Anda di halaman 1dari 4

MEMILIH PASANGAN

Oleh: As'ad Syamsul Arifin, SHi., MH.

‫اب لَكُ ْم مِنَ النِ َساءِ َمثْنَى َوث ُ ََلثَ َو ُر َباعَ فَإِ ْن خِ ْفت ُ ْم أَ َّل تَ ْع ِدلُوا ف ََواحِ دَة أَ ْو َما َم َلكَتْ أَ ْي َمانُكُ ْم َذلِكَ أَ ْدنَى أَ َّل تَ ُعولُوا‬
َ ‫ط‬َ ‫فَا ْن ِكحُوا َما‬

“Maka nikahilah apa yang baik bagi kalian dari para wanita, dua, tiga, dan empat. Jika kalian
takut tidak dapat berbuat adil, maka nikahilah satu wanita saja atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” [An-Nisa’ : 3]

‫ت َحتَى يُؤْ مِ نَ َوأل َ َمة ُّمؤْ مِ نَة َخيْر مِن ُّم ْش ِركَة َولَ ْو أَ ْع َجبَتْكُ ْم َوّلَ تُن ِكحُوا ْال ُم ْش ِركِينَ َحتَى يُؤْ مِ نُوا َولَعَبْد‬ ِ ‫َوّلَ تَ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِركَا‬
ِ َ‫ُّمؤْ مِن َخيْر مِن ُّم ْش ِرك َولَ ْو أَ ْع َجبَكُ ْم أ ُ ْوّلَئِكَ يَ ْدعُونَ إِلَى الن‬
ِ َ‫ار َوللاُ يَ ْدعُوا إِلَى ْال َجنَ ِة َو ْال َم ْغف َِرةِ بِإِ ْذنِ ِه َو ُيبَيِنُ َءايَاتِ ِه لِلن‬
‫اس لَعَلَ ُه ْم‬
َ‫يَتَذَ َك ُرون‬
"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mukmin) hingga mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya
(perintah-perintahNya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran." [Al-Baqarah :
221]

َ ‫ َو َخي ُْر َمتَاعِ ال ُّد ْنيَا ْال َمرْ أَة ُ ال‬، ‫ ال ُّد ْنيَا َمتَاع‬: ‫ قَا َل‬، ‫علَ ْي ِه َو َسلَ َم‬
ُ‫صا ِل َحة‬ ُ َ ‫صلَى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫أَنَ َرسُو َل‬
َ ِ‫ّللا‬
Bahwasanya Rasulallah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholihah.”

َ َ ‫نِ َسا ٓ ُؤكُ ْم َحرْ ث لَكُ ْم فَأْتُوا َح رْ ثَكُ ْم أَنَى شِ ئْت ُ ْم ۖ َوقَ ِد ُموا ِألَنفُسِ كُ ْم ۚ َوٱتَقُوا ٱ‬
َ‫ّلل َوٱ ْعلَ ُم ٓوا أَنَكُم ُّملَقُوهُ ۗ َوبَش ِِر ٱ ْل ُمؤْ مِ نِين‬
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang
baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. [Al-Baqarah : 223]

،‫ َو ِل َج َما ِل َها‬،‫ َو ِل َح َسبِ َها‬،‫ ِل َما ِل َها‬: ‫ ( ت ُ ْن َك ُح ْال َمرْ أَة ُ ِألَرْ بَع‬: ‫علَ ْي ِه َو َسلَ َم قَا َل‬ ُ َ ‫صلَى‬
َ ‫ّللا‬ َ ُ‫ع ْنه‬
َ ِ ‫ع ْن النَبِي‬ َ ‫ّللا‬
َُ ‫ي‬َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬ َ
. ) َ‫ِين ت َِر َبتْ َيدَاك‬
ِ ‫الد‬ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ذ‬‫ب‬
ِ ْ‫ر‬ َ ‫ف‬ ْ
‫َاظ‬ ‫ف‬ ،‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫َو‬
‫ن‬
ِ ‫ِي‬
‫د‬ ‫ل‬
ِ
Dari Abi Hurairah radliyallahu’nhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, karena kehormatannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah wanita yang memiliki agama yang baik,
(jika tidak) maka engkau akan jatuh faqir.
َ‫علَى ْال ُمؤْ مِ نِين‬
َ َ‫الزانِ َيةُ َّل َين ِك ُح َها ِإ َّل زَ ان أَ ْو ُم ْش ِرك ۚ َوح ُِر َم َذلِك‬
َ ‫الزانِي َّل َين ِك ُح ِإ َّل زَ انِ َية أَ ْو ُم ْش ِركَة َو‬
َ
Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan
perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-
laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang
mukmin. [An-Nur : 3]

‫ت ۚ أُولَئِكَ ُمبَ َر ُءونَ مِ َما يَقُولُونَ ۖ لَ ُهم َم ْغف َِرة َو ِر ْزق‬ َ ‫طيِبُونَ لِل‬
ِ ‫طيِبَا‬ َ ‫طيِبِينَ َوال‬
َ ‫طيِبَاتُ لِل‬ ِ ‫ْال َخبِيثَاتُ ل ِْل َخبِيثِينَ َو ْال َخبِيثُونَ ل ِْل َخبِيثَا‬
َ ‫ت ۖ َوال‬
‫ك َِريم‬
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh)
itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan
dan rezeki yang mulia (surga). [An-Nur : 26]
***
Kebahagiaan rumah tangga, lahirnya anak-anak yang cerdas serta kelanggengan sebuah
pernikahan bergantung pada bagusnya memilih calon pasangan sebelum melaksanakan akad
nikah, baik dari sisi laki-laki maupun wanita.
Memilih dengan cermat, tak hanya melandaskan pada perasaan semata serta kemaslahatan
yang sementara bisa menjadi landasan kelanggengan dan kuatnya pernikahan dalam
mengarungi bahtera rumah tangga.
Agama Islam telah memberikan petunjuk mengenai sifat-sifat bagi laki-laki atau wanita yang
layak dipilih sebagai pasangan hidup dalam bahtera rumah tangga. Hal ini sebagaimana yang
dijelaskan di dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji ‘ala al-Madzhab al-Imam asy-Syafi’i juz 4, Sifat-
sifat tersebut adalah:
Pertama, Agama yang benar dan akhlak yang mulia. Hendaknya calon yang hendak dipilih
menjadi pasangan hidup adalah orang yang memiliki agama yang benar dan berakhlak mulia.
Hal ini sebagaimana petunjuk yamg disabdakan Nabi shallallahu’alaihi wasallam:

ِ ْ‫ ِإ َّل تَ ْف َعلُوا تَكُ ْن ِفتْنَة فِي األَر‬،‫ض ْونَ دِينَهُ َو ُخلُقَهُ فَزَ ِوجُو ُه‬
َ ‫ َوفَ َساد‬،‫ض‬
‫ع ِريض‬ َ ْ‫ب ِإلَ ْيكُ ْم َم ْن تَر‬ َ ‫ِإذَا َخ‬
َ ‫ط‬
Jika datang kepada kalian (untuk melamar anak gadis kalian) seseorang yang kalian amggap
bagus agama juga akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika kalian enggan melakukannya, maka
akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan terjadi kerusakan yang banyak. (Hr. At-Tirmidzi).
Juga sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang telah kami sampaikan di atas,
yaitu hadits : fadzfar bi dzaatiddin taribat yadak…
Yang dimaksudkan dengan seseorang yang memiliki agama dan akhlak adalah orang yang
banyak melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, beramal sholeh, mampu menahan
diri dari melakukan yang diharamkan dan mampu memenuhi hak-hak pasangan dalam
hubungan pernikahan.
Syaikh al-Hasan al-Bashri pernah ditanya oleh orang tua yang memiliki anak gadis dan banyak
laki-laki yang datang melamarnya. Ia bingung, siapa yang seharusnya ia pilih untuk menjadi
suami anak gadisnya.
Mendapat pertanyaan demikian, syaikh al-Hasan menjawab: “Pilihlah yang paling bertakwa,
jika ia mencintai anakmu, maka ia akan memulyakannya, tetapi jika ia membencinya, maka
ia tidak akan mendzaliminya.”
Kedua, Nasab (keturunan) yang baik. Dalam memilih pasangan, dianjurkan untuk memilih
seseorang yang memiliki kehormatan dan leluhur yang baik, karena hal ini bisa menolong
dalam melanggengkan bahtera rumah tangga dan memudahkan dalam membina pergaulan
yang baik dalam keluarga. Karena seseorang yang berasal dari keluarga yang baik dan mulia
ia tidak dididik oleh keluarganya kecuali dengan didikan yang baik lagi mulia pula.
Ketiga, Hendaknya antara suami dan istri tidak terlalu dekat kekerabatannya. Syaikh az-
Zanjani menyampaikan; “Di antara sebagian maksud pernikahan adalah adanya
ketersambungan antar kabilah, yang dengan hal tersebut akan saling menguatkan dan timbul
tolong-menolong antar kabilah. Yang demikian bisa terwujud jika suatu pernikahan tidak
dilakukan dengan kerabat dekat.”
Di dalam sebuah riwayat disebutkan:
‫ فإن الولد يخلق ضاويا‬، ‫ّل تنكحوا القرابة القريبة‬
Jangan menikahkan kerabat dengan kerabat (yang dekat), karena sesungguhnya akan
menjadikan anak terlahir lemah.
Lemahnya anak sebab pernikahan sesama kerabat dekat ini sebab lemahnya syahwat suami
istri jika pernikahan semacam ini dilakukan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan imam asy-
Syarbini.
Keempat, Kafa’ah. Yang dimaksudkan dengan kafa’ah adalah kesetaranan keadaan laki-laki
saat ini dengan keadaan wanita yang ditinjau dari berbagai aspek, yaitu:

a. Agama dan kesholehan. Laki-laki fasiq (pelaku dosa besar) tidak sekufu’(setara)
dengan wanita yang memiliki penjagaan diri juga sholikhah.
b. Pekerjaan. Laki-laki yang memiliki pekerjaan rendahan, seperti tukang sapu, tukang
bekam, penggembala ataupun penjaga kamar mandi umum, tidak sekufu’ dengan
putri seorang ulama, putri seorang hakim atau putri seorang saudagar kaya.
c. Keselamatan dari aib yang membolehkan khiyar dalam pembatalan pernikahan. Laki-
laki yang gila atau memiliki penyakit lepra, tidak sekufu’ dengan wanita yang sehat
jasmaninya.
Kafa’ah dalam pernikahan itu adalah hak seorang istri dan juga walinya. Meskipun kafa’ah
tidak termasuk syarat sah pernikahan namun sangat dianjurkan supaya menutup
kemungkinan munculnya hinaan dari istri ataupun walinya dikemudian hari.
Seorang istri ataupun walinya, boleh menggugurkan hak kafa’ah ini. Jika wali menikahkan
anak gadisnya dengan laki-laki yang tidak sekufu’ dengannya atas persetujuannya, maka
pernikahan tersebut sah.

Kelima, Perawan dan perjaka, yaitu wanita atau laki-laki yang belum pernah menikah
sebelumnya. Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah menjelaskan kenapa dianjurkan seorang
laki-laki untuk menikahi perawan, beliau bersabda:
‫باليسير‬
ِ ‫باألبكار فإنَهنَ أعذَبُ أفواها وأنتقُ أرحاما وأرضى‬
ِ ‫عليكم‬
Nikahilah para perawan, karena mereka masih bagus ucapannya, subur rahimnya dan lebih
ridlo dengan pemberian yang sedikit.
Selain itu, juga dianjurkan untuk menikahi wanita al-walud (yang banyak anak) dan al-wadud
(yang sangat cinta dengan suaminya). Hal ini sebaimana yang disabdakan Nabi
shallallahu’alaihi wasallam.

َ ُ ‫الودو َد الولو َد فإنِي ُمكاثر بِكُ ُم األ‬


‫مم يوم القيامة‬ َ ‫تزوجوا‬
َ
Nikahilah wanita al-walud (banyak anak) dan al-wadud (sangat mencintai suaminya). Karena
sesungguhnya aku membanggakan banyaknya jumlah kalian kelak di hari kiamat.
Cara untuk mengetahui seorang laki-laki atau perempuan itu berpotensi punya banyak anak
adalah dengan melihat kerabatnya, saudaranya atau paman juga bibiknya. Jika mereka
adalah orang yang memiliki banyak anak, maka laki-laki atau perempuan tersebut berpotensi
punya banyak anak juga.

Anda mungkin juga menyukai