Acara 3
Acara 3
(GPW 0101)
ACARA 3
DISUSUN OLEH :
NIM : 13/348106/GE/07576
2. Usil Riana
FAKULTAS GEOGRAFI
YOGYAKARTA
2014
ACARA 3
PEMAHAMAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
I. TUJUAN
1. Mengetahui kawasan strategis di Indonesia dan memahami mengapa kawasan
tersebut dikategorikan strategis.
2. Memahami nilai strategis kawasan berdasarkan potensi dan ancaman khususnya
yang terkait dengan kedaulatan negara.
Identifikasi komoditas utama dan Kota Terdekat setiap PKSN pada tabel 3.2
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel 3.1 Tabel Kawasan Strategis Nasional Ekonomi (terlampir)
2. Tabel 3.2 Tabel PKSN Pertahanan Keamanan (terlampir)
3. Peta hasil regionalisasi kawasan strategis nasional ekonomi (terlampir)
4. Peta hasil regionalisasi KSN (terlampir)
VI. PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang
terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral).
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia harus dapat dikelola seoptimal
mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah
tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.
Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara
keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara kepulauan yang luas
dengan jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya laut (marine resources) dan
daratan (land resources) yang perlu dikelola secara terintegrasi. Aspek klimatologi,
geologis ataupun geomorfologis, hidrologis, biotis dan manusia serta sosio kulturnya
yang beragam sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya wilayah untuk
kesejahteraan bangsa. Berdasarkan kondisi geografis tersebut maka potensi pemanfaatan
sumberdaya wilayah di Indonesia meliputi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, pariwisata, pertambangan, industri, jasa, dan perdagangan.
Keberadaan sumberdaya yang melimpah memunculkan inisiatif dari pemerintah
untuk melakukan penataan ruang terhadap daerah di Indonesia berdasarkan kawasan
strategisnya. Penataan ruang tersebut merupakan salah satu upaya untuk membagi ruang
sampai habis sesuai peruntukan dan untuk membatasi ruang antar daerah berdasarkan
orientasi penyusunannya. Penataan ruang kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah
No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang didalamnya turut
memuat pembagian Kawasan Strategis Nasional yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
Kawasan Strategis Nasional atau KSN yang ada di Indonesia sangat diprioritaskan
penataan ruangnya sebab akan berdampak bagi kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan Negara, serta berdampak bagi perkembangan sektor lainnya di Indonesia.
Hasil regionalisasi menunjukan KSN Ekonomi Kawasan perkotaan Jabodetabek-
Punjur termasuk Kepulauan Seribu dan Cekungan Bandung memiliki sektor unggulan
yang paling banyak dibanding KSN lainnya. Semakin banyak sektor unggulan,
menandakan bahwa potensi sumber daya alam daerah tersebut semakin melimpah.
Sumber daya yang melimpah akan menunculkan suatu komoditas unggulan di suatu
daerah. Komoditas unggulan disuatu daerah nantinya akan memunculkan Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN).
PKSN adalah suatu daerah atau suatu kota yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara baik laut ataupun darat. Pengelolaan terhadap
kekayaan sumberdaya dengan baik dan mumpuni akan menjadi pemicu berkembangnya
banyak sektor seperti ekonomi, pertahanan dan keamanan, lingkungan, sosial, dan
sebagainya. PKSN diharapkan dapat berperan sebagai letak aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan Negara tetangga, pusat pelayanan bagi wilayah disekitarnya
termasuk pulau kecil terluar, serta mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi
sumberdaya dalam rangka mendukung koridor ekonomi Indonesia.
Beberapa kota atau daerah yang ditetapkan sebagai PKSN di perbatasan dan rentan
terhadap ancaman dari pihak luar dan perlu mendapatkan perhatian dari sisi pertahanan
dan keamanan serta sosial ekonominya. PKSN tersebut meliputi daerah Sabang, Dumai,
Batam, Ranai, Atambua, Kalabahi, Kefamenanu, Paloh-Aruk, Jagoibabang,
Nangaubadau, Entikong, Jasa, Nunukan, Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai,
Long Nawan, Melonguane, Tahuna, Saumlaki, Ilwaki, Debo, Daruba, Jayapura, Tanah
Merah, dan Merauke. PKSN yang berjumlah 26 daerah tersebut memiliki komoditas
ungulan yang masih didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan karena
kondisi iklim Indonesia yang tropis dan merupakan negara maritim. Komoditas utama
yang ada di PKSN antara lain pinang, jagung, kelapa, cengkih, dan sebagainya yang
mampu mendukung pusat pelayanan utama, pusat pelayanan pendukung, dan pusat
pelayan pintu gerbang. Komoditas unggulan yang beragam dan tersebar di seluruh PKSN
tersebut seyogianya didukung pemerintah melalui pengadaan jaringan prasarana dan
fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, serta teknologi yang tinggi. Hal tersebut harus
terealisasikan dilapangan agar daerah terluar ataupun perbatasan yang menjadi PKSN
segera berkembang dan tidak digolongkan sebagai wilayah tertinggal.
