Makalah Akt Biaya Tenaga Kerja
Makalah Akt Biaya Tenaga Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
B; Rumusan Masalah
C; Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3; Catatan Kepegawaian
Pada tarif per unit produksi upah kotor dibayar sebesar tarif dengan jumlah
unit produksi yang dapat dihasilkan oleh karyawan. Pada perusahaan yang
menggunakan dasar tarif per unit produksi biasanya dibuatkan suatu tarif
minimum per jam kerjanya.
Contoh perhitungan upah kotor dengan dasar per unit produksi :
Tabel 2 Laporan Biaya Upah
PT HUDA
YOGYAKARTA
LAPORAN BIAYA UPAH
Pabrik :_____
Tanggal:_____
Tarif minimum:_____
Tambahan
ditambah
No. kartu Nama Kualitas Tarif Jam kerja Jumlah minimum
1.614 M. Hadi 13.100 Rp10,00 7 131.100 Rp.9000
1.615 A. Haris 17.000 10,00 8 170.000
Pada dasar ini, upah kotor dibayarkan sebesar upah standar ditambah
dengan sejumlah insentif.
Contoh sederhana:
Tabel 3 Laporan Biaya Upah dan Insentif
PT HUDA
YOGYAKARTA
LAPORAN BIAYA UPAH DAN INSENTIF
Departemen :_____________
Tanggal :_____________
Kuantitias Std.:_____________
Insentif
No. Kartu Jam Kuantitas Upah
Tarif Premium Total
Karyawan Kerja dicapai Standar Bonus
Tarif Jumlah
576 7 240 950 1.680 120 - - 1.800
577 7 200 1.100 1.400 100 2,50 2,50 1.750
578 7 200 1.000 1.400 100 - - 1.500
Setelah dihitung, upah kotor harus didistribusikan atau dicatat pada rekening-
rekening yang bersangkutan dengannya. Metode distribusi ke rekening-
rekening dimaksud tergantung pada keadaan perusahaan. Bila jumlah yang
dicatat relative kecil maka cukup dengan metode konvensional (metode
tangan), tetapi bila yang dicatat relative besar maka perlu digunakan metode
mesin (electronic method).
Buku pembantu untuk mencatat biaya distribusi upah ada dua macam, yaitu
buku pembantu departemen (catatan harga pokok per departemen). Yang
pertama digunakan pada metode pengumpulan harga pokok proses dan yang
kedua pada metode pengumpulan harga pokok pesanan. Pencatatan pada
buku besar dilakukan atas dasar jurnal sebagai berikut:
Biaya tenaga kerja langsung dicatat pada barang dalam proses, sedangkan
biaya tenaga kerja tidak langsung dicatat pada biaya overhead pabrik.
Secara grafis, distribusi upah kotor digambarkan sebagai berikut:
9
9
PT Huda
Yogyakarta Bulan/minggu ke :
kartu Nama jam Reguler Lembur total upah pajak Astek lain- upah no. tunai
kerja kerja Jam Tarif Jumlah Jam Tarif Jumlah lembur penghasilan lain bersih cek
Total
11
11
Ada berbagai cara dalam penghitungan upah karyawan. Salah satu cara
yaitu dengan mengalihkan tarif upah dengan jam karyawan. Dengan
demikian untuk menentukan upah karyawan perlu dikumpulkan data
jumlah jam kerja karyawan dalam periode tertentu.
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan,
dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu
hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir adalah
suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam hadir karyawan, yaitu
jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.
Dalam penggunaan waktu jam kerja, untuk pemakaian waktu jam kerja
biasanya untuk kehadiran langsung karyawan di pabrik.
Akuntansi biaya gaji dan upah dalam empat tahap, sebagai berikut :
a; Berdasarkan kartu hadir karyawan, bagian daftar gaji membuat daftar
gaji dan upah karyawan kemudian membuat daftar tersebut. Dari daftar
gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi, untuk
mengelompokan daji tersebut menjadi upah karyawan pabrik, upah
administrasi dan umum, serta karyawan langsung dan tak langsung
dalam hubungan dengan produk. Jurnal seperti berikut :
b; Atas dasar daftar gaji dan upah, bagian keuangan membuat bukti kas
keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank.
2; Premi lembur
Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam per minggu,
mereka berhak menerima uang dan premi lembur. Misalnya dalam satu
minggu seorang karyawan bekerja selama 44 jam dengan tarif upah Rp
600,- per jam. Premi lembur dihitung sebesar 50% dari tarif upah. Upah
karyawan tersebut dihitung sebagai berikut:
Jam biasa 40 x Rp 600 = Rp 24.000,-
Lembur 4 x Rp 600 = Rp 2.400,-
Premi lembur 4 x Rp 300 = Rp 1.200,- +
Jumlah upah satu minggu = Rp 27.600,-
Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya
lembur. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung
dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur
tersebut. Perlakukan ini dapat dibenarkan jika pabrik telah bekerja pada
kapasitas penuh dan pelanggan/pemesan mau menerima beban tambahan
karena lembur tersebut.
Premi lembut dapat diperlakukan sebagai unsur biaya over head pabrik
atau dikeluarkan sama dari harga pokok produk dan dianggap sebagai
biaya periode (period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat
dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisien atau
pemborosan waktu.
14
14
a; Set up time
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya
pemulai produksi (set up costs). Biaya pemula produksi diperlukan
pada waktu pabrik atau proses mulai dijalankan atau dibuka kembali
atau pada waktu produk baru diperkenalkan. Biaya pemula produksi
meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk mebuatan rancang bangun,
penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan, dan kerugian-
kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman. Ada tiga cata
perlakuan terhada biaya pemula produksi:
1; Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung.
Bila biaya pemula produksi dapat diidentifikasikan pada pesanan
tertentu, maka biaya ini seringkali dimasukkan dalam kelompok
biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung ke rekening
Barang dalam Proses.
2; Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Biaya pemula produk dapat diperlakukan sebagai unsur biaya
overhead pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya pemula produksi
adalah:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx
Kas xxx
Utang Dagang xxx
Persediaan xxx
15
15
d; Bonus
Misalnya sebuah pabrik memberikan cuti satu minggu dan ada lima hari
libur dalam setahun, seminggu ada 40 jam kerja, 5 hari kerja, dari data
tersebut jam kerja seorang buruh akan dapat dianalisa sebagai berikut :
Waktu produksi : 50 minggu x 40 jam = 2.000 jam
Waktu tidak produktif :
Cuti : 1 minggu = 1 x 40 jam = 40 jam
Libur : 5 hari = 5 x 8 jam = 40 jam +
80 jam +
Total jam kerja dibayar 2.080 jam
Persentase jam kerja yang akan dibebankan pada biaya overhead pabrik
per bulan adalah :
waktu tidak produktif
100
waktu produktif
80
= 100 = 4%
2000
Jika seorang buruh pada periode (bulan) tertentu mendapat upah Rp
61.000,00 maka yang menjadi biaya overhead pabrik adalah
= 4% x Rp 61.000,00 = Rp 2.440,00
dan jurnal yang dibuat adalah :
Biaya overhead pabrik Rp 2.440,00
Biaya cuti dan libur karyawan Rp 2.440,00
Saat di setujui pembayarannya :
Biaya cuti dan libur karyawan xxx
Utang upah gaji xxx
18
18
BAB III
PENUTUP
A; Simpulan
Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran
kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang
diproduksi. Istilah yang digunakan untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya
tenaga kerja langsung, atau untuk pembayaran yang dinamakan upah. Hal
ini penting untuk membedakan dengan istilah gaji. Gaji merupakan
pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yang didasarkan pada rentang
waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan
melalui rekening biaya tenga kerja langsung, sedangkan gaji dibebankan
melalui rekening overhead pabrik.
Sasaran utama dalam pembayaran upah karyawan adalah menentukan
pembayaran upah yang dilakukan adalah untuk karyawan yang berhak
menerima dari sebesar haknya pula. Oleh sebab itu, catatan tentang data
kepegawaian merupakan proses pengupahan yang sangat penting. Formulir
catatan kepegaiawaian dirancang tidak hanya digunakan ketika seorang
karyawan diupah tetapi juga untuk promosi dan pemberhentian karyawan.
Setelah karyawan atau buruh yang bekerja dilakukan pencatatan
waktu kerja mereka, masalah selanjutnya adalah perhitungan upah kotor. Ada
3 metode dasar, yaitu:
1; Dasar tarif per jam kerja
2; Dasar tarif per unit produksi
3; Dasar rencana insentif
21
21
DAFTAR PUSTAKA