Anda di halaman 1dari 4

PENINGKATAN EFISIENSI BAHAN BAKAR DENGAN METODE

CYCLON MELALUI PEMASANGAN SWIRLING VANE PADA SEPEDA


MOTOR

Beberapa upaya dilakukan untuk menghasilkan pembakaran bahan bakar yang sempurna
salah satunya dengan meningkatkan homogenitas campuran bahan bakar dan udara dengan cara
memberi bentuk saluran (intake manifold), sehingga campuran baru masuk ke dalam silinder
secara berpusar. Pusaran di dalam ruang bakar menghasilkan pencampuran sempurna dari bahan
bakar dan udara sehingga pembakarannya terjadi dengan teratur dengan akibat berkurangnya
kemungkinan terbakar sendiri.

Swirling Vane Swirling vane adalah alat yang terdiri dari sudu-sudu pemutar yang
digunakan untuk pembangkit pusaran pada aliran campuran bahan bakar dan udara yang
melewatinya. Pusaran di dalam ruang bakar menyebabkan campuran bahan bakar dan udara
bergerak didalamnya sehingga pada saat campuran dinyalakan, penyalaan akan merambat dengan
cepat. Dengan demikian cepat rambat campuran udara dan bahan bakar meningkat dengan adanya
turbulensi udara tanpa harus menambah prosentase campuran.

Gambar 1. Swirling Vane Dalam Dua Dimensi

Sudu Swirling Vane Swirling vane terdiri dari sudu-sudu diam yang terbuat dari seng setebal 0,5
mm yang ditekuk dengan sudut 450 pada dua titik diagonalnya. Dengan lekukan sudut tersebut
diharapkan fluida bergerak menyesuaikan dengan lekukan sudu. Telah diketahui bahwa fluida
yang bergerak mempunyai energi untuk memutar sudu baling-baling pada turbin, jika sudu dibuat
diam maka fluida tadi akan berbelok, momentumnya berubah, dan terhadap sudu dilakukan gaya.
Setelah melewati alat ini campuran akan membentuk pusaran udara, bersamaan dengan itu,
campuran bahan bakar dan udara dalam pusaran mengalami penyempurnaan homogenitas.
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2442-7918 Vol.1 Nomor 2 Tahun 2015
45

Sudu swirling vane mirip dengan balingbaling dimana mekanisme kerjanya berkebalikan dengan
baling-baling, artinya bila pada baling-baling sudunya diputar sehingga akan mendorong fluida
tetapi pada swirling vane fluida diputar oleh sudu-sudu yang diam. Hal ini dapat terjadi karena
fluida yang diputar mempunyai kecepatan sehingga memungkinkan untuk diputar oleh sudu yang
diam Fluida yang diputar tadi akan membentuk pusaran fluida sehingga campuran bahan bakar
dan udara dari karburator lebih homogen. (Wahyudi, S & Hamidi, N. 2003: 77).

Aliran
fluida

Gambar 2. Aliran Fluida Setelah Melewati Sudu Swirling Vane Konsumsi Bahan
Bakar Konsumsi bahan bakar adalah banyaknya bahan bakar yang dipakai selama proses
pembakaran berlangsung. Dalam konsumsi bahan bakar ini bahan bakar dihitung dari mulai
berjalan sampai mesin sepeda motor dimatikan pada jarak 1000 m. Secara umum, faktor yang
mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah kecepatan. Pada kecepatan yang semakin meningkat
maka pemakaian bensin makin tidak menguntungkan (BPM. Arends & H. Berenscho, 1980 : 27).
Konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan tiap jam, digunakan rumus : (Nakoela Soenarto & Dr.
Shoichi Furuhama, 1995, Motor Bakar Serbaguna, hal 19)
3600 10.. 3 x t v B
( 3 )
Dimana : B = Konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan (kg/jam) v = Volume buret (cm3) =
Massa jenis bahan bakar pada temperatur kerja (kg/m3), dalam hal ini adalah bensin 0,74 g/cm3
dan methanol 0,79 g/cm3 t = Waktu untuk pemakaian bahan bakar (s)

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik adalah jumlah bahan bakar yang
dibutuhkan untuk melakukan pembakaran tiap jam untuk menghasilkan satuan daya (horse power),
dapat dihitung dengan rumus : (Nakoela Soenarto & Dr. Shoichi Furuhama, 1995, Motor Bakar
Serbaguna, hal 19)
Ne B be ( 4 )

Dimana : be = Konsumsi bahan bakar spesifik (kg/Hp.jam) Ne = Daya motor (Hp) B = Konsumsi
bahan bakar yang dibutuhkan (kg/jam)

METODE PENELITIAN Pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan


metode eksperimen. Adapun metode eksperimen yang dimaksud adalah eksperimen yang dengan
sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan atau tindakan pengamatan variabel yang
sengaja dilakukan penelitian untuk melihat efek yang terjadi dari tindakan tersebut. a. Peralatan
yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Digital tachometer untuk mengukur putaran mesin.
2. Buret/gelas ukur untuk mengukur banyaknya bahan bakar 3. Stopwatch untuk mengukur waktu
konsumsi bahan bakar. b. Peralatan Bantu 1. Satu set peralatan tangan (tool set) 2. Kunci busi,
untuk membuka busi 3. Kompresor, untuk membersihkan Prosedur Penelitian 1. Persiapan
eksperimen Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan eksperimen adalah : a.
Mempersiapkan instrumen yang digunakan . b. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan
c. Pemeriksaan alat ukur dan sepeda motor yang akan digunakan 2. Pelaksanaan eksperimen
Pelaksanaan eksperimen ini hanya berlaku pada eksperimen yang dilakukan oleh peneliti dengan
alat dan bahan yang telah
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2442-7918 Vol.1 Nomor 2 Tahun 2015
46

ditentukan dengan asumsi sepeda motor sudah berstandar. Adapun pelaksanaan eksperimen
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Pengukuran konsumsi bahan bakar b. Pencatatan
data eksperimen

Metode Analisis Data Pada penelitian ini terdapat satu variable yang terdiri dari 10 perlakuan yang
akan dianalisis secara Uji-t (uji hipotesis satu sisi dengan hipotesis) :. Ho : 2 atau Ho :
0 0 Ho : < 2 atau Ho : 0 < 0 dimana o = - 2 Dalam pegujian hipotesis,
kriteria untuk menolak atau menolak Ho berdasarkan P- value adalah sebagai berikut : Jika P-
value < , maka Ho ditolak Jika P-value , maka Ho tidak dapat ditolak Analisis data
berikut merupakan data waktu (dalam detik) yang diperlukan untuk pemakaian jumlah bahan bakar
dari 10 kali.

Anda mungkin juga menyukai