Oleh
TETE SUMITRA
PEMBIMBING PROPOSAL
______________________
NIP.
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengetahui,
PEMBIMBING PROPOSAL
B. BIDANG KAJIAN
A. Mata Pelajaran yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Pendidikan
Agama Islam (PAI)
B. Bidang Kajian penelitian ini adalah materi Materi QS: An-Nisa 4:59, Al-
Maidah 5:48 dan At-Taubah 9:105
D. RUMUSAN MASALAH
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan , peneliti merumuskan
masalah utama dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Penerapan Model
Discovery Learning untuk meningkatkan ke aktifan belajar PAI Materi QS: An-
Nisa 4:59, Al-Maidah 5:48 dan At-Taubah 9:105 Pada Peserta Didik di Kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat.?”. Secara spesifik
rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan pembelajaran Model Discovery Learning untuk
meningkatkan ke aktifan belajar PAI Materi QS: An-Nisa 4:59, Al-Maidah
5:48 dan At-Taubah 9:105 Pada Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Sindangkerta?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI
Materi QS: An-Nisa 4:59, Al-Maidah 5:48 dan At-Taubah 9:105 Pada Peserta
Didik di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sindangkerta?
E. TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini secara umum adalah “Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data
mengenai penerapan Model Discovery Learning untuk meningkatkan
pembelajaran Materi QS: An-Nisa 4:59, Al-Maidah 5:48 dan At-Taubah 9:105
Pada Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sindangkerta?. Secara khusus
tujuan penelitian ini adalah sebgai berikut:
1. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai
peningkatan pembelajaran materi QS: An-Nisa 4:59, Al-Maidah 5:48 dan At-
Taubah 9:105 Pada Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Sindangkerta?
2. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai peningkatan hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran PAI materi QS: An-Nisa 4:59, Al-
Maidah 5:48 dan At-Taubah 9:105 Pada Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Sindangkerta?
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
1) Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery berasal dari bahasa Inggris “discovery”, yang berarti
penemuan. Secara umum discovery learning adalah proses dimana
para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam dunia ini dan
bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabannya. Secara
khusus, discovery learning adalah metode yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah.”[5]
Sedangkan menurut Budiningsih menyebutkan Model Discovery
Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
[6] Adapun Brune, Discovery Learning merupakan pembelajaran
berdasarkan penemuan (inquirybased), konstruktivis dan teori
bagaimana belajar. Model pembelajaran yang diberikan kepada
siswa memiliki skenario pembelajaran untuk memecahkan
masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk memecahkan
masalah mereka sendiri.[7]
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis
dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Langkah Persiapan Model Discovery Learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
c. Prosedur Aplikasi Model Discovery Learning[8]
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan
untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai
kegiatan poses belajar mengajar dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan kegiatan belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu
siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah). Permasalahan yang dipilih itu
selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa
untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan
suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis[9]. Tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan
sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif
untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu[10]
Data processing disebut juga dengan pengkodean atau
kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan
generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil data processing[11] Verification menurut Bruner,
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi
yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
apakah terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi[12]. Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau
prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Sebagai model pembelajaran, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini. Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaan inkuiri dan problem solving dengan
Discovery Learning ialah bahwa pada discovery learning
masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah
yang direkayasa oleh guru.
B. Jenis Penelitian
Melihat judul penelitian yang lokasi penelitiannya di kelas, maka dapat
diketahui bahwa penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Hopkins dalam Bambang Warsito, Penelitian Tindakan Kelas
atau yang lebih dikenal dengan sebutan classroom action research
merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik
pendidikan oleh seklompok masyarakat melalui tindakan praktis yang
mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya.[28]
C. Prosedur Penelitian
1. Sumber Data
Adapun data pada penelitian ini bersumber dari para responden yaitu
peserta didik kelas XI IPS SMAN 1 Sindangkerta Kabupaten Bandung
Barat yang berjumlah 30 orang.
2. Jenis Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang dibutuhkan yakni:
data kualitatif berupa situasi pembelajaran pada saat praktik
penggunaan metode pendekatan berbasis aktivitas; dan data kuantitatif
berupa hasil tes ulangan harian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis data penelitian di atas maka teknik pengumpulan
data dilakukan dengan dua metode yaitu:
a. Metode tes, yakni metode ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil belajar siswa.
b. Metode observasi, yakni metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang situasi dan praktik metode pendekatan berbasis
aktivitas.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis
yaitu:
a. Instrumen Tes, yakni tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes
akhir (postes). Tes awal (prestes) adalah tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena
butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir
(postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting,
yang telah di ajarkan kepada para peserta didik dan biasanya
naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal;
b. Instrumen Non Tes yang menggunakan lembar observasi, yakni
lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas
belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pendekatan berbasis aktivitas. Juga
menggunakan lembar wawancara, studi kepustakaan berupa
pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku yang ada
kaitannya dengan objek yang diteliti serta yang menunjang
pelakasanaan penelitian. Dan tidak kalah penting yaitu metode
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi
dengan mengambil foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung.
