Anda di halaman 1dari 5

Contoh PTK PAI SD: UPAYA

MENINGKATKAN HASIL
PEMBELAJARAN PAI POKOK
BAHASAN PUASA MELALUI METODE
PROBLEM POSING SISWA KELAS V
Posted by noer al khosim on 05:08 in PTKlaporan | 0 komentar

A. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PAI POKOK BAHASAN PUASA
MELALUI METODE PROBLEM POSING SISWA KELAS V SD NEGERI 05 KEJENE

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang
yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam
buku atau yang diajarkan oleh guru.
Disamping itu pula, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka
seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini,
biasanya bisanya mereka akan merasa cukup puas bila mereka telah mampu memperlihatkan
keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan
tujuan keterampilan tersebut.
Muhibbin Syah (1999: 59) mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Dalam artian, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk,
dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan atau ketidaklengkapan
persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan
mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik.
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat
manusia di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lain yang
lebih dahulu maju karena belajar. Meskipun dari proses belajar tersebut selain muncul
dampak yang positif juga akan muncul dampak negatif. Dalam perspektif Islam, belajar
merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Seperti halnya yang dijabarkan dalam
Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 11:

Artinya: .Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang
beriman dan berilmu.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia di muka bumi merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat
berkembang, sejahtera dan bahagia menurut konsep dan pandangan hidup mereka.
Arifin M. dan Aminudin Rasyad (1992: 1) berpendapat bahwa untuk memajukan kehidupan
mereka itu, pendidikan menjadi sasaran utama yang perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten, berdasarkan berbagai pandangan teoritikan dan praktikal sepanjang waktu sesuai
dengan lingkungan kehidupan manusia.
Sedangkan yang dimaksud dengan minat merupakan keinginan, dorongan, atau pembangkit
tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Dalam artian minat adalah keinginan untuk
merubah sesuatu yang tadinya ada menjadi ada, yang tadinya mampu menjadi mampu, dan
yang tadinya tidak mengerti menjadi faham.
Menurut Muhibbin Syah (1999: 35) berpendapat bahwa pendidikan ditinjau dari sudut
psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah upaya menumbuhkembangkan sumber daya
manusia melalui proses hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsung
dalam lingkungan masyarakat yang terorganisasi.
Merupakan tugas pokok para pendidik atau guru untuk membangkitkan minat siswa dalam
kegiatan belajar mereka, baik itu belajar yang bersifat formal yaitu proses belajar yang
dilaksanakan di sekolah ataupun informal yaitu proses belajar yang dilaksanakan di luar
sekolah yang sering didapat dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa pada
lingkungan atau kehgidupan sosialnya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana hasil pembelajaran PAI
Pokok Bahasan Puasa melalui metode Problem Possing. Pada kesempatan kali ini, penulis
akan meneliti siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 05 KejeneKecamatan Randudongkal
Kabupaten Pemalang.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana minat belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimana interaksi sosial yang dilakukan siswa di dalam lingkungan sekolah dan di
dalam lingkungan masyarakat?
3. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
terhadap interaksi sosial yang dilakukan siswa baik di dalam lingkungan sekolah
maupun di dalam lingkungan masyarakat?

D. TUJUAN PENELITIAN
Pada dasarnya setiap penelitian itu mempunyai tujuan. Oleh karena itu, penelitian yang
dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Realitas Hasil Pembelajaran PAI Pokok Bahasan Puasa pada kelas V Sekolah Dasar
Negeri 05 KejeneKecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.
2. Realitas interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa baik di dalam lingkungan sekolah
ataupun di dalam lingkungan masyarakat.
3. Realitas pengaruh minat belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
terhadap interaksi sosial yang dilakukan siswa baik di dalam lingkungan sekolah
maupun di dalam lingkungan masyarakat.

E. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam proses belajar-mengajar dibutuhkan komunikasi antara guru dan peserta didik yang
memadukan dua kegiatan, yaitu kegiatan mengajar (usaha guru) dan kegiatan belajar (usaha
murid). Guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar
mengajar, karena seringkali kegagalan pengajaran disebabkan oleh lemahnya sistem
komunikasi yang terjalin antara guru dengan pebelajar.
Guru merupakan faktor ekstrinsik yang harus mampu menimbulkan semangat belajar secara
individu dan memberikan arah serta motivasi untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Menurut Samsu Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila guru
menggunakan waktunya di kelas untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti waktu itu
telah diinvestasikan kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan
materi pelajaran, hal itu merupakan salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar.
Agar dalam proses belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa
membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada proses belajar mengajar khususnya
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam tidak dapat dipungkiri, karena dengan
mebangkitkan minat yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat lagi belajar.
Sejalan dengan itu, Abu Ahmadi (1997: 111) mengemukakan bahwa barang siapa yang
bekerja berdasarkan minat dan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat
bosan. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan dan memelihara memelihara minat belajar
siswa dengan tujuan pencapaian keberhasilan pada proses belajar mengajar yang maksimal.
Selain meningkatkan minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru juga bertugas
memperhatikan kegiatan yang di lakukan oleh siswa baik itu yang dilakukan di dalam
lingkungan sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat. Karena seorang guru selain
bertugas menyampaikan bahan ajaran juga bertugas sebagai orang tua yang mengasuh,
memperhatikan, serta menjaga siswanya.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa akan sangat berpengaruh terhadap prestasi yang
akan dicapai olehnya, karena lingkungan sosial sangat berperan aktif dalam pembentukan
karakter seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti mengadakan hubungan atau interaksi dengan
orang lain, interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya.
Oleh karenanya, apabila minat belajar pada siswa itu tinggi serta diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari maka interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa pasti akan baik pula, sebaliknya
apabila minat belajar pada siswa itu rendah sekaligus dalam pengamalan sehari-harinya
kurang maka interaksi sosialnya pun pasti akan tidak sempurna.
Seorang anak yang rajin belajar akan lebih aktif bertanya dan mencari informasi yang
dianggapnya penting dan dibutuhkan dibandingkan dengan anak yang malas. Dalam
pencarian informasi tersebutlah interaksi sosial itu berlangsung.

