Oleh:
Oleh:
Natan Beriti Sinurat
13118134
Mentor,
2
I. Introduction to the Phenomenon
Di siklus atau cara kerja motor 4 tak dalam menghasilkan tenaga, butuh 4 langkah.
Keempat langkah tersebut yakni hisap, kompresi, kerja dan buang. Satu kali siklus motor
4-tak terjadi putaran kruk sebanyak 2 kali. Putaran kruk as 2 kali itu dari langkah hisap
(setengah putaran) + langkah kompresi (setengah putaran) + langkah kerja (setengah
putaran), dan langkah buang (setengah putaran).Bila dikalkulasi secara keseluruhan, dalam
2 kali putaran kruk as atau 360 derajat, mesin motor 4 tak menghasilkan power atau
langkah kerja. Kalau dijumlah, dalam 2 kali putaran kruk as atau 360 derajat dapat
menghasilkan power atau langkah kerja di mesin motor 4 tak.
II. Objective
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui nilai kompresi pada titik TMA mesin pada motor vespa
2. Untuk mengetahui nilai kompresi pada titik TMB mesin pada motor vespa
3. Membandingkan nilai kompresi di TMB dan TMA secara factual dengan nilai yang
didapatkan secara literatur
4. Membandingkan kurva otto cycle factual dengan teoritikal
III. Literature Study
Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah torak/piston (dua
putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
1. Langkah Hisap
Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana
tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses
pembakaran.
Prosesnya adalah ;
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder.
3. Kruk As berputar 180 derajat.
4. Noken As berputar 90 derajat.
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder.
2. Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat
momentum dari kruk as dan flywheel.
Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran
udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat
dengan produksi tenaga.
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran
yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala
silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston
turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk
as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya
menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan
siklus berikutnya.
4. Langkah Buang
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang
lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder
menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja
terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan
mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan
piston dari TMB ke TMA.
2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju
knalpot.
4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).
5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat).
FINISHING ( OVERLAPING )
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi
sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari
kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk
mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk
mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa
pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat
tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.
4.1 Variabel
Dalam percobaan ini, terdapat beberapa variable yang terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan
pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penetapannya,
variabel kontrol ditetapkan untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya. Adapun
variable control pada percobaan ini sebagai berikut:
Tekanan Lingkungan
Temperatur Lingkungan
Temperatur Pembakaran
Gas Ideal
2. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai
sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga
dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Adapun variable bebas pada percobaan ini sebagai berikut:
Volume TMA
Volume TMB
Compression ratio
3. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output.
Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen,
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Adapun variable terikat pada percobaan ini sebagai berikut:
Otto Cycle
4.2 Methodology/Langkah Kerja
Berikut beberapa langkah kerja yang dilakukan dalam pengambilan data praktikum:
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk pengujian
2. Bongkar mesin dan lepaskan dari rangka motor
3. Hitung volume TMA dan TMB pada blok mesin
4. Pasangkan thermometer mesin pada blok mesin
5. Pasangkan kembali mesin ke rangka motor
6. Ukur dan catat temperatur pada TMB mesin
7. Ukur dan catat temperatur pada TMA mesin
8. Penghitungan Kompresi factual mesin pada TMA dan TMB
9. Membandingkan nilai kompresi factual dan teoritikal
10. Membandingkan grafik otto cycle factual dan teoritikal
1 Buret
2 Oli
3 Engine Motor
Dengan hasil yang telah didapatkan maka saya dapat menganalisis bahwa terjadi
penyimpangan/perbedaan hasil dari nilai teoritikal dan praktikal. Hal tersebut dapat terjadi
akibat data pada literatur adalah data awal mesin pada saat baru saja keluar dari pabrik atau
dapat dikatakan 0 KM. Sedangkan pada pengukuran praktikal mesin tersebut telah
digunakan lebih dari 20.000 KM, dengan kata lain dapat disebut bahwa sudah banyak
part/material dari mesin tersebut yang tidak lagi orisinil ( sudah di servis ). Dan juga
perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan rasio kompresi pada literatur dan praktikal yang
mana setelah dihitung dan diukur rasio kompresi pada mesin saat dilakukan praktikum
secara langsung sebesar 13:1 yang mana pada literatur seharusnya 10,5:1. Persentasi
penyimpangannya keseluruhannya adalah sebesar 20%. Nilai ini dapat dikatakan cukup
jauh dan hal tersebut Kembali dapat terjadi karena pada mesin yang di analisis secara
langsung tersebut telah diservis bekali kali dan sudah pernah turun mesin.
Berikut lampiran hasil hitungan dan juga hasil perbandingan grafik Otto Cycle :
1. Teoritikal ( Literatur )
2. Praktikal ( Faktual )
VI. Conclusion
April Mei
No Activities
2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Persiapan Alat dan Bahan
3 Persiapan Mesin yang Siap Diuji
4 Praktikum dan pengambilan data
5 Analisis data
6 Report
Total 200.000
*note : bukti belanja memang tidak ada karena menggunakan alat dan bahan pribadi, jadi
memang tidak membeli barang sama sekali.