungkin anemi
◦Leukositosis/ Leukopeni.
◦Komplikasi : Ureum, kreatinin, gula darah, Natrium,
Kalium, AGD.
◦Kultur : cairan peritoneum/ pus (abses/peritonitis
tersier).
Diagnosis
Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan
dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. Pada peritonitis dilakukan
foto polos abdomen 3 posisi, yaitu :
1.Tiduran telentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi
anteroposterior ( AP ).
2.Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar
horizontal proyeksi AP.
3.Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar horizontal,
proyeksi AP.
Gambaran radiologis pada peritonitis yaitu terlihat kekaburan pada cavum
abdomen, preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas
subdiafragma atau intra peritoneal
Dengan menggunakan foto polos thorak difragma dapat terlihat terangkat pada
satu sisi atau keduanya akibat adanya udara bebas dalam cavum peritoneum
Posisi LLD, didapatkan free air intra peritoneal pada daerah perut yang paling
tinggi. Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan
dinding abdomen.
Differential Diagnosis
Diagnosis banding dari peritonitis adalah apendisitis,
pankreatitis, gastroenteritis, kolesistitis, salpingitis,
kehamilan ektopik terganggu.
Penatalaksanaan
Konservatif
Prinsip umum pengobatan adalah mengistirahatkan saluran cerna dengan
Memuasakan pasien
Dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik atau intestinal
Pengganti cairan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena
Pemberian antibiotik yang sesuai
Pembuangan fokus septik (apendiks) atau penyebab radang lainnya
Penatalaksanaan
Pemberian Oksigen
Resusitasi Cairan
Analgetik
Antibiotik
Penatalaksanaan
Definitif
Pembedahan
Laparotomi
Laporoskopi
Drain
Komplikasi
◦ Syok Sepsis
◦ Abses intraabdominal atau sepsis abdominal persisten.
◦ Adhesi
Prognosa
Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik,
sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan
akibat organisme virulen
Thank You

Anda mungkin juga menyukai