KSN dan PKSN yang ada di Indonesia memiliki sektor dan komoditas unggulannya
masing-masing. Komoditas dan sektor unggulan dapat diketahui peran dan jenisnya
dalam kawasan dengan analisis Location Quotient (LQ). Analisis ini merupakan metode
untuk membandingkan potensi antar sektor dan antar daerah. Klasifikasi LQ sendiri ada
dua, yaitu LQ > 1 berarti merupakan komoditas atau sektor unggulan, sedangkan LQ< 1
berarti komoditas atau sektor non unggulan. Pendekatan LQ mempunyai kelebihan
diantaranya yaitu dapat memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak
lansung (barang antara), serta dapat dibuat analisis selama kurun waktu tertentu.
Perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun waktu yang
berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan dan jangan sampai komoditas dan sektor
unggulan di suatu daerah menghilang.
Perkembangan pengelolaan KSN dan PKSN hingga saat ini semakin membaik.
Pemerintah semakin terlihat mendukung dan memfasilitasi KSN dan PKSN melalui
program-program seperti KAPET dan KEK yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.2
Tahun 2011. KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki
potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan
pertumbuhan ekonomi wilayah dan memerlukan dana investasi yang besar bagi
pengembangannya serta penetapan lokasi dan Badan Pengelolanya dilakukan melalui
Keputusan Presiden. Empat belas KAPET yang juga masuk kedalam KSN Ekonomi dan
PKSN yaitu Biak, Batulicin, Sasamba, Sanggau (Khatulistiwa), Manado-Bitung, Mbay,
Parepare, Seram, Bima, Batui, Bukari, DAS Kakab, Natuna dan Sabang.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
Undang-Undang No. 39 Tahun 2009. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK
adalah melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi,
pariwisata dan bidang lain. Hingga tahun 2013, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
sebanyak 2 kawasan, yakni Tanjung Lesung dan Sei Mangke serta 6 usulan kawasan yang
akan dijadikan KEK hingga akhir tahun 2014, yaitu Palu, Morotai, Mandalika, Kutai
Timur, Bitung dan Tuban.
VII. KESIMPULAN
1. Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara
keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan.
2. Potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah di Indonesia meliputi sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, pariwisata, pertambangan, industri,
jasa, dan perdagangan.
3. Keberadaan sumberdaya yang melimpah memunculkan inisiatif dari pemerintah
untuk melakukan penataan ruang terhadap daerah di Indonesia berdasarkan kawasan
strategisnya
4. Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang ada di Indonesia sangat diprioritaskan
penataan ruangnya sebab akan berdampak bagi perkembangan banyak sektor di
Indonesia.
5. Hasil regionalisasi menunjukan KSN Ekonomi Kawasan perkotaan Jabodetabek-
Punjur termasuk Kepulauan Seribu dan Cekungan Bandung memiliki sektor
unggulan yang paling banyak. Semakin banyak sektor unggulan, menandakan bahwa
potensi sumber daya alam daerah tersebut semakin melimpah.
6. PKSN adalah suatu daerah atau suatu kota yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara baik laut ataupun darat.
7. PKSN tersebut meliputi daerah Sabang, Dumai, Batam, Ranai, Atambua, Kalabahi,
Kefamenanu, Paloh-Aruk, Jagoibabang, Nangaubadau, Entikong, Jasa, Nunukan,
Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai, Long Nawan, Melonguane, Tahuna,
Saumlaki, Ilwaki, Debo, Daruba, Jayapura, Tanah Merah, dan Merauke. PKSN
tersebut memiliki komoditas ungulan yang masih didominasi oleh sektor pertanian,
perkebunan, dan kelautan
8. Komoditas dan sektor unggulan dapat diketahui peran dan jenisnya dalam kawasan
dengan analisis Location Quotient (LQ).
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Soetaryono, R., 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam Pembangunan Jangka Panjang kedua, Kantor Menteri Negera Lingkungan Hidup,
Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tentang Penataan Ruang. 2007. Jakarta:
Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum Republik Indonesia