FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
REFERAT
JUNI 2015
VESIKOLITHIASIS
Oleh :
TENRI MARDARLISSA DM, S. Ked
10542 0129 09
Pembimbing :
dr. A. Malik Yususf Sp.U
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa :
Nama
NIM
: 10542 0129 09
Judul Referat
: Vesikolithiasis
Pembimbing
2
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Referat ini dengan judul
Vesikolithiasis. Syukur Alhamdulillah ya Allah. Tugas ini ditulis sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah.
Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas Referat ini. Namun
berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman
sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada
dr.A.Malik Yusuf, Sp. U. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan
koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa Referat ini masih jauh dari yang diharapkan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.
Semoga Referat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara
khusus.
Makassar, Juni 2015
Penulis
iii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .....................................................................................
ii
iii
iv
b. Definisi ...........................................................................................
c. Epidemiologi ..................................................................................
d. Etiologi ...........................................................................................
14
g. Manifestasi Klinis...........................................................................
17
h. Diganosis ........................................................................................
18
18
19
20
23
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit batu saluran kemih yang selanjutnya disingkat BSK adalah
terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat
dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang
mempengaruhi daya larut substansi.
Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa di Negara barat sekitar
5% dan terutama diderita oleh pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya
sekitar 2-3%.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi Fisiologi
dengan
perkembangan
kehidupan
suatu
bangsa.
Berdasarkan
ginjal adalah faktor keturunan misalnya Asidosis tubulus ginjal (ATG). ATG
menunjukkan suatu gangguan ekskresi H+ dari tubulus ginjal atau kehilangan
HCO3 dalam air kemih, akibatnya timbul asidosis metabolik1.
Riwayat BSK bersifat keturunan, menyerang beberapa orang dalam satu
keluarga. Penyakit-penyakit heriditer yang menyebabkan BSK antara lain:
a. Dents disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi vitamin D
sehingga penyerapan kalsium di usus meningkat, akibat hiperkalsiuria,
proteinuria, glikosuria, aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya
mengakibatkan batu kalsium oksalat dan gagal ginjal.
b. Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis air kemih
rendah hiperkalsi uria dan nefrokalsinosis.
2. Umur
BSK banyak terdapat pada golongan umur 30-60 tahun. Hasil penelitian
yang dilakukan terhadap penderita BSK di RS DR Kariadi selama lima tahun
(1989-1993), frekuensi terbanyak pada dekade empat sampai dengan enam.
3. Jenis Kelamin
Kejadian BSK berbedaan tara laki-laki dan wanita. Pada laki-laki lebih
sering terjadi dibanding wanita 3:1. Khusus di Indonesia angka kejadian BSK
yang sesungguhnya belum diketahui, tetapi diperkirakan paling tidak terdapat
170.000 kasus baru pertahun10.
Serum testosteron menghasilkan peningkatan produksi oksalat endogen
oleh hati. Rendahnya serum testosteron pada wanita dan anak-anak
menyebabkan rendahnya kejadian batu saluran kemih pada wanita dan anakanak.1
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1.
Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemihyang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerahstone belt
(sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak
dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2.
yang mempunyai kadar asamurat tinggi akan lebih berisiko terhadap BSK
Asupan Air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4.
Diet
Diperkirakan
Protein hewani akan menurunkan keasaman (pH) air kemih sehingga bersifat
asam, maka protein hewani tergolong aci dash food, Akibat reabsorbsi
kalsium dalam tubulus berkurang sehingga kadar kalsium air kemih naik.
Selain itu hasil metabolisme protein hewani akan menyebabkan kadar sitrat
air kemih turun, kadar asam urat dalam darah dan air kemih naik. Konsumsi
protein hewani berlebihan dapat juga menimbulkan kenaikan kadar kolesterol
dan memicu terjadinya hipertensi, maka berdasarkan hal tersebut diatas maka
konsumsi protein hewani berlebihan memudahkan timbulnya batu saluran
kemih.
Karbohidrat
tidak mempengaruhi
terbentuknya
batu kalsium
oksalat, sebagian besar buah adalah alkaliash food (Cran berry dan kismis).
Alkasiash food akan menyebabkan pH air kemih naik sehingga timbul batu
kalsium oksalat. Sayur
bayam,
yang
dapat mengurangi
mencegah timbulnya batu saluran kemih. Hanya sedikit buah yang bersifat
acidash food seperti kismis dan cran beri. Banyak buah yang mengandung
sitrat terutama jeruk yang penting sekali untuk mencegah timbulnya batu
saluran kemih, karena sitrat merupakan inhibitor yang paling kuat. Karena
itu
6.
Pengaruh diet tinggi kalsium hanya 6% pada kenaikan kalsium air kemih.
Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktivitas atau sedentary life.
Kegemukan(Obesitas)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan peningkatan lemak
tubuh baik diseluruh tubuh maupun di bagian tertentu. Obesitas dapat
ditentukan dengan pengukuran antropometri seperti IMT, distribusi lemak
tubuh/persen lemak tubuh melalui pengukurang tebal lemak bawah kulit.
Dikatakan obese jika IMT 25kg/m2. Pada penelitian kasus batu kalsium
oksalat yang idiopatik didapatkan 59,2% terkena kegemukan. Pada laki-laki
yang berat badannya naik 15,9 kg dari berat badan waktu umur 21 tahun
mempunyai RR 1,39. Pada wanita yang berat badannya naik 15,9 kg dari
berat waktu berumur 18 tahun, RR 1,7. Hal ini disebabkan pada orang yang
gemuk pH air kemih turun, kadar asamurat, oksalat dan kalsium naik.
9. Kebiasaan Menahan Buang Air Kemih
kemih yang dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK
yang disebabkan kuman pemecah urea sangat mudah menimbulkan jenis
batu struvit. Selain itu dengan adanya stasis air kemih maka dapat terjadi
pengendapan kristal1.
10. Tinggi rendahnya pH Air Kemih
awal atau
proses kimia, fisiko maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui
terjadinya batu didalam sistem pielokaliks ginjal sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan pembentuk batu dalam tubulus renalis. Berdasarkan faktor
fisiko kimiawi dikenal teori pembentukan batu sebagai berikut:
a. Teori Supersaturasi
terpenting
(pengendapan).
dan
merupakan
prasyarat
untuk
terjadinya
resipitasi
ZonaSaturasi Tinggi
terbentukintibatu spontan
batucepat tumbuh/agregasi
inhibitortidak begituefektif
ZonaS
Kenaikan Konsentrasi
bahan pengkristal
upersaturasiMetastabil
batumungkinmembesartapitidaj terbentukinti batu
disolusibatu tidakbisaterjadi
agregasibatu tidak bisaterjadi
inhibitorcegahkristalisasi
Zonastabildarisaturasirendah
tidakada pembentukan dariintibatu
disolusibisa terjadi
agregasibisa terjadi
Zonastabil
10
Kekuatan ion terutama ditentukan oleh natrium, kalsium dan klorida. Bila
kekuatanion naik, maka akan menyebabkan APCaOx turun dan risiko
pembentukan kristal kalium oksalat, sebab jumlah konsentrasi ion biasanya akan
menurun. Kalsium dapat membentuk kompleks dengan sitrat yang larut dalam
air. Keasaman air kemih akan mempengaruhi pembentukan kompleks maupun
aktivitas ion bebas. Pada kenaikan pH terjadi kenaikan kompleks kalsium sitrat
dan kalsium fosfat serta penurunan kompleks kalsium sulfat pada pH 6,5 atau
lebih. Hampir semua ion sitrat terionisasi sehingga sangat mudah membentuk
kompleks dengan 3 ion kalsium. Pada penurunan pH terjadi sebaliknya yaitu
penurunan kemampuan ion sitrat untuk mengikat kalsium sehingga lebih mudah
membentuk kompleks kalsium oksalat. Pada pH tinggi terjadi suasana basa, maka
ion hidrogen bebas turun sehingga menaikkan ion fosfat bebas.
b. Teorimatrik
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan
mitochondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat
maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan berada diselasela anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti sarang laba-laba yang
berisi protein 65%, Heksana 10%, Heksosamin 2-5% sisanya air. Pada benang
menempel kristal batu yang sebabkan batu makin lama makin besar. Matrik
tersebut merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.
c. Teori Inhibitor
Pada penelitian diketahui bahwa walaupun kadar bahan pembentuk batu
sama tingginya pada beberapa orang tetapi tidak semua menderita penyakit batu.
Hal tersebut disebabkan pada orang yang tidak terbentuk batu dalam air kemihnya
mengandung bahan penghambat untuk terjadinya batu (inhibitor) yang lebih
tinggi kadarnya dibanding pada penderita batu. Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu
organik yang sering terdapat adalah asam sitrat, nefrokalsin dan tammahorsefallgliko protein dan jarang terdapat yaitu gliko-samin glikans, uropontin.
Inhibitor anorganik yaitu pirofosfat, magnesium dan Zinc.
Menurut penelitian inhibitor yang paling kuat yaitu sitrat, karena sitrat
akan bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut dalam air.
11
12
hanya Oxalo bacter formigenes saja yang tak dapat hidup tanpa oksalat1.
2. Teorivaskuler
Pada penderita batu saluran kemih sering didapat adanya penyakit
hipertensi dan kadar kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan
teorivaskuler untuk terjadinya batu saluran kemih.
a. Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolis 140mmHg atau lebih,
atau tekanan darah diastolis 90mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan
anti hipertensi37. Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal
sedangkan pada orang yang tidak hipertensi yang mempunyai perkapuran ginjal
sebanyak 52%. Hal ini disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok
1800dan aliran darah berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi. Pada
penderita hipertensi aliran turbulen ini berakibat penendapan ion-ion kalsium
papilla (Ranalls plaque) disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah
menjadi batu
b. Kolesterol
Pada penelitian terhadap batu yang diambil dengan operasi ternyata mengandung
kolesterol bebas 0,058-2,258 serta kolesterol ester 0,012-0,777 mikrogram per
miligram batu. Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi
melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran
13
kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan
kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori epitaksi).
ini
14
tersebut. Diet dengan tinggi protein dan purin serta minuman beralkohol
meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah.
Sebanyak 20-40% pasien pada Goutakan membentuk batu, oleh karena itu
tingginya asam urat yang berakibat hiperurikosuria. Batu asam urat ini adalah tipe
batu yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak
dengan terapi kemolisis. Analisis darah dan air kemih pada batu asam urat asam
urat >380mol/dl (6,4mg/100ml), pH air kemih 5,8.
3.
Batu Kalsium
Fosfat Dua macam batu kalsium fosfat terjadi tergantung suasana pH air
kemih. Karbonat apatite (dahllite) terbentuk pada pH > 6,8 dengan konsentrasi
kalsium yang tinggi dan sitrat rendah. Seperti pada batu kalsium oksalat, batu
kalsium fosfat juga merupakan batu campuran. Terjadi pada suasana air kemih
yang alkali atau terinfeksi. Terjadi bersama dengan CaOx atau struvit. Brushite
(kalsium hydrogen fosfat) terbentuk pada pH air kemih 6,5-6,8 dengan
konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi. Batu ini mempunyai sifat keras dan
sulit dipecah dengan lithotripsy, cepat terbentuk dengan angka kekambuhan yang
tinggi. Sebanyak 1,5% monomineral,0,5% campuran bersama dengan CaOx.
Analisa darah dan air kemih menunjukkan hiperkalsemia (> 2-2,5
15
mmol/l). Penyebab terbentuknya batu kalsium oksalat renal tubular asidosis dan
infeksi saluran kemih. Kalsium dalam air kemih >2,5 mmol/liter dan pH air
kemih > 6,8)
4.
Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri yang memproduksi
urease (proteus, providentia, klebsiella dan psedomonas). Frekuensi 4-6%, batu
struvit lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki. Infeksi saluran kemih
terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada
kondisi tersebut kelarutan fosfat menurun yang berakibat terjadinya batu struvit
dan kristalisasi karbonapatite, sehingga batu struvit sering terjadi bersamaan
dengan batu karbonat apatite. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak
sangat penting untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.
Di samping pengobatan terhadap infeksinya, membuat suasana air
kemih
normal, cystine air kemih 0,8 mmol/hari. Kalsium, oksalat dan urat meningkat.
16
Laboratorium
Batu struvit
Batu cystine
Batu xanthine
2. Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat
17
obstruksi dan stasis diproksimal dari sumbatan. Keadaan yang cukup berat
terjadi apabila terjadi pus yang berlanjut menjadi fistularenokutan.
3. Demam
Adanya demam yang berhubungan dengan BSK merupakan kasus darurat karena
dapat menyebabkan urosepsis.
4. Mual dan Muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas seringkali menyebabkan mual dan muntah,
dapat juga disebabkan oleh uremia sekunder.
h. Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan
diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik,
laboratorium dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya
obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal. Secara radiologik, batu
dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis
batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,dan
menentukan sebab terjadinya batu. Pemeriksaan renogram berguna untuk
menentukan faal kedua ginjal secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila
kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih
mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak bedah
pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk melihat semua
jenis batu, menentuka nruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan
untuk menentukan posisi batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah
tertingggalnya batu.
i. Diagnosis Banding
Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan
18
apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa
batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor
yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Pada
batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor
ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz.
j. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis
dan rencana terapi antara lain Foto Polos Abdomen Pembuatan foto polos
abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran
kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan
paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non
opak (radio lusen).Urutan radio opasitas beberapa batu saluran kemih seperti pada
tabel
Jenis Batu
Radioopasitas
Kalsium
Opak
MAP
Semiopak
Urat/Sistin
Non opak
Tabel :. Urutan Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih.
1. Pielografi Intra Vena (PIV) batu nonopak yang tidak dapat terlihat oleh foto
polos abdomen. Jika PIV belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran
kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah
pemeriksaan pielografiretrograd.
2. Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,
yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat
menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan sebagai
echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.
3. Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.
4. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungs
iginjal.
19
20
Vesikolitotomi terbuka:
Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras,
kesulitan
akses
melalui
uretra,
tindakan
bersamaan
dengan
21
ESWL:
Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak memungkinkan
untuk operasi. Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan.
Adanya obstruksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus. Ural Clin North Am
2000;27(2):333-346.
22
23