Contoh PTK PAI SD UPAYA MENINGKATKAN HAS
Contoh PTK PAI SD UPAYA MENINGKATKAN HAS
MENINGKATKAN HASIL
PEMBELAJARAN PAI POKOK
BAHASAN PUASA MELALUI METODE
PROBLEM POSING SISWA KELAS V
Posted by noer al khosim on 05:08 in PTKlaporan | 0 komentar
A. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PAI POKOK BAHASAN PUASA
MELALUI METODE PROBLEM POSING SISWA KELAS V SD NEGERI 05 KEJENE
Artinya: .Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang
beriman dan berilmu.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia di muka bumi merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat
berkembang, sejahtera dan bahagia menurut konsep dan pandangan hidup mereka.
Arifin M. dan Aminudin Rasyad (1992: 1) berpendapat bahwa untuk memajukan kehidupan
mereka itu, pendidikan menjadi sasaran utama yang perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten, berdasarkan berbagai pandangan teoritikan dan praktikal sepanjang waktu sesuai
dengan lingkungan kehidupan manusia.
Sedangkan yang dimaksud dengan minat merupakan keinginan, dorongan, atau pembangkit
tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Dalam artian minat adalah keinginan untuk
merubah sesuatu yang tadinya ada menjadi ada, yang tadinya mampu menjadi mampu, dan
yang tadinya tidak mengerti menjadi faham.
Menurut Muhibbin Syah (1999: 35) berpendapat bahwa pendidikan ditinjau dari sudut
psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah upaya menumbuhkembangkan sumber daya
manusia melalui proses hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsung
dalam lingkungan masyarakat yang terorganisasi.
Merupakan tugas pokok para pendidik atau guru untuk membangkitkan minat siswa dalam
kegiatan belajar mereka, baik itu belajar yang bersifat formal yaitu proses belajar yang
dilaksanakan di sekolah ataupun informal yaitu proses belajar yang dilaksanakan di luar
sekolah yang sering didapat dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa pada
lingkungan atau kehgidupan sosialnya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana hasil pembelajaran PAI
Pokok Bahasan Puasa melalui metode Problem Possing. Pada kesempatan kali ini, penulis
akan meneliti siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 05 KejeneKecamatan Randudongkal
Kabupaten Pemalang.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana minat belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimana interaksi sosial yang dilakukan siswa di dalam lingkungan sekolah dan di
dalam lingkungan masyarakat?
3. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
terhadap interaksi sosial yang dilakukan siswa baik di dalam lingkungan sekolah
maupun di dalam lingkungan masyarakat?
D. TUJUAN PENELITIAN
Pada dasarnya setiap penelitian itu mempunyai tujuan. Oleh karena itu, penelitian yang
dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Realitas Hasil Pembelajaran PAI Pokok Bahasan Puasa pada kelas V Sekolah Dasar
Negeri 05 KejeneKecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.
2. Realitas interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa baik di dalam lingkungan sekolah
ataupun di dalam lingkungan masyarakat.
3. Realitas pengaruh minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
terhadap interaksi sosial yang dilakukan siswa baik di dalam lingkungan sekolah
maupun di dalam lingkungan masyarakat.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam proses belajar-mengajar dibutuhkan komunikasi antara guru dan peserta didik yang
memadukan dua kegiatan, yaitu kegiatan mengajar (usaha guru) dan kegiatan belajar (usaha
murid). Guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar
mengajar, karena seringkali kegagalan pengajaran disebabkan oleh lemahnya sistem
komunikasi yang terjalin antara guru dengan pebelajar.
Guru merupakan faktor ekstrinsik yang harus mampu menimbulkan semangat belajar secara
individu dan memberikan arah serta motivasi untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Menurut Samsu Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila guru
menggunakan waktunya di kelas untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti waktu itu
telah diinvestasikan kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan
materi pelajaran, hal itu merupakan salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar.
Agar dalam proses belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa
membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada proses belajar mengajar khususnya
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam tidak dapat dipungkiri, karena dengan
mebangkitkan minat yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat lagi belajar.
Sejalan dengan itu, Abu Ahmadi (1997: 111) mengemukakan bahwa barang siapa yang
bekerja berdasarkan minat dan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat
bosan. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan dan memelihara memelihara minat belajar
siswa dengan tujuan pencapaian keberhasilan pada proses belajar mengajar yang maksimal.
Selain meningkatkan minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru juga bertugas
memperhatikan kegiatan yang di lakukan oleh siswa baik itu yang dilakukan di dalam
lingkungan sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat. Karena seorang guru selain
bertugas menyampaikan bahan ajaran juga bertugas sebagai orang tua yang mengasuh,
memperhatikan, serta menjaga siswanya.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa akan sangat berpengaruh terhadap prestasi yang
akan dicapai olehnya, karena lingkungan sosial sangat berperan aktif dalam pembentukan
karakter seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti mengadakan hubungan atau interaksi dengan
orang lain, interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya.
Oleh karenanya, apabila minat belajar pada siswa itu tinggi serta diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari maka interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa pasti akan baik pula, sebaliknya
apabila minat belajar pada siswa itu rendah sekaligus dalam pengamalan sehari-harinya
kurang maka interaksi sosialnya pun pasti akan tidak sempurna.
Seorang anak yang rajin belajar akan lebih aktif bertanya dan mencari informasi yang
dianggapnya penting dan dibutuhkan dibandingkan dengan anak yang malas. Dalam
pencarian informasi tersebutlah interaksi sosial itu berlangsung.
4. Hubungan Antara Minat Siswa dalam Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Interaksi
Sosial
rxy : angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y : jumlah dari hasil perkalian
antara deviasi dari sekor-sekor variabel X (yaitu: x) dan deviasi dari sekor-sekor variabel Y
(yaitu: y)
SDx : deviasi standar dari variabel X
SDy : deviasi standar dari variabel Y
N : number of chase
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi, Abu. dkk. (1997). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara,
Jakarta.
2. Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
3. Departem Agama RI. (1989). Al Quran dan Terjemah, Gema Risalah, Bandung.
4. M, Arifin, dan Rasyad, Aminudin. (1992). Dasar-dasar Kependidikan, Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta.
5. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.
6. Yusuf, Syamsu. (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan PBM, CV. Andira, Band