Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

LANDASAN NILAI MORAL


MAGISTER PENDIDIKAN UMUM

DOSEN: PROF. DASIM BUDIMANSYAH


Sifat Ujian: Takehome Exam
Mulai : Selasa 31 Oktober 2017, selesai 7 November 2017 pk 13.00
Via : e-mail: budimansyah@upi.edu

Nama : Triana Siska Dewi


NIM : 1707224

1. Nilai moral adalah sesuatu yang berharga dan ada kewajiban bagi semua orang untuk
melaksanakannya, sedangkan nilai non moral adalah sesuatu yang berharga tersebut tidak
menimbulkan kewajiban bagi seseorang untuk melaksanakannya. Coba Anda tuliskan
sejumlah contoh nilai moral yang bersumber dari landasan agama, kebudayaan, dan ideologi
Pancasila.
Jawaban:
Contoh nilai moral yang bersumber dari agama adalah sebagai berikut:
1. Perintah untuk berbuat baik terhadap orang tua:





Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.[QS. Al-Isra': Ayat 23]

2. Perintah untuk bersifat sabar, lemah lembut, suka memaafkan, dan sebagainya.





Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal. [QS. Ali 'Imran: Ayat 159

3. Perintah untuk berlaku jujur, menepati janji, dan aturan dalam jual beli.
































Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia
menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun dari
padanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan
benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada
(saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di
antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang
lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak
apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik
(utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika
hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada
dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu
berjual-beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah
kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah: Ayat 282]

Contoh nilai moral yang bersumber dari budaya adalah sebagai berikut:
1. Tari Kecak, Bali
Dalam adegan-adegan Tari Kecak yang mengambil cerita Ramayana terdapat banyak sekali
nilai-nilai moral yang dihadirkan. Seperti, kesetiaan Shinta pada suaminya (Rama), kesetiaan
Laksmana pada kakaknya. Nilai moral juga terlihat pada Burung Garuda yang ingin
menolong Shinta dari cengkeraman Rahwana sampai ia mengorbankan sayapnya. Dalam
cerita tersebut Rahwana sebagai pemegang sifat buruk, tamak, serakah, dan sebagainya ia
bahkan mengambil apa yang bukan miliknya secara paksa. Kesetiaan juga terlihat pada adik
kandung Rahwana yang bernama Kumbakarna, meskipun ia tidak menyukai tindakan
kakaknya akan tetapi ia tetap membantu kerajaannya berperang melawan pasukan Rama
sebagai bukti kesetiaannya pada negara.

2. Pernikahan Bagi Orang Batak Toba, (nilai moral: menepati janji, tanggung jawab, dst)
1) Satu marga tidak bisa menikah, 2) namarpadan dilarang menikah; padan
(marpadan) adalah Ikhar janji yang telah di ikat oleh leluhur suku batak zaman dahulu dengan
mengharamkan pernikahan diantara kedua belah pihak marga yang menjalin ikatan
padan,dengan tujuan saling menjaga hubungan yang baik diantara kedua belah pihak, 3)
pariban yang tidak boleh di nikahi; pariban yang tidak bisa dinikahi adalah pariban yang
salah satu saudara kandungnnya sudah menikah dengan saudara kandung kita. Larangan ini
juga berlaku bagi hubungan yang tidak kandung, namun satu marga, 4) tidak boleh menikahi
boru dari namboru; laki-laki tidak boleh menikahi anak perempuan dari namboru sendiri.
Namboru itu adalah ( adik perempuan atau kakak kandung perempuan dari ayah). Akan tetapi
sebaliknya, perempuan boleh menikah dengan anak namborunya sendiri karena mereka
adalah berpariban.
3. Wulla poddu, Sumba Barat (nilai moral, patuh pada aturan)
Banyak ritual digelar selama wulla poddu yang berlangsung antara bulan oktober
november setiap tahun. Wulla Poddu berasal dari kata wulla yang berarti bulan
dan poddu yang berarti pahit. Jadi secara harafiah wulla poddu berarti bulan pahit,
disebut pahit karena sepanjang bulan itu ada sejumlah larangan yang harus dipatuhi dan
serangkaian ritual yang harus dijalankan yaitu Selama wulla poddu, tidak boleh
membangun rumah, mengadakan pesta apapun, kalau ada yang meninggal dilarang pukul
gong bahkan ditangisi, tidak berhubungan badan dengan pasangan, tidak boleh
memperbaikirumahterutamaatapnya.

Contoh nilai moral yang bersumber dari pancasila adalah sebagai berikut:
1. Nilai moral yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
Pada Bab III tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama, Pasal 3 berbunyi:
Pelaksanaan penyiaran agama dilakukan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa,
saling menghargai dan saling menghormati antara sesama umat beragama serta dengan
dilandaskan pada penghormatan terhadap hak dan kemerdekaan seseorang untuk
memeluk/menganutdenganmelakukanibadatmenurutagamanya.

2. Nilai moral yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.

3. Nilai moral yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:
Pasal 22E 1) Pemiliha umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap lima tahun sekali, 2) pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

2. Kelemahan fundamental di dalam diri manusia, yang menyebabkan dirinya berperilaku buruk
atau bahkan cenderung menjadi jahat adalah keinginan-keinginan yang tidak baik. Sifat dasar
keinginan tersebut ada yang berasosiasi dengan badan jasmani (sifat hewaniah) dan ada juga
yang berasosiasi dengan mental ruhaniah (sifat syaitoniah).
a. Uraikan apa saja kenginan-keinginan yang berasosiasi dengan badan jasmaniah itu dan
mengapa disebut sifat hewaniah.
b. Uraikan apa saja kenginan-keinginan yang berasosiasi dengan mental ruhaniah itu dan
mengapa disebut sifat syaitoniah. Karena sifat setan adalah sombong, membangkang,
c. Keinginan yang berasosiasi dengan sifat badan jasmani hanya berengaruh terhadap diri
orang yang bersangkutan. Jelaskan mengapa?
d. Keinginan yang berasosiasi dengan sifat mental ruhaniah dapat mempengaruhi banyak
orang. Jelaskan mengapa?
Jawaban:
a. Kebutuhan jasmaniah adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau
tubuh seseorang. Seperti makan, minum, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain
sebagainya yang tergambar seperti pada bagan dibawah ini:

Kebutuhan jasmani
Dipenuhi Dipenuhi

- Bertahan hidup - Beresiko secara fisik (sakit, dll)


- Tumbuh dan berkembang - Dapat menimbulkan resiko
kematian

Lalu, mengapa disebut sifat hewaniah? Menurut saya, hal ini dikarenakan kebutuhan ini
juga dimiliki dan dibutuhkan oleh hewan. Kesamaan antara manusia dan hewan dapat
dilihat pada bagan dibawah ini:
Kesamaan antara manusia dan hewan

Ruh dan Jasad

Manusuia Hewan

Akal Nafsu

Manusia Hewan

Rohani Jasmani

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa antara manusia dan hewan memiliki tiga kesamaan
yaitu memiliki jasad, ruh, dan hawa nafsu. Namun, binatang hanya memiliki hawa nafsu
jasmani saja sedangkan manusia memiliki hawa nafsu jasmani dan rohani. Oleh karena
sifat hewan hanya memiliki hawa nafsu jasmani, maka keinginan-keinginan manusia
yang berasosiasi dengan badan (jasmani) disebut sifat hewaniah.
b. Kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan
sesuatu bagi jiwanya. Kebutuhan ini tidak tampak secara nyata dan hanya orang yang
bersangkutan yang dapat merasakan secara langsung. Seperti, kebahagiaan, eksistensi
diri, dan lain sebagainya yang tergambar seperti pada bagan dibawah ini:

Dipenuhi Kebutuhan rohani Dipenuhi

- Bertahan hidup - Hanya beresiko secara psikis


- Tumbuh dan berkembang (gelisah, tidak bahagia, dll)
- Tidak menimbulkan resiko
kematian

Asal usul kata sayton:


Pada awalnya tidak ada yang namanya sayton yang ada adalah jin yang diciptakan oleh
Allah untuk beribadah kepada-Nya, sesuai dengan firman-Nya:

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku. [QS. Az-Zariyat: Ayat 56]
Namun dari jin berubah nama menjadi iblis untuk menyatakan bahwa dia berbeda dari jin
yang lain karena bersifat menyimpang (fasik) dan menentang perintah Allah untuk
bersujud kepada Adam karena merasa sombong sesuai firman-Nya :




Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada
Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri
dan ia termasuk golongan yang kafir.[QS. Al-Baqarah: Ayat 34]
Iblis artinya tertutup oleh sifat-sifat keburukan, dan disini iblis belum menggoda Adam
namun hanya bersifat menyimpang dari perintah Allah. Sayton memiliki arti menjauhkan,
dan ketika iblis berjanji untuk menjauhkan anak keturnan Adam (Qs.Al-Araf: 14-19)
barulah berubah menjadi sayton saat iblis berusaha menggoda Adam sesuai dengan
firman-Nya:







Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat
mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, "Tuhanmu hanya melarang
kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau
tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)." [QS. Al-A'raf: Ayat 20]
Kesamaan antara manusia dan sayton

Ruh

Manusia Sayton

Jasad

Akal Akal

Manusia Sayton

Nafsu Nafsu

Jasmani Rohani

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa antara manusia dan sayton memiliki tiga kesamaan
yaitu memiliki ruh, akal dan hawa nafsu. Namun, jin hanya memiliki hawa nafsu rohaniah
saja sedangkan manusia memiliki hawa nafsu jasmani dan rohani. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya sayton memiliki arti menjauhkan oleh karena itu, keinginan-
keinginan manusia yang berasosiasi dengan mental rohani yang bersifat menjauhkan dari
Allah disebut sifat saytoniah.

c. Keinginan yang berasosiasi dengan sifat badan jasmani hanya berengaruh terhadap diri
orang yang bersangkutan. Jelaskan mengapa?
Menurut saya, karena keinginan jasmani hanya yang berhubungan dengan badan atau
jasad saja sehingga efek dari keinginan tersebut hanya berdampak kepada diri pelakunya.
Misalnya sifat rakus terhadap makanan (sifat dasar hewan) apabila seseorang makan
terlalu banyak dampak buruknya hanya akan dirasakan oleh dia sendiri yang dapat
mengakibatkan berbagai penyakit seperti obesitas, kolesterol, diabetes, dan sebagainya.
Seperti salah satu nasehat jangan seperti semut di dalam segelas susu, ia
berjuang mencari kenikmatalah namun setelah meraihnya ia lupa bahwa itu semua yang
memuat dirinya tak berdaya.

e. Keinginan yang berasosiasi dengan sifat mental ruhaniah dapat mempengaruhi banyak
orang. Jelaskan mengapa?
Manusia memiliki dua sifat ruhaniah yaitu sama dengan malaikat dan setan sedang
malaikat selalu mengarahkan kepada takwa dan setan selalu mengarahkan kepada nafsu.

Dari segi takwa:


Ahli tafsir dari kalangan para sahabat yaitu, Ibnu Abbas mengartikan makna takwa
sebagai berikut:
MematuhiAllahsehingga tidak bermaksiat, bersyukur kepada Allah sehingga tidak
kufur nikmat dan mengingat Allah sehingga tidak melupakan-Nya. Sebagian juga
mengartikannyasebagaimentaatiAllahsebagaimanamestinya.
Beberapa contoh perintah Allah:




Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya
dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-'Ankabut:
Ayat 45]
Barangsiapasalahsatudiantara kalian di pagi hari dalam kondisi berpuasa, maka
jangan berkata jorok dan jangan bersikap bodoh. Kalau ada seseorang yang
menghardiknya atau menghinanya maka katakan kepadanya, sesungguhnya saya
sedang puasa, sesungguhnya saya sedang puasa." (HR. Bukhari, no. 1894)

Dari dua contoh diatas dapat kita lihat bahwa solat dan puasa yang merupakan
kebutuhan ruhaniah manusia yang dapat memberikan dampak pada orang lain tidak
hanya bagi dirinya sendiri karena ibadah dapat memperbaiki akhlak.

Dari segi nafsu:









Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." [QS. Yusuf:
Ayat 53]
Beberapa contoh bahwa nafsu setan berdampak pada orang lain yaitu dengan adanya
perselisihan:





Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi
manusia.[QS. Al-Isra': Ayat 53]

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung. [QS. Al-Ma'idah: Ayat 90]




Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari
mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti? [QS.
Al-Ma'idah: Ayat 91]
Sehingga dari beberapa contoh diatas dapat saya simpulkan bahwa keinginan yang
berasosiasi dengan sifat mental ruhaniah baik itu takwa ataupun nafsu dapat
mempengaruhi banyak orang.

3. Eksistensi manusia didasari oleh dua pilar: Welas-asih (compassion) and pengetahuan
(knowledge). Compassion tanda knowledge adalah tidak efektif, sedangkan knowledge tanpa
compassion adalah tidak berperikemanusiaan.
a. Jelaskan apa makna pernyataan tersebut?
b. Kita tidak bisa memiliki salah satu saja. Jelaskan mengapa.
c. Kedua-duanya kita butuhkan. Jelaskan mengapa.
Jawaban:
a. Compassion tanda knowledge adalah tidak efektif, sedangkan knowledge tanpa
compassionadalahtidakberperikemanusiaan, maksud dari pernyataan tersebut ialah
bahwa dua hal antara kebaikan dan ilmu jika tidak saling melengkapi tidak akan
efektif dan justru dapat menjadi mara bahaya.
Sebuah pribahasa menyatakan dengan pengetahuan yang benar api bisa sangat
berguna bagi kehidupan, dan tanpa pengetahuan yang benar api malah membawa
petakabesar
Namun dari pribahasa diatas dapat dikatakan dengan pengetahuan yang benar api
juga dapat mendatangkan petaka yang besar jika tidak ditempatkan pada tempat
yang benar.
b. Kita tidak bisa memiliki salah satu saja. Jelaskan mengapa.

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah
pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. [QS. Az-Zumar: Ayat 9]
Dalam ayat diatas Allah menyatakan "Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Tentunya tidak sama karena:

Orang yang welas-asih (compassion) namun tidak memiliki pengetahuan tidak akan
efektif misalnya:
Seseorang yang baru saja memelihara ikan koi dan karena terlalu cinta pada ikan
koi tersebut ia memberikan makan 3x sehari. Ikan-ikannya pun terlihat senang
dan tambah gemuk dari hari ke hari. Namun beberapa hari kemudian ikan-ikan
koi tersebut mati satu per satu, ternyata kesalahannya terletak dalam memberi
makan ikan koi yang terlalu sering. Ikan koi cukup diberi makan 2x saja dan
dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Memang ikan koi akan selalu
menghabiskan apa yang diberikan. Namun itu bukan berarti ikannya kelaparan,
tetapi karena ia tidak bisa merasakan kenyang. Jika diperhatikan, niat orang itu
baik. Ia mencintai ikan-ikan koi tersebut dan selalu memberinya makan agar tidak
kelaparan dan tumbuh besar. Namun kesalahannya adalah ia tidak mencari ilmu
sebelum memelihara ikan koi.
Seseorang yang melihat kecelakaan sepeda motor dan ingin menolong korban
yang terpental di jalan. Dengan buru-buru ia berlari menghampiri korban lalu
mengangkatnya masuk kedalam mobil namun dia tidak memiliki pengetahuan
tentang bagaimana pertolongan pertama pada korban kecelakaan dan ternyata
korban mengalami patah tulang yang mana pertolongan pada korban patah tulang
sebaiknya ditarik dan tidak diangkat karena dapat menyebabkan patah tulang
menjadi semakin berbahaya.
Orang yang berpengetahuan tanpa memiliki welas-asih (compassion) tidak akan
efektif:




Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia;
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [QS. Ar-Rum: Ayat 41]
Dari ayat tersebut dapat tergambar akibat dari memiliki ilmu namun tidak
memiliki welas asih. Contohnya adalah para koruptor, rasanya tidak mungkin jika
seseorang yang tidak berilmu dapat menduduki sebuah jabatan yang penting namun
akibat dari ilmu tanpa welas asih dapat membuat ia membangun sebuah sekolah
dengan kontruksi yang tidak sesuai standar dengan mengurangi kualitas atau bahkan
bahan yang dibutuhkan sehingga membuat bangunan tersebut mudah roboh dan dapat
mencelakakan orang banyak.

Sehingga dengan contoh diaatas dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat memiliki
salah satunya saja antara kebaikan dan ilmu karena kebaikan tanpa ilmu tidak akan
efektif bahkan dapat mendatangkan bahaya.

c. Kedua-duanya kita butuhkan. Jelaskan mengapa.


Kita tentu membutuhkan keduanya agar kebaikan yang kita lakukana dapat
mendatangkan manfaaat, dan agar dengan ilmu kita miliki menjadikan kita orang
yang memberi kebermanfaatan bagi orang lain. sebagaimana firman Allah





Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya. [QS. Al-Isra': Ayat 36]

"Barang siapa mengamalkan sesuatu amal yang tidak ada perintah kami atasnya,
maka amalnya itu tertolak." (Shahih Muslim, Syarah Arba'in An-Nawawi hal. 21
Pembatalan Kemung-karan dan Bid'ah).

Dan bahwasanya Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dan memiliki
kebaikan:







Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah,
niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa
yang kamu kerjakan. [QS. Al-Mujadilah: Ayat 11]

Anda mungkin juga menyukai