Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

TATA RUANG DALAM (INTERIOR)

DISUSUN OLEH:

LINUS SUNLETY
45 16 043 016
DOSEN: LISA AMELIA ST., MT.

PROGRAM STUDY S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2018
TEORI UMUM DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM
INTERIOR

1. DEFINISI DESAIN INTERIOR

Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam
suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu bidang study
keilmuan yang didaarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat
menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik
fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi
lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu
bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak, maupun decoratif yang bersifat
sementara

Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut:

“Interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. These
physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set the stage for and
influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which
accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior
design , therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and
psychological enhancement of interior space.”

“Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam
bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan perlindungan,
mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang
menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan,
suasana hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah
pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.”

Desain interior pada dasarnya terkait dengan hal merencanakan, menata, dan merancang ruang
ruang interior didalam sebuah bangunan agar menjadi sebuah tatanan fisik untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam hal penyediaan sarana bernaung dan berlindung.

Sebagai perpanjangan dari bagian perencanaan, desain dalam sebuah interior merupakan hal
yang penting untuk menciptakan hirarki visual untuk membantu dalam penekanan ruangan yang
digunakan untuk ruang membaca. Desain interior yang bersifat kontemporer ditandai dengan
adanya variasi dan fleksibilitas atas ruangannya, namun keberhasilan dari hal tersebut ditentukan
dari kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan setiap ruangan yang menjadi tujuan
utamanya (Kugler, 2007).

Didalam bidang desain interior memiliki prinsip, yaitu :


1. Proporsi serta skala, prinsip ini selalu berhubungan dengan bentuk dan ukuran agar
terlihat lebih seimbang
2. Warna, dengan warna akan mempengaruhi psikologis anda yang berada pada ruangan
tersebut.
3. Focal point atau bisa juga disebut dengan daya tarik ruangan misalkan posisi pintu atau
jendela.
4. Ritme, merupakan pengulangan semua pola tentang visual, bisa juga didefenisikan
sebagai pergerakan terorganisir.

5. Detail, yakni pemilihan sakelar, letak pot bunga, tata cahaya pada suatu ruangan.
6. Keseimbangan

2. KONSEP INTERIOR

Ada beberapa konsep yang biasanya digunakan dalam penataan desain, diantaranya :

1. Rustik

Arsitektur Rustic merupakan gaya arsitektur dari Amerika Serikat yang digunakan untuk
bangunan pemerintah di desa atau struktur dan interior rumah pribadi. Gaya ini dipengaruhi
oleh gaya pengrajin Amerika. Dalam Bahasa Indonesia, gaya Rustic diartikan sebagai
berkarat atau tua. Sedangkan, dalam dunia arsitektur dan interior gaya rustic diartikan
memiliki tekstur yang kasar dan tidak di-finishing dengan baik. Maksudnya adalah penataan
desain rumah dan interior yang lebih menitik-beratkan pada kesan alamiah .

Pada era Romawi hingga Renaissance, gaya rustic lebih memusatkan diri pada finishing
façade menggunakan bebatuan yang teksturnya kasar dan kontras, dengan ornamen lain
yang dapat mempercantik ruangan. Pada abad 18, ciri unfinished gaya rustic ini
diaplikasikan melalui material kayu yang dilapisi pasir hingga terlihat seperti batu.

Gaya rustic memiliki karakteristik seperti menggunakan bahan alami, bentuk atap biasanya
terbuka dan menonjolkan kesan material kasar dan tua. Tembok biasanya juga tidak
dihaluskan atau bisa juga ditutupi dengan unsur batuan dengan tekstur yang kuat.
Warna yang paling sering digunakan adalah warna yang lebih alamiah dan mendekati
tampilan bahan yang digunakan seperti abu-abu, terakota atau merah batu bata, tanah, hitam,
kuning pucat, dan coklat kayu yang tergolong warna alami material.
Desain interior rustic dapat terlihat dari struktur permukaannya yang kasar dan terkesan
berantakan. Material dinding dibiarkan seperti aslinya, furnitur dari bongkahan kayu, atau
lampu gantung berkarat merupakan ciri khas dari gaya rustic. Barang-barang bekas yang
sudah tidak terpakai lagi seperti ranting pohon, kaleng, atau barang vintage lainnya dapat
menjadi penghias ruangan
Gaya rustic sangat fleksibel dan cocok jika ingin dikombinasikan dengan ga ya arsitektur
lain. Gaya minimalis yang menggunakan batuan alami juga dapat dengan mudah
digabungkan dengan gaya rustic. Sebuah ruangan dengan gaya modern yang bersih juga bisa
ditambahkan beberapa furnitur bergaya rustic yang biasanya tidak dipoles untuk menambah
kesan etnik.
Kayu yang sudah terlihat lapuk. Meja dengan desain kayu rustic memiliki tekstur kasar di
tepiannya tanpa polesan dari mesin yang membuatnya berkilau dan tidak menggunakan kayu
imitasi. Gunakan kayu dengan struktur aslinya atau dapat juga diberikan lapisan cat matte
atau diamplas untuk bagian tepinya. Untuk kursi, mungkin Anda dapat memilih kursi atau
bangku yang terbuat dari batang pohon,

Pola dan warna natural. Warna hijau, biru denim, khaki, warna merah oxblood, dan warna
pucat lainnya merupakan warna-warna yang selalu digunakan dalam gaya rustic. Anda dapat
menambahkan warna yang sedikit lebih cerah, namun jangan gunakan terlalu banyak. Motif
atau pola yang digunakan harus terlihat tradisional, mulai dari kotak -kotak, motif sulam,
atau belacu .
Kain yang dijahit dengan tangan. Tidak ada yang dapat menambahkan kesan indah yang
sederhana dari tampilan rustic selain selimut buatan tangan di atas tempat tidur atau
digantung di dinding.
Logam lama. Gunakan furnitur logam seperti perunggu, tembaga, timah, atau besi yang
memiliki sedikit goresan, karat, dan terkesan sudah lama dipakai. Furnitur logam ini dapat
digunakan sebagai meja di samping tempat tidur, meja tamu, atau tempat lampu. Hindari
penggunaan logam baru atau stainless steel, yang dapat membawa kesan yang lebih
kontemporer.

Atap dari balok kayu. Atap rumah yang terbuat dari balok-balok kayu dapat membuat
suasana natural yang paling nyata. Dalam gaya rustic, balok kayu yang digunakan biasanya
berukuran besar.
2. Konsep Klasik

Konsep klasik berasal dari gaya Yunani dan Romawi dimana konsep ini berbasispada susunan,
keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak termasuk elemen modern
dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat dari tradisi. Sebuah ruang yang
didesain dengan konsep klasik mempunyai banyak titik fokus. tungku api, meja besar, dan
tangga yang megah adalah beberapa titik fokus yang sering digunakan. Konsep klasik
menghasilkan tampilan yang megah dan mewah. Konsep ini sering digunakan untuk
menghasilkan citra terbaik dan sempurna karena menggunakan perhitungan filosofi arsitektur
terkemuka pada zaman lampau. Kekurangan konsep klasik terletak pada penggunaan material
yang lebih banyak dan tidak efisien dalam waktu untuk pengerjaannya.

Interior gaya klasik biasa ditemukan di rumah-rumah keluarga kelas menengah ke atas, sehingga
tidak heran bila gaya klasik identik dengan kemewahan dan kemapanan hidup. Siapa sangka
gaya interior yang terinspirasi desain interior era Yunani dan Romawi kuno ternyata menyiratkan
kebijaksanaan. Konsep desain interior gaya klasik adalah keteraturan, keseimbangan dan
keharmonisan sempurna. Titik fokus interior gaya klasik biasanya berupa obyek berukuran besar,
seperti furnitur, tangga, atau obyek lainnya.

