Nomor Revisi : 00
A. PENDAHULUAN
Dokumen Puskesmas merupakan data manajemen Puskesmas, sehingga data maupun
dokumen Puskesmas wajib dikelola secara baik agar tidak tercecer. Untuk
memudahkan didalam pengelolaan dokumen penting ditentukan sistem pengendalian
dokumen agar memudahkan dalam pengelolaan, penyimpanan dan pencarian untuk
diberlakukan pelaksanaannya, sebagai pedoman didalam pengelolaan dokumen di
Puskesmas, baik dokumen yang bertalian dengan dokumen administrasi Puskesmas
maupun dokumen akreditasi Puskesmas. Oleh karena itu sebagai acuan didalam
pengelolaan dokumen maka wajib disusun Pedoman Pengendalian Dokumen
Puskesmas.
C. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pelaksanaan pengendalian dokumen mulai dari usulan
pembuatan/ perubahan, pengesahan dan penerbitan, pendistribusian, dan perubahan
dokumen akreditasi Puskesmas.
Page | 1
pengesahan dan penerbitan, sistem penomoran, pendistribusian, maupun
penyimpanan dokumen Puskesmas, baik dokumen perkantoran maupun dokumen
akreditasi Puskesmas.
2. Dokumen Sistem Manajemen Mutu adalah dokumen-dokumen yang dijadikan acuan
dalam pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Purabaya, yaitu Manual Mutu, Standar
Operasional Prosedur, dan dokumen-dokumen pendukung proses lainnya.
3. Dokumen Terkendali adalah salinan dokumen yang distribusinya dikendalikan oleh
Pengendali Dokumen dan didistribusikan pada pihak yang tercantum dalam daftar
distribusi dokumen. Dokumen tersebut harus diperbaharui jika ada perubahan /
revisi.
a. Master dokumen atau dokumen asli distempel MASTER warna HIJAU pada
setiap halaman awal dan halaman tertentu (secara acak) dan simpan oleh WMM.
Contoh stempel :
Page | 2
5. Nomor Salinan adalah nomor copy dokumen yang didistribusikan kepada pihak
yang tercantum dalam daftar distribusi dokumen.
6. Dokumen Kadaluarsa adalah dokumen yang tidak berlaku tapi masih perlu
disimpan.
a. Stempel KADALUARSA berwarna MERAH diberikan pada setiap halaman awal
dan halaman tertentu (secara acak) pada dokumen yang sudah tidak berlaku
lagi. Stempel tersebut diberikan untuk membedakan dokumen tersebut sudah
tidak berlaku dan menghindari dari salah penggunaan jika dokumen tersebut
disimpan sebagai arsip perubahan dokumen.
b. Lama penyimpanan dokumen kadaluarsa adalah minimal satu tahun.
Contoh stempel :
7. Dokumen Eksternal adalah dokumen yang diterbitkan oleh pihak luar yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses Sistem Manajemen Mutu dan
Akreditasi di Puskesmas Purabaya.
8. Dokumen Internal adalah dokumen yang diterbitkan oleh Puskesmas yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses Sistem Manajemen Mutu dan
Akreditasi di Puskesmas Purabaya.
Page | 3
3. Standar Operasional Prosedur dan dokumen pendukung lainnya pada halaman
pertama disajikan dengan header kop surat sedangkan untuk halaman berikutnya
tanpa menggunakan header kop surat.
4. Setiap lembar dokumen harus mencantumkan nomor dokumen, tanggal terbit,
nomor revisi dan nomor halaman.
5. Setiap penomoran dokumen harus mengikuti format sebagai berikut :
- Surat masuk dan surat keluar diberi nomor sesuai dengan ketentuan Peraturan
Bupati Sukabumi Nomor 37 Tahun 2015 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemeritah Kabupaten Sukabumi.
- Penomoran dokumen akreditasi dilakukan di secretariat akreditasi dibantu
dengan sekretaris masing-masing kelompok kerja.
- Uruta penomoran meliputi :
Kode kelompok kerja/kode dokumen/bulan (huruf romawi)/tahun/nomor urut
dokumen 3 digit tanpa spasi.
Contoh : A/SOP/I/2016/001
Page | 4
m. Apabila dokumen merujuk pada upaya kesehatan/pelayanan tertentu bisa
ditambahkan kode sesuai dengan pelayanannya antara lain :
KIA, KB : Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
Gizi : Pelayanan Perbaikan Gizi
P2M : Pencegahan Penyakit Menular
Promkes : Promosi Kesehatan
Kesling : Kesehatan Lingkungan
BPU : BP Umum
BPG : BP Gigi
Lab : Laboratorium
RM : Pendaftaran
IGD : Instalasi Gawat Darurat
Usila : Pelayanan Usila
Obat : Pelayanan Farmasi
PTM : Penyakit Tidak Menular
IMS : Insfeksi Menular Seksual
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
Imuns : Imunisasi
Jiwa : Program Jiwa
Indera : Program Indera
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
PKPR : Program Kesehatan Peduli Remaja
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
UKGM : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
Page | 5
Minimum Minimum
Minimum Level
Jenis Dokumen Level Level
yang Mengesahkan
Penyusun Pemeriksa
Manual Mutu WMM WMM Kepala UPTD
Pedoman Mutu WMM / Tim ISO WMM Kepala UPTD
Standar Prosedur Petugas atau
WMM Kepala UPTD
Operasional Pelaksana
Dokumen Pendukung
Kepala Tata Usaha ,
(Tugas Pokok dan
Petugas atau WMM Kepala UPTD
fungsi, standar,
Pelaksana
referensi dll)
Sub Koordinator /
Format Formulir WMM Kepala UPTD
Penaggung Jawab
Page | 6
4. Penyimpanan dokumen / arsip perkantoran sesuai dengan sistem penyinmpanan
aturan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu dengan PERATURAN
BUPATI SUKABUMI NO : 37 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI dengan alur sebagai
berikut :
a. Surat Masuk
1) Surat masuk diterima oleh pengadministrasi surat pada SKPD / unit kerja
2) Pengadministrasi surat melakukan pencatatan data agenda surat masuk
dan melakukan penyimpanan.
3) Penggunan tujuan surat dapat melihat dan memeriksa data maupun isi
surat masuk yang ditujukan kepadanya
4) Apabila surat masuk tersebut salah alamat, terdapat fasilitas khusus untuk
mengembalikan ke pengadministrasi surat agar dilakukan penyesuaian
5) Pengguna tujuan surat dapat menangani surat masuk denag membuat
disposisi,
b. Disposisi
1) Alur disposisi merupakan kelanjutan dari penanganan surat masuk atau
disposisi lanjutan.
2) Pembuat disposisi merupakan pengguna tujuan surat yang menerima surat
untuk masuk pertama kali atau penerima disposisi yang melakukan
disposisi tujuan.
3) Format disposisi dilengkapi dengan keterangan perintah yang diberikan
kepada penerima disposisi.
4) Data disposisi yang telahdiisikan akan tersimpan dalam basis data yang
terpusat dan sistem secara otomatis akan melengkapi dengan lampiran
surat masuk.
5) Penerima disposisi harus menindak lanjuti disposisi dan melaporakn
pelaksanan tindak lanjut disposisi kepada pembuat disposisi.
6) Apabila diperlukan, penerima disposisi dapat melakukan disposisi lanjutan
kepada pejabat dibawahnya.
c. Surat Keluar
1) Konsep surat dibuat oleh SKPD / unit kerja yang mempunyai inisiatif untuk
membuat konsep surat keluar.
2) Konsep surat dibuat dengan menggunakan template acuan sesuai dengan
ketentuan yang mengatur tentang tata naskah dinas pada Pemerintah
Daerah.
3) Konsep surat harus diajukan kepada atasan untuk mendapat persetujuan.
4) Surat yang sudah disetujui oleh atasan diberi nomor sesuai dengan format
penomoran agenda suart keluar.
Page | 7
Surat yang telah diberikan nomor kemudian dicetak dan dibubuhi tanda
tangan dan cap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Penyimpanan dokumen / arsip kepegawaian Puskesmas dilakukan dengan
menggunakan box file masing-masing nama pegawai dengan urutan arsip
kepegawaian yang ditentukan.
e. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing-masing kelompok
pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen) menyimpan
master dokumen semua kelompok pelayanan dan program.
I. PEMINJAMAN DOKUMEN
Peminjaman dokumen dari antar unit / lintas unit dengan dengan menggunkan ekpedisi
peminjaman, sedangkan peminjaman yang dilakukan oleh lintas sektoral atau dinas
atasan harus memakai surat resmi dan melewati ketatausahaan.
K. FORMAT-FORMAT
Untuk menyeragamkan format yang digunakan di Puskesmas Purabaya, dilampirkan
format sebagai berikut :
1. Format disposisi surat masuk
Dalam prosedur pengurusan surat masuk, ada salah satu tahapan yang dilakukan
oleh pencatat surat atau ketatausahaan, yang memanfaatkan lembar disposisi.
Penggunaan lembar disposisi ini dilakukan ketika proses menyampaikan surat.
Dalam penyampain surat, maka hendaknya disertai dengan lembar disposisi
kepada pengarah surat.
Yang dimaksud dengan lembar disposisi adalah lembar yang disediakan oleh
pencatat/ketatausahaan yang dipergunakan untuk membubuhkan disposisi
pimpinan. Ada beberapa langkah serta ketentuan yang perlu diketahui dalam
pengisian lembar disposisi tersebut. Untuk mengetahuinya, dapat diamati dari
contoh lembar disposisi berikut ini :
Petunjuk pengisian lembar disposisi
a. Indeks : diisikan sesuai penomoran surat
masuk
b. Tanggal penyelesaian : diisi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan untuk
menyelesaikan kegiatan yang tertera pada surat masuk
c. Dari : asal pengirim surat
Page | 8
d. Perihal : isikan tentang isi dari maksud dan tujuan yang tertera
pada surat masuk
e. Tanggal dan no surat : diisikan sesuai dengan tanggal dan no surat yang tertera
pada surat
f. Intruksi/informasi : pendelegasian dari kepala puskesmas kepada karyawan
yang bersangkutan tentang isi dari surat
g. Diteruskan kepada : isikan kepada siapa surat tersebut diteruskan
2. Format surat keluar
Penulisan surat keluar terdiri dari :
a. Kepala surat (kop surat berisi logo, nama dan alamat instansi)
b. Tanggal surat (tanggal pembuatan surat)
c. Nomor surat (no.sesuai dengan aturan administrasi masing-masing instansi)
d. Lampiran surat (berisi jumlah lampiran,missal 1 berkas/1 bendel)
e. Hal (tujuan pembuatan dan penyampain surat)
f. Kepada (nama penerima surat)
g. Alamat surat (alamat penerima surat)
h. Pembuka surat
i. Isi surat
j. Penutup surat
k. Nama jelas dan tanda tangan
3. Format Surat Keputusan
Kebijakan adalah Peraturan / Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTP
yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
penanggungjawab maupun pelaksana.
Penyusunan Peraturan / Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada Peraturan
Perundangan, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-
pedoman teknis yang berlaku seperti ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan,
Kementrian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Peraturan / Surat Keputusan Kepala FKTP dapat dituangkan dalam pasal-pasal
dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan / keputusan.
Format Peraturan / Surat Keputusan disesuaikan dengan peraturan daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
a. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital :
1) Kebijakan : peraturan / keputusan kepala (sebutkan nama FKTP)
2) Nomor :ditulis sesuai system penomoran di FKTP
3) Judul : ditulis judul peraturan / keputusan tentang
4) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Page | 9
5) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan ditengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
b. Konsideran, meliputi :
1) Menimbang :
a) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alas an pembuatan keputusan,
b) Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf capital diakhirii dengan
tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
c) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf
kecil dan dimulai dengan kata bahwa dengan b huruf kecil, dan diakhiri
dengan tanda baca titik koma (;)
2) Mengingat :
a) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan / Surat Keputusan tersebut
b) Peraturan Perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi
c) Kata mengingat diletakkan dibagian kiri sejajar kata menimbang
d) Konsideran yang berupa perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1,2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;)
c. Diktum :
1) Diktum MEMUTUSKAN ditulis simetris ditengan, seluruhnya dengan huruf
kapital ;
2) Diktum menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, hurup awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:).
3) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (Kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)
d. Batang tubuh
1) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan / Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
Dst
2) Dicantumkan saat berlakunya Peraturan / Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
Page | 10
3) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan / Surat Keputusan,
dan ditanda tangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan / Surat
Keputusan.
e. Kaki :
Kaki Peraturan/Surat keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat
penandatangan penerapan Peraturan / Surat Keputusan, pengundangan
Peraturan/Keputusan yang terdiri dari :
1) Tempat dan tanggal penetapan,
2) Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,)
3) Tanda tangan pejabat, dan
4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani.
f. Penandatanganan :
Peraturan / Surat Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh Kepala FKTP,
dituliskan nama tanpa gelar.
g. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan :
1) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul Peraturan/Surat
Keputusan
2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Surat Keputusan
yaitu :
a. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala FKTP hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
b. Untuk kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai dictum
tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
Format Standar Prosedur Operasional (SOP)
SOP ( Standar prosedur operasional) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukkan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktifitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan (Permenpan
no.035 tahun 2012).
Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi tambahan
materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir,
persiapan alat dan bahan dan lain-lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang
ada di SOP.
Format SOP sebagai berikut :
a) KOP/Heading SOP
JUDUL DITULIS HURUF KAPITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Logo Tanggal Terbit : Lambang
SOP Halaman :
Page | 11
Pemda Puskesmas
Nama Puskesmas Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
NIP
b) Komponen SOP
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN
4. REFERENSI
5. PROSEDUR /
LANGKAH-
LANGKAH
6. DIAGRAM
ALIR(jika
dibutuhkan)
7. UNIT TERKAIT
8.REKAMAN HISTORIS
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap didalam table / kotak adalah: nama Puskesmas dan logo,
judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan
untuk pwengertian, tujuan, kebijakan, prosedur / langkah-langkah dan unit terkait boleh tidak
diberi label / kotak
Page | 12
Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah lpgp Pemerintah
Kabupaten / kota, dan lambing Puskesmas
3. Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a. Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian / menimbulkan multi persepsi.
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci; sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk..
c. Kebijakan: berisi kebiajakn kepala FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada
bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas
No. 005/2014 tentang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d. Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan
penyususnan SOP, bias berbentuk buku, peraturan perundang
undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e. Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian uatam
yang mengfuraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
f. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkaitatau prosedur yang
terkaitdalam prses kerja tersebut.
g. Diagram alir / bagian alir (flow chart): didalam penyusunan
prosedur sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi
dengan diagram alir / atau bagianalir untuk memudahkan dalam
pemahaman langkah-langkahnya bentuk symbol-simbol sebagai
berikut;
h. Rekaman historis ini dipergunaka apabila terjadi perubahan /
revisi pada SOP yang telah dibuat. Rekaman historis ditempatkan
pada lembar tersendiri setelah kolom unit terkait.
Syarat penyusunan SOP
1. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau
panitia yang ditunjuk oleh kepala puskesmas / FKTP hanya untuk
menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya
diperoleh dengan adanya keterlibatan personil / unit kerja dalam
penyusunan SOP.
Page | 13
2. SOP harus melupakan floe charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian wakil manajemen mutu diminta memberikan tanggapan.
3. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan, dan mengapa.
4. SOP jangan menggnakan kalimat majemuk, subjektif, prediktif, dan
objek SOP harus jelas.
5. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
pelayanan, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kesehatan dan asprk keselamatan kerja.
Evaluasi SOP
a. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja/ actions yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark)
Page | 14
halaman ;
Jumlah
Compliance rate (CR)%
Isi daftar tilik:
a. Nama unit : ditulis berdasarkan sesuai dengan unit sesuai
dengan SOP
b. Nama petugas : pelaksana kegiatan dari rincian SOP
c. Tanggal pelaksanaan: tanggal pada saat dilaksanakanya
d. Uraian kegiatan : langkah- langkah yang diguakan dalam
susunan kegiatan
Format Resep
1. Format rujukan eksternal
2. Format rujukan internal
3. Format persetujuan dan penolakan tindakan medic
4. Format permintaan pulang paksa
5. Format kerangka acuan
Kerangka acuan disusun untuk program atau
kegiatan yang akan dilakukan oleh FKTP. Program
/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan standar akreditasi, antara lain: program
pengembangan SDM, program peningkatan mutu
puskesmas dan keselamatan pasien, program pencegahan
bencana, program pencegahan kebakaran, kegiatan triase
gawat darurat dan sebagainya.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan
dan kegiatan kegiatan yang dilakukan dalam mencapai
tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang
merupakan tujuan secara garis besar dari seluruh program /
kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari
tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan, dalam kerangka
acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan
kegiatan agar tujuan tecapai, dengan penjadwalan yang
jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
Kerangka acuan dapat menmggunakan format yang
diterapkan didinas kesehatan dan kabupaten/ kota masing-
masing atau contoh sistematis kerangka acuan sebagai
berikut :
Page | 15
Kop berada pada Header dan terdapat pada setiap lembar
halaman dan menggunakan penomoran halaman.
I. PENDAHULUAN
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum
yang masih terkait dengan upaya / kegiatan
III. TUJUAN
A. Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya
B. Tujuan khusus
Adalah tujuan secara rinci
IV. TATA NILAI
Tata nilai mengacu pada tata nilai puskemas
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan
N KEGIATAN PRODUK RINCIAN KEGIATAN
O
Page | 16