Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN JANIN NORMAL

Perkembangan Janin 1 Bulan

Tahapan perkembangan janin pada bulan pertama dimulai dengan terbentuknya kantung
kehamilan yang berfungsi untuk melindungi janin dari air ketuban. Pada bulan pertama ini,
juga mulai terbentuk plasenta yang berfungsi menyalurkan makanan atau nutrisi dari tubuh
ibu hamil ke janinnya. Selain itu, di bulan pertama ini juga sudah mulai terjadi sirkulasi darah
dalam tubuh janin tersebut. Oleh karenanya, pada bulan kehamilan pertama ini, ibu
disarankan memperbanyak konsumsi buah-buah yang baik untuk ibu hamil.

Perkembangan Janin 2 Bulan

Pada tahapan perkembangan janin pada bulan kedua, bayi sudah akan mulai berkembang dan
wajahnya mulai terbentuk. Bakal telinga sudah mulai tampak sebagai lipatan pada bagian
kanan dan kiri kepalanya. Seiring dengan hal tersebut, mulai tampak pula calon lengan, kaki,
dan jari-jemarinya. Selain itu, sistem syaraf pusat atau otak, syaraf tulang belakang serta
saluran pencernaan juga mulai terbentuk di usia kehamilan bulan ke-2 ini.

Perkembangan Janin 3 Bulan

Perkembangan janin pada bulan ketiga ditunjukan dengan tahap hampir terbentuk
sempurnanya semua bagian tubuh bayi. Tangannya akan mulai bisa mengepal, dan kuku-
kukunya juga mulai dapat tumbuh. Meski belum terlihat dengan sempurna, jenis kelamin bayi
di usia kehamilan ini juga sudah mulai terbentuk, oleh karenanya pemeriksaan USG
(Ultrasound) pada bulan ketiga kurang tepat dilakukan jika tujuannya untuk mengetahui jenis
kelamin bayi. Perlu diketahui pula bahwa bagian dalam tubuh janin juga sudah mulai
berkembang, sistem kemih dan organ reproduksi mulai terbentuk, sedang hati mulai
memproduksi empedu.

Perkembangan Janin 4 Bulan

Tahapan perkembangan janin di usia kehamilan ini menunjukan keadaan yang sudah semakin
lengkap. Bagian-bagian tubuh seperti tangan, kaki, jari, wajah sudah dapat dilihat dengan
jelas, oleh karenanya pemeriksaan USG sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan ini. Nah,
perlu diketahui pula bahwa dengan bantuan alat khusus, Anda dapat mulai mendengar detak
jantungnya. Ia akan semakin aktif dan sering bergerak. Gerakan yang dilakukan janin di usia
kehamilan ini misalnya menguap, mengisap jarinya, dan mengubah ekspresi wajah.

Perkembangan Janin 5 Bulan

Pada tahap perkembangan janin pada bulan kelima, gerakan janin akan terasa semakin
kencang untuk melatih ototnya. Di bulan ini juga, kepala janin sudah mulai ditumbuhi rambut
halus, begitupun denga tangan dan kakinya. Seluruh kulit bayi mulai tertutup oleh lapisan
putih yang berfungsi untuk mencegah bayi terkena cairan ketuban secara langsung saat kelak
ia dilahirkan.

Perkembangan Janin 6 Bulan

Pada perkembangan janin usia enam bulan, keriput pada kulit bayi mulai terbentuk.
Pembuluh darah masih bisa terlihat karena kulit sangat tipis, terutama pada daerah sekitar
perut. Pada bulan ini, bayi sudah dapat membuka dan menutup kelopak matanya, dan sudah
dapat mendengarkan suara-suara dari luar perut. Oleh karenanya, ibu disarankan untuk
memperdengarkan musik klasik pada janinnya menggunakan earphone untuk merangsang
kecerdasan janinnya sejak dalam kandungan.
Perkembangan Janin 7 Bulan

Janin sudah dapat merespon suara-suara yang didengarnya dari luar perut. Dia juga sudah
dapat merasakan adanya cahaya. Pada usia kehamilan ini, pertumbuhan tubuh bayi Anda
akan semakin pesat, tubuhnya semakin besar, dan Anda dapat merasakan ketika bayi berganti
posisi. Di usia kehamilan ini, tubuh bayi sudah mulai menyimpan lemak.

Perkembangan Janin 8 Bulan

Cadangan lemak dalam kulit kulit semakin banyak, sehingga kulit bayi tidak lagi tampak
keriput. Pendengaran dan penglihatan bayi juga sudah dapat berfungsi dengan baik,
begitupun dengan sistem dalam tubuhnya yang sebagian besar sudah dapat berfungsi, kecuali
paru-paru. Otaknya juga semakin sempurna dan ia pun akan sering menendang-nendang.

