Anda di halaman 1dari 15

A.

Susunan dan Gerak Planet


1. Gerak Planet
Ada dua pandangan tentang gerakan planet, diantaranya :
a. Pandangan geosentris yang disampaikan oleh Ptolomeus, yaitu suatu
pandangan yang memandang bahwa bumi merupakan pusat tata surya.
b. Pandangan heliosentris yang disampaikan oleh Copernicus. Adalah
pandangan yang memandang bahwa matahari merupakan pusat tata surya.
Copernicus memandang gerak planet-planet mengelilingi matahari adalah
berbentuk lingkaran.
2. Hukum Kepler
Kepler menemukan rumusan gerak planet mengitari matahari dan
merangkumnya ke dalam hukum Kepler.
a. Hukum Kepler I
Hukum Kepler I menyatakan bahwa : Planet bergerak dalam
bidang datar berbentuk ellips dengan matahari berada pada salah satu
titik fokus tersebut. Ini menunjukkan bahwa kedudukan planet terhadap
matahari jaraknya selalu berubah. Titik terjauh dari matahari disebut
aphelium dan titik terdekatnya disebut perihelium.
b. Hukum Kepler II
Dalam selang waktu yang sama ( t ), vektor jari-jari ke matahari
(R) menyapu luas daerah yang sama (A). Karena vektor jejari r ini selalu
berubah besarnya sedangkan luasnya daerah A sama, berarti panjang
busur s juga selalu berubah. Ini berarti untuk selang waktu yang sama
t , panjang lintasan selalu berubah yang berarti kecepatan dari planet
tiap saat di setiap titik tidak sama. Planet mencapai kecepatan terbesar saat
diperihelium dan kecepatan terkecil saat di aphelium.

c. Hukum Kepler III


Hukum ketiga Kepler mengatakan bahwa Kuadrat waktu yang diperlukan
oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat
tiga jarak rata-rata planet-plenet tersebut dari matahari. Jika T1 dan T
2 menyatakan periode dua planet, dan r 1 dan r 2 menyatakan jarak rata-
rata dari matahari, maka
1 2 1 3
( ) = ( )
2 2

Tabel 1. Data planet yang digunakan pada Hukum Kepler

Planet Jarak rata-rata dari Periode, T r3/T2 (1024


(tahun) km3/th2)
matahari, r (x 106) km
Merkurius 57,9 241 3,34
Venus 108,2 615 3,35
Bumi 149,6 1,0 3,35
Mars 227,9 1,88 3,35
Jupiter 778,3 11,86 3,35
Saturnus 1.43 29,5 3,34
Terdapat keberaturan pada gerak planet mengelilingi matahari, yaitu:
1) Orbit planet eksentrisitanya (kelengkungan orbitnya) kecil, dan yang
terbesar pada planet Pluto dengan eksentrisitas e = 0,249.
2) Orbit semua planet hampir terletak dalam satu bidang.
3) Semua planet bergerak mengitari matahari dalam arah yang sama dari
barat ke timur.
Planet superior adalah planet yang memiliki orbit lebih besar dari
orbit bumi, diantaranya Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan
Pluto. Sedangkan planet inferior adalah planet yang memiliki orbit lebih
kecil dari orbit bumi, diantaranya Mercurius dan Venus. Pada umumnya
planet luar bergerak di bola langit dari barat ke timur, namun ada juga
yang bergerak mundur dari timur ke barat dan kemudian maju lagi dari
barat ke timur, demikian seterusnya. Gerak balik planet ini dinamakan
gerak retrograde seperti misalnya pada gerak planet mars dan planet
saturnus. Seperti halnya Mars, Saturnus juga menunjukkan gerak balik
(retrograde) setiap menjelang kedudukan oposisinya.
3. Kedudukan Planet
Ketika bumi berada di antara planet superior dan matahari atau
dengan kata lain planet muncul di langit tepat dalam arah yang
berlawanan dengan matahari, pada saat demikian ini, planet itu terbit saat
matahari terbenam. Pada kedudukan ini dikatakan planet ada dalam
oposisi. Pada keadaan lainnya, planet superior bisa berada pada sisi yang
sama dengan matahari. Karena berada pada arah yang sama dengan
matahari, maka dengan sendirinya planet tersebut tidak tampak. Pada saat
ini dikatakan planet berkonjungsi. Planet pada suatu saat bisa muncul pada
posisi 900 dari matahari, dan saat ini dikatakan planet ada pada kuadran
timur dan kuadran barat. Bila planet ada pada kuadran, maka planet akan
terbit atau terbenam pada saat tengah hari atau tengah malam. Gambar 1.4
memperlihatkan planet superior pada kedudukan oposisi (O), konjungsi
(C), kuadran timur (E), dan kuadran barat (W).

(E) Kuadran Timur

Sudut elongasi
(O) Oposisi (C) Konjungsi
Bumi Matahari

(W) Kuadran Barat

Gambar 8. Kedudukan planet superior pada saat oposisi (O), Konjungsi (C),
kuadran timur (E) dan kuadran barat (W)
Sudut yang terbentuk oleh arah bumi-planet dan arah bumi-matahari disebut
sudut elongasi planet. Jadi elongasi planet adalah jarak anguler dari matahari
dilihat dari bumi. Jarak anguler terbesar dari matahari arah ke timur maupun ke
barat dinamakan berelongasi terbesar (timur atau barat) seperti pada Gambar 1.5
di E atau di W. Ketika planet dalam lewat antara bumi dan matahari, planet
dikatakan berkonjungsi bawah, dan bila berada di sebelah luar matahari dia
dikatakan berkonjungsi atas.
Elongasi Timur
E
(Konjungsi Dalam
Bumi (Konjungsi luar
Matahari

W
Elongasi Barat

Gambar 9.Kedudukan planet inferior saat konjungsi dan berelongasi

4. Periode Sideris (P) dan Sinodis (S).


Periode sideris adalah waktu yang ditempuh oleh planet dalam
peredarannya sampai kedudukan semula atau satu kali edar (evolusi).
Misalkan planet A (Gambar 1.6) dalam peredarannya mengitari matahari
mulai dari A1 sampai kembali keposisi A1 lagi inilah yang dinamakan
periode sideris.
Periode sinodis adalah waktu edar planet dari suatu posisi ke posisi
yang sama lagi terhadap matahari, misalnya dari kedudukan oposisi ke
kedudukan oposisi berikutnya, waktunya disebut periodesinodis.
Misalkan dua buah planet A dan B. Planet A bergerak dalam orbit
yang lebih kecil sehingga bergerak lebih cepat daripada planet B. Pada
posisi 1 planet A berada antara B dan matahari (M), berarti planet B
berada pada kedudukan oposisi terlihat dari A, dan A berada pada
kedudukan konjungsi bawah dilihat dari B.
Ketika A telah membuat satu kali orbit mengitari matahari, A
kembali lagi ke posisi 1 (A2), sementara itu B telah bergerak sampai ke
posisi 2 (B2), tetapi saat ini A dan B tidak lagi dalam kedudukan oposisi.
Setelah beberapa waktu lagi, A bergerak sampai ke A3 dan B mencapai B3.
3
B3
A3

A1 M
1
2
B1 A2 B2

Gambar 10.Kedudukan planet dalam terhadap matahari pada periode sideris


dan periode sinodis

Pada posisi 3 ini kedudukan planet B kembali pada kedudukan oposisi


terhadap matahari dilihat dari A. Jadi pada posisi 3 ini planet A telah bergerak
sejauh 3600 ditambah sudut antara A2 sampai A3. Waktu yang diperlukan oleh
planet A sampai kembali mencapai posisi bertindihan dengan planet B ini disebut
periode sinodis dari planet A terhadap planet B. Bila B adalah bumi dan A adalah
planet dalam, maka periode sinodis planet A adalah waktu yang diperlukan oleh
planet itu untuk kembali bertindihan dengan bumi yaitu 3600 ditambah sudut
A1MA3. Tetapi bila A adalah bumi dan B adalah planet luar, maka periode sinodis
dari B adalah waktu yang diperlukan bumi untuk bertindihan kembali dengan
planet luar tersebut.
Apa yang teramati dari bumi sesungguhnya adalah periode sinodis suatu
planet, sedangkan periode siderisnya tidak mungkin diamati. Kita dapat
menurunkan periode siderisnya (P) suatu planet berdasarkan periode sinodisnya.
Misalkan suatu planet luar A berada pada oposisi A1 terhadap matahari M dilihat
dari bumi B1 seperti tampak pada Gambar 1.7.
A3
B2
B3 A2

