Anda di halaman 1dari 15

Perbandingan Kompresi Faktual 4

Titik Ruang Bakar Vespa Matic


Terhadap Perhitungan Teoritikal
( Otto Cycle )
Proposal MS3200 Fenomena Dasar Mesin Semester 2 2020-2021
Mode 3: Praktikum Mandiri

Mentor: Evan Philander, S.T.

Oleh:

Natan Beriti Sinurat


13118134

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
Judul Proposal
Perbandingan Kompresi Faktual Ruang Bakar Motor 4 Tak
Terhadap Perhitungan Teoritikal ( Otto Cycle )

Oleh:
Natan Beriti Sinurat
13118134

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung

Disetujui pada 4 June 2021

Mentor,

Evan Philander, M.T.

2
I. Introduction to the Phenomenon

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')


adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika
berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana hubungan termodinamika berasal.[1]
Pada sistem tempat terjadinya proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena itu, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk
pada termodinamika setimbang, yang mana konsep utamanya adalah proses kuasistatik,
yang diidealkan. Sementara itu, termodinamika bergantung-waktu adalah termodinamika
tak-setimbang.
Ilmu termodinamika tersebut kemudian diaplikasikan pada sebuah mesin otomotif,
dalam hal ini yang dianalisis adalah mesin 4 tak yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari
– hari, Yang kemudian terbentuklah siklus otto yang dalam bahasa Teknik disebut juga
‘Otto Cycle’.
Mesin 4 tak adalah mesin yang bekerja melalui 4 proses langkah naik turun piston
untuk menghasilkan tenaga. Itu sebab nya disebut 4 tak, karena mesin tersebut
membutuhkan 4 langkah kerja untuk satu kali proses. 4 langkah tersebut meliputi langkah
hisap, langkah kompresi, langkah tenaga dan langkah buang. Secara keseluruhan
memerlukan 2 putaran poros engkol dalam satu siklus pada  mesin diesel atau mesin
bensin.

Di siklus atau cara kerja motor 4 tak dalam menghasilkan tenaga, butuh 4 langkah.
Keempat langkah tersebut yakni hisap, kompresi, kerja dan buang. Satu kali siklus motor
4-tak terjadi putaran kruk sebanyak 2 kali. Putaran kruk as 2 kali itu dari langkah hisap
(setengah putaran) + langkah kompresi (setengah putaran) + langkah kerja (setengah
putaran), dan langkah buang (setengah putaran).Bila dikalkulasi secara keseluruhan, dalam
2 kali putaran kruk as atau 360 derajat, mesin motor 4 tak menghasilkan power atau
langkah kerja. Kalau dijumlah, dalam 2 kali putaran kruk as atau 360 derajat dapat
menghasilkan power atau langkah kerja di mesin motor 4 tak.

II. Objective
Tujuan dari praktikum ini adalah :
 
1. Untuk mengetahui nilai kompresi pada titik TMA mesin pada motor vespa  
2. Untuk mengetahui nilai kompresi pada titik TMB mesin pada motor vespa  
3. Membandingkan nilai kompresi di TMB dan TMA secara factual dengan nilai yang
didapatkan secara literatur
4. Membandingkan kurva otto cycle factual dengan teoritikal 
III. Literature Study

Siklus termodinamika adalah serangkaian perubahan keadaan berturut turut yang


dialami oleh sejumlah gas, sehingga dapat kembali ke keadaan semula baik tekanan
volume maupun temperaturnya. Untuk motor bensin digunakan siklus Otto (Otto Cycle) di
mana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi yang
digunakan adalah:  

1. Kompresi berlangsung isontropis.  


2. Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu.  
3. Ekspansi isentropis.  
4. Pembuangan kalor pada volume konstan.  
5. Fluida kerja adalah udara dengan sifat gas ideal dan selama prosespanas jenis konstan. 

Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah torak/piston (dua
putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).  

1. Langkah Hisap

Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana
tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses
pembakaran.
Prosesnya adalah ;
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB). 
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder.
3. Kruk As berputar 180 derajat.
4. Noken As berputar 90 derajat.
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder.

2. Langkah Kompresi

Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat
momentum dari kruk as dan flywheel.

Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran
udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat
dengan produksi tenaga.

Prosesnya sebagai berikut :

1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA.


2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup.
3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber).
4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses
pembakaran.
5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat).
6. Noken as mencapai 180 derajat.
3. Langkah Usaha

Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran
yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala
silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston
turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk
as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya
menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan
siklus berikutnya.

Prosesnya sebagai berikut :

1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar


2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai
sedikit terbuka.
4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
6. Putaran Noken As 270 derajat

4. Langkah Buang

Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang
lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder
menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja
terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan
mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

Prosesnya adalah :

1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan
piston dari TMB ke TMA.
2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju
knalpot.
4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).
5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat).

FINISHING ( OVERLAPING )
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi
sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari
kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk
mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk
mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa
pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat
tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

manfaat dari proses overlaping :

1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran.


2. Pendinginan suhu di ruang bakar.
3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang).
4. Memaksimalkan proses pemasukan bahan bakar.
IV. Methodology

4.1 Variabel

Dalam percobaan ini, terdapat beberapa variable yang terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:

1. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan
pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penetapannya,
variabel kontrol ditetapkan untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya. Adapun
variable control pada percobaan ini sebagai berikut:
 Tekanan Lingkungan
 Temperatur Lingkungan
 Temperatur Pembakaran
 Gas Ideal

2. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai
sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga
dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Adapun variable bebas pada percobaan ini sebagai berikut:
 Volume TMA
 Volume TMB
 Compression ratio

3. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output.
Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen,
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Adapun variable terikat pada percobaan ini sebagai berikut:
 Otto Cycle
4.2 Methodology/Langkah Kerja

Berikut beberapa langkah kerja yang dilakukan dalam pengambilan data praktikum:

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk pengujian 
2.  Bongkar mesin dan lepaskan dari rangka motor 
3. Hitung volume TMA dan TMB pada blok mesin 
4. Pasangkan thermometer mesin pada blok mesin 
5. Pasangkan kembali mesin ke rangka motor 
6. Ukur dan catat temperatur pada TMB mesin  
7. Ukur dan catat temperatur pada TMA mesin 
8. Penghitungan Kompresi factual mesin pada TMA dan TMB 
9. Membandingkan nilai kompresi factual dan teoritikal 
10. Membandingkan grafik otto cycle factual dan teoritikal 

4.3 Experimental Apparatus

Tabel Peralatan dan Bahan Praktikum

No. Alat & Bahan Gambar Alat & Bahan

1 Buret
2 Oli

3 Engine Motor

V. Results and Discussions


Pada praktikum ini, output yang dihasilkan adalah perbandingan nilai kompresi
teoritikal ( literatur ) dengan praktikal ( faktual ) dari setiap titik pada otto cycle. Serta nilai
volume yang didapatkan secara teoritikal ( spesifikasi dari web resmi ) dengan volume dari
hasil pengukuran yang dilakukan oleh praktikan. Yang mana kedua hal tersebut adalah
menjadi output utama dari praktikum kali ini. Dan akan dibandingkan oleh grafik Otto
Cycle yang digambar.
Tabel 1. Data Temperatur, Kompresi, Volume Literatur
No. Temperatur ( Kelvin ) Kompresi ( Mpa ) Volume ( CC )
1 306 0.1013 171.8
2 723 2.514 16.9
3 973 3.385 16.9
4 773 2.69 171.8

Tabel 2. Data Temperatur, Kompresi, Volume Praktikal


No. Temperatur ( Kelvin ) Kompresi ( Mpa ) Volume ( CC )
1 306 0.1013 167.8
2 723 3.112 12.9
3 973 4.189 12.9
4 773 3.328 167.8

Dengan hasil yang telah didapatkan maka saya dapat menganalisis bahwa terjadi
penyimpangan/perbedaan hasil dari nilai teoritikal dan praktikal. Hal tersebut dapat terjadi
akibat data pada literatur adalah data awal mesin pada saat baru saja keluar dari pabrik atau
dapat dikatakan 0 KM. Sedangkan pada pengukuran praktikal mesin tersebut telah
digunakan lebih dari 20.000 KM, dengan kata lain dapat disebut bahwa sudah banyak
part/material dari mesin tersebut yang tidak lagi orisinil ( sudah di servis ). Dan juga
perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan rasio kompresi pada literatur dan praktikal yang
mana setelah dihitung dan diukur rasio kompresi pada mesin saat dilakukan praktikum
secara langsung sebesar 13:1 yang mana pada literatur seharusnya 10,5:1. Persentasi
penyimpangannya keseluruhannya adalah sebesar 20%. Nilai ini dapat dikatakan cukup
jauh dan hal tersebut Kembali dapat terjadi karena pada mesin yang di analisis secara
langsung tersebut telah diservis bekali kali dan sudah pernah turun mesin.
Berikut lampiran hasil hitungan dan juga hasil perbandingan grafik Otto Cycle :

1. Teoritikal ( Literatur )
2. Praktikal ( Faktual )
VI. Conclusion

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan, dapat ditarik beberapa


kesimpulan yang terkait dengan tujuan dari praktikum sebagai berikut.

1. Diperoleh nilai kompresi teoritikal sebesar :


P1 = 0.1013 Mpa
P2 = 2.514 Mpa
P3 = 3.385 Mpa
P4 = 2.69 Mpa
2. Diperoleh nilai kompresi faktual sebesar :
P1 = 0.1013 Mpa
P2 = 3.112 Mpa
P3 = 4.189 Mpa
P4 = 3.328 Mpa
3. Diperoleh nilai Volume TMA & TMB teoritikal sebesar :
TMA = 16.9 CC
TMB = 171.8 CC
4. Diperoleh nilai volume TMA & TMB factual sebesar :
TMA = 12.9 CC
TMB = 167.8 CC
APPENDIX
Timeline Perencanaan Ideal

April  Mei 
No  Activities 
2  3  4  1  2  3  4 
1  Studi Literatur                      
2  Persiapan Alat dan Bahan                      
3  Persiapan Mesin yang Siap Diuji                     
4  Praktikum dan pengambilan data                      
5  Analisis data                      
6  Report                      

Timeline Perencanaan Aktual

April  Mei  Juni


No  Activities 
2  3  4  1  2  3  4  1 
1  Studi Literatur                 
2  Persiapan Alat dan Bahan                         
3  Persiapan Mesin yang Siap Diuji                       
4  Praktikum dan pengambilan data                         
5  Analisis data                         
6  Report                         

Rincian Anggaran Aktual

Harga per unit Harga Total


No Alat Jumlah Satuan (IDR) (IDR)
1 Oli 1 Botol 80000 80000

2 Buret Kompresi 1 Buah 120000 120000

  Total 200.000

*note : bukti belanja memang tidak ada karena menggunakan alat dan bahan pribadi, jadi
memang tidak membeli barang sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai