Anda di halaman 1dari 9

PROFIL KELUARGA

Mr. M Mrs. M

Mr. L Mr. A
Ms. M
Nama: Mr. M Mrs. M Mr. L Mr. A Ms. M
Usia: 48 th 47 th 22 th 20 th 13 th
Tingkat Kuliah SMA Transition Transition(4th 2nd yr
Pendidikan: year high sumulong
school) (blue)
Pekerjaan: Supir IRT Pelajar Pelajar Pelajar
Kemampuan: Menyetir Mengurus Menggambar Menggambar/ Menari
Keperluan musik
Rumah
Pendapatan 8,400 P
(bulan):
Penyakit yang Hipertensi Retardasi
diderita: Mental

Gambaran dari Rumah Keluarga

Keluarga dari Tn. M berlokasi di #35 Oliveros st. Brgy dela Paz, Kota Antipolo.
Berada di tepi jalan, dengan gerbang berwarna hitam berkarat, dan tinggi bangunan
setinggi tiga kaki. Jalan menuju rumah tersebut buruk, butuh beberapa tahap agar dapat
menuju ke rumah tersebut. Rumah itu berada di sebelah kanan jalan dengan dikelilingi
bermacam tumbuhan dan pohon. Terdapat 2 tirai yang berwarna putih dan hitam,
dibelakang tirai tersebut terdapat beberapa ekor anjing yang akan menggonggong ketika
ada seseorang yang masuk. Terdapat beberapa drum yang berfungsi untuk menampung
air. Juga terdapat sebuat mesin cuci tua yang jarang digunakan. Disebelah itu terdapat
tempat untuk menjemur pakaian.
Saat berada di pintu, terlihat ruang tamu yang berantakan, lantainya terbuat dari
semen yang tidak dihaluskan. Terdapat 3 sofa yang terbuat dari kulit berwarna biru yang
tertutup pakaian. Di sisi kanan terdapat TV berwarna berukuran 16 inci berwarna hitam.
Pemutar DVD dan CD yang disimpan di rak berbeda. Di samping ruang tamu terdapat
sekat yang memisahkan kamar tidur dengan seisi rumah, yang terbuat dari kayu berongga
yang ditempeli foto , kalender, lukisan, dan poster. Dari situ dapat terlihat dapur; wastafel
tanpa keran, air yang berasal dari wastafel akan mengalir ke bagian luar rumah melalui
pipa air. Disebelahnya terdapat kompor yang tua, diletakkan di atas meja kayu, meja
makan diisi dengan peralatan dapur dan teko, yang juga terbuat dari kayu.
Hal pertama yang dapat dilihat dari kamar tidur adalah 2 lemari yang dipenuhi
dengan pakaian kotor dan bersih. Tempat tidur kayu dengan matras berada di sebelah
kanan ruangan; terdapat 2 matras lainnya yang dimana tempat semua anggota keluarga
tidur. Di sudut terdapat TV kecil dan DVD, dan terdapat jendela yang tertutup.
Rumah tersebut tidak memiliki plafon yang menyebabkan hawa panas masuk
dengan mudah. Atap rumah tersebut terbuat dari besi dan kayu, dengan kipas dan lampu.

Fokus dari pasien dan keluarga

A. Assessment

Riwayat
Pasien berusia 20 tahun lahir pada 7 Juni 1989 di rumahnya. Dia merupakan anak
ke dua dari tiga bersaudara, memiliki kaka yang mengalami retardasi mental. Ibu pasien
mengatakan bahwa keluarga dari suaminya memiliki riwayat retardasi mental. Pasien
beragama katolik. Selama hamil, ibu pasien datang ke pusat kota untuk kontrol jika dia
merasa sakit pada perutnya. Ibu pasien juga belum pernah mendapatkan vaksin tetanus.
Ibu pasien memercayai bahwa dengan meminum air kelapa selama hamil akan
menghapus kotoran dan mikroorganisme, makan daun malunggay akan mengisi kembali
darah. Pasien lahir dengan normal. Saat usia 2 tahun, dia bermain dengan kakaknya, dia
mengalami patah tulang tangan kirinya setelah itu pasien dibawa ke Philippine
Orthopedic Center dan dipasang gips selama 10 bulan dan dapat sembuh dengan
sempurna serta dapat berfungsi normal.

Pasien mendapatkan ASI ekskludif selama 1 minggu, setelah itu dikombinasikan


dengan susu formula hingga 7 bulan. Dia mulai makan makanan padat ketika gigi
pertamanya tumbuh yaitu usia 8 bulan. Dia mengelarkan kata pertamanya saat usia 18
bulan dan dapat berjalan usia 1 tahun serta melatih untuk ke toilet usia 5 tahun. Ibu
pasien mengatakan bahwa anaknya mendapatkan vaksinasi lengkap.

Pergaulan selama Masa Kanak-Kanak

Dia biasanya bermain dengan kakaknya di rumah dan rumah sepupunya. Dia
mulai bersekolah kelas 1 di Juan Sumulong Elementary School tahun 1996, pasien ingat
bahwa dia dibully oleh teman kelasnya dengan ditaruh permen karet pada rambutnya dan
jajanannya diambil secara paksa, lalu dia menceritakan ke ibu nya dan menangis setiap
kali dia bercerita. Ketika mereka mendaftarkan di sekolah yang sama tahun 1997,
gurunya mengatakan kepada ibu pasien bahwa pasien tidak akan naik kelas dikarenakan
kemampuan belajarnya yang lambat. Selanjutnya pasien hanya berdiam di rumah selama
satu tahun, sedangkan ibu pasien mencari sekolah yang sesuai dengankebutuhannya. Ibu
pasien mengunjungi DSWD untuk meminta bantuan. Selanjutnya pihak DSWD membuat
surat rujukan ke Saint Catherine Special Learning School. Lalu dia pergi ke sekolah luar
biasa dengan membawa surat dan masuk ke program beasiswa untuk anaknya dengan
retardasi mental. Selanjutnya pasien bersekolah di Saint Catherine sebagai seorang
pelajar Pre - vocational lalu dia dipromosikan untuk menjadi Transition student.

Penampilan Umum dan Kebiasaan Motorik


Pasien berkulit coklat, berambut hitam dan kering serta tidak terdapat ketombe,
pupil berwarna hitam dengan bulu mata lentik dan sclera berwarna putih, hidung
mancung, bibir agak pucat, pada beberapa area wajah tampak luka bekas jerawat. Kedua
kuku pada anggota gerak bersih dan berwarna kemerahan. Pakaian yang digunakan
pasien sesuai dengan cuaca saat itu. Dia sedikit berbicara jika membicarakan sesuatu
yang menurutnya tidak menarik. Dia butuh waktu agak lama dalam menjawab
pertanyaan. Nada suaranya normal dan tidak menggunakan kata-kata yang tidak jelas.
Selama pembicaraan, dia akan menggerak-gerakkan kaki kirinya setiap menjawab
pertanyaan yang membuatnya cemas. Dia melakukan eye contact dengan pemeriksa saat
berbicara.
Mood and Affect
Pasien merupakan orang yang periang. Selama interview, dia tersenyum hangat
dan terbuka. Saat interview, dia menunjukkan ekspresi yang sama dan sebangun. Sebagai
contoh, dia akan menunjukkan wajah sedih ketika dia bercerita tentang bagaimana dia
dibully oleh teman sekelasnya selama sekolah di Sumulong Elementary School. Dia
tertawa pada saat topiknya menyenangkan, seperti saat dia menceritakan pengalaman
kontes yang dia ikuti. Dia juga menunjukkan mood yang gembira. Dia secara normal
akan menggelengkan kepalanya sebagai tanda dia tidak setuju dengan sesuatu. Tubuhnya
kebanyakan menunjukkan ketenangan, tangannya tetap di pabgkuannya. Kakinya tidak
disilingkan, terpisah sekitar 2-3 inci. Untuk pertanyaan yang tidak menyenangkan, dia
akan menyuruh ibunya ntuk melanjutkan jawaban dari pertanyaan tersebut dan
memalingkan tubuhnya dari pemeriksa. Dia mengekspresikan emosinya dengan stabil
dan menunjukkan respon yang dalambat dalam ekspresi wajah.

Proses Berpikir dan Isi Pikir

Pasien memiliki pemikiran yang terbatas karena ketika dia menjawab sebuah
pertanyaan, dia akan menjawab dengan satu sampai tiga kata paling banyak dan dia akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk berpikir setiap menjawab pertanyaan. Dia juga
menunjukkan beberapa pemikiran yang terbatas. Terutama saat ditanyakan kehidupan
masa kecilnya, dia ingat enjadi korban bullying dan dia selalu kembali ke topic tersebut
ketika ditanyakan mengenai sekolahnya. Pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang
tepat dan relevan pada topic. Terkadang dia akan menjawab secara spesifik pada beberapa
poin dan berbicara lebih banyak kata ketika ditanya dengan pertanyaan deskriptif. Ini
berarti dia tertarik untuk menceritakan sesuatu. Seperti saat menceritakan kompetisi
menggambar yang dia ikuti.
Pasien tidak memiliki delusi dan obsesi. Dia memiliki ketakutan terhadap
berenang. Dia juga takut terhadap dokter yang dia tidak kenal karena dia percaya bahwa
dokter akan melakukan sesuatu yang menyakitkan dan membahayakan dia, jadi dia tidak
mau memeriksa gangguan yang dia miliki. Satu hal yang ditemukan dari pasien ini adalah
dia membutuhkan perhatian saat dirumahnya terdapat banyak orang. Dia akan
menunjukkan semua hal yang dia bisa lakukan dan tanggapan yang berbeda yang dia
terima. Dia mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman, berhubungan baik dengan
keluarganya dan mendapatkan banyak penghargaan atas kemampuannya menggambar.
Pasien ini memiliki kemampuan rata-rata di St. Catherine Special Learning Center dan
memiliki kemampuan dalam menggambar dan music walaupun dengan gangguan.

Sensorium dan Proses Intelektual


Pasien hanya dapat mengorientasi waktu dan tempat tapi sulit mengorientasikan
tanggal saat dia diwawancarai. Dia akan melihat kalender dan gagal dalam menyebutkan
tanggal yang benar.
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah memiliki riwayat halusinasi, juga
tidak pernah melihat pasien berhalusinasi. Pasien juga mengatakan bahwa dia tidak
pernah mengalami halusinasi seperti mendengar dan melihat benda yang tidak nyata ada.
Pasien mengatakan bahwa yang membuatnya bingung adalah suara berisik dari
tetangganya ketika dia berada di luar rumah; tetangganya mengolok-olok dan
menertawainya.
Pasien saat ditanyakan apakah dia memiliki kesulitan utnuk mengingat waktu dan
tempat, dia menjawab tidak. Dia dapat mengingat teman kelasnya saat sekolah dasar
seperti dia selalu menangis karena mereka memercandai dan membully nya. Suatu
peristiwa yang diingatnya adalah mereka menaruh permen karet ke rambutnya dan
mengambil makanan serta uangnya.
Saat pasien ditanyakan mengenai keluarganya, dia ingat nama lengkap dari orang
tua, saudara kandung, dan tanggal ulang tahunnya juga tanggal ulang tahun mereka dan
alamat mereka. Pada saat itu, dia tau nama gurunya, dan hari dan waktu dia harus
berangkat sekolah.
Pasien bisa konsentrasi terhadap tugas sekolah dan rumahnya. Yang berarti ketika
dia melakukan aktivitas sekolahnya, dia dpat menyelesaikannya dengan baik seperti
hitungan matematika, menggambar, membaca, dan menulis. Ini hanya terjadi saat dia di
kirim ke St. Catherine, sekolahnya yang sekarang, tidak seperti saat di sekolahnya yang
sebelumnya, dia selalu kebingungan dan tidak dapat berkonsentrasi karena dibully teman
sekelasnya.
Pasien mengetahui bahwa ada sesatu yang salah dari dirinya, itu mengapa sejak
sekolah dasar sampai sekarang orang-orang disekitarnya mengolok-oloknya. Ibu pasien
ingin dia mendapatkan pertolongan yang serius terhadap kondisi pasien, tapi pasien
sendiri menolah untuk diperiksa secara medis. Alasannya dia hanya mau diperiksa oleh
dokter yang dikenalnya. Di St. Catherine, dia mau untuk diperiksa kondisinya karena dia
mengenal orang yang akan mengurus dan memeriksa statusnya.
Pasien tidak mahir dalam mengeja; dia juga tidak mahir dalam berhitung. Dia
memiliki kesulitan paling besar dalam pembagian. Dia menjelaskan peristiwa atau situasi
dengan tepat. Dia dapat mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya melalui
menggambar dan bukan menulis atau berbicara. Dia juga bisa bermain gitar.

Judgment and Insight

Pasien mengetahui bahwa dia bersekolah di St. Catherine karena dia berbeda
dengan anak lainnya dan dia sakit. Tapi dia tidak mau diperiksa oleh spesialis yang dia
tidak kenal karena takut akan disuntik atau dilakukan seuatu terhdap dirinya. Dia merasa
mendengar sesuatu, setiap kali keluarganya pergi dari rumah. Lalu dia menyadari bahwa
suara tersebut berasal dari kenalannya yang juga tinggal di rumahnya. Secara
keseluruhan, dia mengatakan tidak memiliki halusinasi terhadap suara atau melihat
sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat.
Untuk assessing penilaiannya, dia ditanya apa yang akan dia lakukan jika dia
marah atau kesal kepada seseorang dan menyakitinya. Dia berkata tidak akan menyakiti
mereka, dan membiarkan itu berlalu. Contoh lain untuk pertanyaan yang berhungan
dengan penilaian, adalah ketika uang teman perempuannya diambil oleh teman kelasnya
yang lain, sebagai ketua kelas, dia akan memberitahukannya kepada ketua angkatan dan
selanjutnya ketua angkatan akan memberitahu ke gurunya. Dia mengakhiri jawaban
dengan bercerita bahwa uangnya dikemabalikan ke teman kelasnya.
Dia mengatakan bahwa dia tidak akan mandi setiap harinya dengan alas an dia
akan sakit. Dia juga memiliki konsep kematian yang baik karena dia menangis ketika
anjing peliharan kesukaannya mati.

Konsep Diri
Pasien mengatakan bahwa yang dia suka dari dirinya adalah kemampuannya
memenangkan kompetisi walaupun dia berbeda dari orang lain seusianya. Dia juga
mengatakan bahwa dia rajin, baik, dan selalu mengikuti instruksi dari gurunya. Saat
ditanya mengenai karakter dirinya, dia terhenti sesaat. Dia berkata bahwa ketika kamu
melakukan sesuatu, pasti akan ada konsekuensinya. Dia tidak sadar dengan
penampilannya dan suka difoto. Dia memilih memenangkan lomba gambar yang
disponsori oleh pemerintah kota, sebagai pengalaman terbiknya yang pernah terjadi paa
dirinya. Dan peristiwa yang paling buruk yang pernah terjadi di hidupnya adalah
pengalaman orang lain menaruh permen karet di rambutnya. Dia juga berkata dia ingin
mengambil bidang seni di kuliah untuk mengembangkan kemampuannya dalam
menggambar.

Roles and relationship


Pasien selalu emeatuhi orang tuanya setiap dia disuruh. Dia selalu menghargai
orang lain walaupun di memiliki rasa menyaingi kakaknya. Dia akan melakukan apapun
untuk membuktikan dan memberi perhatian orang tuanya. Dia memiliki peran di
keluarganya, terkadang dia membantu mencuci piring, menyusun pakaian namun karena
penyakit mentalnya, dia tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap apapun, namun dia
benar-benar mencoba memberikan yang terbaik dan menjadi anggota keluargayang baik.
Pasien memiliki peran di sekolahnya seperti dia selalu berpartispasi dan
melakukan ttgasnya sebagai pelajar. Dia mengikuti lomba menggambar an menjadi
runner-up pertama. Dia juga memiliki hubungan keluarga yang tidak terlalu baik namun
menghargai orang tuanya; dia menghargai semua usaha orang tuanya dan berhubungan
baik dengan lainnya.
Physiologic and Self Care Needs
Pasien bangun jam 6 pagi untuk mempersiapkan diri sebelum memulai harinya
dan jam 7 apgi, ibunya menemaninya berangkat ke St. Catherine. Dia berkata bahwa
mereka melakukan upacara bendera sebelum mamulai kelasnya. Dia berinteraksi dengan
guru, teman-teman dan teman sekelasnya dalam melakukan aktivitas kelas. Dia
membawa makanannya sendiri dan makan bersama teman-temannya. Setelah sampai
rumah, dia makan siang. Lalu dia belajar pelajaran setelah dia menyelesaikan tugas-
tugasnya. Dia juga suka menonton program televise, menggambar objek yang berbeda-
beda, bermain gitar dan suling, mendengarkan Mp4. Semua anggota keluarga makan
malan jam 7 malam. Dia tidur jam 9 malam.
Dia mengatakan bahwa dia makan 3 kali sehari dan tidak pernah melewatkan
makannya. Dia juga mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan tertentu. Dia
menambahkan bahwa dia tidak memiliki pengobatan rutin dan tidak ada masalah
kesehatan seperti demam atau batuk akhir-akhir ini. Dia juga tidak memiliki alergi
terhadap obat.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya
seperti mandi, buang air, dll tanpa bantuan dari orang lain. Sebelum tidur dia selalu
mencuci muka dengan sabun dan air serta menyikat gigi tiga kali sehari, ssetiap setelah
makan. Pasien mengatakan dia mandi setiap hari sekali karena dia piker akan sakit.

Anda mungkin juga menyukai