Anda di halaman 1dari 14

LAPAROSCOPIC VERSUS

OPEN SURGERY FOR RECTAL


CANCER (COLOR II):
SHORT-TERM OUTCOMES OF
A RANDOMISED, PHASE 3
TRIAL

Journal Reading

Isnati Rahayu
Stase Bedah RSUD Cianjur
Kepaniteraan Klinik FK UMJ
Pembimbing :
Dr. Maya Sofa, Sp.B
Latar Belakang
 Kanker rektal mengenai lebih dari 50 wanita dan pria per 100.000 individual
per tahun di Eropa dan mengakibatkan lebih dari 80.000 kematian per
tahun.
 Hasil dari pembedahan terhadap kanker ini telah meningkat selama dua
tahun terakhir berkat total mesorectal excision (TME).
Latar Belakang...
Meskipun temuan dari berbagai macam laoran telah
menunjukkan bahwa TME laparoskopi aman, penelitian dengan
jumlah pasien yang cukup masih kurang. Peneliti
membandingkan laparoskopi dan pembedahan terbuka pada
pasien dengan kanker rektal pada percobaan COlorectal cancer
Laparoscopic or Open Resection (COLOR II) dan laporan hasil
sekunder.
Metode
Dilaksanakan pada 30 pusat penelitian dan rumah sakit di
delapan negara (Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda,
Spanyol, Korea Selatan dan Swedia).
Pasien dengan kanker rektal tunggal dengan jarak 15cm dari
tepi anus pada kolonoskopi, rigid rectoscopy atau barium
enema tanpa adanya bukti metastasis yang direncanakan untuk
bedah elektif merupakan peserta dari penelitian ini.
Metode
Randomisasi
Pasien secara acak dikelompokkan menjadi
kelompok bedah laparoskopi dan bedah terbuka
dengan perbandingan 2:1. Pasien dan data hasil
penilaian individu tidak disamarkan pada
penentuan terapi.
Hasil utama pada penelitian COLOR II ini adalah
proporsi dari pasien dengan kekambuhan lokal pada
3 tahun setelah pembedahan; data tersebut belum
matang dan akan dilaporkan setelahnya. Batas
akhir sekunder jangka pendek adalah waktu
operasi, tingkat konversi, kehilangan darah,
pulihnya fungsi gastrointestinal pasca operasi,
pengobatan nyeri pasca operasi, lamanya perawatan
rumah sakit, morbiditas dan mortalitas 28 hari
setelah bedah, serta hasil histopatologi.
Procedures

Protokol menetapkan bahwa perawatan preoperatif – misalnya profilaksis


antibiotik, persiapan lambung, profilaksis thrombosis, perawatan
analgesik dan pelanjutan diet pasca operasi, harus dilakukan berdasarkan
standar lokal tanpa adanya perbedaan antara kelompok bedah laparoskopi
dan bedah terbuka.

Seluruh prosedur harus sesuai dengan prinsip dasar TME. Pada TME
dilakukan pengangkatan total dari mesorektal hingga ke dinding pelvik.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyisakan atau mengangkat
sfingter anal (abdominoperineal resection [APR]). Saraf hipogastrik kanan
dan kiri harus disisakan dan ahli bedah akan menentukan level transeksi
pada arteri mesenterika inferior dan membuat belokan (loop) ileostomi.
Statistical analysis

• Untuk membandingkan data kategorikal digunakan uji χ² atau


Fisher’s exact
• Untuk data kontinu digunakan uji Mann-Whitney U.
• Nilai p > 0,05 adalah signifikan
• Analisis ini menggunakan SPSS (versi 17.0).
Hasil
Laparoscopy Open Surgery

Abdominoperineal 1% 1,3%
Resection

Lama Operasi 240 menit 188 menit

Blood Loss 200 mL 400 mL

Death After 28 Days 8 (1%) 6 (2%)

Pemberian Radioterapi Jangka pendek: 212 Jangka pendek: 95


Jangka panjang: 166 Jangka panjang: 87
Miss: 34 Miss: 17
Kesimpulan
Outcome jangka pendek dari uji COLOR II menunjukkan bahwa
tingkat radikalitas dari reseksi laparoskopi (dinilai berdasarkan
laporan patologis) pada pasien kanker rektal ternyata tidak
berbeda dengan pasien yang dilakukan prosedur operasi
terbuka, dan operasi laparoskopi tersebut memiliki laju
kejadian yang sama pada faktor komplikasi intra operasi,
morbiditas, dan mortalitas.
Pemulihan pasien yang dioperasi dengan laparoskopi saat
rawat inap lebih cepat dibandingkan pasien pasca bedah
terbuka.
Daftar Pustaka
Level Evidence
Metode : open-lable, Randomize controlled trials
Database : 3o centers and 8 hospital (Belgium, Canada, Denmark, Germany,
The Netherlands, Spain, South Korea, and Sweden)
Jumlah sampel : 1103
Level of evidence : IB
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai