Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PELAKSANAAN RUJUKAN INTERNAL

DAN EKSTERNAL TB RUMAH SAKIT RK CHARITAS TAHUN 2015

I. Pendahuluan
Dalam mengukur keberhasilan yang telah dicapai pada pelaksanaan program layanan
rujukan pasien TB baik internal dan eksternal ke layanan klinik TB-DOTS diperlukan
adanya evaluasi keberhasilan layanan tersebut. Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program penanggulangan TB tersebut diperlukan untuk perencanaan program selanjutnya.
Dari hasil evaluasi tersebut dapat dinilai apakah program layanan kegiatan penanggulangan
yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik atau ditemukan kendala serta permasalahan
dalam pelaksanaannya. Apabila ditemukan permasalahan ataupun target tidak tercapai,
maka diperlukan suatu tindak lanjut dalam mengatasi permasalahan tersebut, sehingga
pelayanan kegiatan TB-DOTS dapat berjalan dengan optimal, terpadu dan memenuhi target
pencapaian sesuai dengan yang diharapkan.

II. Tujuan Umum


- Semua pasien TB rujukan internal ke Klinik TB-DOTS
- Semua pasien terinfeksi Tuberkulosa yang dirujuk ke layanan TB-DOTS baik
rawat jalan /rawat inap ataupun klinik lain ke Klinik TB-DOTS
- Semua pasien TB rujukan ekternal ke Klinik TB-DOTS

Tujuan Khusus
- Meningkatkan jumlah layanan pasien Tuberkulosa
- Memberikan pelayanan pengobatan TB-DOTS
- Meningkatkan kesembuhan pasien Tuberkulosa

III. Proses Evaluasi


Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan capaian dengan tujuan/target yang
telah ditetapkan sebelumnya.

IV. Hasil Evaluasi


Evaluasi dilakukan dengan cara penilaian terhadap beberapa indikator dan dengan cara
membandingkan capaian dengan tujuan/target yang telah ditetapkan sebelumnya antara
lain:
a. Indikator Penanggulangan TB secara Nasional ada 2 yaitu :
- Angka Penemuan Pasien baru TB BTA positif (Case Deterction Rate/CDR) target
85%
- Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate/SR) target 85%

1
b. Indikator lain untuk mencapai Indikator Nasional tersebut diatas yaitu :
- Persentase rujukan internal pasien TB
- Persentase rujukan eksternal pasien TB

Grafik. 1 Jumlah Kasus Rujukan Internal Dan Eksternal Pasien TB


Di Rumah Sakit RK Charitas Triwulan I-IV Tahun 2015

Sumber : Data Layanan TB-DOTS RS RK Charitas Triwulan I-IV Tahun 2015

Grafik. 2 Persentase Kasus Rujukan Internal Dan Eksternal Pasien TB


Di Rumah Sakit RK Charitas Triwulan I-IV Tahun 2015

Sumber : Data Layanan TB-DOTS RS RK Charitas Triwulan I-IV Tahun 2015

2
Kegiatan Pelaksanaan Layanan Rujukan.:

Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan Layanan Rujukan.:


- Pada Triwulan I : jumlah kasus rujukan internal 5 orang (20%), eksternal 3 orang,
yaitu 12% dari total jumlah pasien 25 orang
- Pada Tiwulan II : jumlah kasus rujukan internal 4 orang (26,67%), eksternal 0 (
0%) dari total jumlah pasien 15 orang
- Pada Triwulan III : jumlah kasus rujukan internal 6 orang (30%), eksternal 0 orang
(0%) dari total jumlah pasien 20 orang
- Pada Triwulan IV : jumlah kasus rujukan internal 13 orang (52%), eksternal 3
orang (12%) dari total jumlah 25 orang pasien

Analisis:
Pada Triwulan I, II, III dan IV Kasus rujukan internal TB terlihat ada kecenderungan
meningkat. Sedangkan kasus rujukan eksternal pada triwulan ke I-IV relatif stabil..
Peningkatan kasus rujukan jejaring layanan TB ini sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena peran DPJP di Klinik Spesialis/ umum terhadap kasus
infeksi TB sangat tinggi terutama kepada masyarakat yang tidak mampu yang
memerlukan pengobatan dengan OAT. Jumlah kunjungan pasien TB di Klinik
meningkat, tetapi penanganan diagnosa TB belum menggunakan pemeriksaan
mikroskopis sputum BTA tetapi cenderung lebih banyak melalui pemeriksaan foto
toraks. Sehingga cakupan pemeriksaan sputum BTA tidak sesuai dengan Pedoman
P2TB. Dapat disimpulkan bahwa tidak dapat menilai kinerja Tim TB berkaitan
dengan pelaksanaan rujukan di Rumah Sakit,

V. Permasalahan dan Hambatan


1. DPJP dalam melakukan diagnosa TB tidak sesuai dengan Pedoman P2TB
2. Tidak semua DPJP menjalankan kebijakan Kolaborasi TB-HIV baik di rawat jalan
dan rawat inap
3. Penjaringan kasus TB masih terlalu longgar
4. Penanganan TB melalui strategi DOTS kurang
5. Alur layanan TB dan triage belum maksimal dilaksanakan

VI. Rencana Tindak Lanjut


1. DPJP wajib melakukan diagnosa TB sesuai Pedoman P2TB
2. Melakukan pelatihan internal bagi perawat/petugas kesehatan sehingga dapat
membantu DPJP dalam penjaringan suspek HIV
3. Memperketat penjaringan suspek.
4. Mengoptimalkan penjaringan kasus TB pada pasien anak.
5. DPJP wajib melaksanakan kegiatan Kolaborasi TB-HIV melalui pemeriksaan ts cepat
antibodi HIV pada setiap pasien TB di rawat jalan dan rawat inap
6. DPJP wajib mengikuti kebijakan TB-DOTS

3
7. Kegiatan Kolaborasi TB-HIV diluar layanan TB-DOTS di rawat jalan dan rawat inap
harus berjalan sesuai dengan kebijakan dan SOP

.
VII. Penutup
Demikianlah evaluasi kegiatan program kerja ini dilakukan, agar dapat sebagai
pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan TB di Rumah Sakit RK Charitas.
Agar pelayanan TB dapat berjalan sesuai dengan Pedoman Penanggulangan TB
Nasional selanjutnya.maka diharapkan semua dokter yang memberikan pengobatan
TB mengikuti Pedoman layanan TB sehingga mutu pelayanan TB dan rujukan kasus
TB dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Palembang, 5 Januari, 2016.

dr. Lili Indrawati Irawan


Dokter Tim TB-DOTS

Anda mungkin juga menyukai