F. KONDISI OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN


Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 05 Kejene
Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, menurut penulis sekolah ini lokasinya
sangat strategis berada.
Selain itu, pertimbangan penulis menggunakan Sekolah Dasar Negeri 05 Kejene sebagai
lokasi penelitian yakni memudahkan akomodasi dan transpostasi dalam pengambilan data
penelitian, karena jarak rumah penulis dengan lokasi penelitian lebih kurang 1 km dan hanya
memerlukan waktu 15 menit dari rumah penulis untuk sampai ke lokasi penelitian.
Sekolah Dasar Negeri 05 Kejene berada DI Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang,
luas tanah Sekolah Dasar Negeri 05 Kejene II 1.145 m2 dengan memiliki 6 ruang kelas, 1
ruang kantor, 1 ruang kelas ABK, 1 lokal kamar kecil ,1 lokal ruang tempat ibadah / Mushola,
dan 1 lokal rumah dinas penjaga.
G. KAJIAN TEORITIS
1. Minat
Pengertian Minat
Indikator Minat

2. PAI Sebagai Salah Satu Mata Pelajaran di Sekolah Dasar


3. Interaksi Sosial
Pengertian Interaksi Sosial
Jenis-jenis Interaksi Sosial
Indikator Interaksi Sosial

4. Hubungan Antara Minat Siswa dalam Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Interaksi
Sosial

H. METODE, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENELITIAN


1. Metode
Dalam penelitian ini penulis menggunakan yaitu metode deskriptif yaitu metode yang
diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan hasil
penelitian apa adanya. Dengan alasan masalah yang akan diteliti adalah suatu masalah yang
sedang berlangsung, yaitu penelitian pada kegiatan yang diselenggarakan rutin secara
akademik.
2. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 102) menyatakan bahhwa pupulasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Berdasarkan batasan tadi, maka dapat ditetapkan bahwa populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri Pajajar II mereka seluruhnya berjumlah 138
orang.
3. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 104) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dalam kaitannya dengan penarikan sampel jika subjek lebih dari
100 orang maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka dari jumlah
populasi sebanyak 138 orang diambil untuk dijadikan sampel yaitu 76 orang. Untuk lebih
memudahkan penulis pengambilan sampel ini hanya dilakukan pada kelas IV, V, dan VI.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian, adapun teknik
penelitian yang penulis digunakan dalam penelitian ini yaitu diantaranya:
Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh objek penelitian. Sebab angket
menurut Suharsimi Arikunto (1992: 124) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari tanggapan siswa dan merupakan laporan
tentang hal yang diketahuinya. Dengan demikian angket itu bisa berupa pertanyaan-
pertanyaan atau pernyataan-pernyataan. Pelaksanaannya dengan cara menyandarkan
suatu daftar pertanyaan dan jawaban kepada sejumlah siswa untuk mendapatkan
tanggapan mengenai minat siswa dalam belajar khususnya bidang studi Pendidikan
Agama Islam yang hubungannya dengan interaksi sosial mereka.
Observasi. Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan disertai penelitian secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.
Teknik ini dimaksudkan untuk mendekati kenyataan praktis yang berlangsung di
lokasi penelitian, karena itu teknik ini akan diarahkan untuk melihat gambaran umum
lokasi penelitian. Selain itu akan diteliti pula berbagai masalah yang berkaitan dengan
pembahasan penelitian ini.
Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan ini digunakan sebagai data pelengkap primer
untuk memperoleh pembendaharaan kerangka pemikiran dengan cara mengutif
langsung atau menyimpulkan langsung dari buku yang berkaitan dengan judul
proposal ini.

5 Teknik Analisis Data


Setelah data tentang minat siswa dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam serta
data tentang interaksi sosial di masyarakat telah terkumpul, maka akan diadakan analisis data.
Sehubungan dengan penelitian ini melibatkan dua variabel, sehingga penyusun mengadakan
analisis data secara logika serta mengadakan analisa dengan menggunakan pendekatan
statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

rxy : angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y : jumlah dari hasil perkalian
antara deviasi dari sekor-sekor variabel X (yaitu: x) dan deviasi dari sekor-sekor variabel Y
(yaitu: y)
SDx : deviasi standar dari variabel X
SDy : deviasi standar dari variabel Y
N : number of chase

DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi, Abu. dkk. (1997). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara,
Jakarta.
2. Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
3. Departem Agama RI. (1989). Al Quran dan Terjemah, Gema Risalah, Bandung.
4. M, Arifin, dan Rasyad, Aminudin. (1992). Dasar-dasar Kependidikan, Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta.
5. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.
6. Yusuf, Syamsu. (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan PBM, CV. Andira, Band

Anda mungkin juga menyukai