Perkembangan Janin 9 Bulan

Perkembangan paru-paru semakin baik dan sudah dapat berfungsi. Tubuhnya akan memutar
dengan posisi kepala berada di bawah menghadap jalan lahir. Di bulan ini, Anda akan
semakin dekat dengan proses persalinan, sehingga siapkan mental dan fisik Anda.
PERAWATAN KEBERSIHAN IBU PADA MASA NIFAS

Tujuan melakukan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman
pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2
kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke
belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.
a. Pakaian
Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah
sekitarnya akibat lochea.
b. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita
yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci
rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari
penggunaan pengering rambut.
c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,
kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya.
Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d. Kebersihan vulva dan sekitarnya.
Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil
atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan
di bawah matahari atau disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan
sabun.

Akibat Kurangnya atau tidak Menjaga Personal Hygiene :

1. Ibu Mudah Sakit


2. Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
3. Bayi ibu sakit
4. Ibu kurang percaya diri
5. Ibu mengalami infeksi

Personal hygiene pada ibu nifas post SC

Luka operasi merupakan luka bersih sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika salah
dalam merawat, maka akan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu pastikan Anda tidak salah dalam
merawat luka operasi.
1. Setiap satu minggu kasa harus di buka

Idealnya kasa yang dipakai diganti kasa baru setiap satu minggu sekali. Tidak terlalu sering agar
luka cepat kering, jika sering dibuka luka bisa menempel pada kasa sehingga sulit untuk kering.
Maka mintalah kepada keluarga Anda untuk membukanya selama satu minggu sekali.

2. Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa


Jika luka operasi keluar darah, maka segeralah untuk mengganti kasanya agar tidak basah atau
lembab oleh darah. Kerena darah merupakan kuman yang bisa cepat menyebar ke seluruh bagian
luka.

3. Jaga luka agar tak lembab

Usahan semaksimal mungkin agar luka tetap kering karena tempat lembab akan menjadikan
kuman cepat berkembang. Misalkan suhu kamar terlalu dingin dengan AC yang membuat ruangan
lembab. Bisa jadi luka anda pun ikut lembab. Hindari ruangan lembab, dan atur suhu AC Anda.

4. Menjaga kebersihan

Agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan cepat berkembangnya kuman, maka
kebersihan diri dan lingkungan sekitar Anda semaksimal mungkin harus dijaga. Jauhkan luka dari
kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih dari debu.

5. Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset)

Jika Anda mau mandi atau aktifitas yang mengharuskan Anda bersentuhan dengan air, gunakan
bahan plastik atau pembalut yang kedap air (opset) untuk melindungi luka bekas operasi agar
tidak terkena air. Upayakan agar luka tidak sampai basah, karena bisa memperc epat pertumbuhan
kuman.
ANEMIA PADA BUMIL

1. Pengertian

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%
(Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002).

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga
kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50
sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).

Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%.
Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah
hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna,
2005).

Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III
atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak
hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).

2. Etiologi

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab
anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Kurang gizi (malnutrisi)


2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
3. Patofisiologi

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan
tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga
pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan
Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga
menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.

Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi
wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam
masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung
lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak
naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti
pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia.

Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006).

4. Tanda dan Gejala

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

5. Klasifikasi
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:

1. Anemia Defisiensi Besi


Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan
zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet
besi. Pengobatannya adalah:

Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-
fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual
muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil
pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Hb 11 gr% : Tidak anemia

2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

3) Hb 7 8 gr%: Anemia sedang

4) Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari,
sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan
massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan
3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan
dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan
vitamin B12.

Pengobatannya:

1) Asam folik 15 30 mg per hari

2) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

3) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

4) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
darah.

Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.
Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh
infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa
jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu
penderita ini.

6. Efek Anemia Pada Ibu Hamil

Bahaya Pada Trimester I


Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital, abortus
/ keguguran.
Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah
terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.

Bahaya Saat Persalinan


Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan
anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan
persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Seorang wanita dikatakan mengalami hipertensi pada kehamilan jika tekanan darahnya di atas 140/90
mm Hg. Ada beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain hipertensi kronik, hipertensi
kronik dengan praeklamsia, hipertensi gestasional, praeklamsia dan eklamsia.

Hipertensi kronik. Jika hipertensi terjadi sebelum Anda hamil atau lima bulan sebelum hamil, maka
kondisi tersebut disebut hipertensi kronik. Kebanyakan wanita tidak mengetahui dirinya mengalami
hipertensi kronik karena memang tidak menyebabkan gejala. Tanpa disadari hal tersebut akan terbawa
ketika Anda hamil.
Hipertensi kronik dengan praeklamsia. Ini adalah kondisi ketika hipertensi kronik tidak ditangani
dengan baik atau telah memburuk sehingga lanjut hingga saat hamil. Protein juga ditemukan pada
urine Anda.
Hipertensi gestasional. Anda mengalami hipertensi jenis ini ketika tekanan darah Anda meningkat
setelah lima bulan kehamilan. Tidak ada kandungan protein pada urine atau tanda-tanda rusaknya
organ pada tubuh ketika Anda mengidap hipertensi gestasional.
Praeklamsia. Tiga kondisi yang telah disebutkan di atas berpotensi berubah menjadi preeklamsia,
terutama jika tidak ditangani dengan benar. Kondisi ini adalah adanya tekanan darah tinggi yang
menyebabkan rusaknya organ pada tubuh dan ditemukannya protein dalam urine. Biasanya kondisi ini
terjadi setelah lima bulan kehamilan.
Tanda-tanda Anda masuk ke tahapan ini adalah merasakan sakit kepala yang tidak tertahankan, nyeri
perut bagian atas sebelah kanan, mual, muntah, sesak napas, penglihatan memudar, jumlah urine
menurun, kadar trombosit menurun, atau organ hati tidak berfungsi dengan baik.

Eklamsia. Eklamsia terjadi ketika ibu hamil dengan kondisi praeklamsia mengalami kejang-kejang.
Ini adalah kondisi terparah terkait hipertensi dalam kehamilan.
Praeklamsia lebih berpotensi terjadi pada wanita yang baru pertama kali hamil,mengandung pada usia
muda (di bawah 20 tahun) atau mengandung pada usia tua (di atas 40 tahun), memiliki ibu (kandung
atau mertua) atau saudara dengan riwayat penyakit hipertensi terkait kehamilan, memiliki kelebihan
berat badan, mengandung bayi kembar, atau memiliki riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah
tinggi, diabetes, atau masalah ginjal.
Dampak Negatif yang Timbul
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisaberdampak negatif bagi bayi dan Anda sendiri.
Aliran darah ke plasenta berkurang. Kondisi ini bisa membuat bayi dalam kandungan tidak
mendapat cukup oksigen dan nutrisi.
Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima oksigen dan nutrisi bisa
menghambat proses pertumbuhan janin, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau lahir secara
prematur.
Kelahiran prematur. Demi menyelamatkan nyawa Anda dan si Kecil, kadang dokter akan
menyarankan kelahiran bayi secara prematur. Caranya dengan jalan induksi atau operasi caesar. Hal
ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.
Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum
proses persalinan. Jika hal ini terjadi, plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan mengalami
pendarahan yang hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa Anda dan si Kecil.
Bayi meninggal dalam kandungan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada masa hamil lima bulan atau
lebih. Bayi meninggal dalam kandungan karena tidak mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan, seperti
oksigen dan nutrisi, selayaknya bayi yang dikandung oleh ibu dengan tekanan darah normal.
Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah sampai pada tahap praeklamsia, maka
Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular setelah melahirkan, khususnya jika Anda melahirkan
bayi secara prematur. Namun Anda bisa meminimalisasi risiko dengan menjalani gaya hidup sehat
usai melahirkan.
Tangani Hipertensi dengan Benar
Jika Anda terkena hipertensi saat hamil, jaga kesehatan Anda dengan baik dan benar. Rutin
memeriksakan diri ke dokter kandungan agar kondisi Anda tetap terjaga.
Ketika Anda menderita hipertensi, dokter akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah
Anda. Anda tidak perlu khawatir obat tersebut akan memengaruhi janin Anda karena ada beberapa
obat penurun tekanan darah yang aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Ikuti pula semua petunjuk dan dosis minum yang dianjurkan dokter. Jangan berhenti mengonsumsi
atau mengganti dosis tanpa pengawasan dari dokter. Hindari pula obat-obatan herba yang menurut
kepercayaan bisa membantu menurunkan tekanan darah Anda tanpa bukti ilmiah yang kuat.
Ingat, kehamilan adalah masa rentan terhadap bahaya. Maka dari itu terapkan selalu gaya hidup sehat
saat hamil,seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang bergizi, misalnya sayur, buah,
daging tanpa lemak, dan susu rendah lemak. Hindari makanan yang mengandung garam
tinggi. Hindari pula merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai