Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI ACI Dan ASTM
Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI ACI Dan ASTM
Mutlr Beton
gNI, ACI dAN ASTM
SffiTru
s
\ 9
A)
t\
S
\)
$
\Q
\\ a -\\
s"s $s''N
F<
sNe
ssL
tc\
\J\)
\S
sS
Ketenangan Gambar
di Sampul Depan
Gambar grafik Proses Pengerasan menunjukkan nilaikuat tekan silinder
beton bila pemeliharaan kelembaban dilakukan berbeda-beda.
I{erucut slump adaiah a}ar cctak kerucut beton segar yang digunakan untuk
mengukur nilai "slump" sebagai ukuran keseragaman kelecakan beton
Silinder adalah bentuk benda uii beton berukura 150 x 300 mm vang diberi
identitas:
' Huruf E menunjukkan identitas kelompok komponen smuktur beton
bcrtr.rlang 1,ang muru betonnya dirvakili oleh silinder beto n#3adan3b
. Angka 3 adalah nomor silincler sedang a clan b menunjtrkkan
pasangaflnya
. Angka I / 10 dan 9.30 berturut-turut berarti silindcr dibu at pada tanggal 8
Oktobcr pada pukul 9.30
&$**i#&@*"
Disusun oleh :
201 0
Sirspress
PENGENDALIAN MUTU BETON
Sesuai SNl, ACl, dan ASTM
Didistribusikan oleh;
CV. Putra Media Nusantara
Daftar Isi
Perum Gunung Sari lndah AZ'24
Surabaya - 6o223
Telp: o31-6o9o9556
e-mail: crewol@Ymail.com
Prakata 10
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan Pertama kali oleh:
Penerbit lTSPress SurabaYa
Komponen Pembentuk Beton dan Faktor-Faktor
lsBN 978-979-8897-56-6 yang Mempengaruhi Kekuatan Beton 1,2
1.1 Definisi L2
Dicetak oleh :
ITS Press
lnstitutTeknologi Sepuluh NopemberSurabaya
4.5 Air 62 85
Daftar Gambar
29
2.1 Contoh model kubus dan silinder beton
kodenya 33
2.2 Sepasang silinder lengkap dengan tanda
50
3.1 Pengaruh s Pada fl
50
3.2 Pengaruh s Pada fl"
54
3.3 Kriterial .. '
54
3.4 Kriteria 2
55
3.5 Kriteria 3
101
6.1 Kurva kuat tekan campuran percobaan
Prakata Selarrjutrrya Bab 6 berlbkus pada apa arti dari standar deviasi
bagi kinerja perusahaan, evaluasi dan penerirnaan beton dan dis-
ertai contoh-contoh aplikasinya.
Di Indonesia, <liramalkan di waktu-waktu yang akan datang akan
membutuhkan lebih dari 30 juta rn3 bahan beton tiap tahun untuk Praktisi pengendali mutu tentu akan lebih ya,kin'akan tugas-
pembangunan infrastuktur ekonominya. Karena itu buku kecil nya bila mengetahui dasar alasan tindakannya karena itu Bab 7
yang praktis ini berdedikasi bagi praktisi dunia industri kontnrksi menjelaskan secara singkat. Dasar-dasar ini dijelaskan lebih lan-
pemakai bahan beton yang selaiu berusaha membuat beton yang jut di Bab 8 yang menguraikan realisasinya dalam bentuk karak-
lebih awet di samping lebih kuat dan lebih ekonomis. Beton yang teristik beton segar'. Buku ini mengakhiri tulisannya di Bab g
ekonomis juga akan berkontribusi pada reduksi emisi karbon. yang memfokuskan pedornan evahrasi kekuatan struktur bila uji
non destruktip tidak memberikan pemecahan masalah.
sebagian besar pengetahuan fisik beton saat ini diakui bukan
hasil studi teoritis, tapi merupakan hasil laboratorium dan pen- Dalam penulisan buku ini penulis sangat berterimakasih
galaman lapangan. Karena itu pola kerja produksi beton mu- kepada: pertarna pada SNI, ACI dan ASTM yang memberikan
Iai dari disain campuran (termasuk spesifikasi bahan-bahannya), ijin pemakaian berbagai publikasinya; kedua para praktisi indus-
proses pencampuran, pengangkutan sampai dengan pemadatan tri konstrtftsi baik kontraktor, konsultan, teknisi lab dan bahkan
di tempatnya yang terakhir harus konsisten mengikuti pedoman mahasiswa di Teknik Sipil yang rnemberikan masukan berharga
dan tata cara nQrmatip yang berlaku yaitu SNI, ACI dan ASTM dan ketiga pada ITS Press atas kesediaan penerbitan buku ini.
yang relevan.
Akhirnya To erris human, demikian ada peribahasa yang
Buku ini memfokuskan diri pada kegiatan pengendalian rnutu menunjukkan sebagai ma,nusia kita bisa melakukan kesalahan oleh
beton, karena itu buku ini membatasi diri dalam memberi karena itu penulis akan sangat berterimakasih bila ada kritik dan
pedoman-pedoman preventif yang dapat mgrugikan mutu fisik be- saran sehingga materi buku ini dapat ditingkatkan kualitasnya
ton setelah menjadi keras. dari waktu ke waktu. Selamat memanfaatkan.
Bab 4 dan 5 merupakan catatan tambahan dari pasal 5 dan 6 Surabaya, Desember 2009
SNI 2847 yang mengingatkan mempertahankan' kelecakan lretort
segar dan batasan rasio a/c sebagai syarat pengamh lingkungan'
10 t1
1.1. Dtt lN[;r
Kekuatan Beton Disebut AGREGAT KASAR (AK) bila partikel agregat lebih be-
sar dari 4.75 mm (avakan No. 4) dan disebut AGREGAT HALUS
(AH) bila ukuran partikel itu lebih kecil dari 4.75 mm tetapi lebih
besar dari 0.75 mm (ayakan no 200). KERIKIL adalah AK hasil
dari disintegrasi alam dan abrasi batu atau proses pemecahan
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: Kenali "Kunci batu besar. Istilah PASIR biasanya dipakai pada agregat halus
Kata" dan faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton hasil dari disintegrasi dan abrasi batu. BATU PECAH adalah
produk industri pemecah batu atau batu besar.
1.1 Definisi MORTAR adalah ca,rrlpuran dari pasir,'semen dan air. Ini sesung-
guhnya adalah beton tanpa pakai AK. sedangkan PASTA SEMEN
adalah campuran dari sernen dan air saja.
Berikut ini adalah definisi kuncikuuci kata dalam teknologi beton
yang dipakai oleh ASTM C125 (Standard Definition of Ttrrms SEMtrN adalah bahan bcrbutir halus hasil gilingan, yang bukan
Relating to Concrete and Concrete Technology) yurrg seltrnitttnva merupakan pengilcrt, l,a,pi rriorrjadi bersifat pengikat sebagai hasil
hidratasi (yaitrr rulksi kirrriir antara semen dan air). Semen
L2 l:t
1 2. Kr,Al il hnN ttt I0N I)NN IAKIOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKI.'AIAN
1.1. DEFINISI
t5
14
1 .2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
I.2, KIJAI II hAN III I()N I)NN INKIOH FAK'TOB YANG MEMPENGARUHI
KEKL,IAIAN
dividual komponen struktural dianggap tidak praktis, karena itu 1. Rasi<-r air'/scrnen Sejak larna para ahli dan praktisi san-
model porositas untuk menaksir kekuatan beton tidak bisa dikem- gat faharn bahwa peningkatan rasio air/semen akan mendapatkan
bangkan. Sebaliknya, setelah lewat beberapa waktu ditemukan hasil kuat beton lebih rendah. Pengalaman laboratorium menun-
banyak hubungan empiris yang bermanfaat bagi penggunaan jukkan kenaikan rasio air/semen : 0.35 berturut menjadi 0.6b
praktis yang memberikan cukup informasi tentang faktor-faktor
.akan menurunkan kekuatan beton hampir secara linier meniadi
yang mempengaruhi kekuatan beton. Dibawah ini diberikan pen- 50% (pada kondisi campuran lain yang sama). Peningkatan jum-
garuh faktor-faktor itu secara kualitatif sedangkan pengamh yang Iah pemakaian air bisa disebabkan oleh berbagai sebab antara
bersifat kuantitatif dapat ditemui di tabel-tabel disain proporsi lain:
campuran beton (Bab 7).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton ini, o Kontrol pemakaian air jelek
sesuai dengan latar belakang penyebabnya, dibedakan dalam tiga
o Variasi kelembaban dan absorbsi agregai
kelompok vaitu:
o Perubahan gradasi agregat
1. Sifat dan proporsi campuran beton
2. Tipe Semen SNI 75-2049-1994 dan ASTM C150 menge-
2. Kondisi pemeliharaan nalkan 5 tipe semen Portland (SP) (tanpa pakai ai,r-entrained)
(lih. Tabel 1.1).
3. Faktor pengujian
16 t7
.1 :2:
KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN I.2, KI,lAI II KNN III I()N I)NN IAKIOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKIjN IAN
18 t9
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1,2. Kt,Al I I l\AN ltl l( )N l)AN I AKfOH FAKTOR YANG MEMPENGARUHT
KEKUATAN KEKI.JAIAN
20 2t
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
1.2. Kt,lAI II KAN III ION DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
ASTM
c3e/c39M 01 Faktor penguiian yang mempngfr ruhi Sudah tentu bila waktu tolerarrsi yang diijinkan tersebut dil-
menentukan pen kuat tekan silinder: ampai akan memberikan hasil uji tekan lebih besar dari nilai nor-
gujian tekan silir- r Waktu dir{i tekan, silinder tidak
matipnya.
der harus secepat- dalanr keadaan lemhah dan suhu 3. Kondisi Pernbebanan
nya dilakukan sete-
norfiral
lah benda uji di- Semua buku men-
ambil dari tempat ' lfucepatan prflirylutan heban tidailr genai beton teknologi
sesuai Peraturan mencatat bahwa ni-
rendaman/tempat Pengendali mutu heton olsh
pemeliharaan yang lembab. Sedangkan Chapter 5.1.5, ACI 30b R lai kuat tekan be- pelalaana lapangan dan pietugar
mensyaratkan, selama benda uji menunggu ke fasilitas pengujian, ton (dalam hal ini laboratorium haruo konsistan wi$pada
benda uji harus tetap dalam keadaan lembab, dilindungi dan benda uji tekan) san-
pada penyehab variari hafil uii tekan
dipindah-pindah secara hati-hati., Benda uji itu harus disirupan gat tergantung pacla,
dalam keadaan lembab pada suhu 23 + L.7 C sampai saat <liuji. kecepatan perningka,t,arr lrcbnn yang dikenakan pada benda uji.
Makin tinggi ltrjrr k<x:cpa.tarr pembebanan makin tinggi keku-
atan yang didtrpal. K;lrcrrir, il,rr apabila semua persyaratan teknis
22
.).)
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1.2, KI]AI I I KAN III I()N DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN KEKUATAN
aparatus/mesin penguji sudah dipenuhi, dipersyaratkan jaminan Tabel. 1.3: Sumber utama penyetrab kuat tekan bervariasi be-
kesanggupan pembatasan peningkatan pembebanan antara 0.15 sar
sampai 0.35 MPa per detik atau rata-rata 0.25 MPa per detik.
Ini berarti untuk f'., : 33 MPa akan perlu waktu *132 detik VARIASI OLEH SIFAT KOM- VARIASI OLEH METODE
x 2.2 menit. PONEN BETON UJI TEKAN
* Perubahan rasio air/semen * Prosedur pembuatan benda
Dalam Tabel 2.1 SNI 03-6815-2002 menyajikan secara kom- disebabkan oleh: uji kurang baik
prehensif data faktor-faktor utama yang menyebabkan kuat tekan o Kontrol pemakaian air jelek
benda uii beton bervariasi. o Kelernbaban AK dan AH
sangat bervaria"si
r Mengubah kelecakan
')i
24
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1.2. KUAI tt KAN II IoN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN KEKUATAN
dan pemeliharaan o Penempatan kurang baik di 2. Sebut 3 (tiga) pemakaian air berlebihan selain rasio a/c
mesin uji yang ditetapkan dalam disain campuran yang dapat merye-
o Mesin uji tidak dikalibrasi babkan penurunan kekuatan beton!
r Kecepatan uji tekan salah
3. Sebut kemungkinan sebab-sebab kenaikan slump yang
diukur setelah proses pencampuran selesai dilakukan!
4. Apakah benefit pemakaian bahan tambahan?
Dengan adanya informasi faktor dan sumber penyebab variasi
5. Sebut kondisi-kondisi pemeliharaan yang dapat menye-
kuat tekan benda uji beton (Tabel 1.3) diharapkan para pelaksana babkan hasil uji tekan lebih besar dari yang dilakukan sesuai
di lapangan dan petugas di laboratorium dapat lebih mengusa- ketentuan normatip!
hakan mutu beton lebih baik lagi. Ukuran pengendalian mutu
beton ini akan tercermin oleh nilai deviasi standar (s) yang di- 6. Sebut 3 Faktor Pengujian yang masing-masing bila keten-
hasilkan (lihat Bab 6) tuannya tidak dipenuhi akan rnenghasilkan kuat uji lebih
tinggi dari nilai normatipnya!
26 '27
2.2. BUt t- t t tN t tllt II t; No.1 sEpT 2008
Evaluasi Kualitas Beton sering ada di lingkungan masyarakat yang ditujukan untuk mem-
berikan informasi tentang kekuatan material beton. K250 berarti
beton kekuatannya dinyatakan dalam bentuk benda uji Kubus
dengan satuan kg f cm2.
28 29
2.2. BUt t I r rN I tt:t il:i No r SEPT 2008
2.2. BULLETIN LB3-ITS NO.1 SEPT 2OO8
2.3. BULLETIN LB3.ITS NO.2 OKT 2OO8 2.3. BUt I I llN I llr ill; N()1r oKI 2008
Bila hasil uji dari benda uji berbeda jauh, maka akan memberi
indikasi ada yang tidak baik pada kualitas benda uji atau dalam
Gbr 2.2 menunjukkan 2 buah silinder suatu proyek yang telah
proses penekanannya.
diberi kode dirrrana kodenya memiliki arti sebagai berikut:
3. Arti hasil uji f'. dan kode benda uji:
32 :i3
2.3. BULLETIN LBS-ITS NO,2 OKT 2OO8 2.3. BUt t r ltN t tt:t tlri N().2 oKT 2008
Contoh: 'Iabel berikut ini menunjukkan hasil uji kuat tekan beton
7a dan 7b menunjukkan nomor benda uji dan pasangannya bermutu f'. : 30 MPa dari suatu proyek.
x mencatat lokasi kelompok komponen struktur yang di- Ifurttokm UE h.rt Syrr$ Prrd ?.6.3.3
wakili oleh silinder 7a k 7b Rrtr2
Kult
6/8 berarti dicor tanggal 6 Agustus No Tgl |uat Kebmpok Slltrnder SillIxdcr Teken 3 Syrrrl Syrnt
utt rffinder Xomnonen I b Rrtd Sllinder (r) ft)
8.50 Berarti dibuat pada pukul 8 lebih lima puluh menit I 0/0E/tl8 D 30.5 25.8 28.2 OK
2 uo8/0s E 33.8 34.8 34.3 OK
3 s/08108 F 31.4 35.9 33:1 32.0 OK OK
4. Flekuensi pengujian: Sample benda uji (untuk tiap mutu 4 8108i08 c 29.6 33.3 3 r.5 JJ.I OK or(
r8/08/08 il 28.5 13.4 3r.0 32.4 OK OK
beton) diambil tidak kurang (ambil yang lebih besar) dari:
34 35
2.3. BULLETIN LB3-ITS NO.2 OKT 2OO8
2.4. BUt t t I lN I lrit I lri N( ) ir NOP 2008
36 :17
2.4. BULLETIN LB3-ITS NO.3 NOP 2OO8
2.4. BULLEI tN t tJ:| il t; No.3 NoP 2008
Rumus (2.4) di atas jelas menunjukkan bahwa bila variasi r; o Pemakaian AH dan AK terus menerus sesuai spesifikasi
besar (beda satu dengan yang lain besar) maka akan diperoleh (gradasi, berat volume dan kadar butir lembut)
nilai s yang tinggi pula. o Air campuran selalu memperhitungkan kelembaban AH dan
Notes On ACI 318 - 99 Chapter 4 memberikan arti nilai s AK
terkait dengan indikasi ketelitian QC dalam produksi beton seba-
gai berikut: Jadi bila diinginkan menurunkan nilai s dan kemudian /j", maka
empat faktor QC di atas harus dilaksanakan. Bersamaan dengan
hal di atas, rajin-rajinlah pula membuat catatan hasil uji silin-
Tabel. 2.2: Standar deviasi dikaitkan dengan mutu pekerjaan der beton untuk mengukur kemajuan nilai standard deviasi, yang
beton
nantinya mendukung harga beton makin ekonomis.
Standard deviasi s (MPa) Indikator eC
2.7 2.8 Istimewa Data Deviasi Standard dari Kontraktor
2.8 3.5 Baik
3.5-4.3 Sedang
Tahukah Anda,
bahwa sebagian be- o
> 4.3 Jelek
sar kontraktor pada Pelalsanaan produloi farry tak punya
waktu membuat mix etandar deviari. $nuai Tabel 2,X,
design tidak mencan-
maka fl., akan terkena tambahan
Tabel 2.2 inimengidentifikasikan fasilitas produksi boton yang tumkan harga s dari 2.5 * 5.S MPa
punya "track record" s > 4.3 harus memperbaiki ()C produksi pengalaman rnerektr.
betonnya, karena QC yang jelek. Hal ini akan rncrrgnkitratkan berlakunya peraturan SNI 2847
Tabel 5 yang rncrrcl,ir.Jrkarr harga fl, bilamana tidak tersedia data
Ketelitian QC dinilai dari konsistensi tim pel.ks^rr., lrrotruksi
s sebagai berikrrt,:
40 41
2.4. BULLETIN LB3.ITS NO.3 NOP 2OO8 2.5. BULLETIN I I]3 IIS NO.4 DES 2OO8
Tentu,ya nilai f!, tidak perlu setinggi di Tabel 2.3, hal ini Selain itu dibahas juga "keterangan penting" (doket) yang
bisa dicapai bila tersedia nilai s < 4.8, bukan? harus dicantumkan oleh produsen beton sebagai wujud komitmen
untuk menjaga mutu produksi betonnya.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
Dalam sub bab sebelumnya sedikitnya terdapat 4 kesirnpu-
Ian penting yang berpengaruh pada usaha produksi beton yang
ekonomis yaitu:
42 4:l
2.5. BULLETIN LB3-ITS NO.4 DES 2OO8
2.5. BULLEI tN t uu I I Si NO.4 DES 2o0B
44
4lt
2.5. BULLEITN ilt:t il1;N()4 t)FS 2008
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES 2OO8
letin ini tidak membahas secara mendetail faktor-faktor Delivery ti<rkct irri harus diserahkan dan dikontrol untuk persetu-
terse-
but, namun akan merangkum keterangan penting yang juan Pengawas, sebelum beton dituang.
harus
dicantumkan dalam /-\ Keterangan di
"delivery ticket" U/ atas akan berman-
(istilah AsrM C685) Fefihara motivasi e( yang faat bila dari awal Fek*rana produsem beton senantiasa
atau *doket" (isti- Pengawas telah
lah sNr 4433) vang
mtrlruaskan dengan celiu merilrima $Bcara kontinu melaksanakan l
disertakan oleh pro-
"ddet" p"L ti"p derivery mempunyai data ren- pedoman pngavsasan mutu
beton segar cana butir 5 s/d 10,
dusen beton untuk kriteria yang seyogyanya dicantumkan pada dokumen pemesanan
setiap batch adukan beton yang diserahkan pada konsumen. beton.
Keterangan itu berisi "reminder" komitmen yang harus selalu
diingat dan dilaksanakan oleh produsen beton yaitu:
Pedoman Pengawas Mutu Beton
f . identifikasi proyek/customer
Inspeksi oleh Pengawas lapangan (lihat ASTM C 685) untuk men-
2. identifikasi produsen dan no "delivery ticket,, jamin pencapaian uniformitas kuat tekan beton disediakan 3 pe-
doman yaitu untuk:
3. tanggal, waktu mulai mencampur beton (awas batas waktu
setting) 1. Pemeriksaan uji slump, dan berat AH dan AK per m3 beton
4. jumlah rn3 beton saat beton masih segar
5. mutu dan jenis beton 2. Sampling & pengujian kuat tekan beton
7. ukuran maksimum AK Kiranya sebagai pengalvas perlu untuk memahami isi 3 pedo-
rnan ASTM C 685 ini.
8. jenis dan nama admixture bila pakai.
9. Berat dari masing-masing ingredien beton per m3 beton
(perbandingan campuran beton) dan asal usul dan gradasi
AH dan AK
10. jumlah minimum PC per rn3 beton dan jenisnya
47
46
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES 2OOB
6. Sebut 4 faktor utama QC produksi beton yang dapat meng- KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham latar
hasilkan nilai s rendah! belakang nilai karakteristik beton fl"
7. Sesuai peraturan baru, apa kerugian Anda bila tidak memi-
liki standar deviasi untuk perencanaan disain campuran be_ 3.1 Distribusi Kuat Tekan Beton dan Mak-
ton Anda?
nanya
8. Anda kenal "delivery ticket,, atau ,,doket,,, bukan? pilih 3
informasi dari 10 item di doket yang Anda anggap penting Data uji kuat tekan beton dari suatu proyek besar dengan banyak
untuk konstruksi beton yang sedang anda laksanakan. Beri uji menunjukkan bahwa distribusi kuat tekan benda uji beton
alasan pilihan Anda itu! (untuk satu mutu beton) itu berbentuk yang di ilmu statistik
disebut lengkung distribusi normal.
9. Adakah tersedia pedoman inspeksi untuk pengawas eC be-
ton di suatu proyek? Sudahkan Anda membacanya? Lengkung distrilxrsi ini rnempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pusat lengkrrrrgan lrt-,rzxla di kuat tekan rata-rataft",
48 49
3.1. DISTRIBUSI KUAT TEKAN BETON DAN MAKNANYA
3.1. DISIFlIBT'I;I Kt.lAI Il KAN BErON DAN MAKNANYA
fr
3. Bentuk lengkun-
gan distribusi mele-
bar bila standar devi-
Standar deviari yang memhesar
asi (s1, sz, se) makin
herpengaruh negatif terha&p
besar (variasi kuat penapahn fl., maup*rn f"
$),St tekan besar)
4. Pada campuran beton yang menuntut kuat tekan rata-rata
dan p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan
menghasilkan kuat beton yang lebih kecil (/j, < fl, < /j1) (lih
f"l for P"r
Gbr. 3.1).
Gbr. 3.1: Pengaruh s pada /j 5. Sebaliknya, pada beton yang menuntut syarat kuat tekan dan
p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan mem_
butuhkan kuat tekan rata-rata (f'"*) yang lebih besar (ftc"r1 <
ftc.,z I f'c",s) (lih Gbr. 8.2)
/,\i'rst
dimana:
50
I-r I
I
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN 3.2, PEMILIHAN Kt KTJAIAN IJ[: tON UNTUK DESAIN CAMPURAN
52 I-rll
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN
3.3. EVALUASI DN N 1'I, NERIMAAN BETON
2.3'26 stJi-134 s
1.282 s
iY17'"",slrl5l
54
j-rlr
3,3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 3.3. EVALUASI DAN I'I NLHIMAAN BETON
sedikit sebesar l-rahwa benda uji silinder yang tidak memenuhi syarat itu harus
kuat rata-rata yang jelas terlihat identitas bagian dari struktur yang mutu betonnya
Hila ada benda uii tldak nrelnenuhi
clitetapkan. Hal irii diwakili oleh silinder tersebut.
sfarat maka btton yary tidak
akan diperiksa dari mernenuhi $yarat lranya pada hagian
benda uji silinder struktur yang diwakili oleh henda uii
yang dibuat selama
itu, hukan semuannya
pembuatan beton.
Tata cara evaluasi dan penerimaan beton diperoleh dari ACI
214-3R-88, yaitu mengikuti kriteria 2 dan 3 tersebut di Bab 3.2.
Kuat tekan suatu mutu beton (fl) dapat diterima jika dua syarat
berikut ini dipenuhi:
1. P[rata-rata ft, dari 3 uji berturut < f'.) < 1% yang berarti:
setiap nilai rata-rata dari 3 uji kuat tekan beruntun harus (dengan
probabilitas uji tekan rendah 1 banding 100) bernilai > f'".
2. Plf'. < (fl - 3.5) S 1%l yang berarti: tidak ada satu nilai
uji tekan mempunyai nilai < (f'. - 3.5) (dengan probabilitas uji
tekan rendah l banding 100)
ACI 214R-3R-88
nrenetapkan bila satu
nilai uji tekan yang Tiap henda uji silinder harus diheri
tidak memenrrhi tanda identitas dari hagian sfuktur
salah satu syarat yang diwakili dan u,aktu pcmbuftten
tersebut di atas be- silindernya
rarti bagian beton
yang diwakili kualitasnya oleh benda uji itu dinyatakan kritis
atau tidak memenuhi syarat kekuatan beton yang direncanakan
(fl) dan harus dikenai langkah-langkah pengarnanan seperlunya.
Perlu dicatat, bahwa satu nilai uji tekan adalah nilai rata-
rata dari dua hasil uji contoh silinder'. Dan hams pula diingat
56 s7
3.3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
4.L Pendahuluan
58 l-rl )
4.2. PENGUJIAN BAHAN 4.3. SEM,EN
1. SNI 03-2847-2002 ini rnemuat ketentuan-ketentuan menge- tahun setelah penyelesaian proyek untuk digunakan bila ke-
nai bahan dan standar pengujian yang di SNI 03-284T lgg2 rnudian timbul pertanyaan masalah kualitas bahan dan beton.
tidak ada danjuga berlainan dengan yang ada di PBI 1971. Penyelesaian proyek adalah tanggal saat pemilik menerima baik
2. Dikenalkan ketentuan baru antara lain berikut ini: proyek atau ketika sertiflkat hunian diterbitkan,.digunakan tang-
gal yang terakhir. Persyaratan hukum lokal dapat mensyaratkan
(a) Benda uii memakai berrtuk silinder berdiameter 150 penyimpanan yang lebih lama terhadap catatan itu.
mm dan tinggi 300 mm
(b) Mutu beton dinyatakan dalam nilai karakteristik kuat
tekan beton silinder (/l) dengan < l% kemungkinan 4.3 Semen
adanya kuat tekan yang tidak memenuhi f'. J.b darr
-
atau ( 1% kemungkinan adanya kuat tekan rata-rata 3 Semen yang digu-
benda uji silinder yang tidak memenuhi berturut-turut nakan pada peker-
nilai fl iaan konstruksi harus Fermakaian samen hartm dari tipe $P
(c) Satu hasil uji adalah hasil rata-rata dari 1 (satu) sesuai dengan semen
yanB sama at*u scsuei rperifikari
pasang silinder. yang dipakai pada di-
harur dari mrrnber tnrtentu
(d) Standar deviasi dihitung dari uji silinder,
30 buah hasil sain proporsi campu-
bila kurang dikenai koreksi. ran. Ini secara sederhana dapat diartikan semen yang sama
(e) Persetujuan mutu beton selama pelaksanaan kon- tipenya atau boleh diartikan semen dari sumber yang sama.
Dalam kasus suatu proyek yang telah menentukan standar de-
struksi dilakukan secara sederhana oleh 2 kriteria
penerimaan.
viasinya dari hasil uji yang memakai semen dari beberapa sum-
ber, maka yang disebut pertama akan berlaku. Sedangkan yang
terakhir berlaku bila standar deviasi uji kuat tekan beton yang
4.2 Pengujian Bahan dipakai untuk menentukan target kuat tekan beton diclasarkan
pada tipe semen khusus dari satu sumber tertentu.
Laporan lengkap
pengujian bahan dan
beton harus tersedia
4.4 Agregat
Dakumen hasil pengujlan kuat {ekan
untuk pemeriksaan beton harus disimpan sedikitnya
selama pekerjaan Ukuran maksirnurn agrcga,t kasar tidak boleh melebihi;
dalam waktu 2(dua) tahun sstelah
berlangsung dan dis-
impan sedikitnya
proysk selesai 1. f jarak terkecil rLrrl,ara, sisi-sisi <:etakan
2
60 (it
1{: AIR
4.5. AtR
vang <licor rliill,a.s cetakan tetap dari metal galvanized harus tak
Z. ] ketebalan pelat lantai rnengandung jumlah ion klorida yang membahayakan. Kekuati-
3. f jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat- ran utama pada kandungan tinggi klorida dalam air adalah ke-
kawat bundel tulangan atau tendon prategang atau selongsong- mungkinan efek ion klorida pada tulangan atau tendon prategang
selongsong. yang tertanam. Pembatasan kandungan ion klorida yang dikon-
Pembatasan stribusikan oleh unsur-unsur dalam beton termasuk dari air, agre-
Int
dapat diabaikan gat, semen dan bahan tambahan diberikan di Tabel3, Pasal6 SNI
jika kelecakan dan Untulr rneniamiil ldecahan dan
2847.
metoda pema- kepadatan penelnpatan bfion fegar
datan beton adalah perftatitrun ukuran nrakrinrum AK
sedemikian sehingga
yang didinkan
beton dijamin dapat
dicor tanpa terjadi sarang lebah ataupun rongga.perencana wa-
iib memutuskan apakah pembatasan ukuran maksimum agregat
tersebut boleh diabaikan.
4.5 Air
Hampir semua air
alami yang dapat
diminum dan tidak Perneriksaan kandungan ion klorlda
mempunyai rasa
dalam beton fidak hanya hersunrher
atau bau yang men-
dalam air saja tapi juga terkandung di
colok akan memenuhi
agrgat, semafi dan hahan tambahan
syarat sebagai air
campuran pembuatan beton. Ketidak murnian air (mengandung
oli, asam, alkali, garam, bahan organik dll.) dapat mempengaruhi
ticlak hanya kuat beton dan stabilitas volume, tetapi dapat juga
mengakibatkan florescence atau korosi tulangan.
Air yang dipakai untuk struktur beton (prategang atau non
prategang) atau pada beton yang pada dasar aluminium atau
(;:t
62
4.5. AtR
5.1 Pendahuluan
64 (il-r
5.2. RASIO AIR.SEMEN I
1. Ketahanan terhadap pengaruh lingkungan khusus yang ada dalam rasio air'-sclnerr yang disyaratkan pada Tabel 1 dan 2 Pasal
di Pasal 6 dan 6 SNI 2847 iri, harus dihitung berat semen (sesuai ASTM C 150,
2. Sesuai dengan syarat kekuatan dari pasal 7.
ASTM C 595, atau ASTM C 845), ditambah dengan berat bahan
bersifat semen seperti abu terbang dan bahan pozzolan lainnya
(sesuai ASTM C 618), kerak (sesuai ASTM C 9S9) dan silica
Ketahanan pengamh lingkungan yang rnengandung fume (sesuai ASTM C 1,240) bilamana digunakan.
sulfat diatur di Pasal
6.3, sedangkan per- o
lindungan tulan- Disaln campuran he&on harus diawali 5.3 Pengaruh Lingkungan
gan terhadap korosi
dangrn penstapan fiyarat-cyerat untuk
diatur di Pasal 6.4.
Tergantung pada nronianriil lreawetan strukur heton Pada waktu melakukan disain C ampuran beton,
syarat desain dan terhadap pergaruh lingkungan
pengaruh lingkungan, maka harus dipilih rasio air_semen yang
adalah merupakan
keharusan untuk o
Iebih rendah yang disyaratkan oleh clesain struktural dan yang memperhitungkan Froses dirain rarnpuran heton haru*
untuk kondisi pengaruh lingkungan. kondisi beton yang diawali aleh ryarat perctapan syarat
akan mengalami pen- keawetan struktur beton bertulang
garuh lingkungan
5.2 seperti air, bahan mengandung klorida atau air laut. Disain
Rasio Air-Semen
campuran harus mememrhi syarat rasio maksimum air-semen
dan kuat tekan /j minimum (lihat Tabel 1 dan 2 Pasal 6 SNI
Dalam tata cara 2847) untuk memberikan jarninan tambahan agar tujuan umur
bahasa Inggris is- pakai provek terpenuhi.
tilah tradisional ra- flasio ah-semen di ACI dicehut swalrr
sio " water-cernent"
camentitioil$ rfliliCIr, fadi *srmen"
telah diubah menjadi
atau ncemsntitiou$n dalann tata cara 5.4 Pengaruh Lingkungan mengandung
"water cementitious haru ini b*rarti jurnlah hsrat somen +
ratio". Untuk di- sulfat
hahan berslfat sefimn
pahami dalam kata
cementitious ini tercakup berat semen (sp) dan bahan bersifat Ancaman keawetarr beton terhadap pengaruh sulfat dapat ter-
semen lain yang diijinkan oleh suatu tata cara. Bahan bersifat jadi apabila betorr terckspose oleh tanah, air laut, air tanah
semen ini berfungsi untuk memenuhi pembatasan ratio air-semen yang memiliki ka,rr<lrrrrgtln tinggi sulfat. Tindakan untuk men-
bagi keawetan beton. Dengan kata lain, iumlah berat semen di gurangi serangiul irri l,<'r'r rrir,srrk pernakaian semen penahan-sulfat.
66 $7
5.4. PENGARUH LINGKUNGAN MENGANDUNG SULFAT 5.5. PERLINDt,N(iAN il lilt^l)Al, KoHOSI
Untuk struktur
beton yang akan 5.5 Perlindungan Terhadap Korosi
terekspos oleh seran-
Keawetalr heton dicapai dengan
gan sulfat dari tanah Chloride dapat berada dalam beton melalui bahan pembentuk be-
rnsmakai a/c rninimum dan fl"
atau air, pemakaian ton seperti: air, agregat) semen dan bahan tambahan atau melalui
maksimurn nrenghadapi:
semen tahan sulfat paparan dengan air laut atau udara yang mengandung garam di
harus ditentukan. r pengaruh liqg&unganl lihat Tahel 1 lingkungan pantai. Batas kandungan ion chloride yang tertera
Tabel 2Pasal 6SNI . prngaruh sulfaft lihat Tabel I di Tabel 3 Pasal 6 SNI 2847 dimaksudkan pada chloride yang
2847 mencantumkan tipe seme4 tahan sulfat yang tepat, rasio terdapat dalam bahan pembentuk beton, bukan chloride pada
air-semen maksim,m dan kuat beton minimum yang diperlukan lingkungan yang ada di sekitar beton itu.
untuk berbagai kondisi pengaruh lingkungan. Tingkat pengaruh
lirrgkungan didasarkan atas banyaknya konsentrasi surfat yang Batas ion chloride adalah tanggung jawab fasilitas pro-
dapat larut dalam air di dalam tanah atau banyaknya konsentrasi duksi beton, yang harus menjamin bahwa bahan pem-
sulfat di dalam air. bentuk beton (semen, air, agregat dan bahan tambahan)
yang menghasilkan beton masih dalam batas-batas kan-
Dalam memilih tipe semen tahan-sulfat, pertimbangan prin_ dungan ion chloride untuk berbagai paparan lingkungan.
sipiil adalah pada kandungan tricalcium aluminat (CsA). Se_
men dengan%o c3A rendah memiliki ketahanan sulfat khusus ter-
hadap tanah dan air yang mengandung sulfat. Bila peningkatan Bila uji dilakukan
untuk menentukan Ferlindungan tulangan terhadap
terhadap serangan sulfat moderat'dipandang penting, seperti
distruktur-struktur drainase dimana konsentrasi sulfat dalam air kandungan ion chlo- korosi teqgantung pada konsentrasi
tanah lebih tinggi dari normal tetapi bukan termasuk berat (0.10 ride dari masing- malaimurn ion klorida (lihat Tabcl tI
masing bahan pem- terdapat dalam bahan pemhenhrk
- 0.20 persen), maka semen portland tipe II (sesuai ASTM C150
mengandung CsA maksimum 8 %) harus dipakai. bentuk beton aLau beton dan yang larut dalam air
sampel-sampel dari
Tipe-tipe semen lain yang dihasilkan dengan kandungan C3A beton yang telah rnengeras, maka prosedur pengujian harus
rendah juga dapat dipakai pada kasus-kasus paparan lirrgkungan sesuai ASTM C1218, sobagairnana ditentukan oleh pasal 6.4.1
sulfat moderat sampai yang berat. Ketahanan terhadap sulfat SNI 2847 Chlori<lc lrarlir <lalam jumlah bervariasi dalam ba-
han pembentuk lrcl,orr. Baik t:hloride yang dapat larut maupun
68 (i1)
I
i
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
5.5. PERLINDUNGAN ILI]HADAP KOROSI
yang tidak larut dalam air ada didalamnya; narnun hanya chlo-
ride yang larut dalam air yang dapat menimbulkan korosi. rnerupakan chlori<le yang larttt dalam air, sisanya tidak larut.
Sesuai Pasal 6.4.1 SNI 2847, beton yang telah mengelas harus
Uji bahan da- berumur sedikitnya 28 hari untuk diuji'
pat dilakukan untuk
menentukan kandun- Konkol lundungan ion klodda yang Material dan konclisi yang berpotensi terkena chloride terma-
gan chloride larut larut dalam afu haiknya dilakukan suk: pemakaian air laut sebagai air adukan atau pencuci agre-
dalam air atau to- pada hahan-hahan pemhentuk beton gat, karena air laut mengandung jumlah sulfat dan chloride yang
tal kandungan kedua daripada beton yar6 sudeh rrrcngeras signifikarr; pemakaian agregat dari dasar laut, karena agregat
chloride (yang larut demikian sering mengandung garam; pemakaian bahan tambahan
* tidak larut). Uji chloride larut dalam air butuh banyak waktu yang Inenganclung chloridc, seperti kalsium chloride' Kondisi-
dan sulit terkontrol, dan karena itu lebih mahal dari uji total kondisi tersebut di atas urewajibkan pemenuhan syarat nilai rasio
chloride. Evaluasi awal kandungan chloride boleh dilakukan atas air-senren dan kuat beton pada Tabel 1 sNI 2847 darn persyaratan
kandungan total chloride yang ada di bahan-bahan pembentuk tebal selimut pada SNI 2847 Pasal 9.7'
beton. Bila total kandungan chloride lebih kecil dari data yang
tersebut di Tabel 3, maka kanrlungan chloride yang larut dalam
air (pada beton yang telah mengera,s) tak perlu dicari.
Bila kandungan
total chloride melam-
paui batas nilai yang Kontrol kandungan ion klorida pada
diijinkan, uji kandun- hrton ynng sudsh mongerao dilakukan
garl chloride pada bila kandungan ion klorida dari
contoh beton yang bahan-bahan penrbentuk beton
telah mengeras yang tnelehihi hatas Tabel S
larut dalam air perlu
dilakukan untuk perbandingan langsung batas nilai di Tabel 3.
Perlu diketahui bahwa sebagian dari chloride yang larut dalam
air dari bahan pembentuk beton akan bereaksi dengan semen
selama proses hidratasi dan menjadi tak larut, ini berarti merr-
gurangi kandungan ion chloride larut dalam air yang merupakan
penyebab korosi. Dari total kandungan chloride yang berada
dalam beton yang telah rnengeras, hanya ada kira-kira 50 - 85%
70
71
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
Bab 6 ini merupakan catatan dari pedoman yang diatur oleh seba-
gian SNI 2847 Pasal T. Dalam Tata Cara 2002 itu diisi ketentuan
kualitas, pencampuran dan pengecoran yang belum diatur oleh
tata cara 1992. Tata Cara 2002 ini menganut tata cara yang
berlaku di Arrrcrikn Sr:rikat, berbeda dengan tata cara yang di-
anut oleh PBI 1971 yarrg krbih berorientasi ke Eropa, karena itu
terjadi ketentrra,rr-kcl,crrl,ruln vang berbeda pula.
72 a,)
I 'l
6.2. UMUM
6.3. PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON
74 7lt
6.4. PERANCANGAN PRO-POFISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN
LAPANGAN DAN/ATAU HASIL CAMPUFIAN UJI 6.4. PERANCANGAN I'I.IOPOI'ISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN
LAPANGAN DAN/ATAU }IASIL CAMPUFIAN UJI
Pemilihan pro- 2. catatan mutu hasil uji beton berasal dari mutu beton yang t
porsi ini boleh di- 7 MPa dafi ft" yang akan diproduksi
lakukan baik dengan 3. catatan hasil uji beriumlah sekurang-kurangnya 30 buah beru-
Hasil dirain sampuran selian krkuatan
prosedur carnpuran heton rutan atau dari dua kelompok pengujian yang jumlahnya mini-
hanm rnememuhi:
coba-coba kouven- rnurn juga 30 contoh pengujian seperti vang ditetapkan pada SNI
sional atau dengan 1" Mudah dicor iampa ada kropos, 2847 Pasal 7.6.2.4, kecuali sebagaimana ditentukan pada SNI 2847
catatan pen6Jalarnan uegregani dan hleeding (syarat Pasal 7.3.1.2
yang sesuai. Gam- kelecakan)
bar 1 (lihat Pasat 2. Tahan terhadap pengaruh Deviasi standar dihitung dengan formula berikut:
7, SNI 2847 tertam- li*Elungannya {awet}
pir) menyajikan sebuah diagram alir yang memberikan urutan lI * 4'1+
(,,
pemilihan campuran dan prosedur dokumentasi. L "-1 J
76 77
6.4. PERANCAN(iAN I,II()I '0I IiiI (;NMI'[-'IIAN BERDASARKAN PENGALAMAN
ILApANGAN p Ro^p.oRSt CAM PURAN BE R DASAR KAN pE NGALAMAN LAPANGAN DAN/AIAI' IIN:iII (;N MI'I.JHAN UJI
uji --"
1:, ?.E_EANCANGAN
DAN/ATAU HASTL cAMpunnrrt
menetapkan kuat I
lndikator ketelitian psrgendaliar
rata-rata f '", yang kualitae produfioi be{on; dimana,
disyaratkan pada .
6.4.2 Kuat Rata-Rata perlu Karr:ntr syarat 2. rnemberikan fl, sedikit lebih besar dari
syarat 1. maka syarat 2. dan 3. dipakai untuk menentukan
Kuat tekan rata-rata
perlu /j, yurrg Jig.,-
fl. dirnana:
nakan sebagai dasar
f'.u: ktat uji individual silinder beton
Ferryaratam nrutu beton (f,") ini lebih f '"ut : rata-r'ata kuat uji dari 3 buah fl,
pemilihan campuran
rilgan dari tata cara p$l I97I (o,b*).
beton (lihat Contoh
Akibatnya diperoleh kuat tekan rali-
6.2) harus diambil se-
rata (f*) lebih kecil/ekoncmis Bila fasilitas pro-
bagai rrilai terbesar
dari Pers.(6.1) atau Pers.(6.2) dengan nilai deviasi standard
duksi beton tidak
s tersebut di atas:
s atau memiliki catatan Produsen heton yang tidak nnerfiiliki
hasll uji lapaugarr ca1;tam standar deviari, harus pal6i
sebagaimana diten-
f,., : fl+t.Sl" (6.1) tukan oleh SNI 2847
fl.. tercehut di Tahd 5
atau Pasal 7.3.1.1 atau 7.3.7.2 maka kuat rata-rata perlu fl, harus
ditetapkan berdasarkan Tabel. 5 SNI 2847. Disini nampak per-
f'",_ : f,.+Z.lZs- S.S (6.2) syaratan fl, ditetapkan lebih konservatip berdasarkan deviasi
standar > 4.2 NIPa.
BO 81
6.6. PERANOAN(;nN ( :AMl',llllAN IANI'A tsEBDASARKAN DATA LAPANGAN ATAU
6.5. PENCATATAN DATA KUAT RATA.RATA CAMPUBAN PLI-I(X )I IAAN
Bila tidak tersedia catatan hasil uji lapangan yang memenuhi 6.6 Perancangan Campuran Tanpa Berdasarkan
syarat, rnaka, proporsi campuran beton boleh diambilkan dari
hasil carnpuran percobaan yang memenuhi batasan-batasan Data Lapangan atau Campuran Per-
berikut ini: (lih. Contoh 6.3) cobaan
1. Tentukan f|, yung disyaratkan sesuai Tabel. 5 (pasal Z SNI Perancangan camplt-
2847) ran dengan alternatif
ini dilakukan bila Bila sanra mlflli tida* tercdia data
2. Kombinasi bahan, yang akan digunakan harus sama dengan
bidak ada data pen- pengalaman proporsi campurail
yang akan dipakai
galanran sebelunr- heton, maka proporsi f,ampuran yang
,
r)- Campuran percobaan yang harus dibuat menggunakan nya (SNI 2847 Pasal dipakai harus rnendapat persstuiuan
sedikitnya tiga jenis rasio air-semen atau kandungan semen 7.3.3.1) atau tak pirnpinan proyek dan nilai f", harut
yang berbeda-beda untuk menghasilkan kisaran (range) tersedia data catrtpr r- rnengikuti Tahel S
ft",
vang disvaratkan. ran percobaan (SNI
82 rJ:i
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUAIJI I)N N I'I NI IIIMAAN BETON
2847 Pasal 7-3.3.2) maka pengalarnan lain boleh digunakan un- pr:rlorrran scra,trgkaian tindakan untuk diikuti bila hasil uii kuat
tuk menentukan rasio air-semen. Namun pemilihan proporsi tekan tidak meutuaskan.
campuran beton hanya diperkenankan bilamana disctujui oleh
pimpinan proyek (lihat SNI 2847 Pasal7.4). Karena bahan-bahan
pembentuk betonnya bisa sangat bervariatif maka alternatif per- 6.7.1 Evaluasi
ancangan ini hanya boleh dipakai untuk mutu beton f!. < 28
MPa dan kuat rata-rata yarrg disyaratkan /f" harus bersifat Beton harus diuji
konservatif, yaitu f'", > f! * 8.5 MPa. Bila, misalkan diinginkan dengan ketentuan
mutu beton f '. : 25 MPa maka kuat rata-rata untuk menentukan SNI 2847 Pasal 7.6.2 Harus diingat bahwa tiap haeil uii
propolsi camuran beton (rasio air-semen) harus didasarkan pada hingga 7.6.5. Teknisi tekaei sepnsang henda uii (silind*r)
flr:33.5 MPa. Dipanclang dari sudut ekonomi pernakaian ma- pengujian lapangan mewakili suatu hagian beton yang
terial, pemakaian opsi ini sewajarnya dibatasi untuk proyek kecil harus melakukan dicor di proyek
saja. Bila dituntut mutu beton yang lebih tinggi, maka syarat pengujian beton
perancangar] campuran berdasarkan pengalaman Iapangan atau segar di proyek, pntbuatan silinder yang diperlukan dan catatan
data campuran percobaan harus dipenuhi. iderrtitas tiap silinder. Sedangkan teknisi laboratorium melakukan
semua pengujian laboratorium yang disyaratkan (lihat SNI 03-
Alternatip ini harus pula rnemenuhi svarat keawetan beton 1974-1990 atau ASTM C39M-01)
(SNI 2847 Pasal 6) dan kriteria pengujian kuat tekan beton (SNI
2847 Pasal 7.6)
6.7.2 FYekuensi Pengujian
6.7 Evaluasi dan Penerimaan Beton f l, yung dicapai oleh suatu campu-
Evaluasi kuat tekan rata-rata,
ran beton dilakukan berdasarkan prinsip probabilistik. Irri men-
Dalam tata cara ini syaratkan bahwa harus ditentukan volume beton yangdapat di-
telah disediakan se- wakili oleh satu trasil uji tekan benda uji beton. Karena itu terse-
buah dasar yang jelas dia kriteria frekuensi rnininrum pembuatan benda uji berdasarkan
Tslmici lapangan dan laboratorium
untuk mernutuskan volume beton yang dicor tiap hari untuk masing-masing mutu be-
harur nrelalmanakan tugas penguiian
apakah tiap konr- ton yang <liprodrrksi.
heton herdasarkan SNI 03-2458-1 99I,
porlen struktur be- Jumlah minirnrttrt rr.ii ktrat tekan per hari harus tidak kurang
SNl CI3-48l0-1998 dan $Nl CI3-1e74-
ton bertulang yang I990 dari (SNI 2847 Pasal 7.b.2.I):
sedang dilaksanakan
dalam suatu proyek dapat diterima, begitu pula memberikan
1. Satu uji kuat, (,r'kir,rr pt't' ltari,
B4 It5
1
harus memPunYai
pengecoran' tiga uji kuat tekan yang trerurutan
2. Satu uii kuat tekan per 120 rn3 rata dari
lebih besar dari fl
rn2 luas permukaan lantai
atau J;;;;";au
3. Satu uji kuat tekan per 500
dinding Yang di cor' 2. Tidak acla nilai
uii kuat tekan (Yaitu
uii kuat beton per
Ilustrasi kasus ini diberikan di
Contoh 6'4 kuat tekan rata-rata lumlah rninimum
kurang dari lima
dari 2 hasil uji contoh proyek
-' -'iiharus tidak
kurang il#;;;"g diamtit '' tekan pw mutu heton
tekan Per proyek harus tidak
Jurnlah minimum uji kuat clari 1 (satu) adukan)
lawah /l nrelebihi clari 3'5 MPa
dari: mempunyai nilai tli
memberikan ilustrasi
hasil uji kuat
Contoh 6'6 dan 6'7
lirna uji kuat Yanb au' kuat" berturut-turut
tekan "yang auput'iiili*Ji I:'"* atas'
diarnbil secara acak heton kriteria tata cara penerimaan di
dari lima adukan frekuensi
'' Fenguiiil kuar telon berdasarkan
yang diPilih sebelum- ;;;;r'i ter[antu ns fud Ii-tTl1,
" nart uji di lapangan
nya (SNI 2847 Pasal volume beton Yang dicor tiaP 6.7.4 Perawatan trenda
7 - Ilustrasi ka-
.6.2.2) namun minimal harus dibuat satu
"p*r;rh-nda kondisi lapangan
sus ini diberikan di uii te*an tiaP hari tekan silinder yang clirawat di bawah
Uji Kuat kecukupan
rn3' oleh pengawas lapangan,untuk rnengecek
kurang'dari'4! bisa diminta yang sedang
ffi:Tl"i:, beton vang alan. 1i,'o:.,h3"a beton pada struktur
dilakukan bila clisetujui
oleh perawatan au" plilitiaungan
uji kuat tekan b";;-b"i;h tidak dilaksanakan'
Pasal7 '6'2'2)
pengawas lapangan (SNI 2847
Tata cara telah \U
menetapkan bah-wa
6.7.g SYarat Penerimaan beton n!r* 6a,6r.,t*n dan oedindungln
uffi*-u'*
:Hl:' oll"*0,,-1l,lli
dungt oarl uELUrr 5illffilX'ffiilii,i
Lrrrovv(r. b-',xl "' '*---'Tbisa minta diperiksa
Tingkat kuat te'kan rr,tuk mensimulasi rmaka Pefigiwa yang dipelihara di
suatu kellas mutu oraklek lapattgatt kuat henda uii
beton' dianggaP Bih ada uii tekan tidak mernenuhi 'rurr* baik adalah laPangan
memenuhi sYarat bila *r."t*.i" bagian struktur beton dirawat se-
fidak memenuhi sYarat t'.%',ullo:-.s*inder vang
<lua kriteria berikut t - ot"*"kili
,rin ill,.,.iilt .,tff"u,*ll]ls 't'ui yang dirawat
hukan seluruh struktur lrttkau' antara silinder
ini diPenuhi: cara lembab di tttt"'tltt''itttrr' fl' Batasan 85%
titto,rt"tttt" '"U"uar
di lapangan an" "if":"u""*
1. SetiaP nilai rata-
87
86
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PLNEHIMAAN BETON
tersebut tidak berlaku jika kuat tekan silinder beton yang dirawat Ada dua nlacam
di lapangan itu menghasilkan nilai yang melebihi fl + S.S Upa, prosedrrr proses pen- Hasil uii kuat tsilran beton inti harus
meskipun gagal untuk mencapai 85% kuat silinder pasangannya gujian kuat tekan dikorcksi bila rasio pnniang terhadap
yang di rawat di laboratorium. benda uji beton inti diameternya < I"00
(lihat SNI 2847 Pasal
7.6.5.3) yaitu pertama untuk struktur yang berada dalam kondisi
6.7.5 Penyelidikan untuk hasil uji kuat beton yang kering dalarn masa layan dan kedua yang selalu berada dalam
rendah kondisi basah. Pada yang pertama benda uji beton inti harus
dibuat kering udara (pada temperatur 15 hingga 25"C, kelemba-
Penyelidikan ini harus dilakukan bila benda uji silinder yang ban relatif kurang dari 60%) selama 7 hari sebelum pengujian,
dirawat di laboratorium menghasilkan kuat tekan kurang dari dan harus diuji dalam keadaan kering. Pada yang kedua, beton
(f'" - 3.5) MPa [ihat SNI 2847 Pasal 7.6.3.3(b)] atau bila uji inti harus direndam dalam air sekurang-kurangnya dalam waktu
kuat tekan benda uji yang dirawat di lapangan menunjukkan kuat 40 jam dan diuji dalam keadaan basah.
tekan yang kurang dari 85% kuat tekan dari benda uji yang di-
rawat di laboratorium (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.4.4). Tujuan Ketahanan kom-
penyelidikan adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa keta- ponen struktur yarrg
hanan struktur dalam memikul beban masih dalam batas-batas diwakili oleh 3 buah Peagujian lapangan hanya dllakutr<an
yang aman. beton inti itu di- bila kuat tekan beton inti dan hanil
anggap cukup secara analisa ketatranan rtruktrr tidak
Bila data kuat struktural bila kuat
benda uji beton yang morfiuaskan
tekan rata-rata dari 3
rendah seperti terse- Ada 2 ,macam profss pongujian kuat beton inti sedikitnya bernilai 85% dari fi dan tidak ada satupun
but di atas diketahui tekail beton intiyaitu dalanr kondisi dari beton inti itu yang kuat tekannya kurang dafi 75%fi. Tam-
dan dari hasil perhi- kering dan hasah bahan pengujian beton inti yang diambil dari lokasi yang mem-
tungan menunjukkan perlihatkan hasil kuat tekan beton yang variatif diperbolehkan
fungsi ketahanan struktur menurun secara signifikan maka harus (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.5.4).
dilakukan uji contoh beton uji yang diambil dari daerah bagian
komponen struktur yang diwakili oleh benda uii dimaksud sesuai Ukuran bersih bcnda uji beton inti baiknya rnempunyai rasio
SNI 03-2492-1997. Pada uji contoh beton inti tersebut, harus di- ukuran diameter terhtrdtrp tinggi 1 dibanding 2. Lakukan koreksi
ambil paling sedi,kit ti,ga benda uji untuk seti,aTt uji kuat tekan yang dengan cara mengalikarr krrat tekan beton inti, apabila rasio per-
terbukti mempunyai nilai kuat tekan kurang dari f!- 3.5 MPa. bandingan panitl,rtg t,<rrharlayr rliameter yang kurang dari 2 (lihat
ASTM C42M ), tlctrga,tr ftlkt,or koreksi di bawah ini (untuk nilai
diantaranya bisa, rlilirlirtl<irtr irrl,<rrltola'si):
88 81)
1
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Tabel. 6.1: Faktor koreksi kuat tekan beton inti Mengurangi beban yang semula direncanakan pada tingkat
sesuai dengan kuat beton aktual.
Rasio l!"t"?s Faktor Koreksi Ku-
dzanleter
at Tekan Memperbesar atau mengubah dimensi komponen struk-
tur sehingga diperoleh kapasitas semula. Ini bisa berupa
t.75 0.98
menambah komponen struktur baru.
1.50 0.96
Perlu dicatat disini, bahwa penyelidikan kuat tekan beton dan
7.25 0.93
struktur yang sudah jadi menurut ASTM 805-02 tidak bisa diper-
1.00 0.87 oleh dari hasil pantulan secara langsung dari alat Schmid Hammer
atau spring-driven steel hammer, tapi pantulan itu hanya akan
memberikan korelasi antara nilai pantulan pada struktur yang
Bila kriteria kuat tekan beton inti tersebut di atas tidak bersangkutan dengan uji kuat tekan beton inti yang diambil dari
dipenuhi , apalagi bila hasil analisa ketahanan konrponen struktur lokasi struktur yang sama.
masih diragukan, maka pengawas lapangan dapat meminta untuk
dilakukan pengujian Iapangan sesuai dengan SNI 2847 Pasal 22
atau melakukan langkah-Iangkah lainnya vang dianggap tepat.
Umumnya pengujian lapangan cocok untuk komponen lentur,
tapi kadang-kadang diterapkan pada komponen lain.
Yang .jelas, pil-
guJran Iapangan
adalah suatu usaha l(ekuat*n kornponen struktur yarry
khusus yang harus kurang memadai hanya holeh dipaloi
dilakukan dan diin- dengan mengurangi hehan keria atau
terpretasikan oleh se-
diperku,at kapasitasnya
orang insinyur yang
menguasai teknik yang tepat. Dalam kasus pengujian lapangan
pada suatu komponen struktur yang ketahanan atau kestabilan-
nya kurang memadai, maka alternatif yang memungkinkan dapat
dipakai adalah:
90 1)t
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.1 - Laporan data uji kuat 10 02 Mei 07 33.8 35.0 34.4 34.5
11 06 Mei 07 30.7 29.3 30.0 33.3
Diketahui:
t2 10 Mei 07 30.5 25.8 28.r 30.8
Kuat rata-rata 30 hasil uji di rabel. 6.2. Hasil perhitungan ini i3 12 Mei 07 33.8 34.8 34.3 30.8
akan dipakai untuk konstrukti beton yang memiliki nilai
fl:30 t4 15 Mei 07 31.4 35.9 33.6 32.0
MPa.
15 18 Mei 07 29.6 33.3 3r.4 33.1
Ditanyakan: 16 19 Mei 07 28.5 33.4 30.9 32.0
Ientukan standar deviasi dari hasil uji tersebut dengan ke- L7 23 Mei 07 32.t 36.1 34.1 32.2
tentuan sNI 2847 Pasal 7.3.1 dan apakah hasil uji ini memenuhi 18 24Mei 07 31.6 34.6 33.1 32.7
untuk :
"fj 30 MPa 19 27 Mei 07 36.7 39.7 38.2 35.1
20 29 Mei 07 34.2 37.8 36.0 35.8
Tabel.6.2: Perhitungan kuat tekan dan kuat tekan rata-rata 21 20 Mei 07 32.7 35.4 34.0 36.0
3 silinder 33.0
22 01 Juni 07 31.6 32.3 34.1
02 Juni 07 36.3 36.2 34.2
Kuat Tekan 28 Hari
Silinder Tgl Buat Sil a Sil b rata-rata Kuat
24 03 Juni 07 38.8 39.2 39.0 35.8
Uji No Benda uji Tekan 28 25 06 Juni 07 37.8 38.2 38.0 37.7
Hari 3 26 08 Juni 07 33.6 34.0 33.8 36.9
Silinder
berturut 27 10 Juni 07 34.8 35.9 35.4 35.7
1 10 April 07 33.0 34 .0 .)o.,) 28 13 Juni 07 35.7 34.8 35.3 34.8
2 11 April 07 35.0 36.4 29 15 Juni 07 34.3 33.3 33.8 34.8
3 13 April 07 32.6 34.0 33.3 34.2 30 16 Juni 07 30.3 31.3 30.8 33.3
4 16 April 07 34.3 36.3 OO. J 34.8
5 19 April 07 35.7 35.0 34.6
6 23 April 07 31.3 32.6 32.4 34.3 Jawaban & Diskusi:
7 24 April0T 33.0 34.4 ,lt c
33.8 Perhitungan kuat rata-rata dan deviasi standard dilakukan di
8 27 Apri107 34.3 33.3 33.6 33.2 Tabel.6.3. Deviasi bernilai 2.48 MPa ini menunjukkan tingkat
9 30 April 07 35.8 35.2 35.5 34.3
kontrol kualitas yang lraik scka,li untuk mutu beton fl: Z\Mpa
92 f )ii
6.7. EVALUASI DAN I,I NI IIIMAAN tsL]ON
L2 28.7 34.81
n:30 l
9i-r
94
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI IJAN l'l Nt lllMAAN tlt' ION
pada umur 28 hari) berada di bawah (fl - 3.5) MPa : 26.5 MPa Contoh 6.2 - Pemilihan rasio air-semen un-
dan rata-rata dari kuat tekan 3 silinder uji berturut-turut bernilai tuk suatu mutu dan keawetan beton
di atas "fj : 30 MPa.
Terlihat di kolom 5 Tabel.6.2, hasil satu uji tekan yang Diketahui:
agak rendah (28.1 MPa), sebagai akibat kuat tekan silinder
Dibutuhkan beton untuk konstruksi lantai dermaga yang
b (25.8 MPa). Perbedaan mencolok antara silinder b dan terkena pengaruh lingkungan air laut. Diperlukan beton mutu
a ini mungkin disebabkan dalam massalah prosedur pem-
.fl, : 25 MPa untuk disain strukturnya. Ditentukan
pula akan
buatan benda uji dan pengujiannya. Namun hasil evaluasi
cligunakan senen Tipe 1 dan agregat biasa berttkura, maksimum
mutu beton tersebut di atas menunjukkan bahwa campuran
20 mm.
beton memenuhi syarat untuk konstruksi yang dilaksanakan.
Data statistik terse- Ditanyakan:
but di Tabe1.6.3, Tentukan syarat-syarat desain campuran beton untuk lantai
pada kesempatan lfuat tekan rata-rata henda uji no 12 derrnaga
lain dapat digunakan bernihi rndah (2S.1 MPa) merylrin
untuk memprediksi disehabkam oleh masalah prosedur Jawaban & Diskusi:
desain campuran be-
ton proyek lain yang
pembuaten dan penguiien rilinder Beton yarlS clikehendaki untuk struktur dermaga ini
mensyaratkan rnutu
No.2 harus tahan pengaruh lingkungan laut, maka Tabel'1 di
beton bernilai antara 23 - 37 MPa dan memiliki sifat-sifat bahan
sNI 2847 Pasal 6.2 menentukan mutu beton minimurn harus
dasar beton dan cara pelaksanaan yang sama. Standard deviasi fl : 35 MPa dan faktor air-semen maksimum harus 0'4'
untuk proporsi campuran baru ini boleh memakai harga 2.48 Mutu beton 35
MPa.
MPa ini menentukan
walau desain struk- Disain campurar heton harus
turnya hanya perlu memperhitunglran PenEaruh
f'.:25 MPa' lingkurqan air laut, Yaitu raslo
Rasio air-senrert a/c * 0.4 dan mutu f'" e 35 Mpa
0.4 dan mutu bctott
35 MPa harus dipakri rrrrtrrk menentukan proporsi campuran
berdasarkan carrtplrrirtt pcr<:rltlaan atau data lapangan dengan
menggunakan bahiut-l rtt,l ull r a'ktttal lapangan yang sama'
96 97
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN I't NI IIIMNNN E}ETON
Carnpuran per-
cobaan harus punya
slump (100 + 20) mm Bila dari data alrtual diperoleh nilai
atau (80 - 120) mm. hmbah leblh kecil dari iahel 5, maka
untuk tiap macam fl., bolah dikurangi uerd&saikan
campuran percobaan pers(E.t) d;il (6.2)
harus dibuat tiga
buah silinder uji yang akan diuji pada umur 28 hari. Hasil proses E:o
E ...+-Sil No.l
percobaan campuran ini dicatat di Tabel.6.4 dan selanjutnya C
t
digambarkan dalam kurva di Gbr. 6.1.
.I
g *,*.*Sil No.2
; ---e*sil No",
i2s
Tabel. 6.4: Data hasil campuran percobaan -.llf .Re6-s313
100 101
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
I0:t
6.7, EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
berjumlah 2 x 8 : 16 pasang silinder yang dipilih secara berjadi kuat tekan beton yang kurang memuaskan yang diidenti-
random dari 200 truk. fikasi oleh suatu silinder uii dapat dengan mudah diketahui lokasi
betonnya.
7. Jumlah total uji tekan yang disyaratkan untuk dibuat
proyek ini minimum : 16 pasang silinder (2 silinder per
1 uji tekan) : 32 silinder.
Perlu diketahui
bahwa perhitungan
jumlah total silin- lumlah pengambilan $ilnrpcl uii te*an
der uji yang harus heton harus ditamhah bila diinginkan
dibuat pada proyek mutu heton sehin yang berumur 28
ini adalah hanya un- hari
tuk memenuhi syarat
minimum yang diperlukan untuk menentukan syarat penerimaan
mutu beton. Tambahan jumlah silinder uji mungkin diperlukan
untuk misalkan kontrol kekuatan beton pada umur 7 atau 14 hari
untuk kebutuhan pembukaan bekisting, atau untuk penegangan
Iebih awal tendon prategang, dan memelihara 1 ata:u 2 uji silinder
sebagai cadangan bila terjadi kuat tekan silinder yang rendah
pada umur 28 hari.
Catatan: Di depan
diterangkan bahwa
frekuensi pengujian Penting seluli untuk buat catatan
beton ini didasarkarr tempat lokari beton dalam wtruktur
pada kaidah statis- yan6 nrutunya diwakili oleh sepasang
tik yang menentukan benda uii silinder
tiap uji tekan beton
mewakili suatu jumlah beton tertentu yang dicor (contoh di atas
mewakili 720 m3). Karena itu adalah penting sekali tersedia
catatan lokasi di struktur beton bertulang yang dikerjakan yang
diwakili oleh tiap silinder uji tekan, agar dikemudian hari jika
t04 I ( )l-r
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.5 - Fbekuensi Pengujian 5. Hanrs acla 5 truk adukan secara acak cliambil silinder uji
(lihat SNI 2847 Pasal7.6.2.2).
Diketahui: 6. Total minimum uji silinrler untuk proyek ini : 5 (2
Untuk pengecoran suatu lantai seluas Tb\ m2 dengan tebal siliner/uji) : 10 silinder.
20 cm, butuh beton sebanyak 750 m3. Beton di pesan pa.da
perusahaan ready r,';rix xyz dan diangkut truk pengaduk beton Sekali lagi dijelaskan, bahwa jumlah 5 uji atau 10 silinder itu
berkapasitas 7 rn3. adalah jurnlah rninimum untuk proses penerirnaan kekuatan be-
ton. .Iumlah ini bisa lebih untuk kebutuhan lain-lain.
Ditanyakan:
Berapa minimum
jumlah silinder yang lumlah henda uji rilinder untuk
harus dibuat untuk menilai mutu beton sangat terf,anfung
memenuhi syarat- pada ryarat fielffen$i penguiian uii
syarat minimum kuat (SNl28/f7 pasal 7.62.2, namun
frekuensi pengujian tak boleh kurarg dari lima
uji kuat. Contoh ini
mengilusLrasikan su-
atu proyek kecil dimana syarat jumlah minimum silinder uji
didasarkan pada kriteria frekuensi SNI 2847 Pasal T.6.2.2.
Jawaban & Diskusi:
106 I07
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.6 - Penerimaan Beton Sesuai Per- t. Tidak ada nilai uji rata-rat dari dua silinder yang kurang dari
syaratan ffi, - 35): (30 - 3.5) : 27.5 MPa.
108 I01)
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh G.Z - penerimaan Beton SNI 2847 Pasal 7.6.5. Jika rata-rata 3 uji tekan bernilai dibawah
Sesuai per-
syaratan fl, maka harus dilakukan tindakan untuk meningkatkan keku-
atan dari beton. Jika hasil pengetesan nilainya lebih kecil
dari 3.5 MPa dibandingkan f! maka kemungkinan ada masalah
Diketahui:
vang lebih serius lagi yang membutuhkan penyelidikan untuk
T3bel6'6 menunjukkan daftar hasil Irremastikan stnrk-
uji s,inder kuat beton dari
5- truk adukan yang telah mengirim tur memiliki keku-
beton ke tempat pekerjaan.
Dari tiap truk adukan telah dibuat atan yang cukup; Contoh 6.6 dan 6.7 mengilurtrasikan
2 silinder dan diuji pada umur
28 hari. Mutrr beton ditentukan dan sekali lagi dipcr-
fl : 2Z.b Mpa. lukan tindakan un-
nninirmum 5 uii tekan betom cutrrup
dipalcai untuk menilai $yarat
tuk meningkatkan
pen8rirfiran rflutu hotsn
Tabel. 6.6: Hasil suatu pengetesan level kekuatan. Un-
beton
No.Uji Silinder Silinder tuk penyelidikan kekuatan material yang rendah, posisi dari
Rata-R"ata Rata-Rata g
Silinder a b Uji Tekan Uji Tekan beton yang bermasalah pada struktur harus diketahui sehirrgga
1 25.0 24.5 24.7 insinyur dapat melakukan evaluasi terhadap pengaruh rendahnya
2 27.4 28.0
kekuatan pada elemen struktur.
28.7 27.6 27.9 26.8-
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa alasan pokok bila
4 32.4 hasil test tekan memberikan nilai yang rendah:
33.0 29.5
5 23.4 21.4 22.4"*
1. Tidak sempurrranya pengambilan sample dan proses
. Rata-Rata 3 pengetesan
Uji tekan rrremiliki nilai lebih renclah t)ari
** Rata-rata f!(27.b)
u.ii tekan merniliki n,ai lebih rendah 2. Penurunan kualitas beton karena kesalahan produksi atau
3.5 Mpa dari
f '.(22.s - J.b : 2a1
adanya penambahan berlebihan air ke dalam beton di tem-
pat kerja yang disebabkan penundaan waktu pengecoran
Ditanyakan; atau permintaan untuk membuat beton dengan slump yang
lebih tinggi dari rencana.
Apakah mutu beton berdasarkan
memenuhi syarat SNI 2B4Z pasal
hasil uji di Tabel 6.6
7.6.5 Hasil pengetesan beton dari 5 buah truk nilainya di-
Jawaban & Diskusi: catat di Tabel 6.6. Terlihat, sebagaimana di footnote,
Investigasi dari has, kuat teka,
ada 2 kriteria p<.rrcrirua,au yang tidak dipenuhi yaitu
yang rendah dibahas pa.a
110 llr
6- 7 v4lq4s TMAAN
-E | -D_4[|EN ER BEroN
6.7. EVALUASI I)AN I't NTFIIMAAN BETON
7.L Pendahuluan
114 I 1l1r
7.1. PENDAHULUAN
7.2. PROSEDUI.I I)AN I)II;KIJSI I]ISAIN CAMPURAN
116 lt7
7.2, PROSEDUR OAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDU R DAN DlsKuslqlg^lt''l IAI'I|URAN
Dibawah ini dicantumkan 8 langkah/prosedur disain cmpuran berarti mengubah rasio a/c akan
Ili
beton untuk nrenghasilkan beton dengan fl, :24 MPa disertai rnengubah tujuan dari Tabei 7 '4 dan
dengan diskusi/ulasan pengendalian mutunya. atau Tabel 7.5
118
I l1)
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN 7.2, PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
Langkah ke-7: Tentukan Kebu- Tabel 7.7 mengingatkan perubahan Langkah ke-8 : Penyesuaian Be- Disain Proporsi campuran disini rrre-
tuhan Agregat Halus pada ukuran maksirlum AK akan rat Agregat nunjukkan secara teliti rnemperhi-
Dengan sudah diketahuinya jumlah mengubah rencana proporsi berat Dari pengujian % kadar kelembaban tungkan % kelembaban AK dan AH
kebutuhan, PC dan agregat kasar, AH dan kornponen pembentuk beton diperoleh 27o dalan agregat kasar yang akarr dipakai. Dalam pelak-
rnaka sisa bahan untuk mernenuhi 1 lainnva. dan 67a dalam apJregat halus. Bila saraan dituntut penyesuaian bila
m3 beton seharusnya berupa agregat percobaan proporsi dipakai dasar be- terjadi perubahan % kelernbaban.
halus dan udara/void yang terkan- rat , maka penyesuaian berat agregat % kelembaban sangat berpengaruh
dung. Kebutuhan agregat halus menjadi: padtr jumlah air campuran yarrg di-
ini dapat ditentukan berdasarkan pakai.
lnASSA:
Dengan bantuan Tabel 7.7, massa, Agrcgal kasar (lembab) :
1136 (1.02) : 1159 kc Korrtrol volume air oleh perubahan
(berat) satu m3 beton yang dibuat
Agregal halus (lembah) : kelernbaban AK dan AH harus di-
dengan agregat ukuran norninal
801(1.06) : 849 kc lakukan secara teratur agar tuiuan
rlaksimum 37.5 rnrn ditaksir sebesar
Tabel 7.4 terc:rpai.
2410 kg (untuk percobaan batch per-
tarna, penyesuaian secara eksak nilai Air dari kelernbaban ini belum d\rer-
ini tidak kritikal untuk perbedaan bi- hitungkan pada Langkah ke-3 dide- Perubaharr spesifikasi kornporren
asa daiam slurnp, faktor scrnen dan pan, karena itu air yang dibutuhkan pembentuk betondi lapangan akan
berat .ienis agregat). Massa yang su- perlu disesuaikan. .ladi, air lem- menghasilkan efek negatif pada
dah diketahui adalah: bab dari kontribusi agregat kasar se- mutu pasta semen.
Air (campuran bersih) 18 kg banyak 2-0.5 : l.5o/r:, <laln dari agre-
PC 292 kg gat halus sebesar 6 - 0.7 : 5.3%
Agregat Kasar 1136 kg harrrs dikrtrangkan dari campuran air
TOTAI, 1609 kg hasil langkah ke-3:
Jadi massa (berat) agregat halus, di- 181 - 1136 (0.015) - 801 (0.053) :
taksir: 122 kg.
2470 - 1609: 801 kg
Taksiran bcral batch unluk l n" bc-
Didapat hasil akhir berat tr'rer rn3
ton adalah:
batch beton sbb: Air(yang dituang) L22 kg
Air (campuran bersih) 18 kg Semen 292 ks
PC 292 kg Agregat kasar (lembab) 1159 kg
Agregat Kasar 1136 kg Agregat hahm (lembab) 849 kg
Agregat Halus 801 kg TOTAL 2422 kg
720 l2r
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSIDISAIN CAMPURAN 7 2- PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
Beberapa Tambahan Catatan Diskusi: 2. Proporsi jumlah pemakaian air, PC dengan syarat AK dan
AH harus memenuhi gradasi tertentu adalah untuk mem-
1. Bab 8.2 menjelaskan kuat tekan beton tergantung pada vol- peroleh volume dan kualitas pasta semen sebagai pengikat
ume dan kualitas pasta semen yang berfungsi sebagai: AK clan AH yang optimal mendukung pencapaian /j,
o Pengisi rongga antara butir-butir AK dan juga AH 3. Pembatasan rasio a/c untuk faktor lingkungan adalah un-
tuk memperoleh pasta semen yang padat dan permeabilitas
o Pengikat butir AK dan AH
beton vang rendah.
2. Volurne dan kualitas pasta semen untuk rnemenuhi kuat
tekan dan keawetan beton tergantung pada:
Tabel. 7.22 IJrarga rekomendasi slump untuk berbagai tipe
oflJCT konstruksi
o Besar ukuran butir AK dan gradasin5,a Slumr mrn
75 25
4. Tabel 7.2 sld Tabel 7.7 merupakan pedornarr kuantitatif Pavement dan pelatf slab
75 25
proporsi normatip campuran beton bila slump, ukuran nrak- Mass Concrete
simurn AK, gradasi AK dan AH, Fn, dari AI{ dan f!, sudalr
* Harga ini bisa ditambah 25 mm bila pemadatar yang tidak menggunakan
diketahui lebih dahulu.
vibrator
KESIMPULAN:
t22 t'23
-.1
Tabel. 7.3: Perkiraan air campuran dan persyaratan kandungan udara dengan variasi i"
-o
nilai slump dan ukuran maksimum agregat D
o
(/)
m
a
Air, kgf m3 dari beton untuk harga maksimum agregat nominal: C
n
Slump,mm 9.5. 12.5* l-9- 25- J /.i) 50+- rr*$ 150+$
o
z
Beton tanpa udara (non-air-entrained concrete) a
@
25 sld 50 207 199 190
x
C
179 166 154 130 113
@
75 s/d 100 228 216 205 193 18i 169 145 I
124
U)
150 s/d 175 243 228 276 202 190 178 160
H z
tJ Perkiraan udara yg terje- d
o
F 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
bak didalam beton tanpa -u
udara, persen C
D
z
* Jumlah air campuran
untuk beton-dengan-udara berdasarkan pada persyaratan kandungan udara untuk kondisi moderat. Jumlah air
campuran ini dipakai untuk menghitung jumlah semen untuk ..-p.... cobr-coba (triaL ;.ir) pada suhu 20 s/d 2b derajat
tersebut bernilai minimum rrntuk agregat yang berbentuk tajam. Untuk agregat berbentuk buiat biasanya membutuhkan C. Harga
lebih sedikit untuk beton-tanpa-udara dan 15 kg Iebih sedikit untuk betonldeigan-udara. Penggunaan uater-red,uci,ng air 1g kg
C 494) akan mengurangi jumlah air campuran 57o atat lebih. Volume dari caimn admixture diikutsertakan sebatai a.dmirture (ASTM
total volume
camputan air.
+ Nil'i beton yang ukuran agregat lebih besar dari 4o mm didasarkan pada tes slump yang dibuat setelal,
partikel "l"p-
yang lebih
'ntukbesar dari 4O memiliki
mm dihilangkan dengan cara uet screenxng
$. lumlah air campuran
ini dipakai untuk menghitung faktor semen pada waktu membuat campuran coba-coba ketika agregat dengan
ukuran maksimum 75 mm atau 150 mm dipakai. Harga tersebut harga rata-rata untuk agregat kasar dengan model yang
baik (ueLl-shaped, codrse aggregates) dan bergradmi baik dari kasar-eruprkarr
ke halus.
$ Rekomendasi tambahan lain untuk kandungan
udara dan toleransi yang diperlukan pada kandungan udara untuk proses kontrol
dilapangan dijelaskan pada dokumen ACI seperti ACI 201, 345, 318, 301 da;302. ASiM c94 untu-k beton ."ady
kandungan udara di beton. Peraturan pada dokumen lain tidak selalu sama sehingga pada waktu mencampur mi* juga membatasi
beton pertigrbangan
harus diberikan untuk memilih kandungan udara yang memenuhi baik kebutuhan!'Lt".i... dan persyaratan peraturan.
d
TH i..J
EET S1 :N
=5!Xl^AE I
-.- X 0, ilc.a ) =: o 1l
rl
_il o
a
: T t + i; i x- r F m
'tr o
rEE;rEi++* C
+ +t E g 6'= 0q u
=
rE;ix+;i,EE <E X o
36 aB sC 3 q:; e.i 3 z
: * Hoc." 6 E o
HN)N.)C^JCiA + oc U)
"t E i idi='Ftr
sSI f CTTOOTOOTO o
N,i
apipT**So= xC
= @t, r_l
@
sFLfrxd:- I, i; p o
P, x- a (D
!^.!i.+A!E
-E:sldlr-tDAF-. b, A,
E 3 6 r' {$,I g= z
;DF--n+=.:i.5 r_l o
N.i H ? !. il - \ - - I
:.1 ^1 = -p
o.: a
3^= r iLlc, f &if
A1 Uc-g=i^J. l !
EU. C
fr'g.o;99 e S ** 0qo o I
-o ; I o'o p p
='f q = ^6- E d E r z
= l:.-
;6Oq 5 d r ai ; O -{o *P.
= 5* s
-A{N) p
:oc f 3F "q*) EE=- Bs 3a'+
' =
[ a
2o F
PO o
,EE=3r53
;*;D<C,-JK
iE ,i
+
;+-46 1E= Y3 >Iafi 9
ffr*pq358 ;
r-ltD- 5p /,1p 0q o
uY (J a < * - - n
EPEP
PHP
?.
O
6- CJI
t\')
7,2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
* Berdasarkan pada
ACI 201-2R " Volume berdasarkan pada agregat dalam kondisi drg rodded sesua\
+ Beton harus diisi udara
dengan penjelasan ASTM C29.
$ Bila
tahan sulfat (Tipe II atau Tipe V sesuai ASTM C 150) Volume ini dipilih dengan menggunakan hubungan empiris untuk
dipakai, rasio ""me,
w/c yang diijinkan bisa di tingkatkan sebesar 0.0b. menghasilkan beton dengan tingkat kemudahan pelaksanaan (w orkabi,lity)
yang sesuai untuk konstruksi beton yang umum. Untuk kondisi yang less
workable misalnya untuk pembuatan beton pauement volume tersebut dapat
ditingkatkan 10 persen. Untuk kondisi yang lebih workable seperti untuk
beton yang penempatannya menggunakan pompa, Harga volume dapat
dikurangi sampai 10 persen.
+ Lihat ASTM Metoda C136 untuk perhitungan fineness modulus.
127
126
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDUTI I)AN I)IIJKIISI IJISAIN CAMPURAN
semen medium (semen 330 kg per m3) dan slump medium i butir maks AK yang semula pakai 37.5 mm diubah pakai 25
dengan agregat
yang memiliki spesifik gravity 2.2. persyaratan air berdasarkan
p.dJh..ga mm?
slump dari 75 s/d 100 mm pada Tabel 7.4. Jika diinginkan estimasi
miLSSSa
dapat diperbaiki dengan cara berikut ini: jika informLi yang dibutuhkan 4. Setelah memahami langkah-Iangkah disain campuran,
tersedia: untuk setiap perbedaan 5 kg air campuran dari raber faktor-faktor apa yang perlu dikendalikan untuk memper-
7.4untuk
slump 75 s/d 100 mm, perbaiki masa per m3 d"rgu, g kg pada arah yang
tahankan fungsi pasta semen dan setelah itu juga kualitas
berlawanan; untuk setiap perbedaan 20 kg dari kud.. serier,330
kg, pasta semen?
perbaiki massa per m3 dengan 3 kg pada arah yang sama;
untuk setiap
perbedaan 0.1 dari spesifik gravity agregat 2.7, perbaiki
massa beton
sebesar 60 kg pada arah yang sama. untuk beton-diisi-udara
kadar uclara
untuk kondisi lingkungan agresif pada Tabel 7.5 dapat dipakai. Massa
dapat
ditingkatkan sebesar 1-persen untuk setiap reduksi kadar air.
t28 129
:8-1. PENDAHULUAN
target itu mungkin akan hanya merupakan ilusi saja bila per-
hatian kurang diberikan pada "pengolahan" semasa "beton saat
segar".
yang harus dikenakan pada beton segar itu, yaitu misalkan pada
saat dalam proses penakaran, pencampuran, pengantaran ke
proyek, pengecoran dalam bekisting, pemadatan dan pemeli-
haraan (curing). Sernua proses ini tergantung pada karakteris-
KOMPETENSI YANG DIHARApKAN: ..paham akan tik beton segar) yaitu kelecakan, waktu setting dan kecepatan
bebagai operasi produksi beton yang merusak kelecakan hidratasi semen. Karena kontrol untuk mencapai sifat-sifat beton
beton segar dan berakibat pada reduksi kekuatan dan yang diinginkan ini sangat penting sekali maka semua kriteria
keawetan beton,, pengolahan itu telah ditetapkan di SNI 2847 Pasal 7.7 s1d7.72.
Uraian secara
8.1 Pendahuluan mendetail mengenai
teknik pencampuran? Gradasi agregat $s6uai standar
pengadukan. pen- menghasilkan kebuft.rhan pasta samen
Tahap pemilihan
gakatan, pengecoran, yang rninimum dan kual
baharr campuran pemadatan dsb. dari
dan disain proporsi
beton segar adalah diluar lingkup buku ini. Disini dicoba dis-
campuran adalah Prngendalian lerakteristik heton saal
ssgar meniarnin pencapaian ilrutil ajikan langkah-langkah mendasar, misalkan pentingnya kontrol
langkah-langkah
beton yang diinginkan kelecakan, segregasi, pengantaran , perubahan slump, pema-
penting untrrk mem-
datan dsb. yang dapat merugikan beton secara permanen dan
peroleh hasil produksi beton yang diinginkan.
Kemudian meralui mengurangi umur pakainya.
karakteristik kelecakannya (workability) akan diperoleh
beton
yang kuat juga tahan terhadap pengaruh lingkungan.
Narnun,
130 131
8.2. UMUM 8.3. KARAKTEHI:; I lK uL IoN SEG4B !4!-l!4MIy8
8.2 fJmurn ton yang kuat dan awet' kualitas dan volume pasta-semen sangat
menentukan. Volume minimum pasta semen yang padat ternyata
Beton adalah adukan agregat halus (AH) i agregat kasar (AK) sangat ditentukan oleh gradasi butir-butir agregat yang akan di-
yang dibalut dan diikat menjadi satu oleh pasta semen (carnpu- pukui, cara pemadatan clan kuat tekan beton yang direncanakan'
ran semen dan air). Agregat iralus dan kasar adalah bahan-bahan
yang keras dan padat, sehingga dengan demikian sifat fisik be-
Karena demikian
ton keras (kekuatan, ketahanan terhadap lingkungan, susut dsb.) penting pelan Xelecalan heton rogar harus
sangat.tergantung pada kualitas dan banyaknya pasta sernen. sarnpai beton selesai
gradasi agregat
Namun demikian dalam menentukan
ini tidak berarti volume pasta semen
bahwa agregat serta air yang dibutuhkan, maka pada tiap disain proporsi cam-
Makin kecil rasio airlsemsn rnakin
itu tidak banyak puran beton, syarat gradasi agregat itu ditentukan oleh standar
bailr ltualitao fisik panta remer
berperan. kenyataan yang berlaku (SNI 03-2834-1993, ASTM C33-86 ) dan wajib
menunjukkan bahwa volume pasta sernen yang diperlukan sangat dipenuhi.
tergantung pada susunan (gradasi) butir-butir agregat. Bila Satu hal lagi yang patut dipahami adalah bahwa sesungguh-
suatu penampang beton diperiksa maka terlihat bahwa tiap butir nya kebutuhan murni proses hidrasi semen sampai keras hanya
agregat kasar (AK) dibungkus oleh bahan mortar (campuran membutuhkan air dengan rasio air/semen sebesar 0'15' Bila
AH + semen * air) dan juga mengisi ruang diantara butir AK clalam praktek sampai dipakai faktor air/semen: 0.40 atau
lebih,
itu. Selanjutnya terlihat butir-butir AH dibungkus lapisan pasta maka itu hanya untuk melnenuhi syarat kelecakan (workability)
semen dan rnengisi ruangan dianatara AH itu. Dalam lapisan
beton segar.
pasta semen sendiri terlihat pori-pori kecil. Jumlah pori-pori
yang banyak adalah suatu tanda pemakaian air lebih dari yang Kelecakan ini selama kondisi beton masih segar harus dapat
pen-
diperlukan untuk proses hidrasi. Uutuk ielasnya baik clipahami dipertahankan mulai dari proses pencampuran sampai saat
dahulu 2 fungsi pasta semen berikut ini; ernpatan beton segar pada tempat akhir sehingga diperoleh beton
yang padat dan tidak keroPos'
1. Pasta semen adalah pengikat butir-butir AK dan AH men-
jadi satu. Untuk itu diperlukan susunan pasta-semen yang baik.
makin kecil rasio air/semen makin baik kualitas fisik pasta semen.
Jadi harus diusahakarr rasio air/semen serendah rendahnya.
8.3 Karakteristik Beton Segar dan Mak-
nanya
2. Mengisi ruangan antara butir agregat. Ruangan tersebut harus
diisi oleh suatu masa yang sepadat padatnya agar diperoleh be-
732 133
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAB DAN MAKNANYA
MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN
t34
1i]l-r
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
136
l:17
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
138
1:t9
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
740
141
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR 8.4. PENGAMANAN BEION SEGAR
dalam waktu terseb,t terjadi hidratasi, kenaikan dengan rencana maksimum dengan menambah air, sesuai mak-
temperatur dan
slump loss yang sangat mempengaruhi kelecakan simum diijinkan. Untuk keseragaman adukan, sedikitnya drum
beton.
pengaduk perlu tambahan 30 putaran (revolution).
b' Harus ada koorainasi antara pemberangkatan truk pencampur
dan kecepatan penempatan beton segar agar
tidak terjadi keter_
c. Penyesuaian
lambatan. Jadi ha^r ada komunikasi yang baik
antara iroyek dan
slump diiiinkan
fasilitas produksi beton. dengan pemakaian &rtcmpering harus herpodoman pada
bahan tambahan ACI 305-91. High rang* wirter
c. Penempatan beton segar dalam volume besar harus kimia, sepanjang ra-
di_ reducing admixture terbukti efektif
jadwalkan pada periode-periode intensitas
lal, rintas rendah sio air/semen masih nremelihara kelecakan hcton
(terutama diperkotaan).
sama atau tidak dil-
d. Bilapenempatan beton ternyata lambat, pertimbangkarr ampaui dan tidak terjadi kemungkinan segregasi. Perlu diingat
pe_
makaian bahan tambahan/retarding untuk bahwa untuk struktur beton bertulang, beton segar harus mem-
menghambat awal
waktu pengikatan (setting). punyai slump 75 sld 100 mm.
143
742
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN tsEION SEGAR
r44 I45
AN ts:E rgNr tEe4r
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR L1_!E!94U41{
747
r46
9.1. EVALUASI KEKUATAN - UMUM
faktor reduksi yang lebih tinggi diberikan oleh tata cara ini untuk
evaluasi analitis kekuatan struktur yang ada.
Evaluasi keku
atan struktur yarr;
Bab. I telah berdiri membu-
tuhkan
dan
pengalaman
pertimbangan
SHI 1847 fasal 12 ini memuat revisi
tatacara nromonitor rffipon perilaku
sbuktur relama dan sesudah uii behan
tekrris yang tepat.
SNI 2847 5.22.1memberikan arahan untuk menginvestigasi kea-
Evaluasi Kekuatan manan struktur bila:
Struktur )Iang Telah 1. Material dari bangunan dianggap memiliki kualitas yang
kurang.
Berdiri 2. Terdapat bukti yang mengindikasikan terjadinya kesalahan
konstruksi
148
I49
9.1. EVALUASI KEKUATAN, UMUM
150
151
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
Evaluasi keku-
atan dengan cara
analitis membrr- PenBaturan hehan uji lrarus yang
tuhkan pemakaian memhsri letdutan/togangan
faktor beban yang Tabel. 9.1: Perbandingan Faktor Reduksi
maksimum dl daerah hritis
terdapat di SNI 2847
Behan uii perlu ditsntukan
Pasal 11.2 dan faktor
reduksi yang terda- mininrum 0.05 (I.4D + l.ILl Keterangan Faktor reduksi kekuatan
pat di SNI 2847 Pasal Komponen struHur diuii harur Pasal 22 Pasal 11 Pasal Z2fPasal 11
22.2.5. Salah satu Lu- berumur rminirnurm E6 hari Lentur tanpa aksial 0.9 0.8 1.13
juan dipakainya faktor reduksi kekuatan dijelaskan di
/ sNI 2847 Tarik aksial dan tarik 0.9 0.8 1.13
Pasal s.11.3.1 adalah untuk menampung probabilitas komponen aksial dengan lentur
yang memiliki kekuatan kurang akibat variasi kekuatan material Tekan aksial dan
dan dimensi . Bila harga aktuar dari dimensi komponen, ukuran tekan aksial den-
dan lokasi tulangan, dan sifat materiar beton dan tulangan di- gan lentur:
dapat, sNI 2847 Pasal 22 memberikan faktor reduksi ketuatan Komponen Struktur 0.85 0.7 7.21
yang lebih tinggi. Perbandingan dari faktor red,ksi kekuata,n dengan tulangan spi-
yang terdapat pada sNI 2B4z pasar 22.2.5 terhadap sNI 2g47 ral
Pasal 11.3 diberikan pada Tabel.9.1. Komponen struktur 0.8 0.65 t.23
lain
Rasio faktor reduksi sNI 2847 pasar 22 dibandingkan de,ga,
Geser dan/atau pun- 0.8 0.75 1.07
sNI2847 Pasal 11 di tampilkan pada kolom terakhir tabel. Untuk tir
evaluasi secara analitis, faktor reduksi / untuk kolom dan bernilai
Tumpuan pada beton 0.75 0.65 1.15
20% lebih besar dari yang tertulis pada pasal 11.3, sedangkan
tumpuan memiliki nilailbYo lebih tinggi. untuk lentur pada balok
dan tarik aksial, terdapat kenaikan sebesar 13%, sedangkan untuk
geser dan puntir sebesar Z%
752 153
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
r54 155
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.4. SYARAT PENERIMAAN
ffi LJ *J i;; t; bangkan untuk diaplikasikan pada semua tipe dan kondisi dari
HH ld
H stnrktur.
u ,. l"^ F,{!q
!:i llr
B5
Namun, pada elemen tanpa tulangan transversal,
dari retak diagonal pada suatu sumbu paralel
proyeksi
Baik terhadap sumbu lon-
gitudinal elemen
Gbr' 9'1: Perrgaruh arching/melengkung ketika beban di aplikasikan haruslah di monitor. Bila nvaluasi lcekuatan $ecfira tnalitis
Jika proyeksi retak menuniul*ar indikasi kurang kuat
diagonal lebih pan- atau lendutan atau retak terlalu hemr,
jang dari tinggi kom-
struktur holeh dipakai untuk
ponen yang diukur pemhehanan yang lehih rendah
di posisi tengah pan-
156
r57
9.4. SYARAT PENERIMAAN
9.4. SYARAT PENERIMMN
penrulilran/recovery lendutan harus paliug seclikit TsTc setelah 0 50 xso 130 200 r06
24
janr. dirnana: Ttbd el*mst{hL mm
l,-i*
Check lendritan recovery, jika
syaratarr pcnrulihan/recovery lencrutan criabaikan. Gbr. g.2 clan ku144g 757e, bgleh di tepl ulang,
TIO"
Gbr. 9.3 mengilustra^sikan aplilar,si clari kriteria. ba,tas lei,rlutan 3:tt'
pada uji beban pertarna. Gbr. 9.2 mengilrrstrasikan batas lenclu- {ll
tan vs tebal u,tr.rk elemen yang merniliki be,ta,g 6 m. Gbr. g.B !.0
4. Pengetesan ula,g dapat dilakukan seterah kurun waktu T2 jant Gbr. 9.3: Kriteria Uji l3eban unluk elemeu clengan tebal 200 urm
r59
r58
9.5. KETENTUAN UNTUKTINGKAT PEMBEBANAN YANG LEBIH BENDAH 9.6, KEAMANAN
setelah pelepasan beban-uji yang pertama. Dari pengetesan ulang Evaluasi KomPetensi Anda 1
9.5 Ketentuan Untuk Tingkat Pembe- 2. Berapa waktu yang cliperlukan untuk
menyelesaikan proses il
9.6 Keamanan
161
160
l,iurrpilttrr A liNl 0:l 2f{17-2002
5
Lampiran A Brhn
sNI 03-2g47-2002 yanq d*Sunakon pads pelak$an{an konstruksi beion untul mcfl4fttukan apakf,h bahm
tersebul mornpunyai mutu sosuai den$sn n:utu yafig lBlah ditstapkao.
2) Fengujian bahan dan psogujiafl bsion harus dibuat ss3uai dsnSEB tata cara.late rara
lcng terdapal pada pasal 2.
3) Laporan longkap p*ngujian bahsrl dan ponBujian b6ion hdruB tsrssdia un'isk
pomBrilraaan solEma poksrjaeo b*daftgsdlrrg d6'l pade mgse ? tohun seieiah golesainys
pembangunsn.
52 gafien
2) Sofion yftftg digunakan pada pskcriasn koostruksi haruB s65r.,ai d$ngqn sorlBn ydne
digiinskan pada p8{ancangsn pfi}por3i earnpuran. Lihst 7.2.
5.3 Agrogat
1) Agmga,l untut< bBton harua mednEnuhi salah satu dari ketofllusn berikut:
('l) 'Sposd"r,kas apregal unlilk [$Ior' TASTM C 33].
{2} SN{ 03-34S1-1 99r. Sp6sryf*s.e, a!fl.egol,Tirgar? unru* telbfl slrutrdur.
162
163
Larrrpirarr A SNI 0:l-2lJ.l7-2(n)2 l,irrrrlririrtt A SNI 0:t 2t{ l7-2(X)2
1) At F{ dEu*& Fd. rllrff ffi. na! !.oar d- !.n- ori tcrDtd5 1) srt5 F t dau*- ,f t idr hG ftdryl F*tlls il$ar
bmEtEn
o xl fi! .E!.an4lg.I. si. .Lq !fr, hre oRoi( .tI r.tr.ntah.r d-&,rri p.'oMltprt c
IJuFFrgm4.nffiS btqrtuuaE .
2) t ,tlh kd.rhr'{ pe4o, bc'- r$\b.rn F! dhurd(r nb. mnsr d[
2) Atp.Hr!l, Frc dlNLn Fdr t b. qlqxt! .!u o* !.n[ yxl! d rraritr E{A..aBr ldrtd &n E F y-! m d.tm FlE dlf,Ln olcr
!rri- bde.rri{6. itrr8* rr r.B tiE 6r-d{rE dn o rvl.e.
dttony. p rirr yg{dlrE r.n d.r.. lldrtxn pEgdi o ,ltr b.bn sd rrsl.& ?2.
{(t*bogrm'cabigl'rbcn"hBniuib,.,gs.d#r L'd!"ql)
a) K.b- udb.rrt hsad.,' !{E n,Errt , rddrdr ri.Ltbhtdlml5,r
!) ri rrrc m* dt i dtrhN Ek boldi .AEr., !.16 t r.., rxd t r..trtr p.n n br lrta-rq r.rr n b. d.E r.kt*irE nln tdi r.{ ldli i.btrFls e
brlot( i.r!6u dng.^ dE u*r^ b*ttng b.rr g.lr-h. Laa 6,q2rd3 &4(o
(1) Psrr5 F!F.i sF/m !.5r h'u dLl.don td. crllr t-r
Msu5.,.tE.,,lt{yflE|.e.}B.n-hi.lEnF(s.{|Ji(0.l.ls14!l,..lE[l1lmrhlscs24gEi6l'
'rE
P, lrd F{!fnrd.6rrd..2rhnpd hrL.q, tu!.rr{ $t ad&i!i'ts"l.|t-'r*g15i4ror*fr'
.l.rl!{.rFl!g d*&ad rtin*M ha. nI!.nF rdql.r.d.E {lt(r-!n|o gE 6) Brrs }rb.rdr F.{unn.i. Ft$mad utjt dI. D.h., FrEr.ld Etd
d.,tE ,0* dri hrEts i-d. ui Fr! a!{t cr!- i ylrlt &pd.r6run. h&-i hdor!. rarrq, Fn rEt.i d, pdrtErt.i 6*.tr,,ltd na.n llr !.lrErD
P.t!.,nhe- {, l{lolat t i.t, te r*krhn D.d.dr*u
-qp., bd-rrl pd * pr!Jr.!g.r d.r ,Ir*.{* n.ra h l i.b. hr. ltrMmrqp..*d,,.r*r
F !t4@, yrr.bt d d-tlrt suirrree xrd {&.lt t r urru irdbr$- lrrtrr rdl drrr* D.irf ( stu c lg4} rll .gcllrrr 4,i* 6.re !rbl,
,|uoer( o$dr- lD.*mhihrdilgI ohrn fi !t) mf (Aei cr0) ttuisn*ma'dl.rl,s,tt*aas...*rr.rra dtir.GsTu c t0i7).
t64 165
Lam;>irau A SNI 0J-2U.17-2002
Larnpiran A - SNI 03-2847-2002
flesb ai..$ernon yacg drisyara{(an p8da ?sbel 1 dan ?abel 2 harus dihil{.,r}g mengguna*an
beral 3am&n, sGsuai dsflgan ASIM C t50. ASTM C 5S5 N, artu ASTil{ C 845, diiambsh
8) Abu tcbang atsu bshM por:rr6o lsinnya yang decgan ber&t ahu terbang da'l bahan of.zzolan,ainnya.Es*usl den{8n ASTM C 6t8, kBrat
{,i$unakafl Bobegai bahsn t&mbshdn
harus msmanufii ,.Spesrirtfi,s, sesuai dengan ASf[4 C BBg, dEn slie8 funrs sesilsi dengafl ASl]'( C 1?48, bilamsna
u$rr.rtr ebu loda4g dar, pozrolan arerni,nunni
afiru ,sr*ur.srrs,
onfuk d,guna&,n so,sgsi Aohsn ten,hao digunakfin.
mid&ra! Wda iefon sorn*n pffta/r.f
{ASIM C
61 8).
8^2 Pangtruhlingkurrgsrr
r) xerat< &ngku pij:ar yarg diperhrirus y8ng diguflaln sebrga!
brhan l8rnhahsn harue
r@menuhi "qpa'r{it*ssi untt* ka$k t4iltgrtu p&r Boton ysag sken meDoabmi pengaruh lingkungan sspDrti yaog diberil(sn psdu Tobl 1
wfig diwrhstus,rffrr( dibur}**Ef, psds oar,f, harus rnsmEnuhi rosio air"sGmBn dan perEyaretEn kti8t tEkEfl kar3.ktarislik bEtofl yang
ddn nld'tar(AsTM c 989).
ditetapkan pads tabel lorsabut.
8) Bahan tarnbf,han yang diguneksfi p6da hstsn yang
mengandung sorflefl ekpan$il
(ASTil C 645) ha{us oocoh dangan san*n y,ng
digunskan re*eb$ dsft ms'0ha!,irken Tnb&l I Pgrsyeratrn untuk pcl}gnruh llngkungrn khurut
pengsruh yang tidak rnorugiksn.
1) Bot!fl yang dipBngaruhi 616lr lingkun*an ysng mongandur$ sutrfal y8rq iorddpal drhrn
larulan slou tEnah trr8.us msm.$nuhi porlyarclsn pada Tonel Z, etau harus iErbut dsri
s'nan trhdn sulfgr dan rnernponygi raEb air"gdrnBn maksi nurn dan kual iorrcfl fi$nirnurn
6esuai dengs.r Tabel 2,
3) Kakium klo.ida sbaga[ bshEn iambaian tidak boloh digunskan pda hrt.oo yaflu
diFaogaruhi oloh }irEkilngen sulfut ysng ber*itat berat hifigga rsnget berat, ssporti )rang
diioiaplsn pada Trbel 2.
166
167
03-2847-20(),2
l,arnpiran A SNI 03-2847-2002
?.1 Unnum
1) EBtrfl herus diranceng cBd8rniklan hhgEa msnghasillan kust tEkflfl rsts-rata soper{
}"dng dtssbutksn datarn 7.3(El dsr juga harus rlemenuhi kriterle ksfltsstan sepodi yenq
t6rd5p6t delarn peeEl 6. Fr6kusnsi nilsi kust iaIE{} rstjs'rat8 yfing iatuh di bawah nalai f.
s8psrti yslrg ditsntultan dalarn ?.6(3(3)) h&ruslsh EB$(o,cil rnungkin, Sehin itu' nllai f; yarE
di0unalrsn pada b6ngu&an yarq diranE8n{lken gGaqEi d6ngan aturan*atuEfl d&lam tEta cara
ini. tk sk bolsh *iiran{ daripsds 17.5 Mpa.
2) Kntentran untuk nilfli f" frarus didasGrirEn pada uii silifitor yary dlbud dan diuii
sabaEsimons )rafig diperByEratkan pada 7.8{3),
yong tsl&h barurnur 28 hari, BSa urnur bsmn ysng d8unailB untul psnguiign hukan 28 leri'
1) unluk perlindungan tutangan $i dstsm boion tefiGdsp
komsi, konsenlrEsi isn k$oI*rs Eraha umur b6lsn untuk psngujbn tsrsstHJt herus sasuei d8ngan yang dimntuften @a
nak'ismum yans dspst rsrut daiam air psda bs$n
ha.ros umur 2B hingga 42 hsri fid'k bo{6h E8rllbar rdflcsna ElEri spssmkffii l8knl*-
rnslsbihi Dstesan ysng dib*riksn peds Ta*, 3. ts*a
dirakukan pangurien unhrk msn@nrur,un
kandungerl iofl klorids yeng dapst laru{. dalam sir, prossdur 4l Ellrmana prq66dur ptrsncansan mon8yarstlEn ponggunasfl fd' seb8g8imeGa
uji haru' sesue} dngan ASTlrfi C
1218. dinyetskEn dahm 1 1.5(2{3}}, 13.2 d6n 14.?(4[ m&kr uji laborstorium h&flrs dilekul(En s68uei
deftgan 8illt-03-2461-1ggx, ,S@sf,fl(8s,r agrugal r,n$fsfl unluk Oslon st urd,ur" untuik
Trbol S KxndungBn lon khrtd: mrkrlmum untuk porlin fungio bJl tulingrn
terhadep ftomsl manan{.ulffin hubunget! antsrE f* don f, .
tlsm o.fiho$trg
I T4: I
lapngan.
i o rx I
168 t (;9
Lanrpiran A -SNI OB-2B.|T-2002 l,;rtnpiran A SNI O:t-28,17-2002
?0 Gofltsh
I.3 Fir&deanlin prnps$l crmpuran bsrda$.srkar} pehgelsrnsn lapangan
I
"-* * * *2dtrirrtdh * -* -- - - --- -- "
1,08
danlatau harll campuran ujl "- - s0cs*6h";i6;ffifl'- - - " i - - " " - l.oir I
i;gd- i-
t..
1) Oovia*i *tandar {:drarall
!{lwldri ffitu8. F&t!*r tso{p[de ]qr$ hruds di #im rilui.$iE. di ffis
(1) Nilri deviasi $t ndar dsp* diF'mrett jika fosfiiia$ produk*i
bh,r.r ,remp*nysi csiatan
h's,l uji' Dara tusir uji yang axton diladikan sobagai dara .
ac,an uflruk parhitungan d',riasi fon f" +'1,34s (1)
siandar haru!:
a) Mewak,i ianig materiar. prosedur pefigend&risn ihuiu
dan kondisi yafig serupa dcnsan
6tSU
{1) x.,,! Catetan Ffoporsi @mpurEfl botDn yang diffiulkan untuh rnsnghasilkan kua.t t6kan rats-rato
r""""""""8ksn rata-rate parru f* yarg diguflak'n sebsgai da56f p'rnilihan pr,po*i
yang ssnre at6u labih b8s8r dsripodE klet i&ksn rats*rau pBr{u (lihst 7.3[E]] hE ile tGrdki dar*
camgumn boto* h,ru$ diambir $eba,i niti tGrOSSr
d'ri perBam'an I aiau perssms,n ? safu uetaton hasil uji hpangan, hEborape c6tstBn t!8Eil k:[lf,t lokan, eteu h8sil uii carnpuran
dorEen nilri dsvissi frandar sesuai dsngan 7.S(i{1)} i4................j
atau 7.3{1{Z}}_
pfircobsan-
t70 t77
l,attrl>irarr A SNI 0:l-28.17-2(102 l,;rnrlririrr ,\ lNl t):t Ji'i l7 Jlx)J
tll BilB catahn uli dimaksudhar untsk rnenunjukkao bahe{a proForsi campurun bGlofl yarry
diurulltsn skan rnsnghasill(en nihf kuat rata-rEta per&r f- (fihat I.3(2[" rsake caiatan !ar6e-
b$t haruB flistffekili maisri8l dan kondisi }ra$g mirip dqngan kofldigl dimana campur8n tErBE-
hut akan digunakan. PE.ubehari pada nxarerial. hondbi, den proporBi dari cetstan i8rseb$t
tidak psrlu dibuat fiubih katat dari yang akon dihdspi pada pekorjaan ,r8ng atffin dihhr/ksn. 0w l6l8'p[ qa HrrtuBn
{qrJir36)
Untuk tuiuen pcncat&tan pot8nsial kuat rata-ratE, caiatan heBil uji yEng lsfailo deri g0 cofitBh r 3d Enttrt ujr btutum
tstapi tidak tffrang dericontoh perEuiian socara berurutan dapat ditsrirna Belama catalari
'10
{Tidse
14$ -" eaa eoa
p6nguiian tollBbul rrBnc6kup poriodo waktu tidak kirrang dari 4E h&ri. prBpo{Bi cBmpuran
untuk 8)
bston yang diporiufan dapat ditentukan melalui intGrpolasi kuat t8t(an Gsn pmposBi d,eri dua
atau lobih mntoh rdi yang mssifiU-masirry marnonuhi perBy&ffii5n pade butir ini. l.i,tu0g s dam lffiksi
mr{*unahan T&* *
(2) Jika tidak torBsdia
cateasn irasit uji ysog marftGnutli kdt@r{s, rp"ah8 proporsi sampure{r
bBton yeng diFeno{eh dari campuran pBrEobflon iraflg momenuhi batasan"batasan bsdkut
Kdd h*Bn ratE-mtE Fqtlu
dspat d$Eiuftaken: tdust tsd(an .a&B{&'la Fgrlu dm de 'I8bsl $
g) Es6sssn 1 etE{ 2
Kornbinasi bh&n yang digunakan harus sama dengan yang diguns,kan Ff,da pekErja&n
yang ar(nn dilakuh8n.
Te6drwa Gmlan lB@nBBD dr 3Bhdr6f,g-
b) Garnpuran pemobson yang rnsmimki proporEi csnipuran dsn konshtsnsi yanq diperlukan ffiFdrdl hEerl uS bffirutw den0fln
bah6n ytrxg 88@ dfl P.adE
untuk pBkorjsan yang akan dilakukan harus dibuai rflonggun8kan sekurtsng-l(.lrsngnya r.tgE
j6nk, rasio eir-errnsn elsu lndungan ssnnon yng b6rbEda,brda ufituk rnsrghesilk&n sr,iatu
I
penBmbah udara, ktsaren kandungan udaraflya dihatosi 0,516. rrari kdndunoafl udara
old glafik k"4 Bsn EEqlIt lsfDdBD
msl$imum ysng diiainksn. dan guks iFtBrpolEe
pmpoGi Bmpff
d) l-lntuk sotisp r8eio air.Ea{nan stau hadar Bernsn" se*urerE-fturfignya haruB dibua, tlga unuA nB4raptktr k@1 hfiafl .ara#t6
@rlu
buah oontoh sitindor uji untuk ma$ing-rnasing umur uii dan dirawat sEBUai dongan SNI 03.
E4$2-1S91, lilol$de p8mouat8n dan porau,rclon bonds r4i bston di /a0rysfonurn. Silinder
hsrljs diuri pda umur 28 tiari atau pada umOr uii )aang dilatspk8n untuk penenfuan f. Iiffir*;*p"d; qm&mn
runurut p&6Bl ?.( imsnbu*Ih-
[uB{ iskan r&la{6ia
Sri*h tssl rdi*iila I
e) Osri hasl| uli cantoh silkder L8rs6but harus diplot kurus yaog fir8mpor{lhattsn huburEan > kuqi rata{lfr
oadu
6F*lng so#& tfirrrsn cdn
dldrt ]rFrrhsi urd k*-:::.**
aritara lasio air-Be$BBn atau hsdar s8rn8n l8rhadap kust tclmn @a umur uji yailg
diistapkan.
f) Ra8io airEmafl maksirnuril atau ldar aomsn minirfluri untuk b6toD yang aksn
digunakan ptsd8 p6trari6an yang akan drleltukan tlaru* Mp6rli yang dForlihsu(an pada kurva
untuk m&nghssitkon kual ratrB-rala yang djsyaratkan oleh 7"3i2), kmueli bila rasio air-sarnBn
ParBtuNs
yang lebih mndah 6tau lrust tal*an yang lobih tiirggi di$.yaraflMfl olsh pas{l E. ganxbsr 1
m8mpadihstkan diaqrern alir untuk perilrlcangan FrDporEi campuran.
Bembrr 1 Dlogtain sllr untr* Perancsngf,n proporBl c,tnpuron
t72 17:t
Larrrpirarr A FiNI 0:1,2u.17-20O2
l,:rntlrit:r,tt A sN I o:t 2ri.17,2(x)2
1) ('l) Pongulian kEkrr&tfin rnasing*masln8 rnutu bcton yEng di[or stsii]ap he,rinya hen,stloh dad
Jika da& !,fiils dhraratha,, peda r.r tid*k t.r*Bdia, rnaka pmporsr campuran
harue ditsntul{en hafldasoriffin per*ohoan
baton satu contffi uii p'or hsr,i, otau fi&k kilrang defi ratu ccntoh 4i umtuk 38rti8p 1?0 rml boton,
Etau inf,rnasi lEiruryfl, bilemana hal t*r$obut psnnukaan lant!fl atau
stsrj tidek kursmg dari sotl] Eafitrsh u]i untu[ .ss{iap 50O m} Nr.msan
disatujui olsh 'peng.urs& rapangan. Kuat tek,fi
reta-rate p6rtu, 6,
neton yEng dihs*in(srx dinding.
dsrigsn bahan lreng mirip dsnos, yang akan
digunakan harua sqkurang-.kur*rrymys B,b Mpa E) Pada *ualu pehernEen pBngEcGron, jiko \slurn6 [o,t8[ adeish tsd8rn{ki8r} liiriggf, frtshu6nsi
lob& beear dedpada kuat tsrn f.
yeng di*yoratkan. A,rt*rnaiif ini tidak
hor'h dqlunsr*n psrlgulian ysng disyara[ken o]Bh 7-6{2111} hanyo skan manghssill(sn 1{Im.lsh tIi hEkuetsfl
untuk beton dongsn kuat kkan yEng disyErstkEil
l8bih bEsar {reri Eg MFa. bsron ku.rang deii 5 untuk sudtu tnutu batsn, mdks (gntoh ttji horu8 disirnhil dad paling sGdikit
5 adul(eft fang dip&l{h sroar& acEk atau dari masiflg"maslnu adukBn bilernsn6 i$rnhah aduli'an
2) Campuran boton yan6 di,rEnc6.ng rnanurut hutir
ini harus mamafluhi po*yaratan yang dlgunalcan adalah kurang deti llma.
ksEw8tar ped& pas6$ 6 dan kritoria pery0u$an kuet
iekEn psds f.6. {3} Jlka wlume tflisl d&r{ *uatu nnutxl bslofl yeng diguflel<am kurong dfiri 40 mi}, nneka
psnguiliam lruat lEtr(8n lidsk !.eflu dilskukan bils bukli tery@muhinya ku&t t8tu8n dissrslrkan dan
?,5 RdduliBl kufi ret5,reti disstujul 0l8h psfig6w6s bparqsn"
*enB*n t.rs.disnys (4) Suatu uji k&at &kan herua merupokon nileii ku8t trkan r6h-r@tie dari dua oontDh ui{
d'ts perskaons'n h*nstruN*,. mak, driz,i&kan
untuk meroduk'i
'@r'rn, eilind@r ysng bf,rasal dari aduksn beton yang ' ama dan diiuii psda um,ur hGtln ?B heri etau
he&arnilsi salisihentara fH terfisdap f, yang di8yaraUffin, seliama:
FadE umur uj, yEng ditslepk&n untuk paflsfltuaft f; .
1) Tc*s*. 30 conlorx ahu rsbih d6t& hasif uii, dan h,sil uji fst'-rsta ril@lsbihi kstentusn
yenQ dkyerstr*n orsh r.B{z(I}} yaflg
dihitun0 msnggw*kan
3) Bonda uii y8ng dir6$rat di l,Eboratorlum
d*via'i s&fidar Ea$uar dafl0an
7 3(1 (1 )), atsu {1} Contoh untuk Uj{ hutst iekan han,s d{ambll rinenuru[ SNtr 03-2458- lgg'1, M&lhdd p8ngEtl.dn
d6n psn6Effi&Ian contufi unftllk sampurEn &olon,sagor.
!) T6rs@i8 15 hilngga t9 c*nloh da& hesir u.r'i, dan ha*ir uji ff) Bonda uii sflindcr yang diUunffk8fl untuh ulr, kuat [sken harus dibfinrnjk dsn dir&r#at dl
''ntofi rata_rata mohbihi
k't*ntuen y,ng diEy.rEflran oloh /.J(z{{}} yamg lflhof8tErium rnenu,rut Str,ll 03"4810'1SBE, ,Welsde, pombualan dsn p6lEwefon asfldfi r# dr
dihnun0 fi}enggurrsr,n d*\dssi sianu'r
soBuai deflpan ?rB(1{?)}, dan psruuleIl ku8/ Ia*sn &a{oo.
Jspargsr'l dan diu.ii rinsnurut SNI 03-{974"1990. Mo{ade
{3) Kuot LBken Euqtu mulu broten dopat dihatagoriknn rnomenuhi syarst jika dus hfil horikut
3) Pereyaratan khu8us mBngsnai pengsruh
lingkungan pqds @at 6 diponirhi. dipGnuhi;
8) SBtiap n{lal ratB-rEis dari tigo r.{i[ kllst tEkan ]Efig b@nirotsn nnempunyfli nilar ysng ssma
?.S Evrlu,esl dari potior{fi{st& beton
alau l6bqh bes*r dani f. .
774
775
Er*-.
l,:rtttgritittt A sNl ():t-2,\ lT 2(X)2
Lzrrnpirtr.rr A sN I ():t-2f{.17-2()(}2
bstoB yaflff dirEwer di lapsngan msnahssilkan nilai { yanq kur&og d8ri 8596 huat rsk8r bton mGliputi hsl berik'ut:
P6rEiaps.n sBbs{um pcngasomfi
bBtsn pBmbanding ysng dir5u,rEt di laborsloriurn Batassn tersebui tidak bsrlaftu jika dan prnganskutan bstoff] hefiJs bemih
8sor'o
{'[ ] Sornua peralatan untuk peniarnpuran
dihitangtm dad *etskan
ydrg ahsn diieiblsn'
kuat tekan boion ysng dirawat di lopBnfsn mBnghaeilt(en flf{ai yang rns.lebihi f, ssbsBsr (2) Semua sarnpah etau N(otaraft harus
penftuka'n n6hiflSga mudah diboflgkar'
rninimal 3,5 MP6. (3) Ceteksn frarus dilapEi eol pelumas
bersfltuhBn d6n8an hoton sog6r h'arus daliarn
(4) Bsakn dinding bata F8ngisi yEng aksn
Sl trEnyelidtkan untut hasi{ uji kuat lBken bBtoo yan0 rsndBh
kondisi basah
{1) Jihasuatuujrku6tts.kanfiihal 7.8{2{4})} bendailii silindsryang{tirsHeldi {sborst{}rium dari lBpisan yang mtsngganggu'
(5) Tulangan harus hariar'bonar berBih
bila digunclsfl
mengtlasilkem nilai di ba{s6h fo saboear minimsl 3,5 }ilpa Uihar 7.6{3{3b[1 atau bilE $ji kust b@ton dicor, a*r halus dibuang
dati mmpat parigecorart'kecuali
(81 Scbelum
lakan baBd8 uii yang dirayrat di tapangan msnun.Jukkan huranffnye parlindunEam dan tfamlG. \-
yEng h$ali'tssnye hur&ng
pera$ralan psda bend5 uJi ilthat 7.6{4i4)}1, maha harus drilekilhafl anaflieis untuk refljamift
Sarnua k8toran dan bagian
permukaan yarig dapat 16p65 6tsL/
{7) pada p@finukaan bstqn yaftg
behr/r,e tahenan struktur dslsrfi mem,hu{ bsuan rnasih dalafii bat{E yanB aman. pngacoran laniulen dilakukan
baik hanns dibors*hkEn Babslurn
{2} Jfka kepastiafl nilai kust lckan baton yeng rendah tBlah diito[ahui dan ha8il Frhirun0an
tolah mangsras.
rBonuniukkan bah\rna tahanan struhtur dalam m8rnik4Ji bebsn bsrkuraflg Beeara signitiL8n,
makE harus dilakuksn uii contoh bstcm uji !,tsfltg diarnbifi dsri da$rah yaflg digsrnrasaletlks0 ,.8 P6nctmPuran
sesuai Sf"dil 03.?4SAlgg1, /t6lsdB psrlgsmbilan b@rldo l4i bsto') ifiri dan SNl 03"3403"1994, eoluruhnya
'l) sBcarB $Gksanna dan harus dituaogktn
{tatsd6 pefigujian &LsJ /skan &eton lItli Pada uji conldt betoa inii tsrBabul haruB diambit Eanrua b8han hshn halus di8duk
paling sddikit Uga benda uji untuk sBriap uji kuat tef{an yang msrnpunyai nil8i 3.5 MPs dt sehelum pencampur diisi ksrnbali'
uji bston inti harlr8 dlbuat kqflng uddrs (pada tfimpsretLir 15'tr hingga 25 eC. kelembebafi wirrms dan pcncsrnpilron rnsnsrus"
(Asflsrl C 6851
re{stif kl{r&nt dari B0n6} EB[erna 7 hari sehelum pcfigl{jran, dan haru$ diuii dalam kondisr
haru5 dib{6t s'ebagai berikut:
koring. Eita belsn pada struklur harada pade kB&dasn sangat bseah selama mssa leyen. 3) Aduksn helon yang dicarnpur di lapaflgaft
mt"n
daflgan rnfin0gufiakgn lanis p&Ilcatflpur 1L*g
maka bstori inti harus dirandafl1dalarn sir $sk,sfang"kurangnya 40 jam dan liaru* diuj, dalern ('l ) Poncompuran haru6 dilsisrhsn
kond*si bilsah. disotulu!.
diputer dnEan l(ecEflaR
yang dissrsilkEn olsn pahik
(4) Beton pada daBrah yeng dffdakili o{sh uii betBn,inti harusdionggap cuhup sscara struktur {2) Mesln pancampur harus
psmbuaL
jika kuat iokari rala"rats d&n tiga bston inli sdalah minirnal Ef,Ir,a dBnqan Bs+b f; dan tidak
177
176
l,arrrl>iliur A sNI 0:t-28.17_20()2
l,rrrnpirirtt A sN I 0;r-2fr,t7-2(X)2
'tr) Eernn hflrus di&nterksn ddri tGrpFat pBncarflpurarn ?f Batan kuat avrd tinggi heruE diral#st pada sutffl di s!68 I 0 'C dEn d*lsrfi kondi8i bmbsh
k6 lokaci p8ngE@rsn d8figan carE_
cara y6flg depfi rnenssgEh t8rjadifiys pBmisahfln untu[ sekureng-kuran*ny8 sslarr]a 3 h8d pBrtiams kscuam jihE df8wat meiiurut 7,1 1{3}-
{segrqlasj} atau hitampn}a bfihafl.
4) Bet*n yong
ditBmbatt ain iagi flrau bstsn yEng telah
dicampur utaftS sEtelaill p.engikaton
ewal l$dak bo&h diuunaksfl, ketruali
bile dis&tuiui obh pet&awas lispangaa.
?.{l FefiyrmtDncu6captn&
$) Setslsil dimuiainya peEgecoran. mska pengficoraat Sehrna cusca panas, p6tttatisn harus lqbh dihdln @a bshan das&r, cara IHEdul(Ei.
tersBbut f,snj.B diiskLrksn secsre
manarus hingga r*eogisi ee*ara pcnuh pon4l p*nang8nan, pangoc;onrn, prtindung8n" dan p6ra'rlatf,n iltrtuk mslxs8gsh t6risdiny&
alau psn,&mpeflg eampai batesnya, atau
ssrnbuirgsfl yang ditEtapksn sEba06{rnana tBrnpsratur b6ton atau ponuapan air yang b8rlet*han ysru dapat max&h6ri pBn$sruh nggstif
yanE diiein*(arc q[Eu dilarsng piah g.4.
peda rnutu botom yang dihs8ilksn EtEu psd8 komampuar! l8yan kornponfift atau shuktur.
178
17!)
Carrrpuran, 50, 68 Keawetan Betorr, 60, 79
Cerrrentitious, 61 Kehilangan Slump, 130
Clrernical admixtures, 9, 74 Kekuatan, 9
fndex Contoh, 51 Kelecakan, 78,725,129
Kelernbaban, 15
Definisi Kerikil, B
agregat, 8 Klorida, 58, 62
agregat halus, B, t27 Kornporren, 8
AH, B Air campuran, 14, bT agregat kasar, B, 127
AK, 8 Konsistensi,l29
ASTM beton, 8,727 Korosi, 61
MPa,25 BO5, 86 kerikil, B Kualitas, 60, 73, 103
fl,, 47 cL25,7,129 mortar, 8 Kuat
f'"r, 47 c136, 14, 722 pasir, B Geser Beton, 10
f'", 47 c150, 12,63, 727 semen,
n,r 35
B Karakteristik Beton, 10
c232,735 Deliverv, 136 Tarik Belah Beton, 10
rL1, 74 c29,722 Delivery Ticket, 41 Kubus, 26
n2,74 c31,120 Distribusi Normal, 44
p,48 c33, 113, 128 Doket, 38,41 Lingkungan, 60
s. 33. 34. 47.72,74 c3g, 15, 17 Lokasi, 86
Drurn Perrgaduk, 1l)8
s1, 74 c403,132
s2,74 C42M, 84 Empiris, 11 Media Pengikat, B
c4g4, g, 131 Mix Disain, 113
ACI Faktor pengujian, 16 Modulus Elastisitas, 10
c685, 39-47
277.1,777 Faktor variasi deviasi stanclar, Mortar, B
cg4,77g
2t4-3R,48 20 Mrrtn, 27, 35
Awet, 60
305R, 131, 135 Frekuensi,28, 80
116, 138 Batu Pecah, 8 NDT, 146
318, 25, 35 Beton, B Gradasi, 128
Admixtures, g, 14 Pasir, B
Beton Ekonomis, 32; 34, 38
Agregat, 13,50 Hidrasi Semen, 128 Pasta, 127
Beton Normal, 10
Agregat Halus, B Pasta Semen, B
Beton Segar, 40,126. Irrdikasi, 73
Agregat Kasar, 8, 56 Bleeding. 134
PBI 7L,24
Inspeksi, 42
Pemarnpatan, 139
lBi) 181
Penempatan,lZT Syarat
Penetrasi, 132 Batas Ion Klorida, 64
Pengantaran, 136 Batas ion klorida, 5g
Pengawas, 29,42 Keawetan beton, 60
Pengikat, 8 menentukan f!,, 48
Pengikatan, 132 Penerimaan, 2g
Pengu.jian, 16
Percobaan, 7l, TT
Uji Beban, 143
{-}kuran maksimum AK, b6
Daftar Pustaka
Probabilitas, 46, 20, B0
Proporsi, 11, 50 Temperatur silinder. 16
Tipe semen, 12
Quality Assurance, 40 Toleransi umur uji, 18
[1] ACI Comrnittee 211. ACI 211-1, Standard Practi'ce for Se-
Rasio, 12 lecti,ng Proport'ions for Norrnal, Heauy Wei'ght and Mass
uji,54, 55
Concrete. ACI, 1991.
Rasio air-semen, 12,61 Uji Beban, 143
Remixing, 131
Retarding, 136 Vibrator, [2] ACI Committee 305. ACI 305R-91, Hot Weather Concreting'
13g
ACI, 1991.
Retempering, 131, 138
[3] ACI Committee 318. Notes on ACI 318-99, Bu'ildi,ng Code
Segar, 40
Requi,rements for Structural Concrete wi'th Desi,gn Appli'ca-
Segregasi, 134 ti,on. Portland Cement Association, 1999.
Segregation
See Segregasi, 134 [4] ASTM Committee C07. ASTM C 150-02, Standard Specifi'
Semen, 56 cation for Portland Cement. ASTM International,2002'
Semen Portland, 9
Sementitious, 61 t5l ASTM Committee C09. ASTM C 403M - 99, Standard Test
Setting Time, 132 Method, for Ti.me of Setti,ng of Concrete Mi,rtures by Pene-
Silinder, 25,27, Gg tration Res'istance. ASTM International, 1999.
Slump, 130 ASTM Committee COg. ASTM C 494M-99, Standard Spec-
t6l
Slump Loss, 130, 137 i,ficati,on for Chemi'cal Admi,rtures for Concrete. ASTM In-
Standar Deviasi, 34 terrrational, 1999.
Standar deviasi, 33
Sulfat, 67, 62
T82 183
[16] Dinas Pekerjaan
Umum' SNI 03-1974-1990' Metotla Pengu-
[7] ASTM Committee Cl)g. ASTI,'[ C 1.?6 01, Stan.dard Test PU' 1990'
Methorl for Si,eue Analysi,s of Fi,ne and Coarse Aggregates. .iian Kuat Tekan Betort'
ASTN{ International, 2001.
f17] Dinas Pekerjaan
Umum' SNI 03-/t810-1998' Metoda Pcrn-
Beton tli Lo,panlan. PU,
buatan rlan Per,a,watan Bend,a Uji
[8] ASTM Committee C09. ASTM C 39lvt - 01, Standanl Test
Method for Com,press'iue Strerr,gth of Cyli,ndri,cal Concrete 1998.
Sytec'irn e'ns. ASTM International, 2001. SNI 03-/t433-1ggg' Spesi'fikasi'
Be'
[18] Dinas Pekerjaan Umum'
C09. ASTM C 685M 01, Standard ton SiaP Pakai'' PU, 1999'
[9] ASTM Cornrnittee
for
Specifi,cation Concrete Made by Volu,metri,c Batching a,nd
[19] Dinas Pekerjaan
Urnum' SNI 03-21Lgg-2002' Metoda Pem'bu-
C ont'inuous Mi,ri.ng. ASTNI International, 200 1. d'i' Laboratorht'm" PU '
atan d,un Pera'uatan Benda uj'i Beton
2002.
[10] ASTM Committee C09. ASTA,I C 805 - 02, Stan,dard, Test
Method for Rebou,nd Nurnber of Ha'rdened Concrete. ASTM Umum' SArl 03-6815-2002, Tata Cara
International, 2002. l20l Dinas Pekerjaan PU, 2002.
I[engeno,luasi' H asi'l Uii' K eku'atan
[11] ASTN'f Committee C09. ASTM C 125-03, Standard Defini-
ti,on of Terms Relati,ng to Concrete and Concrete Technology.
ASTNI Internal,ional, 2003.
185
r84
Ary4Pr..-.h4,
Selama cli ITS, tugas institusional yang pcrnah cliiabat zrntara lain,
Pemlrantu Dekan I FT'SP, Ketua Pclaksana Ilarian [.APlTS, Iietua
Biclang Penscmbangar-r 1TS, I{epala Lab. Beton & Bahan l}.angr.rnan
Jr-rrusan Teknik Sipil I.1SP iTS, PR IV Bidang Pengembangan ITS,
Pirnpro P3-ITS, Depu4, Pr:ojcct N'Ianaser lT'S ADB clan PR 11
lllrlrrrrri,\.lrrrlrrrslr;r.,r I rrrrrrrr l'l'S. tlrrn lt,r.;r1, 1r1.st,1,,11,.11 \.rr.r I,rrrrl,,
l ,lrlr,r':rl.r'i Lrlrr lJr,lr )l) (lir) IJ;rlrrrrr ll:rrrurrrrrrrr, l,"l Sl,
r
l)t. l'rr1,, \ti rrrtrrt.rrrlrrrlr 11 l:rr Sl tt.lirrili sipil
l,l S. rli I'l'S ()7. 52 tli t'l'lJ 2002 rlarr sclar cloltor cli
Tcchr-rical []r-rir,crsitv ol (]raz tahun 2(X)(r.
Setclah pcnsir-rn, sclai, rrcr'LrsLrn btrkn ini, prrL llachm^[
tcl,rlr
menerbitkan 3 buku, \,zritr-r : Sejak tahun 1998 beiiau menjacii doscn retap
1. Pcrenca.naan Struliturr Bcton Bertulang Tahan (icmpa Sesuai jutr-rsan tclinik sipil ITS clan saat ini rncngajar
sNI-l726 dan sNI-2847 Tcrbaru, Tahun 2005, Ecrisi I{etiga rli SI rnrupun prscesarjrne.
'Ihhun 2008, iTSprcss.
Sctclah licmbali dari Grtz, bcliau sempar
2. '[ata Cara Pcrhitungan Struktur Bcton
unftrli l]angunan ditunjr-rk mcr-rjadi seliertaris jurusan Tclinil<
(ieclung (SNI 03-2847-2002) DILF)NGKAPI Sipil, N{R (Nllanajcmcn Rcprcsentativc) IS() (International
PIINJIiIASr\N (5-2002), Tahun 2007, tTSpress ()rganization for Stanclarcltzats<n) cli
-). E'ah-rasi Ccpzrt Sisten-r Ranglia pemiktrl N.{omc' Tahan Jurusan Teknik Sipil 200(r dan
I{epaia Laboratr>riurn Bcton dan Bahan Bangunan ITS di tzrhun
Gcmpa, Tahun 2007, ITSpress 2007.