Anda di halaman 1dari 13

PENGAMATAN TERHADAP KAMAR HOTEL BINTANG

TIGA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ESTETIK


SENI MONROE C. BEARDSLEY

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dharsono, M.Sn

Disusun oleh :
Sintang Mahardikawati Malag
16150106
Desain Interior
Fakultas Seni Rupa dan Desain

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA


2016/2017
I. PENGANTAR

Hotel merupakan salah satu ruang publik yang kerap dikunjungi


kebanyakan orang untuk menginap. Selain menyediakan fasilitas menginap,
hotel juga menyediakan fasilitas makan, minum dan jasa pelayanan bagi
masyarakat umum yang akan bermalam maupun masyarakat yang hanya
memanfaatkan beberapa fasilitas yang ada di hotel tersebut. Untuk mengetahui
baik atau tidaknya pelayanan hotel tersebut masyarakat dapat melihat
banyaknya simbol bintang yang dimiliki suatu hotel. Jumlah bintang antara 1-
5 bintang, semakin banyak simbol bintang yang dimiliki hotel maka kualitas
pelayanan hotel akan semakin bagus.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji tentang kamar tidur hotel
dengan menggunakan pendekatan estetik seni Monroe C. Beardsley dalam
teori kreatifitas seni. Pola proses kreatif menurut Monroe secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga yaitu,
a. Adanya karakteristik yang sama pada setiap seni apapun medianya; gejala
ini tampak karena hampir setiap karya seni selalu menggunakan topik
utama. Dengan demikian pendekatan pola kreatif terutama karya-karyanya
mempunyai hasil akhir akibat proses kreatif yang sama pula.
b. Adanya analogi pengalaman estetis: gejala ini terbukti karena adanya pola
kreatifitas yang dapat dipergunakan untuk mencapai hal itu.
c. Adanya analogi antara satu kegiatan kreatif dengan kegiatan kreatif
lainnya. hal ini diungkapkan secara klasik oleh Dewey dengan mencoba
mengadakan penelitian bagaimana sebenarnya manusia berpikir (Agus
Sachari 1987:183). Ada sumber utama yang kita kaji, terutama berkaitan
dengan pengalaman dan presepsi kreatif.ketiga sumber itu adalah seniman,
ahli psikologi atau ahli filsafat.
Menurut Monroe C. Beradsley dalam Problems in the Philosophy of
Criticism yang menjelaskan adanya 3 ciri yang menjadi sifat-sifat membuat
baik (indah) dari benda-benda estetis pada umumnya. Ciri-ciri tersebut yaitu:
a. Kesatuan (unity)
Bahwa benda estetis ini tersusun secara baik atau sempurna bentuknya
b. Kerumitan (complexity)
Benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali,
melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan
ataupun mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
c. Kesungguhan (intensity)
Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu
yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi
soal kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau
gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan merupakan sesuatu yang
intensif atau sungguh-sungguh.
Kamar hotel yang diamati merupakan salah satu kamar hotel yang
terletak di kota Semarang dan Solo. Kamar hotel pertama terdapat pada
Balemong Resort terletak di Jl. Patimura, No. 1B, Sisemut, Ungaran,
Semarang. Alamat web dari resort dan hotel tersebut dapat di akses di
http://www.balemong.com/. Letak bangunan kamar yang penulis amati terletak
di bagian belakang sebelah kiri sudut bangunan resort.
Kamar hotel kedua adalah Sala View hotel. Hotel ini terdapat di Kota Solo,
Jalan Brigjen Slamet Riyadi No.450, Purwosari, Laweyan, Surakarta. Alamat
web dari hotel tersebut untuk mendapat info seputar Sala View dapat diakses
pada http://www.salaviewhotel.com/.
Kamar hotel ketiga termasuk bagian dari bangunan Amarelo Hotel Solo. Hotel
ini terletak di Jl. Gatot Subroto, No. 89-103, Singosaren, Solo. Untuk info lebih
lengkap mengenai hotel ini dapat diakses pada alamat web
http://www.amarelo-hotel.com/. Kamar hotel yang penulis amati terletak pada
lantai 2 bangunan sisi sebelah kiri.
Kamar hotel lebih menarik untuk diamati karena dirasa hotel sebagai
ruang publik yang sering dikunjungi orang untuk menginap atau sekedar
menikmati fasilitasnya saja perlu untuk dicermati lebih masalah elemen-
elemen penyusunnya, kualitas unsur, dan prinsip desainnya. Karena elemen-
elemen tersebut sangat mempengaruhi tampilan hotel tersebut dari segi estetika
sehingga jika seseorang melihat atau menggunakan fasilitas tersebut mereka
akan merasa nyaman.
Kebanyakan hotel akan mengusung tema hotel satu dengan yang
lainnya berbeda-beda. Bahkan hotel dengan nilai bintang yang sama satu
dengan yang lainnya akan memiliki tema interior yang berbeda. Sama halnya
dengan ketiga hotel yang akan dibahas dalam makalah ini. Dalam menentukan
konsep interior ketiga hotel tersebut mengusung konsep yang berbeda-beda ada
yang mengusung tema moderen dengan sentuhan tradisional, ada juga yang
mengusung konsep tradisional khas jawa dan juga tema modern. Hotel-hotel
tersebut layak dikaji karena perbedan konsep itu lah yang menarik untuk
dibahas lebih dalam lagi.
II. PEMBAHASAN

Dunia desain selalu berkaitan dengan elemen-elemen penyusun


ruang, kualitas unsur, prinsip desain dan asas desain. Kualitas unsur merupakan
elemen unsur-unsur seni yang berkaitan dengan audien. Prinsip tata susun
merupakan irama, harmoni, gradasi, kontras. Asas tata susun merupakan aturan
dalam menyusun suatu komponen sehingga menjadi seimbang dan satu. Dalam
makalah ini akan membahas mengenai pengamatan dan penilaian dari tiga
kamar hotel bintang empat dengan menggunakan pendekatan estetik seni
Monroe C. Beardsley.

2.1 Karya 1

Sumber : https://m.traveloka.com (diunduh Sintang, pada: 24 April 2017,


pukul 21.20 WIB)

Balemong Resort, merupakan hotel dan resort yang menawarkan


fasilitas ruang dengan nuansa Jawa yang kental. Terlihat dari bangunan-
bangunan resort nya yang berbentuk joglo dan juga terdapat aksen ukiran-
ukiran khas jawa. Ditambah dengan view hotel berupa pemukiman dan
sawah warga sekitar. Pada salah satu kamar hotel yang pernah penulis
tempati unsur khas jawa sangat kental terdapat pada pintu masuk yang
bagian atasnya terdapat ukiran-ukiran dan juga menggunakan kayu solid.
Furniture-furniture yang terdapat pada kamar hotel kebanyakan terbuat
dari material kayu solid seperti meja, kursi, nakas dan almari model build-
in. Dinding kamar di finishing dengan menggunakan cat tembok berwarna
kuning kehijauan. Lantai kamar menggunakan material vinyl motif kayu
yang disusun secara dinamis. Pemilihan warna seling menggunakan warna
putih supaya kamar terkesan lebih luas dan bersih. Perpaduan warna
dinding dengan warna lantai, furniture, pintu dan jendela terlihat harmonis
cenderung kontras. Pemilihan warna hijau kekuningan yang dipadukan
dengan warna kayu sangat menyatu. sehingga memberi kesan nyaman,
segar dan hangat pada kamar hotel tersebut.
Pengunaan lantai dengan motif kayu yang disusun dengan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan dinamis sehingga saat
pertama masuk pada kamar tersebut fokus langsung tertuju pada lantai
yang unik. Kamar ini tidak terlalu banyak menggunakan ornamen atau
hiasan-hiasan yang rumit. Hiasan pada dinding hanya terdapat sebuah
papan kayu selebar tempat tidur dengan motif serat kayu yang terekspos
dengan warna coklat tua yang menempel pada dinding dibagian belakang
head bed.
Hiasan tersebut menambah keindahan pada ruangan sehingga dinding
pada ruangan tidak terkesan kosong. Selain itu terdapat pula hiasan berupa
list bed yang terdapat diatas tempat tidur dengan motif batik dan berwarna
coklat khas batik tulis menambah kesan khas Jawa lebih terasa kental.
Perpaduan ukiran, material kayu, sentuhan tradisi dari kain batik dan
warna dinding yang terdapat pada kamar tidur hotel ini memperlihatkan
kesungguhan dalam menata ruang dengan nuansa Jawa yang kuat.
2.2 Karya 2

Sumber: https://www.google.com (diunduh Sintang, pada 24 April 2017,


pukul 21.22 WIB )

Solo View merupakan salah satu hotel bintang 3 yang terdapat di


Kota Solo. Pada salah satu kamar hotel terliihat dinding kamar dicat
dengan warna krem, plafon dengan warna putih, dan lantai dengan
keramik berwarna coklat kayu. Disana terdapat sebuah tempat tidur
berukuran double bed dengan bed bewarna putih dengan tambahan aksen
list bed berwarna coklat dengan motif daun berwarna coklat tua. Di atas
head bed terdapat dinding bermotif geometris dengan mempadu padankan
warna coklat tua, coklat muda dan abu-abu. Di depan tempat tidur terdapat
meja kayu panjang terlihat menempel pada dinding dengan warna coklat
muda dengan dilengkapi sebuah single chair berwarna coklat tua. Terdapat
sebuah lampu gantung di sudut ruangan tepat diatas meja dengan sorot
warna lampu bernuansa warm.
Perpaduan warna dinding dengan warna furniture dengan dominan
kayu menampilkan warna kontras cenderung harmonis. Kontras terlihat
dari warna seling dan tempat tidur yang mengaplikasikan warna putih
ditengah-tengah balutan warna coklat pada furniture dan lantai kayu.
Secara unity kamar ini terkesan tenang dan hangat
Suasana yang terbentuk dalam kamar hotel tersebut hangat. Kamar
hotel tersebut juga memiliki kesan tenang dan nyaman. Suasana hangat
tercipta dari banyak penggunaan furniture kayu sentuhan warna coklat,
abu-abu yang mendominasi sebagian besar ruangan. Pada salah satu kamar
yang terdapat di Sala View fokal point terdapat pada dinding belakang
tempat tidur. Dengan motif geometris yang tersusun acak membuat kesan
dinding ruangan yang kebanyakan berwarna krem polos menjadi lebih
hidup dan memberi kesan dinamis pada kamar tersebut.
2.3 Karya 3

Sumber: https://www.google.com
(diunduh Sintang M.M, pada: 24 April 2017, pukul 21.38 WIB)

Amarelo hotel adalah salah satu hotel bintang 3 yang ada di


kota Solo. Hotel ini menyajikan pelayanan moderen dengan city
view sebagai pemandangannya. Sebagai salah satu hotel yang
terletak di tengah kota Solo, Amarelo mengangkat tema pada kamar
yaitu berupa moderen dengan memasukkan sedikit unsur kayu.
Kamar di dominasi dengan warna putih, dari dinding, furniture
(almari dan meja), seling dan tempat tidur. Lantai menggunakan
material keramik dengan ukuran 60x60 cm dengan motif alam
berwarna coklat muda dan terdapat guratan coklat tua. Susunan
lantai dibuat formal. Warna lantai sangat kontras dengan warna
ruangan yang dominan putih. Pada dinding terdapat hiasan dari kayu
yang dipasang memanjang mengelilingi ruangan.
Wallpaper yang terpasang pada bagian dinding belakang
head bed dengan motif dan berwarna gold memberi kesan elegan.
Saat kita memasuki kamar tersebut perhatian kita langsung akan
tertuju pada wallpaper tersebut. Penggunaan bantal warna merah
sangat kontras dengan tempat tidur yang dominan bewarna putih dan
juga sedikit mencuri perhatian. List bed dengan motif seperti
wallpaper pada dinding bewarna emas juga nampak kontras dengan
warna tempat tidur yang dominan bewarna putih. Terdapat pula
hiasan bunga yang ada di meja memperindah tampilan ruangan.
Memberi kesan segar di dalam kamar yang minim akan tumbuhan
hijau.
Penggunaan warna putih yang mendominasi kamar
menambah kesan yang luas pada kamar yang ukurannya termasuk
minimalis. Pemilihan wallpaper pada salah satu dinding juga sangat
tepat untuk menghindari kesan monoton yang ditampilkan oleh
warna ruang yang didominasi warna putih. Terdapat aksen kayu
yang menempel pada bagian tengah dinding yang mengelilingi
ruangan juga memperindah tampilan dinding. Kesungguhan pada
penataan ruang terlihat pada penggunaan warna putih yang dominan
ditambah dengan sedikit sentuhan kayu dan warna gold pada
wallpaper memperkuat kesan elegan pada kamar hotel tersebut.
Penggunaan warna putih juga sangat tepat untuk mensiasati ukuran
ruang yang minimalis supaya terlihat lebih lapang.
III. SINTESA

Dari ketiga kamar hotel yang dimati, focal point yang paling menarik
terdapat pada head bed kamar hotel Solo View, perpaduan warna yang
harmonis dan bentuk geometris yang unik menjadikan kamar lebih terlihat
hidup. Unity yang lebih kuat terlihat pada kamar Balemong hotel and resort.
Karena terlihat dari penataan ruang, penggunaan furniture dengan material
kayu solid, hiasan diatas pintu yang menandakan cirikhas tempat tinggal
tradisional jawa, pemilihan warna semuanya balace dan masuk dalam tema
interior khas Jawa. Untuk kerumitan atau komplexity lebih terlihat pada
kamar hotel Solo View. Terlihat dari lebih banyaknya hiasan yang terdapat
pada kamar tersebut seperti wallpaper yang terletak pada belakang head bed
dengan motif geometris ditambah dengan perpaduan warna yang harmonis.
Dilihat dari kesungguhan atau intensity nya tema yang paling kuat terlihat
pada Balemong resort. Unsur khas Jawanya lebih kental terasa tidak hanya
di dalam kamar hotel tapi juga terdapat pada keseluruhan bangunan hotel
dan resortnya.
IV. KESIMPULAN
Menurut pendapat Monroe C. Beardsley keindahan pada benda
estetis itu dinilai dari tiga point utama. Yaitu kesatuan atau unity, kerumitan
atau complexity, dan kesungguhan atau intensity. Apabila salah satu unsur
tersebut tidak ada maka benda tersebut akan dinilai kurang estetis.
Bnyak hotel-hotel yang mempunyai jumlah bintang yang sama
namun memiliki konsep interior yang berbeda-beda hotel satu dengan yang
lainnya. perbedaan konsep inilah yang menarik untuk dibahas lebih dalam.
Dari ketiga kamar hotel tersebut yang memiliki jumlah bintang yang sama
namun dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mempunyai konsep interior
pada kamar tidur mereka yang berbeda-beda.
Diihat dari perbandingan ketiga kamar hotel tersebut. Kamar hotel
Balemong mengangkat tema Jawa dengan penggunaan furnitur sebagian
besar menggunkan kayu solid, kamar hotel Sala View mengangkat konsep
modern minimalis, sedangkan kamar hotel pada Amarelo lebih ke arah
modern dengan dominasi warna putih pada kamar.
Selain itu detail yang diperlihatkan pada kamar Balemong yaitu pada ukiran
kayu yang ada di atas pintu masuk kamar dan juga penggunaan kain batik
untuk list bed di atas tempat tidur. Untuk detail dari kamar hotel Amarelo
terletak pada walpaper yang digunakan pada salah satu dinding yang
terletak di belakang head bed. Detail pada kamar hotel Sala View terdapat
pada walpaper dengan bentuk geometris dengan menggunakan beberapa
warna yang kontras dan terletak di belakang head bed.
Daftar Pustaka

Modul mata kuliah estetika

Anda mungkin juga menyukai