Desainer interior Lofttid Design asal Bangkok, Thailand, memiliki konsep gaya klasik yang telah
diimprovisasi sehingga sesuai dengan kekinian dan lebih praktis dalam hal perawatan. Semua itu
tercermin pada rumah berukuran 25 × 7 × 20 m atau seluas 400 meter persegi di Ratchapurek
Pravet, Bangkok, yang akan kami ulas berikut ini.
Ruang tamu serba putih

Ruang tamu di rumah ini merupakan representasi ruang tamu gaya klasik yang sesungguhnya.
Warna putih diaplikasikan secara merata, mulai dari plafon, dinding, sofa, lemari bufet, sampai
ke lantai. Ruang tamu juga berfungsi sebagai area masuk rumah, sehingga perlu disediakan
ruang untuk area lalu lalang. Oleh karena itu, meski rumah ini cukup besar, desainer kami tetap
memanfaatkan dinding secara maksimal sebagai tempat penyimpanan, rak televisi, dan sepasang
meja tulis. Dinding kosong di sekitar pintu depan dimanfaatkan sebagai lemari pajangan yang
dilengkapi dengan kaca, sehingga benda-benda dekoratif di dalamnya bisa terlihat jelas. Namun
fitur menarik di sini tentu saja adalah plafon gantung yang didekorasi dengan plaster dan lis
warna emas dan lampu gaya klasik. Karpet bernuansa biru tua tampil sebagai kontras di ruangan
ini.

Ruang tamu rumah ini sangat identik dengan ruang tamu keluarga menengah ke atas di masa
lalu, super lapang dan tertata rapi. Ini adalah area duduk kedua yang ada di ruang tamu,
dipisahkan area kosong yang menjadi akses untuk menuju ruang makan. Furnitur dan elemen
dekorasi serba putih menghiasi area duduk beralas karpet putih. Suasana cerah dan anggun
tampak semakin berkilau berkat cermin yang menjadi akses dinding
Ruang makan

Kekhasan gaya klasik terlihat jelas dari pemilihan furnitur dengan lekuk-lekuk yang detil,
demikian juga pada elemen lainnya. Di sini kita sekali lagi melihat plafon gantung dengan
plaster sebagi detil bidang-bidang kecil di dalamnya. Cermin sebagai aksen dinding kembali
digunakan di ruangan ini, lengkap dengan pintu geser dengan furnishing abu-abu dan putih.
Gaya interior sebuah rumah juga bisa dikenali dari pemilihan tekstil untuk keperluan dekoratif,
misalnya tirai atau lapisan penutup sofa. Tekstil dekoratif gaya klasik biasanya sedikit berat,
bertekstur, dan tebal.
Plafon gantung heksagonal

Di bagian lain rumah ada area duduk lain menyambut kita. Seperti ruang tamu pertama, ruang
tamu kedua ini juga cukup luas dan berlokasi di area sudut rumah. Hal ini dapat diketahui dari
bentuk jendela dan plafon di atasnya. Uniknya, desainer melakukan terobosan dengan
membentuk sudut-sudut yang membentuk segi enam sesuai bentuk ruang. Sebuah ide brilian
untuk menambah kegemerlapan ruang tamu gaya klasik. Pemilihan warna hijau berhasil
menghadirkan kesegaran di ruangan ini, sama seperti hijaunya tanaman di halaman.

Dapur gaya klasik


Seperti ruangan lainnya, atmosefer klasik juga berhembus di dapur. Selain lis pada plafon dan
dinding yang berlekuk-lekuk, gaya klasik di sini tampak kekinian dengan marmer yang
menampakkan serat-seratnya pada lantai dapur dan backsplash. Lemari gantung juga difungsikan
sebagai sarang bagi lampu. Lihat bagaimana lemari tampak berkilauan berkat lampu di belakang
lemari. Pintu geser kaca berbingkai logam menciptakan keterkaitan antara dapur dengan halaman
dan ruangan lain di dalam rumah. Sebuah sentuhan modern di dapur gaya klasik.

3. Konsep modern minimalis

Terkadang untuk membuat desain interior minimalis tetap menarik, kita sering bereksplorasi
dengan berbagai macam bentuk-bentuk, baik dari segi bentuk ruangan, bentuk furnitur minimalis,
hingga bentuk pola yang diterapkan pada interior. Namun pada konsep interior minimalis “Less is
More”, penggunaan bentuk-bentuk justru dibuat lebih sederhana. Eksplorasi bentuk lebih
diutamakan pada ergonomi, kenyamanan, dan fungsi, tidak pada estetika desain.
Minimalisir Perabot yang Tak Begitu Terpakai

Karena interior minimalis pada konsep ini mengutamakan fungsi, pertimbangkan untuk mulai
mengurangi berbagai perabot dengan fungsi pendukung yang dalam keseharian tidak begitu
sering digunakan. Berfokuslah pada perabot utama yang memang dibutuhkan untuk menunjang
aktivitas di ruangan tersebut.

Jika kamu memiliki sebuah kursi di sudut ruangan, namun pada kenyataannya kursi tersebut tidak
pernah dipakai, hapus kursi tersebut dalam daftar perabot interiormu.Batasi Palet Warna Interior
Minimalis
Elemen warna merupakan salah satu elemen dalam interior minimalis yang kerap menjadi senjata
dalam mengeksplorasi desain interior. Namun, pada konsep interior minimalis “Less is
More”, pemilihan perpaduan warna tidak mengacu pada unsur estetika, tetapi tingkat kenyamanan
dari ruang itu sendiri.

Jadi, jangan heran jika kamu menemui banyak sekali warna-warna netral seperti putih yang
dominan pada desain interior minimalis yang mengadaptasi konsep “Less is More”.
Interior Minimalis tanpa Dekorasi Berlebihan

Kamu juga akan sangat jarang menemui elemen dekorasi pada desain interior berkonsep “Less is
More”, karena estetika dari dekorasi dan hiasan tidak masuk dalam pertimbangan
desain. Keberadaan lukisan dinding, figurin, dan dekorasi lainnya hampir tidak akan ditemukan
pada interior ruangan yang menerapkan konsep ini.

Tampilan desain interior minimalis akan terlihat jauh lebih polos, bersih, dan juga rapi. Di lain
sisi, hal ini akan membantu membuat desain interior minimalis ruangan menjadi terlihat lebih lega
dan lapang.
Utamakan Fungsi Interior Minimalis

Seperti yang telah dijabarkan pada beberapa poin sebelumnya, salah satu kunci dari konsep desain
interior minimalis “Less is More” adalah aspek fungsional. Maka, hindari bentukan desain dan
penataan elemen ruangan yang tidak berdasarkan aspek fungsi pada penggunaannya.
Menyuntikkan elemen yang sama sekali tidak menambah atau menunjang fungsi dari ruangan
sangat tidak direkomendasikan pada konsep ini.
Eksplorasi Penggunaan Sebuah Material

Umumnya, dalam mewujudkan sebuah desain interior minimalis kita akan memadukan banyak
sekali penggunaan material. Setiap karakter dan juga visual dari material bangunan akan
memberikan nuansa tersendiri pada desain interior minimalis ruangan.

Untuk memperkuat esensi “Less is More”, kamu bisa membatasi eksplorasi material-material
bangunan yang digunakan dan lebih berfokus pada eksperimen penggunaan sebuah material
bangunan untuk elemen-elemen desain interior minimalis lainnya.
Kurangi Detail pada Interior Minimalis yang bersifar Non-Fungsional

Jika melihat berbagai inspirasi desain interior minimalis sebelumnya, kamu tentu mulai
mendapatkan gambaran sebuah konsep interior minimalis yang bersih dan ringan. Salah satu cara
untuk mendapatkan visual seperti adalah dengan membuang semua detail-detail pada interior
ruangan. Pada konsep interior minimalis “Less is More”, kamu akan sangat jarang melihat pola-
pola dan tekstur dan hal lain yang bersifat detail karena hal ini tentu tidak termasuk dalam aspek
fungsionalitas ruangan.

4. Konsep futuristik

Arsitektur futuristik adalah arsitektur yang di desain dengan bentuk yang aneh dan berorientasi
masa depan dan juga tidak lazim. Bentuk desain yang arsitektur futuristik ini bisa berbentuk
kotak, bulat, atau tidak beraturan sekali atau berbentuk seperti badan hewan. Beberapa desain
futuristik dari arsitektur modern ini ada yang sebenarnya dalam proses sedang dibangun atau
akan dibangun serta ada yang sudah berdiri tegak dan digunakan. Dan ada juga yang masih
dalam bentuk model dan replika.
Futuristic merupakan trend fashion yang berarti trend masa depan. Namun trend fashion
futuristic sudah menjadi suatu style yang baru dan memberikan pengaruh pada setiap rancangan
yang ada. Saat ini fashion futuristic style diibaratkan seperti suatu yang lebih dari sebuah desain
modern. Desain futuristic style dapat terjadi dengan adanya permainan pola pola geometris.
Memainkan komposisi dari bentuk-bentuk geometri menjadi suatu komposisi yang dapat
terlihat beda dari desain-desain saat ini.

Futuristic mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju ke masa depan. futuristic pada
bangunan berarti mengesankan bahwa bagunan itu berorientasi ke masa depan atau bangunan itu
selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukkan melalui ekspresi bangunan.

Gaya interior futuristic, tidak harus tampil kaku, dingin dengan garis-garis lurus dan tegas. Gaya
ini juga dapat pula menerapkan dasar rancangan melalui bentuk geometris,seperti bentuk
lengkung,lingkaran dan bentuk lainnya yang asimetris serta desain yang unik,simple
dan berorientasi pada masa depan.Bentuk seperti ini akhirnya menajadi bagian dalam desain
futuristic.
Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek futuristic, Fleksibilitas dan
kapabilitas sendiri adalah kemampuan bangunan untuk melayani dan mengikuti perkembangan
tuntutandan persyaratan pada interior itu sendiri.

Implementasi pembentuk ruang:


1. Dinding. Konsep dinding menggunakan beberapa pengolahan ;
 Pengolahan pertama, dinding menggunakan plester semen lalu dilakukan proses finishing
dengan menggunakann wall paint dengan warna dan jenis yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan.
 Pengolahan yang kedua, yaitu dinding menggunakan treatment berbahan acrylic yang juga
berfungsi sebagai pencahayaan ruang. Dan gypsum board yang di finishing dengan hpl
berwarna putih dan juga berfungsi sebagai pencahayaan ruang karena adanya aplikasi lampu
electroluminecent wire pada dinding.
 pengolahan pada dinding ruang pagelaran fashion show yang memerlukan penangan tata
suara khusus menggunakan sistem dinding dobel dan wall covering dengan pengaplikasian
glass woll sebelum proses plester semen dan finishing dengan menggunakan foam ruber yang
dilapisi lagi dengan kain jenis suede. Sehingga mampu meredam suara dengan baik.
2. Konsep Material. Untuk dapat mendukung tema desain yang bersifat futuristic maka
material utama yang digunakan dalam perancangannya adalah pemilihan material yang
mencirikan masa depan (future) antara lain material – material yang dihasilkan melalui hasil
proses industri seperti Penggunaan material stainless steel, clear glass, finishing kayu duco,
finishing kayu laquer, acrylic, fnishing HPL, dan stone granit. Memadukan material – material
ini pada material dinding, ceiling, dan lantai. Material lainnya yang digunakan adalah material
yang memiliki sifat penyerap suara atau yang bersifat absorbent yang jauh lebih baik seperti
penggunaan material lapisan karpet, karet padat, foam dan burgess steel . material – material ini
akan diaplikasikan pada ruangan pagelaran fashion show dan ruangan yang memerlukan
penanganan tata suara khusus lainnya dan dipadukan dengan material yang bersifat reflector
3. Konsep Warna. Pengaplikasian warna pada elemen pembentuk ruang interior menggunakan
warna warna netral sebagai analogi dari dunia teknologi, selain itu penggunaan warna – warna
ini sama seperti sifat dari fashion itu sendiri yaitu selalu berkembang dan berubah – ubah.
aplikasi warna putih dengan aplikasi warna dengan intensitas penuh sebagai aksen ruang.
Penggunaan warna putih sebagai warna dasar dari konsep warna bertujuan untuk membuat
sebuah objek menjadi lebih cerah, lapang dan luas.warna putih merupakan warna netral yang
cocok diaplikasikan dengan warna apapun. menggunakan skema warna analogus pada
perancangan fashion center ini yaitu menggunakan pemilihan warna yang berdekatan pada
lingkaran warna. Pemilihan warna biru – ungu untuk menggenapi konsep skema warna ini.
dengan skema warna ini memunculkan sifat warna yang selaras dan tidak membosankan, warna
yang selaras adalah warna – warna yang seiringan dan pada lingkaran warna terletak berdekatan.
Pemilihan warna netral dan tidak dekoratif pada perancangannya bertujuan untuk secara tidak
langsung menjadi latar dari sebuah fashion yang ingin ditampikan paca fashion center ini.
mengaplikasikan warna netral dengan aksen warna analogus dari biru – ungu dengan tujuan agar
segala hal yang ditunjukan akan terlihat lebih menarik. Pemilihan konsep warna ini juga
berdasarkan pendapat atau teori yang dikembangkan oleh pakar warna Sulasmi Darmaprawira
W.A .

color wheel

sumber: tremped-rose.blogspot.com
4. Konsep Furniture. Konsep furniture yang digunakan pada proyek ini mengacu pada konsep
futuristic yang sudah dipilih, tidak harus tampil kaku, dingin dengan garis-garis lurus dan tegas.
Gaya ini juga dapat pula menerapkan dasar rancangan melalui bentuk geometris,seperti bentuk
lengkung,lingkaran dan bentuk lainnya yang asimetris serta desain yang simple dan berorientasi
pada masa depan.

furniture futuristik
Dirancang oleh arsitek Italia, Simone Micheli, rumah ini dikelilingi oleh vila-vila bergaya
Renaissance di lereng bukit Settignano, Florence. Keindahan interior futuristiknya tersembunyi
di balik fasad abad-20.

Interior futuristik itu terdiri dari beberapa cermin pantul yang “menangkap” dunia luar, lalu
menciptakan bentrokan estetika antara alam sekitar dan modernisasi di dalam ruangan. Kreasi
tersebut tercipta sebagai proyek penyatuan dua apartemen kecil dengan karakteristik yang sangat
berbeda.

Untuk membuat suasana cerah lewat desain kontemporer ini, Simone menggabungkan ruang
tamu terbuka, ruang makan, dan dapur. Ia menjadikan pintu sebagai fitur menarik dari kayu yang
disandingkan dengan baja, sedangkan sisi lainnya dihiasi dengan panel-panel cermin pantul

5. Konsep Eklektik

Eklektisme adalah gaya desain dan arsitektur yang muncul pada abad ke-19 dan 20. Gaya ini
menggabungkan unsur gaya historis dari masa sebelumnya untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan asli. Dalam arsitektur dan desain interior, elemen-elemen ini mencakup struktur bangunan,
furnitur, motif dekorasi, ornamen sejarah, motif budaya tradisional atau gaya dari negara lain.
Pada abad ke-19, Eropa dan Amerika Serikat mengalami Revolusi Industri besar-besaran, yang
juga memunculkan material baru pada arsitektur. Besi cor, besi tempa, baja, dan kaca muncul
sebagai bahan bangunan yang lebih praktis untuk digunakan. Namun, tanpa petunjuk bagaimana
menggunakan bahan-bahan baru tersebut, banyak arsitek yang mencari inspirasi dan melihat
pada gaya arsitektur masa lalu. Abad ke-19 identik dengan serangkaian ‘revival movements’, di
mana gaya masa lalu kembali muncul sebagai simbol dari kekuasaan modern.

Eklektik muncul pada akhir abad ke-19 karena para arsitek pada saat itu ingin mencari gaya baru
yang belum pernah orang lihat sebelumnya. Dengan dasar gaya-gaya desain masa lalu, mereka
kemudian mencampur dan memadukan berbagai macam gaya yang akhirnya memberikan
banyak inspirasi dengan kebebasan berekspresi. Kekuatan pendorong utama dari Ekletisme
adalah penciptaan, bukan nostalgia dan ingin membuat desain yang original.

Gaya eklektik adalah sebuah gaya desain yang memiliki metode menggabungkan berbagai aspek,
ide, teori yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada.
Eklektisme tidak selalu menggabungkan, tetapi kadang hanya menerapkan salah satu gaya saja,
hanya saja dalam bentuk konstruksi, fungsi, dan sisi konseptual berbeda dari sistem yang asli.

Gaya eklektik juga digunakan untuk desain rumah pada abad ke-20. Pada saat itu rumah adalah
simbol dari kekayaan dan kemakmuran. Semakin mewah isi rumah, semakin tinggi derajat
kebangsawanan seseorang. Secara estetika, gaya ini lebih berkaca pada gaya masa lampau
daripada masa depan. Tidak heran terdapat berbagai unsur arsitektur di dalamnya, seperti Gotik,
Rococo dan Victorian.
Berikut adalah beberapa tips untuk mendapatkan gaya eklektik:

Ketika Anda mengatur tata letak ruangan, perlu diingat meskipun gaya elektik adalah gaya yang
menggabungkan gaya dan periode melalui berbagai macam jenis barang, harus terdapat focal
point pada ruangan. Tonjolkan sesuatu yang eye catching, seperti aksen pada dinding atau item
dekoratif mencolok lainnya.

Kenyamanan dan kemudahan dari furnitur dan desain interior adalah kriteria utama gaya elektik.
Semua item dalam ruangan harus fungsional dan praktis, tidak hanya indah. Itu sebabnya dalam
gaya elektik kita sering menemukan mebel antik dan modern dapat saling melengkapi. Lemari
antik bisa diletakkan berdampingan dengan lemari built-in modern, meja kaca minimalis atau
kursi klasik dengan jok bordir emas.

Konsisten

Sifat dari gaya eklektik mungkin memang bervariasi, tetapi tiap ruangan yang ada di rumah
harus bisa selaras satu sama lain. Ruang di rumah Anda akan terlihat tidak konsisten atau
terputus jika terdapat banyak perubahan antara ruang satu dengan yang lain. Jika Anda telah
memutuskan untuk menggunakan gaya eklektik pada rumah, buatlah suasana yang selaras pada
setiap ruang di seluruh rumah. Pilih satu warna utama

Satu warna harus berfungsi sebagai faktor pemersatu dari keseluruhan desain rumah Anda. Bisa
hijau atau off white, pastikan untuk memilih satu warna yang dapat mengkolaborasikan
keseluruhan tampilan.
Penekanan pada dekorasi

Ini merupakan salah satu aturan dasar gaya elektik. Ukiran pada furnitur kayu, kaki melengkung
pada kursi, dan desain besi tempa dapat menghiasi interior dan melengkapi gambaran
keseluruhan ruangan. Kain tekstil besar dan mahal, tirai besar, seprei mahal dan bantal pada sofa,
ruffles, pita, dan renda dicampur bersama-sama dalam gaya elektik.

Pola geometris pada lantai (Sumber: pinterest.com)

Pola geometris

Pola geometris pada furnitur dan wallpaper adalah karakteristik lain dari gaya elektik.
Kebanyakan pola-pola populer yang sering digunakan adalah zigzag, vertikal, garis horizontal,
dan lingkaran.

Lantai parket pada gaya elektik (Sumber: elegantlygrounded.com)

Lantai dan atap

Lantai yang sering digunakan adalah lantai parket, laminate, kayu solid atau ubin. Lantai sering
dihiasi dengan karpet buatan tangan khas India dengan pola bunga-bunga. Anda dapat membuat
atap satu level atau multi-level dengan bahan semen atau juga dihias dengan lukisan.
Pencahayaan dapat berupa lampu kristal, chandelier, atau bahkan lampu bergaya urban
kontemporer.
Dinding

Dinding seringkali dihiasi dengan wallpaper, tirai atau sticker yang dekoratif. Sebuah lukisan
dinding sederhana juga dapat menjadi pilihan. Warna yang sering digunakan mulai dari putih,
abu-abu, hingga coklat. Untuk menambah hasil kontras, Anda dapat menghias salah satu dinding
dengan batu bata.

Gaya furnitur

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kriteria utama dalam pemilihan furnitur adalah
fungsionalitas. Akan tetapi, jangan lupakan juga sisi estetika. Gaya elektik menyukai furnitur
vintage dengan pola kayu yang jelas, besi, ornamen bunga, dan kain bordir. Sofa lembut dan
nyaman, mebel antik dan modern dikombinasikan dengan sempurna pada gaya elektik. Bahan-
bahan yang digunakan antara lain satin, kulit, beludru, dan corduroy.
Aksesoris

Ada banyak aksesoris yang dapat digunakan pada gaya elektik, seperti lukisan orang zaman
dahulu, barang-barang rumah tangga, cermin besar dengan bingkai emas, vas kristal dan bingkai
foto. Dalam dekorasi gaya elektik, setiap aksesoris yang digunakan harus memberikan kesan
bahwa Anda telah mengumpulkan semuanya selama bertahun-tahun. Mungkin aksesoris yang
digunakan bisa terkait dengan kenangan yang menyenangkan dari masa lalu atau impian Anda di
masa depan.

Anda mungkin juga menyukai