Anda di halaman 1dari 64

dr.

Prasila Darwin, SpKJ


Orang yang sehat jiwanya: (WHO)
Merasa sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan
hidup
Dapat menerima orang lain
sebagaimana
adanya
Mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain
Gangguan jiwa 3 P

gangguan Pikiran,
gangguan Perasaan
gangguan Perilaku /tingkah laku

yang menimbulkan penderitaan


(distres)dan terganggunya fungsi
sehari-hari (disfungsi) dari orang
tersebut.
1. Pikiran yang berulang-ulang
2. Pikiran tentang sakit dan penyakit yang
berlebihan
3. Pikiran tentang ketakutan yang tidak
masuk akal (irrasional)
4. Keyakinan yang tidak sesuai dengan
realitas/keyataan (curiga, merasa dikejar-
kejar, merasa mau dibunuh dan
sebagainya)
5. Gangguan persepsi, misalnya mendengar
suara bisikan atau melihat bayang-bayang
yang tidak ada obyeknya (tidak ada
stimulan)
1. Perasaan cemas berlebihan dan dan tidak
masuk akal
2. Sedih yang berlarut-larut
3. Gembira yang berlebihan
4. Marah yang tidak beralasan
1. Gaduh gelisah, mengamuk

2. Perilaku yang terus diulang

3. Perilaku yang kacau (tanpa busana,


menarik diri,dll)

4. Ganguan perkembangan pada anak


(kesulitan belajar, gangguan berbahasa,
tidak bisa diam, tidak dapat bergaul, dll.
1. Gangguan tidur : sulit tidur atau terlalu
banyak tidur
2. Gangguan makan : tak nafsu makan atau
makan berlebihan.
3. Sulit berkonsentrasi
4. Pusing, tegang, sakit kepala, berdebar-
debar keringat dingin
5. Sakit ulu hati, diare, mual, muntah, dll.
6. Berkurangnya gairah kerja dan gairah
seksual.
Tidak mampu bekerja seperti biasanya dan
tidak mampu bergaul sebagaimana
lazimnya

Sering melakukan kesalahan pada pekerjaan


Sering bolos sekolah, prestasi sangat menurun
Pekerjaan tidak selesai-selesai, merasa hasil kerja
harus sempurna
Sering ditegur atasan, sering bentrok dengan
rekan sekerja
Tidak ingin bertemu dengan orang lain, menarik
diri dari pergaulan
Bila menemui gejala gangguan jiwa
yang disertai dengan penderitaan
atau keluhan dan gangguan fungsi
pekerjaan serta fungsi sosial, maka
perlu segera dipikirkan kemungkinan
adanya gangguan jiwa.
Anamnesis lengkap.
Pemeriksaan ; fisik, mental,
laboratorium, radiologik, Evaluasi
psikologik, lain-lain.
Diagnosis
Terapi
Follow up
GARIS BESAR RIWAYAT PSIKIATRIK

I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit E. Masa dewasa
sekarang 1. Riwayat pekerjaan
1. Onset 2. Riwayat perkawinan dan
2. Faktor Pencetus hubungan
3. Riwayat militer
IV.Penyakit Sebelumnya 4. Riwayat pendidikan
A. Psikiatrik 5. Keagamaan
B. Medis 6. Aktivitas sosial
C. Riwayat alkohol dan zat lain 7. Situasi hidup sekarang
V. Riwayat pribadi 8. Riwayat hukum
(anamnesis) F. Riwayat psikososial
A. Pranatal dan perinatal G. Riwayat keluarga
B. Masa anak-anak awal (sampai usia H. Mimpi, khayalan, nilai
3 tahun) hidup
C. Masa anak-anak pertengahan (usia
3-11 tahun)
D. Masa anak-anak akhir (pubertas
sampai masa
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Bagian dari pemeriksaan klinis yang


menggambarkan jumlah total observasi
pemeriksa dan kesan tentang px psikiatrik
saat wawancara

Gambaran tentang penampilan, bicara,


tindakan dan pikiran px selama wawancara
GARIS BESAR PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL

I. Gambaran Umum VI. Sensorium dan kognitif


A. Penampilan A. Kesiagaan dan tingkat
B. Perilaku dan aktivitas kesadaran
psikomotor B. Orientasi
C. Sikap terhadap pemeriksa C. Daya ingat
II. Mood dan afek D. Konsentrasi dan perhatian
A. Mood E. Kapasitas untuk menmbaca
B. Afek
dan menulis
C. Kesesuaian
F. Kemampuan visospasial
G. Pikiran abstrak
III. Bicara
H. Sumber informasi dan
IV. Gangguan persepsi kecerdasan
V. Pikiran VII. Pengendalian impuls
A. Proses atau bentuk VIII. Pertimbangan dan tilikan
pikiran
B. Isi Pikiran
IX. Reliabilitas
I. Gambaran Umum

Penampilan
Kategori : jenis tubuh, postur, ketenangan,
pakaian, dandanan, rambut dan kuku.
Tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang,
kelihatan tua/muda, kusut, kacau, seperti
anak-anak
Tanda kecemasan : tangan yang lembab,
keringat pada dahi, postur tegang, mata
lebar
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Aspek kuantitatif dan kualitatif dari aktivitas
motorik px manerisme, tiks, gerakan
isyarat, kedutan, perilaku stereotipik,
echopraxia, hiperaktivitas, agitasi, melawan,
fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan dan
ketangkasan
Kegelisahan, meremas-remas tangan, dll.
Bekerja sama,
bersahabat,
penuh perhatian,
tertarik,
datar,

Sikap
menggoda,
bertahan,
terhadap merendahkan,
kebingungan,
apatis,
pemeriksa bermusuhan, dll.
II. Mood dan Afek

Mood
Adalah emosi yang meresap dan terus-menerus
mewarnai persepsi seseorang di dunia kedalaman,
intensitas, lama, fluktuasinya.
Depresi, kecewa, mudah marah, cemas, meluap-luap,
euforik, kosong, ketakutan, membingungkan, dll.
Mood dapat labil, berfluktuasi atau berubah dengan
cepat (contoh: tertawa terbahak-bahak lalu tiba-tiba
menangis)
Adalah respon emosional yang
tampak.
Apa yang disimpulkan oleh pemeriksa
dari ekspresi wajah pasien, termasuk
Afek jumlah dan macam perilaku ekspresif

Kesesuaian respon emosional pasien


dipertimbangkan di dalam konteks
masalah subjektif yang didiskusikan.
Kesesuaian
Menggambarkan karakteristik fisik dari
berbicara yang dapat digambarkan di
dalam kuantitasnya, kecepatan produksi
III. Bicara bicara. Dan kualitasnya.

Seperti halusinasi dan ilusi, mungkin


dialami berkenaan dengan diri sendiri atau
lingkungannya.
IV. Gangguan Contoh lain : perasaan depersonalisasi dan
Persepsi derelisasi.
Proses cara di
mana seseorang
Dibagi menjadi menyatukan Isi pikiran
proses (bentuk) gagasan dan apa yang
dan isi pikiran. assosiasi yaitu sesungguhnya
bentuk di mana dipikirkan oleh
sesorang seseorang ;
berfikir. Dapat gagasan,
logis dan keyakinan,
koheren atau preokupasi dan
dapat pula tidak obsesi.
logis dan tidak
dapat
dimengerti sama
sekali.
pengenduran asosiasi atau

Proses
keluar dari jalur,
flight of ideas,
pikiran berpacu,
(bentuk) tangensialitas,
sirkumstansial,

Pikiran gado-gado kata atau


inkoherensi,
pikiran samar-samar

Waham, paranoia,

Isi pikiran preokupasi, obsesi dan


kompulsi, fobia, gagasan
bunuh diri dan membunuh,
gagasan menyangkut diri
sendiri dan pengaruh,
kemiskinan isi.
Hasil rangkuman :

Riwayat Psikiatri
+
Pemeriksaan status Mental

Diagnosis

Prognosis

Rencana Terapi dan Rehabilitasi


NON PSIKOSIS
PSIKOSIS
PPDGJ III ; Edisi diterbitkan tahun 1993
oleh DepKes.
Nomor kode & diagnosis gangguan jiwa
merujuk ke ICD-10, (the International
Classification of Diseasses and Related
Health Problems, tenth edition, 1992),
diterbitkan oleh WHO.
Konsep klasifikasi dengan hirarki
tertinggi.

Diagnostic and Statistical Manual of


Terdiri dari 5 aksis
Aksis I : Gangguan klinis ; kondisi lain
yang menjadi faktor perhatian khusus.
Aksis II : Gangguan atau ciri kepribadian ;
Retardasi mental
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah psikososial dan
lingkungan
Aksis V : Penilaian fungsi secara global
Catatan :
Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada
hubungan etiologik atau patogenesis.
Hubungan antara aksis I, II, III, dan IV dapat
saling mempengaruhi
Informasi lebih komprehensif ( gangguan
jiwa, kepribadian, kondisi medik umum,
masalah psikososial dan lingkungan, fungsi
secara global)
Format lebih sistematik, dan lebih mudah
sehingga
- mengkomunikasikan informasi klinis
- dapat melihat situasi yang lebih kompleks
- melihat bahwa individu heterogen meskipun
diagnosis sama.
Memacu penggunaan Model bio-psiko-sosial
F 00-F09 : Gangguan Mental Organik
F10-F19 : Gangguan Mental dan perilaku
berhubungan dengan Zat.
F20-F29 : Skizofrenia , Gangguan Skizotipal,
Gangguan waham
F30-F39 : Gangguan suasana perasaan /
afektif / mood
F40-F49 : Gangguan Neurotik, Gangguan
somatoform ; Gangguan terkait stres
F50-F59 : Sindrom perilaku, gangguan
fisiologis mengakibatkan gangguan fisik
F62-F61 : Perubahan kepribadian non
organik, Gangguan impuls, Gangguan seks
F80-F89 : Gangguan perkembangan psikologis
F90-F98 : Gangguan perilaku dan emosional
onset kanak-remaja
F99 ; Gangguan jiwa YTT
Kondisi Lain yang menjadi fokus /perhatian
klinis:
Z 032 : Tidak ada diagnosis pada aksis I
R 69 : Diagnosis aksis I tertunda
F 60 : GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
F60.0 : Gangguan kepribadian paranoid
F60.1 : Gangguan kepribadian skizoid
F60.2 : Gangguan kepribadian disosial
F60.3 : Gangguan kepribadian emosional tak
stabil
F60.4 : Gangguan kepribadian histrionik
F60.5 : Gangguan kepribadian anankastik
F60.6 : Gangguan kepribadian cemas menghindar
F60.7 : Gangguan kepribadian dependen
F60.8 : Gangguan kepribadian khas lainnya
F60.9 : Gangguan kepribadian YTT
Gambaran kepribadian maladaptif
F 70-79 : Retardasi Mental
Z 03.2 : Tidak ada diagnosis pada aksis I
R 46.8 : Diagnosis aksis I tertunda
Penyakit infeksi dan parasit tertentu
Neoplasama
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
Penyakit susunan saraf
Penyakit mata dan adneksa
Penyakit telinga dan mastoid
Penyakit sistem sirkulasi
Penyakit sistem pernapasan
Penyakit sistem pencernaan
Penyakit kulit dan jaringan sub kutan
Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan
ikat
Penyakit sistem geritourinaria
Kehamilan, kelahiran anak, masa nifas
Malformasi kongenital, deformasi
Gejala dan tanda temuan klinis &
laboratorium abnormal
Cedera, keracunan
Faktor / status kesehatan
Masalah dengan primary support group
Maslah berkaitan dengan lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Akses ke pelayanan kesehatan
Masalah berhubungan dengan kriminal
Masalah psikososial / lingkungan lain
100 -91 : Gegala tidak ada, fungsi maksimal,
tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 : gejala minimal, fungsi baik, cukup
puas, hanya maalah harian biasa.
80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan sosial, pekerjaan, sekolah
70-61 : beberapa gejala ringan & menetap,
disablitas ringan dalam fungsi, umumnya
masih baik
60-51 : gejala sedang, moderate, disabilitas
sedang.
50-41 : gejala berat ; disabilitas berat
40-31 : disabilitas berat, ganguan dalam
realita dan fungsi
30-21 : disabilitas sangat berat, tidak mampu
berkomunikasi
20-11 ; bahaya mencederai orang lain, tidak
mampu mengurus diri
10-01 : sda, lebih serius dan persisten /
menetap
0 ; informasi tidak akurat
Aksis I : F34.1 Distimia
Aksis II : Z 03.2 : Tidak ada diagnosis
Aksis III : otitis media
Aksis IV : korban penelantaran anak
Aksis V : GAF ; 50-41
Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : ciri kepribadian histrionik
Aksis III : konjungtivitis
Aksis IV : baru 5 bulan di PHK
Aksis V : GAF : 60-51
Spektrum manifestasi psikopatologi berbagai
kondisi gangguan ini sangat luas.
Tapi gambaran utama dari gangguan ini,
membentuk 2 kelompok yang khas :
1. Gangguan fungsi kognitif ( daya ingat,
daya pikir, daya belajar) atau gangguan
sensorium (gangguan kesadaran & perhatian)
2. Berupa sindrom dengan manifestasi yang
menonjol dalam persespsi (halusinasi), isi
pikir (waham), suasana perasaan dan emosi
(depresi, gembira , cemas)
Demensia
Gangguan memori / daya ingat
Gangguan orientasi
Gangguan bahasa ; afasia
Perubahan kepribadian
Psikotik ; halusinasi, waham (paranoid)
Agresi
Depresi, cemas
Gejala neurologis lain
Delirium
Kesadaran terganggu
Gangguan orientasi
Bahasa dan kognisi
Persepsi (halusinasi olfaktoris dan taktil)
Mood (apatis, depresi)
Gejala neurologis lain
Intoksikasi
Withdrawal
Penggunaan yang merugikan (harmful)
Sindrom ketergantungan

Prinsip: harus ada bukti riwayat pakai zat,


dan gangguan jiwa, jelas diakibatkan oleh
penggunaan atau putus zat.
Pemeriksaan fisik sangat diperlukan, cium
bau pasien, kantong baju, barang bawaan,
dsb
yaitu ..
keadaan di mana telah terjadi
ketergantungan fisik/mental
(psikologik) atau kedua-duanya
terhadap zat/obat, sehingga tubuh
memerlukan zat/obat tersebut terus-
menerus, dan dengan jumlah yang
makin bertambah. Untuk mendapatkan
efek yang sama, perlu penambahan
dosis (toleransi) .
Prinsip : penggunaan yang merusak
kesehatan
harus ada cedera nyata pada kesehatan
jiwa atau kesehatan fisik pengguna.
Termasuk pada :
1. Pemakaian coba-coba (experimental
use)
2. Pemakaian sosial/rekreasi
(social/recreational use)
3. Pemakaian situasional (situational
use)
Alkohol
Opioida
Kanabioida
Sedativa atau hipnotika (gol benzodiazepin, barbiturat;
pil BK, rohipno)
Kokain
Stimulansia (amphetamin, metamphetamin, termasuk
kafein)
Halusinogenika (LSD, DMT, PCP, Meskalin, Psilosibin
& Psilosin)
Tembakau
Pelarut yang mudah menguap
Awitan (onset) baru dari:
Halusinasi
Waham
Agitasi atau perilaku aneh (bizarre)
Pembicaraan aneh atau kacau
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim
Gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala
psikotik al.:
Epilepsi
Intosikasi/ putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi

Demensia-F00# dan Delirium-F05 atau keduanya


Skizofrenia & Gangguan Psikotik Kronik
Gangguan Bipolar
Depresi
Tidak ada gejala yang patognomonik, gejala
yang ada pada skizofrenia, dapat ditemukan
pada gangguan psikiatrik lain.
Ditandai oleh distorsi pikiran (gangguan proses
pikir), gangguan persepsi, afek yang tidak
wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)
Kurun waktu satu bulan.
Waham kejar yang menonjol
Halusinasi mengancam
Stupor
Kegelisahan motorik
Negativisme
Rigiditas
Waxy flexibility (postur lilin)
Disorganized
Gigling
grimacing
Terdapat dua pola gejala dasar dalam
gangguan mood

Manik dan Depresif


Episode Manik
Mood meningkat, euforik, elasi
Bicara banyak, isi bicara lucu, suara lantang
Flight of ideas
Gangguan persepsi
Ide atau waham grandious
Pengendalian impuls bisa terganggu,
menyerang
Episode depresif
Retardasi psikomotor
Mood depresi
Afek terbatas sampai tumpul
Bicara, volume, isi, respon lambat terhadap
pertanyaan
Gangguan persespsi
Gangguan pikiran
Pseudodemensia
Ketegangan Gemetar
Kekawatiran Berkeringat
Jantung berdebar
Panik
Kepala terasa ringan
Perasaan tak nyata
Pusing
Takut jadi gila Ketegangan otot
Takut mati Mual
Takut kehilangan Sulit bernapas
Rasa baal
Nyeri perut
Kesemutan
Psikologik Fisik
Tanda-tanda Anxietas
Psikologik
Fisik

Takut atau
menghindar Kekawatiran
Serangan persisten &
Takut akan atau dari: kecemasan berlebihan
menghindar Situasi mendadak & terhadap
dari: sosial hebat banyak hal
Situasi yang Takut
sulit untuk dikritik
meloloskan diri
Sendirian Gangguan Gangguan
panik cemas
Fobia sosial
menyeluruh

Agorafobia
Penyakit kardiovaskular
Penyakit pulmonal
Penyakit neurologis
Penyakit endokrin
Intoksikasi obat
Halusinogen
Putus zat
Kondisi lain ; anafilaktik, gangguan
elektrolit, defisiensi B 12, SLE
PTSD merupakan sindrom kecemasan, labilitas
autonomic, kerentanan emosional, dan kilas balik
dari pengalaman yang amat pedih setelah stress
fisik maupun emosi yang melampaui batas
ketahanan orang biasa.
PTSD sebagai gangguan berupa kecemasan yang
timbul setelah seseorang mengalami peristiwa yang
mengancam keselamatan jiwa atau fisiknya
Peristiwa trauma bisa berupa serangan kekerasan,
bencana alam yang menimpa manusia, kecelakaan
hebat atau perang, sexual abuse (kekerasan
seksual).
Tiga tipe gajala :
- pengulangan pengalaman trauma,
ditunjukkan dengan selalu teringat akan
peristiwa yang menyedihkan yang telah
dialami itu, flashback (merasa seolah-olah
peristiwa yang menyedihkan terulang
kembali),
Nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-
kejadian yang membuatnya sedih), reaksi emosional
dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh
kenangan akan peristiwa yang menyedihkan.
- penghindaran ditunjukkan dengan menghindari
aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau
percakapan yang berhubungan dengan trauma.
Kehilangan minat terhadap semua hal, perasaan
terasing dari orang lain, dan emosi yang dangkal.
- sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan
susah tidur, mudah marah/tidak dapat
mengendalikan marah, susah berkonsen trasi,
kewaspadaan yang berlebih, respon yang berlebihan
atas segala sesuatu.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai