Anda di halaman 1dari 7

Asuhan keperawatan pada klien hipokalemia

Asuhan keperawatan pada klien hipokalemia

A. Pengertian hipokalemia
Hipokalemia adalah kekurangan kadar kalium di cairan ekstra sel yang menyebabkan
pindahnya kalium ke luar sel.Akibatnya,ion hidrogen dan kalium tertahan di dalam sel dan
menyebabkan gangguan atau perubahan pH plasma.Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
nilai kalium serum <4 mEq,sedang pada pemeriksaan EKG didapatgeombang T datar dan
depresi segmen.Perubahan EKG cenderung terjadi saat kadar kalium <3,0 mEq/l.
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar atau serum mengacu pada konsentrasi
dibawah normal yang biasanya menunjukan suatu kekurangan nyata dalam simpanan kalium
total. (Brunner dan Suddart, 2002)

B. Etiologi
1. Asupan kalium dari makanan yang menurun,
a) Pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan minum melalui mulut selama beberapa hari tanpa
penambahan suplemen K+ dalam cairan infusnya
b) kelaparan, makan roti pangganng dah teh
c) Alkoholisme
2.Kehilangan melalui saluran cerna
a) Muntah yang berkepanjangan dan penyedotan nasogastrik
b) Diare, penyalahgunaan laksatif kronis, liestomi, fistula
c) Adenoma vilosa kolon
3. Kehilangan melalui ginjal
a) Obat-obatan diuretic (tiazid, furosemid)
b) Beberapa penyakit ginjal:
a) Fase penyembuhan dieresis dari gagal ginjal akut
b) Asidosis tubulus ginjal (RTA)
c) Asidosis diabetic yang menyebabkan dieresis osmotic
d) Tahap penyembuhan dari luka bakar berat
e) Efek mineralokortikoid yang berlebihan
a) Hiperal dosteronisme primer atau sekunder
b) Deficit volume ECF
c) Sidrom cushing, pengobatan kortikosteroid
d) Ingosti licorice
e) Menelan tembakau kunyah (mengandung licorice dalam jumlah besar)
f) Antibiotika (karbinesilin, aminoglikosida)
g) Deplesi magnesium(Mg+)
4.Orang yang berkeringat banyak karena penyesuaian terhadap panas
5.Berpindahnya K+ kedalam sel
a) Alkalosis metabolic
b) Penanganan ketoasidosis diabetic dengan insulin dan glukosa

C.Manifestasi klinis
1.Hipokalemia berat dapat berakibat kematian melalui henti jantung atau henti nafas
2.Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium serumturun dibawah 3 mEq/ L (SI
:3mmol/ L) kecuali tingkat kehilangan cepat
3.Keletihan, anoreksia, mual, muntah, kelemahan otot, kram kaki, penurunan motilitas usus,
parestisia, disritmia dan peningkatan sensitifitas terhadap digitalis
4.Jika berkelanjutan hipokalemia dapat menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan
urin, menyebabkan urin yang encer (urin berlebihan/poliurin, nokturia) dan rasa haus yang
berlebihan

D.Patofisiologi
Kalium secara normal terkonsentrasi di dalam CIS.Kalium secara langsug mempengaruhi
eksitabilitas saraf dan oto serta berperan dalam tekanan osmotik intraseluler.sekresi dan ekskresi
mengandung jumlah kalium yang besar.
Pada saat tubuh kekurangan kadar kalium dalam cairan ekstra sel,sehingga kalium keluar
dari sel mengakibakan hirogen dan sodium ditahan oleh sel maka terjadi gangguan atau
perubahan pH plasma.Hipokalemia dapat terjadi karena kondisi yang berasal dari maslah
ginjal,diet yang in adekuat,pergeseran transeluler(pergerakan kalium dari serum ke dalam sel)
dan pengaruh obat obatan.

E.Pemeriksaan diagnostik
a) Kalium serum : Nilai akan <3,5 mEq/L
b) Gas darah arteri : Dapat menunjukkan alkalosis metabolik ( peningkatan pH dan HCO3)
karena hipokalemia biasanya dihubungkan dengan kondisi ini.
c) Elektrokardiogram (EKG): depresi segmen ST ,gelombang T datar , adanya gelombang U,
distritmia ventrikel

F. Penatalaksanaan
1) Pengobatan dasar
Pengobatan pada hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan. Kehilangan kalium
harus diperbaiki setiap hari, pemberian kalium sebanyak 40 mEq/L sudah adekuat untuk orang
dewasa jika tidak ada kehilangan kalium, yang abnormal.
Untuk pasien-pasien beresiko, harus disediakan diet yang mengandung cukup kalium;
masukan harian kalium untuk orang dewasa rata-rata adalah 50 sampai 100 mEq/hari.makanan
yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot,jeruk, avokat, kacang-kacangan, dan
kentang.
Jika pemberian kalium oral tidak memungkinkan , cara intravena dapat diindikasikan.
Pada kenyataanya, cara intravena merupakan suatu keharusan untuk pasien-pasien dengan
hipokalemia berat( seperti kadar serum 2 mEq/L). Meskipun kalium klorida biasanya digunakan
untuk memperbaiki kekurangan kalium ,dokter mungkin memberikan kalium asetat atau kalium
fosfat. Kalium intravena harus diberikan melalui pompa intravena untuk menghindari
penggantian kalium yang terlalu cepat.
Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat( seperti 20 mEq/L ) dapat diberikan melalui
jalur sentral. Bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium
tidak lebih dari 20 sampai 40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) ; pada situasi ini pasien harus
di pantau melalui elektrokardiogram (EKG) dan diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda
lain, seperti perubahan pada kekuatan otot
2) Penggantikan kalium
Dosis umum adalah 40-80 mEq/hari dalam dosis yang dibagi-bagi. IV diperlukan bila
hipokalemia berat ataupun pasien tidak mampu menggunakan kalium peroral. Kalium intravena
tidak boleh diberikan pada kecepatan > 10-20 mEq/jam atau konsentrasi >30-40 mEq/L kecuali
hipokalemia berat, karena ini dapat mengakibatkan hiperkalemia yang mengancam hidup. Bila
kalium diberikan melalui jalur perifer, kecepatan pemberian perlu dikurangi untuk mencegah
iritasi pembuluh darah. Pasien menerima 10-20 mEq/jam harus pada pemantauan jantung
kontinyu. Terjadi gelombang T datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan
perhatian dokter segera. Kalium tidak pernah diberikan sebagai bilasan intravena.

3) Diuretik pengikat kalium


Dapat diberikan pada suplemen kalium oral.

4) Penggantikan garam kalium klorida


Dapat digunakan untuk memasukan tambahan kalium( satu sendok teh sama dengan kira-kira
60 mEq kalium klorida)

G. Proses keperawatan
1) Pengkajian hipokalemia
Idenitas klien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku bangsa :
Alamat :
Status perkawinan :
Diagnosa medis :
Alasan masuk :
Sumber informasi :
Yang dapat dihubungi:
Pekerjaan :

Tanda dan gejala ;Keletihan, kelemahan otot , kram kaki, otot lembek atau kendor, mual,
muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urine
a Pengkajian fisik
Penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi lemah dan tak teratur, penurunan reflek
dan penurunan tonus otot
b Riwayat dan faktor resiko
1. Penurunan pada kalium total tubuh
(a) Hiperaldosteronisme
(b) Diuretik atau kehilangan urine abnormal
(c) Peningkatan kehilangan melalui GI
(d)Peningkatan kehilangan melalui diaforesis
2. Perpindahan intra seluler
(a) Peningkatan insulin ( mis. Dari nutrisi parenteral total )
(b) Alkalosis atau setelah koreksi asidosis ( mis. Pengobatan ketoasidosis diabetik )
(c) Selama periode perbaikan jaringan setelah luka bakar, trauma, kelaparan. Biasanya ini disertai
dengan masukan atau penggantian kalium tak ade kuat

2) Diagnosa
Penurunan volume cairan: hipokalemia, berhubungan dengan penurunan asupan K+ dari
makanan, kehilangan melalui saluran cerna, kehilangan melalui ginjal. (Menurut NANDA)

3) Intervensi
a) Ambillah secara tepat specimen untuk proses pemeriksaan lab sehingga dapat diketahui kadar
kalium serta hal-hal lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit (seperti ABG,
urin, kadar air darah).
b) Pantau hasil dari pemeriksaan lab tersebut yang berkaitan dengan hipokalemia (seperti kadar
glukosa, alkalosis metabolic, penurunan osmolalitas urin, kalium urin, hipokloremia, dan
hiperkalemia).
c) Pantau dengan tepat pergeseran intraselular yang menyebabkan menurunnya kadar kalium dalam
darah (yaitu alkalosis metabolic, diet; khususnya karbohidrat, intake dan pengaturan insulin).
d) Pantau ginjal dengan sesuai yang bisa menyebabkan penurunan kadar kalium darah (seperti
kehilangan kalium pada nefritis.
e) Pantau GI yang bisa menyebabkan penurunan kadar kalium darah (yaitu diare, fistula,)
f) Pantau cairan yang bisa menyebabkan penurunan kadar kalium dalam darah (seperti penurunan
retensi air,.)
g) Atur pemberian tambahan kalium (PO, NG, or IV) sesuai dengan kebijakan yang telah
diresepkan.
h) Pastikan ketepatan kalium yang dipersiapkan ketika akan memberikan kalium tambahan (seperti
hipokloremia, glukonat, asetat, sitrat, bikarbonat, penurunan kadar klorida dan kalium dalam
darah,.
i) Pantau fungsi ginjal, EKG, dan kadar kalium darah secara tepat selama proses pemindahan.
j) Cegah/kurangi iritasi akibat penambahan kalium (atur penambahan kalium secara PO or NG
selama atau setelah makan untuk meminimalisir iritasi GI, cairan kalium IV secara adekuat, atur
penambahan cairan IV secara perlahan, dan gunakan anestesi local untuk area IV).
k) Pantau digitalis yang bisa membahayakan /beracun (yaitu laporkan kadar serum sesuai jarak
terapetik, pantau denyut jantung serta irama jantung sebelum pengaturan dosis, dan pantau efek
samping obat).
l) Hindari zat yang mengandung alkalin (yaitu IV sodium bikarbonat dan PO atau NG antasida).
m) Pantau system saraf yang menjadi tanda-tanda hipokalemia (seperti kelemahan otot, perubahan
tingkat kesadaran, apatis, letargi, kebingungan, dan depersi).
n) Pantau jantung (cardiac) yang menjadi tanda-tanda hipokalemia (seperti hipotensi, pelebaran
gelombang T dan gelombang U, takikardi, nadi lemah).
o) Pantau ginjal yang menjadi tanda dan gejala hipokalemia (seperti asam urin, penurunan
osmolalitas urin, polyuria di malam hari, dan polydipsia).
p) Pantau GI yang menjadi tanda dan gejala hipokalemia (seperti anoreksia, nausea, kram/kejang,
sembelit, perut gembung, dan
q) Pantau paru yang menjadi tanda dan gejala hipokalemia (seperti hipoventilasi dan kelemahan
otot-otot pernapasan).
r) Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi.
s) Pantau gejala gagal napas (seperti lemahnya PaO2 dan tingginya PaCO2 serta kelemahan otot-
otot pernapasan).
t) Pantau .
u) Pantau kelebihan dieresis
v) Instruksikan pasien/keluarga
w) Pastikan akses/jalan masuk IV patent
x) Pantau status cairan, termasuk input dan outputnya
y) Sediakan makanan yang kaya akan kalium (seperti pengganti garam, buah yang dikeringkan,
pisang, sayur hijau, tomat, sayur kuning, coklat, dan produk susu).

4) Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi seluruh intervensi di atas yang telah disusun dilaksanakan oleh perawat

Anda mungkin juga menyukai