Anda di halaman 1dari 8

Kerangka Acuan Kegiatan

Pelacakan dan Konseling Kasus Gizi Buruk

UPT Puskesmas Tunjung Teja Tahun 2017

a. Pendahuluan

Kurang energi protein ( KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan
masyarakat di indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,sebanyak 13,0 %
berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan
13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori
sangat pendek.

Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO
lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh
karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat. Dalam upaya mengatasi
masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, kementrian kesehatan telah menetapkan
kebijakan yang komprehensif, meliputi pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan
pertumbuhan di posyandu, promosi/edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk. Upaya
pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan pertumbuhan di posyandu.

b. Latar Belakang

Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT)
sedangkan balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai tata tatalaksana anak
gizi buruk yang ada. Untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita, dan menurunkan
prevalensi gizi kurang dan buruk, pemerintah menetapkan target bahwa semua balita gizi
buruk di rawat. Di wilayah kerja Puskesmas Tunjung Teja berdasarkan data PSG agustus
tahun 2016 di temukan kasus gizi buruk sebanyak 19 orang. Menurut survey identifikasi
kebutuhan masyarakat sebanyak 50% hasil survey menunjukan keluarga tidak mau
mengajak anak-anaknya untuk dilakukan perawatan secara rawat inap dikarenakan
ketidakmampuan biaya pengobatan dan kurangnya pengetahuan tentang cara
penanganan dan pemulihan kasus gizi buruk. Terkait kasus tersebut Penanganan dan
pemulihan balita gizi buruk dapat dilakukan secara rawat inap dan rawat jalan. Selama ini
pemulihan balita gizi buruk dilakukan dengan rawat inap di fasilitas kesehatan, tanpa
pemisahan penderita yang disertai komplikasi ataupun yang tidak disertai komplikasi.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya antara lain cakupan balita yang ditemukan
dan dirujuk masih rendah, lamanya masa perawatan yang mengakibatkan perawatan tidak
tuntas karena umumnya pulang paksa. Untuk mengatasi kendala tersebut, penderita gizi
buruk tanpa komplikasi dapat dirawat dirumah secara rawat jalan terkait dengan hal
tersebut diatas perlu diadakan kegiatan pelacakan dan konseling kasus gizi, berdasarkan
prinsip bahwa penemuan penderita gizi buruk secara dini dan ditangani secara tepat maka
tingkat keberhasilan penatalaksanaannya akan tinggi.

c. TUJUAN

Tujuan umum

Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi.

Tujuan khusus

1. Dilakukan kunjungan rumah untuk penemuan kasus secara dini dan penapisan anak
gizi buruk.
2. Terselenggaranya kegiatan perawatan anak gizi buruk sesuai standar
3. Dilakukan pendampingan anak gizi buruk pasca rawat jalan dan rawat inap,
dilakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan anak gizi buruk.
4. Konseling dan edukasi pada orang tua/ibu dan pengasuhnya tentang perawatan
anak gizi buruk

c. kegiatan pokok dan rincian kegiatan

No Kegiatan pokok Rincian kegiatan

1. kunjungan rumah dengan Tim Penemuan kasus gizi buruk Di posyandu, atas
Surveilans dan TPG (tenaga dasar pelaporan dari hasil pemeriksaan di
pelaksana gizi) fasilitas kesehatan (Puskesmas dan jaringannya,
bidan desa rumah sakit dan dokter/bidan
praktek swasta)dan hasil laporan masyarakat
2. Penapisan Anak Gizi Buruk Dilakukan pemeriksaan antropometri dan tanda
klinis untuk kesimpulan apakah anak perlu
diberikan penanaganan secara rawat jalan atau
rawat secara rawat inap, dan bila hasil
pemeriksaan anak di temukan tanda-tanda
sebagai berikut: BB/TB < -2 s/d -3 SD, LILA 11,5
s/d 12,5 cm, serta tidak ada komplikasi medis
dikategorikan gizi kurang dan perlu diberikan
PMT Pemulihan.

3. Pemberian PMT PMT pemulihan untuk balita adalah 90 hari


makan dan didistribusikan kepada sasaran
dibantu oleh bidan desa dan kader.
4. Konseling asuhan gizi Merubah kebiasaan memberi makan, prinsip
pemberian makan berperilaku CTPS (cuci
tangan pake sabun)

d. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran


a) Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan adalah dengan mengikuti siklus Plan Do
Check Action
b) Sasaran:
Bayi balita dan anak prasekolah dan usia sekolah
c) Rincian kegiatan, sasaran khusus, dan cara melaksanakan kegiatan
No Kegiatan pokok Sasaran umum Rincian kegiatan Sasaran Cara
melaksana
kan
kegiatan
1. kunjungan rumah Bayi balita dan Penemuan kasus gizi Bayi balita dan Plan Do
dengan Tim anak buruk Di posyandu, anak gizi kurang check
Surveilans atas dasar pelaporan dan gizi buruk Action
dari hasil
pemeriksaan di
fasilitas kesehatan
(Puskesmas dan
jaringannya, bidan
desa rumah sakit
dan dokter/bidan
praktek swasta)dan
hasil laporan
masyarakan
2. Penapisan Anak Bayi balita dan Klien Dilakukan Bayi balita dan Plan Do
Gizi Buruk anak pemeriksaan anak gizi kurang check
antropometri dan dan gizi buruk Action
tanda klinis untuk
kesimpulan apakah
anak perlu diberikan
penanaganan secara
rawat jalan atau
rawat secara rawat
inap, dan bila hasil
pemeriksaan anak di
temukan tanda-
tanda sebagai
berikut: BB/TB < -2
s/d -3 SD, LILA 11,5
s/d 12,5 cm, serta
tidak ada komplikasi
medis dikategorikan
gizi kurang dan perlu
diberikan PMT
Pemulihan.
3. Pemberian PMT Bayi balita dan PMT pemulihan Bayi balita dan Plan Do
anak untuk balita adalah anak gizi kurang check
90 hari makan dan dan gizi buruk Action
didistribusikan
kepada sasaran
dibantu oleh bidan
desa dan kader.
4. Konseling asuhan Ibu dan keluarga Merubah kebiasaan Ibu dan keluarga Plan Do
gizi serta pengasuh memberi makan, serta pengasuh check
prinsip pemberian Action
makan berperilaku
CTPS (cuci tangan
pake sabun)

e. Jadwal kegiatan

No. kegiatan
1. jan feb mar apr mei jun jul ags sept okt nov Des
kunjungan x x x x x x x x x x x x
rumah
dengan
Tim
Surveilans
2. Penapisan x x x x x x x x x x x x
Anak Gizi
Buruk
3. Pemberian x x x x x x x x x x x X
PMT
4. Konseling x x x x x x x x x x x x
asuhan
gizi

f. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap minggu dan dilakukan
pembahasan internal program
g. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Hasil kegiatan dijadikan sebagai laporan rutin dan menjadi bahan evaluasi kegiatan
UKM di Puskesmas Tunjung Teja.

Anda mungkin juga menyukai