A1
M B1

Gambar 11.Kedudukan planet luar terhadap matahari pada periode sideris


dan periode sinodis
Setelah sehari, bumi menempuh sudut B1MB2, yaitu:
360 0
Sudut B1MB2 =
P
Sementara sudut yang ditempuh oleh planet adalah:
360 0
Sudut A1MA2 =
P
Di mana:
P = periode sideris bumi (1 tahun)
P = periode sideris planet
S = periode sinodis planet
360 0 360 0
Beda antara bumi dan planet adalah =
P P
Setelah satu periode sinodis planet (S), bumi ada di B3 dan planet ada di A3. beda
sudut antara bumi dan planet adalah 3600, sehingga memenuhi hubungan sebagai
berikut.
360 0 360 0
S 360
0

P P
1 1 1

P P S
1 1 1

P P S
Jika satuan waktu dipakai dalam tahun maka:
1 1
1
P S
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan untuk planet dalam berlaku,
1 1
1
P S
Sebagai contoh, planet Jupiter periode sinodisnya 1,09211 tahun. Karena Jupiter
adalah planet luar maka:
1 1
1
P 1,09211
= 1-0,91566
= 0,08434
1
P= 11,86 tahun
0,08434

B. Keadaan Fisis Planet


Kesembilan planet dalam tatasurya masing-masing memliki ciri
yang unik. Pada umumnya planet ini dikelompokkan dalam dua kelompok
yaitu kelompok besar terdiri dari planet yang besar-besar seperti Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus yang dinamkan kelompok planet Jovian
atau planet-planet raksasa. Kata Jovian dari Latin berarti Jupiter. Ketiga
planet di luar Jupiter digolongkan Jovian karena menyerupai Jupiter.
Kelompok yang lain adalah kelompok planet kecil seperti Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars yang dinamakan planet Terrestrial (dari Latin terra
berarti bumi atau planet kebumian). Hampir semua planet berotasi pada
sumbunya dalam arah yang sama dengan arah revolusinya, tekecuali
Venus yang berotasi dalam arah yang berlawanan dengan planet lainnya,
sedangkan Uranus berotasi dalam arah yang hampir tegak lurus dengan
orbitnya. Hampir semua planet memiliki atmosfir kecuali Merkurius.
Perbedaan yang mencolok dari kedua kelompok planet itu yaitu planet
Jovian adalah planet-planet pasif yang keberadaannya hampir seluruhnya
memiliki kerapatan massa rendah, karena sebagian besar terdiri dari gas
ringan hydrogen dan helium, sedangkan planet kebumian karapatannya
jauh lebih besar dan terutama terdiri dari bahan padat.
Jupiter umpamanya 318 kali massa bumi tidak mempunyai
permukaan padat sebagaimana Terrestrial. Planet-planet Jovian
diperkirakan memiliki inti batuan di pusat, bemassa beberapa kali massa
bumi. Cincin-cincin berupa bungkahan es batuan mengitari setiap planet
Jovian, yang mencengangkan adalah cincin melingkari Saturnus sampai
sekarang belum diketahui bagaimana kejadianya.

1. Planet Kebumian
a. Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat ke
matahari, planet terkecil kedua di tatasurya,
dengan periode evolusi hanya 88 hari.
Merkurius sukar dilihat karena selalu muncul
dekat matahari dan paling jauh 280 dari
matahari. Ketika muncul merkurius
merupakan benda yang paling terang di langit. Merkurius hanya tampak satu
minggu saat berelongasi timur yang nampak sebagai bintang sore di horizon barat
beberapa saat setelah matahari terbenam, demikian pula merkurius akan nampak
saat berelongasi barat sebagai bintang pagi beberapa saat sebelum matahari terbit.
Merkurius tidak memiliki satelit. Jarak dari matahari 58 juta km, bergaris
tengah 4880 km (kurang dari diameter bumi), volume dan massa planet sama
besar 1/18 kali bumi. Kerapatan massa 5,5 x 103 kg/m3 atau hampir sama dengan
kerapatan bumi. Berdasarkan pengamatan radar planet Merkurius berotasi 58,64
hari, hal itu sama dengan 2/3 periode revolusi. Ini berarti satu hari Merkurius
sama dengan 176 hari Bumi. Kebanyakan planet mempunyai lintasan orbit yang
berbentuk lingkaran tetapi lintasan Merkurius berwujud bundar telur.
Permukaan planet Merkurius dipenuhi batuan kasar, gelap berpori. Untuk
ukuran planet kecil semacam Merkurius kepadatan planet dipandang
mencengangkan. Inti besi meliputi jejari planet. Medan magnet lemah hanya
1% medan bumi yang menunjukkan inti cairan tetapi ketiadaan selubung magma
yang melingkupi inti, meyakinkan peneliti di masa lalu pernah mengalami
tumbukan hebat berulang-ulang, sehingga selubung mantel hampir tercerabut.
Dalam banyak hal lainnya Merkurius juga menyerupai bulan,
permukaannya penuh dengan kawah-kawah. Juga terdapat perbedaan besar antara
suhu siang dan malam hari. Pada siang hari, suhu permukaan Merkurius dapat
mencapai 4000 C, cukup panas untuk melelehkan timah tetapi ada malam hari
suhu menurun mendekati -2000 C cukup dingin untuk mencairka gas oksigen.
Seperti di bulan malam sangat dingin disebabkan oleh tiadanya selimut angkasa
yang menahan panas.

b. Venus

Para astronom kerap menyatakan Venus


sebagai saudara kembar Bumi. Alasannya
apabila ditinjau dari parameter fisika planet
massa, kerapatan, ukuran, dan volume
keduanya berdekatan, massanya 0,82 kali
massa Bumi dengan jejari 6051,4 km dan
kerapatan 5,2 x 103 kg/m3. Kedua planet
terbentuk di massa bersamaan dari kabut matahari, namun kesamaan antara Venus
dan Bumi berakhir di situ. Venus berbeda dengan Bumi, tidak ada lautan dan
diliputi atmosfer sangat tebal yang adalah gas CO2, sedikitpun tidak ada uap air
H2O, awannya berwarna merah berasal dari uap asam sulfur H2S, di permukaan
planet, tekanan atmosfer adalah 92 kali tekanan di Bumi.
Venus jelas terlihat dari Bumi. Venus sering dijuluki bintang pagi atau
bintang senja, karena terlihat kemilau d i timur pada saat matahari terbit atau di
barat pada waktu tenggelamnya matahari. Venus tampak sangat mengkilap karena
mempunyai selubung tebal awan putih. Awan tersebut memantulkan cahaya
matahari secara sempurna karena hal itulah Venus jauh lebih terang dari semua
bintang di langit, kecuali matahari. Sebab lain mengapa Venus Nampak secerah
itu ialah karena letaknya lebih dekat ke Bumi dibandingkan dengan planet lain.
Jarak terdekat antara planet ini dengan Bumi hanyalah sebesar 42 juta km, tetapi
pada kedudukan titik terdekat ini Venus tak terlihat dari Bumi, sebab planet
tersebut mempunyai fase seperti bulan. Pada saat terdekat itu matahari ada di
belakang Venus, oleh sebab itu muka Venus yang menghadap ke kita tampak
gelap tetapi saat Venus bergerak menjauhi Bumi, makin besar permukaannya
yang tampak. Ketika Venus berada di seberang matahari seluruh permukaannya
yang menghadap ke Bumi disinari matahari.
Venus berotasi sangat lambat, berlawanan arah rotasi Bumi yang berputar
dari barat ke timur. Sehari di Venus berlangsung 243 hari Bumi, jauh lebih
panjang dari periode revolusi mengelilingi matahari yang lamanya 225 hari. Jadi
sehari Venus lebih panjang dari setahun Bumi. Arah rotasi Venus dari tmur ke
barat, maka pengamat di Venus akan melihat matahari terbit dari barat dan
terbenam di timur.
Angkasa di sekeliling Venus terutama terdiri dari gas karbondioksida.
Sifat gas karbondioksida tidak meneruskan panjang gelombang, maka radiasi
yang masuk terperangkap dalam permukaan planet, suatu gejala yang dinamakan
efek rumah kaca. Inilah yang menyebabkan suhu permukaan planet pada siang
hari menjadi agak tinggi antara 721 K dan 732 K. panas yang ditahan oleh
angkasanya mengahangatkan planet tersebut pada malam hari. Permukaan Venus
disamping banyak dataran tinggi bahkan ada yang sampai ketinggian 11 km, juga
terdapat lembah dan ngarai yang sangat lebar dan dalam.

c. Bumi

Dari ruang antariksa, Bumi terlihat sebagai


bola cerah berwarna indah. Tujuh puluh
persen permukaannya tertutup air, yang
merupakan pemantul sinar matahari. Sekitar
4.600 juta tahun yang lampau, planet kita
lahir. Pada waktu itu Bumi masih merupakan massa batuan yang merah membara
dan cair. Setelah jutaan tahun, batuan itu mendingin dan terbentuklah kerak bumi
yang padat. Kira-kira 1000 juta tahun yang lampau, permukaan planet Bumi
berwujud satu pulau yang dkelilingi samudra tak terbatas, tetapi gaya rentang
dalam kerak Bumi merobek pulau tersebut menjadi benua yang terpisah-pisah.

d. Mars

Di antara kelompok planet, Mars


merupakan planet yang paling mirip
dengan Bumi, merupakan satu-
satunya planet yang permukaannya
bisa diamati dari Bumi sedangkan
planet-planet lain permukaannya
diselubungi awan tebal atau terlalu
jauh untuk dapat diamati dengan jelas.
Mars merupakan sebutan dewa perang romawi, planet keempat di
tatasurya, merah di langit karena permukaan regolith limonit. Regolith adalah sisa
batuan hancur berupa pasir mengandung senyawa silikat besi seperti karat yang
disebut limonit. Berjarak rata-rata 228 juta km, Mars adalah Planet kecil, garis
tengah Bumi atau 2 kali garis tengah Bulan yaitu sekitar 6800 km dan 1/10 massa
bumi, dan kerapatannya 4,0 x 103 kg/m3. Medan gravitasinya hanya 38% ari
gravitasi Bumi. Luas permukaan di Mars sama dengan luas seluruh benua di
Bumi. Hari di Mars disebut sol panjangnya jam lebih hari di Bumi dan tahun
Mars dua kali tahun Bumi. Dua satelit Mars Phobos dan Deimos adalah nama bagi
kedua hewan peliharaan dewa romawi Mars. Keduanya adalah batuan-batuan
kecil gelap dipenuhi kawah.
Orbit mars miring 1051 tehadap bidang ekliptika. Periode rotasinya 24jam
37m 3s, mendekati sama dengan rotasi Bumi. Demikian juga ekuatornya miring
250 terhadapa bidang orbitnya yang hampir sama dengan sudut orbit Bumi dengan
0
ekuator yang 23 berarti di Mars juga terjadi pergantian musim seperti di
Bumi. Suhu maksimun di ekuator Mars bisa mencapai 300 C tetapi suhu saat
matahari terbit mencapai -400 C dan saat terbenam suhunya -200 C, suhu malam
hari bisa mencapai -750 C dan suhu kutubnya sekitar -1500 C.
Planet mars memiliki lapisan atmosfer yang sangat tipis, dengan tekanan
di permukaan kurang dari 0,01 atm. Atmosfernya terutama terdiri dari gas CO
sebanyak 95% , nitrogen 3%, argon 2%, oksigen 0,4%, uap air, krypton, dan
xenon. Permukaan Mars banyak ditutupi kawah lebar sampai 200 km, juga
terdapat gunung berapi dan yang terkenal gunung Olympus Mons dengan
ketinggian 25 km. di Mars juga banyak terdapat ngarai besar dengan panjang 5000
km, lebar 75 km, dan dalam 6 km.

2. Planet Jovian
a. Jupiter
Orang romawi menamakan planet sesuai raja
dari dewa-dewa mereka. Jupiter adalah planet
kelima dari matahari, terbesar di tatasurya.
Jupiter merupakan planet terbesar dalam
tatasurya dengan diameter 143 x 103 km atau
11 kali diameter Bumi dan massa 318 kali massa Bumi atau lebih besar dari
seluruh massa planet lainnya. Gravitasi permukaannya 2,53 kali gravitasi Bumi
dengan kerapatan 1,33 x 103 kg/m3. Jarak Jupiter ke matahari 778 x 106 km,
periode orbitnya 11,86 tahun dan bidang orbit miring 1018 terhadap bidang
ekliptika. Periode rotasinya adalah 9 jam 55 menit yang merupakan planet dengan
kala rotasi tercepat.
Pada atmosfernya yang nampak berwarna terdapat suatu noda merah besar
selebar 50.000 km. Noda merah ini adalah merupakan pusaran atmosfer yang semi
permanen. Jupiter memiliki medan magnetik yang 30 kali lebih kuat dari medan
magnetik Bumi.
Suhu pada permukaan Jupiter berkisar di sekitar -1460 C, dengan hanya
sedikit perubahan pada siang dan malam hari. Lapisan angkasa tebal, yang
terutama terdiri atas hydrogen, menyelimuti planet raksasa ini. Sejmlah gas kecil
yang lain termasuk ammonia terdapat di sana, gas inilah yang membentuk awan-
awan putih.
Dari suatu jarak, Jupiter memperlihatkan alur-alur pita Horizontal. Pita-pta
itu adalah lapisan awan yang digerakkan angin yang kuat. Di perbatasan pita-pita
itu bertiup angin dengan arah yang berlawanan.

b. Saturnus
Saturnus adalah planet ke enam dari matahari
dan kedua terbesar dalam tatasurya memiliki
sistem cincin yang sangat indah. Cincin-cincin
itu diperkirakan terdiri dari debu halus, kerikil
kecil atau bulir-bulir es yang tak terhingga
banyaknya. Planet ini berdiameter 120.000 km
dan massa 92 kali massa Bumi dengan kerapatan 0,7 x 103 kg/m3. Gravitasinya
sekitar 7% lebih besar dari Bumi dengan kecepatan lepas 36 km/s seperti Jupiter,
berat atmosfer menekan ke dalam semakin kuat, maka hidrogn mengembun
menjadi cair. Di dekat pusat planet hydrogen bersifat logam cair menghantar
listrik dan magnet. Pusat Saturnus berupa inti batuan dan suhu ditaksir 15.0000 C.
0
Orbit Saturnus miring 2 terhadap ekliptika dengan periode orbit 2
tahun sedangkan periode rotasinya 10j 38m. sumbu rotasinya miring 270 terhadap
garis tegak lurus orbitnya.jarak planet ini ke matahari sekitar 10 kali lebih jauh
dari Bumi. Atmosfer Saturnus mirip komposisi kimianya dengan di Jupiter.
Disebabkan oleh selubung awannya, baru sedikit yang dapat diketahui tentang
Saturnus tetapi susunan Saturnus hampir menyerupai Jupiter.

c. Uranus
Planet ini dapat dilihat dengan mata telanjang
tetapi sangat lemah dan Nampak kehijauan.
Orbitnya hampir terletak dalam bidang
ekliptika, periode orbitnya 84 tahun. Uranus
memiliki 5 buah satelit. Massa Uranus sekitar
14,5 kali massa Bumi, dengan diameter
51.000 km dan kerapatan 1,3 x 103 kg/m3
dengan gravitasi di permukaannya hampir sama dengan Bumi. Atmosfernya
terdiri dari gas metana dan hydrogen dan terdapat amoniak beku, karena suhu di
Uranus sangat rendah.

d. Neptunus
Neptunus berjarak 30 SA dari
matahari dan orbitnya hampir
lingkaran, jarak reratanya 4497 x 106
km dengan variasi 39 x 106 km.
periode orbit mengitari matahari
adalah 165 tahun dan periode
rotasinya 18 jam. Neptunus
mempunyai massa 17,2 kali massa
Bumi dengan diameter sekitar 50.450
km dan kerapatan 1,5 x 103 km/m3. Melalui teleskop, Neptunus nampak seperti
piringan hijau kecil. Ini menandakan bahwa atmosfernya tersusun dari metana
dan hydrogen, sama seperti Uranus. Suhu dipermukaannya 60K.
Cahaya yang dipantulkan oleh atmosfer Neptunus yang tebal itu berwarna
biru, sebab metana atmosfer menyerap gelombang merah dan oranye tetapi
menghamburkan cahaya biru. Neptunus memancarkan 2,7 kali energy yang
diserapnya dari matahari. Neptunus masih terus mancari keseimbangan gravitasi
dengan mengerut, dari energy yang dipancarkan para astronom dapat
memperkirakan temperature Neptunus di pusat. Suhu itu sama dengan 51490 C,
sama panas dengan permukaan matahari.

Anda mungkin juga menyukai