Anda di halaman 1dari 7

Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar

A. A. Antibiotik
Merupakan golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau
menghentikan suatu proses biokimia di dalamorganisme, khususnya dalam proses infeksi oleh
mikroorganisme patogen. Jenisjenisnya, antara lain:
1. Penisilin
Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob
(Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan Actinomyces) dan bakteri
gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini
mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi
terhadap penisilin Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per
oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan
antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegah
terjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah
redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)
2. Eritromisin
Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri fakultatif, namun
kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien
alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak
efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal.
Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6
jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
3. Klaritomisin
Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki
efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun
sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
4. Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)
Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-
hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)
5. Klindamisin
Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram positif, gram negatif,
anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh
dan konsentrasi di tulang hampir sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang)
dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu,
ampisilinamoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah
150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
6. Metronidazol
Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap bakteri anaerob.
Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi endodonsi yang berat dengan
dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

B. Antiseptik
1. Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, serta
minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan
yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Eugenol
Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak
lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin.
(Walton dan Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi,
sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.
2. Berbasis fenol.
Fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau bara. Fenol yang di
cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1 bagian air. Fenol adalah racun
protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Para-Klorofenol
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di
saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti
produk fenol dengan klorinmenggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad,
1998)
Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian berkamfer. Bahan ini
memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen saluran akar selam satu abad. Kamfer
berguna sebagai suatu sarana dan suatupengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang
dimiliki para-klorofenol murni selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan
Torabinejad, 1998). Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan
mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluranakar gigi dan gigi yang
mempunyai kelainan apikal.
ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat
mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyaispectrum anti bakteri luas dan efektif
terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol.
Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu
memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan
mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan
mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua perawatan saluran akar
gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Cresophene
Terdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai
antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta
yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan
periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Cresatin
Juga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih, berminyak dan tidak
mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial
cresatin lebih kecil dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak
begitu mengiritasi jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan
kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3. Aldehid
Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin
merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang
tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan
sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar.
Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapatmenimbulkan efek nekrosis.
Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan
diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak
asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak
ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
4. Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya
mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa
yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling baik digunakan sebagai suatu medikamen
intrasaluran bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur
selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
5. Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya,
dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi.
Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan
bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek
antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton
dan Torabinejad, 1998)
6. Halogen
Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding
terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah:
Sodium Hipoklorit.
Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh
desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai
medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat
tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari
sekali. Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila
dalam jumlah besar. Bahan ini bisa juga digunakan sebagai bahan
irigasi saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Yodida
Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan
kehidupan mikroorganisme. Kompond yodida terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian
antiseptik yodida, dan 94 bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
7. Komponen Amonium Kuartener
Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat
tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound antiseptic kuartener bermuatan positif
dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound
melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)

C. C. Desinfektan
Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan
dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-
macam desinfektan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005)
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal
maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2%
dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa
steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
(Hermanto, 2005)
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun
Gram( ).Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)
4. Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah
dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan
organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan
sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak
digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan
(misalnya Dettol). (Hermanto, 2005)
DAFTAR PUSTAKA

Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Mandacutie, 2008. Tentang Antibiotik. Jakarta: Mind & Heart.htm.


Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.

Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa:
Narlan Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates

Hermanto, Eddy. 2005. Manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat proses
penyembuhan luka. Surabaya. Diakses tanggal 23 desember 2011

Anda mungkin juga menyukai