5. Metode Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara
kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Data kualitatif deskriptif yang
berbentuk kalimat-kalimat yang memberikan gambaran-gambaran
proses pembelajaran dan praktik metode pendekatan berbasis
aktivitas. Data kuantitatif meliputi data statistik yang meliputi rata-
rata, nilai maksimum atau minimum, standar deviasi yang sesuai
indikator keberhasilan.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai postes
dan pretes, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized
Gain.
Dengan kategori:
g tinggi : nilai (g) > 0,70
g sedang : 0,70 > (g) > 0,3
g rendah : nilai (g) < 0,3
F. Jadwal Penelitian
Penelitian rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal Oktober sampai
Oktober 2021, sesuai dengan jadwal mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti diajarkan di SMA Negeri 1 Sindangkerta.
I. JADWAL PENELITIAN
Waktu penelitian adalah empat bulan terhitung mulai bulan Oktober 2021.
Urutan kegiatan beserta jadwal pelaksanaannya disajikan pada berikut.
Bulan
No Uraian Kegiatan Oktober April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
Penyusunan
2
Proposal
Pelaksanaan
3
Tindakan
4 Pengumpulan Data
5 Pengelolaan Data
Penyusunan Laporan
6
dan Bimbingan
7 Sidang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono, S. 2001. Reformasi
Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal. 17
[2] Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua.
Cet,akkan ke empat belas. Bandung: PT Remaia Rosdakarya, hal. 31
[3] Dokumen Guru PAI Kelas VII.1 SMPN 1 Praya Timur
[4] Kemendikbud (dalam buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum
2013), hal. 31
[5] Sadijan, dkk. 2019. Jurnal Penelitian Forum Komunikasi
Pengembangan Profesi Pendidikan Kota Surakarta (Surakarta: Forum
Komunikasi Guru Pengawas), hlm. 22.
[6] Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta, hal 43
[7] Bruner http://www.lifecircles- inc.com (diakses jam 14.00 tgl 14
Oktober 2019)
[8] Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, hal. 244
[9] Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru...hal 244
[10] Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta, hal. 22
[11] Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru...hal 245
[12] Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru...hal 247
[13] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media, hal. 53
[14] Dimyati, Moedjiono. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 83
[15] Kemendikbud (dalam buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum
2013, hal. 31
[16] Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta, hal. 83
[17] Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, hal.55
[18] Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, hal. 61
[19] Noehi Nasution dkk. (1992). Materi Pokok Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud, hal. 3
[20] Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan... hal. 75
[21] Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara, hal. 32
[22] Hamalik, O. Proses Belajar Mengajar... hal. 37
[23] Yunahar Ilyas, 2007, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LIPI Pustaka
Pelajar), hal. 120
[24] Yunahar Ilyas,2007, Kuliah Akhlaq... hal. 123
[25] Rusdi, Ajaibnya Tawadhu dan Istiqamah. (Yogyakarta: Diva Press,
2013), hal. 34-36
[26] Khozin Abu Faqih, Tangga Kemuliaan Menuju Tawadhu, (Jakarta:
Al-Itishom), hal. 41-46
[27] Abuddin Nata, perspektif islam tentang pola hubungan guru-murid,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 41-44
[28] Warsito, Bambang. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Malang: Surya
Pena Gemilang), hlm. 5.
[29] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,
2005), h.175.
[30] Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,
(Jakarta: PT Bumi Aksara,2015),h. 160.
[31] Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 19.
[32] Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h.
10-11.
LAMPIRAN
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
Memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Mendiskusikan langkah-langkah
kegiatan bersama siswa
Membimbing siswa melakukan
kegiatan
Membimbing siswa mendiskusikan
I
hasil kegiatan dalam kelompok
Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
kegiatan belajar mengajar
Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
II Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
Jumlah
Keterangan :
Nilai Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Murid
No Aktivitas Guru yang diamati Skor Presentase Keterangan
1 Menyampaikan tujuan
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
4 Menyampaikan materi/langkah-
5 langkah/strategi
6 Menjelaskan materi yang sulit
7 Membimbing dan mengamati siswa dalam
8 menentukan konsep
9 Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan
2 guru
3 Membaca buku siswa
4 Bekerja dengan sesama anggota kelompok
5 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan
6 guru
7 Menyajikan hasil pembelajaran
8 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
9 Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi/latihan
Keterangan :
Nilai Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Keterangan presentase dan pengkategorian sikap
n
Presentase (%) = x 100 %
N
Ket :
n : skor yang diperole 81%-100% : sangat baik
N : Skor maksimal 61%-80% : Baik
% : Tingkat presentase yang dicapai 41%-60% : Cukup
21%-40% : Kurang Baik
<20% : Sangat kurang
Lembar Observasi Kinerja Guru
N DESKRIPTOR SKOR
O
I PERENCANAAN PEMBELAJARAN
II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
JUMLAH SKOR