Anda di halaman 1dari 20

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Pengertian kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam
memberikan jasanya.

Bidang jasa KAP meliputi:

Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan
informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit
serta atestasi lainnya.
Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.

Kecuali atas organisasi pemerintah tertentu, audit untuk semua laporan


keuangan yang bertujuan umum di Amerika Serikat dilakukan oleh kantor akuntan
publik (KAP). Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan
publik oleh peraturan di setiap negara bagian. Kantor akuntan publik juga
memberikan banyak jasa lain kepada klien, seperti jasa pajak dan konsultasi.
Lebih dari 45.000 kantor akuntan publik beroperasi di A.S., yang besarnya
berkisar dari 1 orang hingga 20.000 partner dan staf. Accounting Today setiap tahun
menerbitkan daftar 100 kantor akuntan terbesar. Empat kategori ukuran digunakan
untuk menggambarkan kantor akuntan publik (KAP) : kantor internasional Empat
Besar, kantor nasional, kantor regional dan kantor lokal yang besar, serta kantor lokal
yang kecil.
Kantor internasional 4 Besar. Keempat KAP terbesar di Amerika Serikat
disebut KAP Internasional Empat Besar . Mereka adalah empat kantor
pertama yang dicantumkan Tabel 1. Keempat kantor ini memiliki cabang di
seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia. Kantor 4 Besar mengaudit hampir
semua perusahaan besar baik di Amerika Serikat maupun dunia serta juga
banyak perusahaan yang lebih kecil juga.
Kantor nasional. Tiga KAP di Amerika Serikat disebut kantor nasional
karena memiliki cabang di sebagian besar kota utama. Kantor itu adalah
kantor 5 sampai 7 dalam Tabel 1. Kantor-kantor ini besar tetapi jauh lebih
kecil dari 4 Besar. Kantor nasional memberikan jasa yang sama seperti kantor
4 Besar dan bersaing secara langsung dengannya untuk mendapat klien. Setiap
kantor nasional berafiliasi dengan kantor-kantor di negara lain dan karenanya
mempunyai kemampuan bertaraf internasional.
Kantor regional dan kantor lokal yang besar. Terdapat kurang dari 200
KAP yang memiliki staf profesional lebih dari 50 orang. Sebagian hanya
memiliki 1 kantor dan terutama melayani klien-klien dalam jarak yang tidak
begitu jauh. KAP yang lainnya memiliki beberapa cabang di satu negara
bagian atau wilayah dan melayani klien dalam radius yang lebih jauh. Sebagai
contoh Tabel 1 memperlihatkan bahwa kantor regional yang terbesar tidak
jauh lebih kecil dari ketiga kantor nasional. Kantor regional dan kantor lokal
yang besar bersaing mendapatkan klien dengan KAP lainnya, termasuk kantor
nasional dan 4 Besar. Banyak kantor regional dan lokal yang besar berafiliasi
dengan asosiasi KAP guna berbagi sumber daya untuk hal-hal seperti
informasi teknis dan pendidikan berkelanjutan. Banyak dari kantor-kantor ini
juga memiliki afiliasi internasional.
Kantor lokal kecil. Lebih dari 95 % dari semua KAP mempunyai kurang dari
25 tenaga profesional pada kantor yang hanya memiliki 1 cabang. KAP ini
melakukan audit dan jasa-jasa terkait terutama untuk usaha kecil dan entitas
nirlaba, meskipun beberapa memiliki 1 atau 2 klien dengan kepemilikan
publik. Banyak kantor lokal kecil tidak melakukan audit dan terutama
memberikan jasa akuntansi serta perpajakan bagi klien-kliennya.

( Tabel 1 ) Pendapatan dan Data Lain untuk KAP terbesar di Amerika Serikat
Ukuran Kantor 1 Pendapatan Partner Profesional Cabang Persentase Total
Tahun 2005 bersih-hanya A.S Pendapatan dari
menurut di US ( dlm Akuntansi dan
pendapatan $ juta ) Auditing / Pajak /
Konsultasi Mana
jemen dan lainnya
Empat Besar
1 Deloitte 7.814,0 2.560 23.841 103 44/22/34
2 E&Y 6.330,6 2.130 15.900 97 72/27/01
3 PWC 6.167,0 2.019 20.056 91 63/26/11
4 2 4.715,0 1.607 13.184 93 77/23/00
KPMG
Nasional
5 RSM McLadrey 1.213,7 756 5.117 153 42/34/24
6 Grant Thornton 795,2 425 3.324 50 64/25/11
7 BDO Seidman 440,0 238 1.495 35 62/26/12
Regional
8 Crowe Group 364,4 185 1.220 19 27/17/56
9 BKD 258,7 191 1.029 27 45/32/23
10 Moss Adams 229,0 195 957 17 41/36/23
11 Plante & Moran 214,5 192 886 18 49/32/19
Lokal Besar
50 Mahoney Cohen & Co 39,6 27 132 3 51/36/13
75 Holthouse Carlin & Van 31,0 16 104 5 31/69/00
Trigt

Daftar ini hanya mencakup KAP & tidak mencakup kantor akuntan nasional yang tidak memberikan
jasa audit atau atestasi. Kantor regional tidak mencakup struktur praktik alternatif dan pengaturan
serupa.
2
Pendapatan KPMG MAS termasuk dalam akuntansi dan auditing.

KEGIATAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Selain menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya, KAP
biasanya juga memberikan jasa-jasa tambahan yang meliputi jasa akuntansi dan
pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen. KAP terus
mengembangkan produk dan jasa baru, termasuk perencanaan keuangan, penilaian
usaha, akuntansi forensik, audit internal yang disubkontrakkan (outsourcing), serta
jasa penasihat teknologi informasi.
1. Jasa akuntansi dan pembukuan. Banyak klien kecil yang memiliki staf
akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan keuangannya.
Sebagian klien kecil ini tidak memiliki personel atau keahlian untuk
memanfaatkan peranti lunak akuntansi guna membuat ayat jurnal dan buku
besarnya. Dengan demikian, KAP melakukan berbagai jasa akuntansi dan
pembukuan untuk memenuhi kebutuhan klien tersebut. Dalam banyak kasus di
mana laporan keuangan akan diserahkan kepada pihak ketiga, review atau bahkan
audit juga dilakukan. Jika kedua hal ini tidak dilakukan, laporan keuangan akan
dilampiri dengan semacam laporan oleh KAP yang disebut laporan kompilasi,
yang tidak memberikan kepastian apa pun kepada pihak ketiga.
2. Jasa perpajakan. KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik
untuk klien audit maupun non audit. Hampir setiap KAP melakukan jasa
perpajakan, yang mungkin mencakup pajak bumi dan bangunan, pajak hadiah,
perencanaan pajak, serta aspek-aspek lain dari jasa perpajakan. Bagi banyak KAP
kecil, jasa semacam ini jauh lebih penting bagi praktik KAP tersebut daripada
auditing, karena sebagian pendapatannya mungkin berasal dari jasa perpajakan.
3. Jasa konsultasi manajemen. Kebanyakan KAP memberikan jasa tertentu yang
memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih efektif. Jasa ini
disebut jasa konsultasi manajemen atau jasa penasihat manajemen. Jasa ini
berkisar dari saran singkat untuk memperbaiki sistem akuntansi klien sehingga
menyangkut manajemen risiko, teknologi informasi dan rancangan sistem e-
commerce, uji tuntas merger dan akuisisi, serta konsultasi manfaat aktuaria.
Banyak KAP besar memiliki divisi yang khusus memberikan jasa konsultasi
manajemen dengan interaksi yang minimal dengan staf audit atau perpajakan.
Pendapatan dari jasa konsultasi manajemen meningkat secara signifikan pada
akhir tahun 1990-an, dan konsultasi pernah menjadi sumber pendapatan terbesar bagi
semua kantor Empat Besar. Tiga dari Empat Besar kantor akuntan itu sudah menjual
atau melepas praktik konsultasinya. Pelepasan atau disposisi ini sebagian disebabkan
oleh masalah independensi serta pembatasan yang diberlakukan pada praktik
konsultasi.
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jasa konsultasi manajemen dan jasa lainnya
terus menjadi sumber pendapatan utama bagi Deloitte & Touche, satu-satunya kantor
4 Besar yang belum melepas semua atau sebagian besar praktik konsultasinya.
Konsultasi juga terus menjadi sumber pendapatan yang penting bagi kantor akuntan
lainnya.

STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Tiga faktor yang mempengaruhi struktur organisasional semua KAP adalah:
1. Kebutuhan akan independensi dari klien. Independensi memungkinkan
auditor tidak bias dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan.
2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi. Kompetensi memungkinkan
auditor melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa lain secara efektif dan
efisien.
3. Meningkatnya resiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor. Beberapa
struktur organisasi memberikan tingkat perlindungan tertentu bagi setiap anggota
KAP berhubungan dengan meningkatnya biaya yang berkaitan dengan tuntutan
hukum.
Enam struktur organisasi bagi KAP yaitu:
1. Perusahaan Peseorangan (Proprietorship) merupakan kantor dengan pemilik
tunggal. Namun dalam tahun-tahun terakhir, bentuk organisasi ini memiliki
kewajiban yang lebih terbatas dibanding dengan organisasi lainnya. Hal ini
disebabkan oleh resiko tuntutan hukum yg meningkat.
2. Persekutuan Umum (General Partnership) merupakan bentuk organisasi
dengan banyak pemilik. Struktur organisasi ini semakin kurang populer karena
tidak menawarkan perlindungan hukum tertentu kepada anggotanya.
3. Korporasi Umum memiliki keunggulan dimana para pemegang sahamnya
hanya bertanggung jawab sampai sebatas investasi mereka dalam korporasi itu.
Namun sebagian besar KAP tidak diorganisasikan dalam bentuk ini karena
kebanyakan negara melarangnya.
4. Korporasi Profesional (Professional Corporation PC) memberikan jasa-
jasa profesional dan dimiliki oleh satu/lebih pemegang saham.
5. Limited Liability Company LLC menggabungkan atribut-atribut yang
paling menguntungkan dari korporasi umum dan persekutuan umum. LLC
memakai struktur dan dikenai pajak seperti persekutuan umum, tetapi para
pemiliknya memiliki tanggung jawab pribadi yang terbatas yang mirip dengan
kewajiban dalam korporasi umum.
6. Limited Liability Partnership LLP dimiliki oleh satu atau lebih partner.
Struktur dan pajaknya sama seperti persekutuan umum, namun para partner
dalam LLP secara pribadi ikut bertanggung jawab atas utang dan kewajiban
persekutuan, tindakan mereka sendiri dan tindakan orang lain yang berada di
bawah supervisi mereka. Semua kantor Empat Besar E&Y, KPMG, Deloitte,
PWC dan banyak kantor yang lebih kecil beroperasi sebagai LLP.
Setiap struktur organisasi di atas, kecuali perusahaan perseorangan
(propietory), menghasilkan suatu entitas yang terpisah dari akuntan secara pribadi,
yang membantu meningkatkan independensi auditor. Korporasi Umum, PC, LLC, dan
LLP memberikan perlindungan tertentu terhadap kerugian akibat tuntutan hukum.

Hierarki KAP
Hierarki KAP yang khas meliputi:
Sekutu (partner) atau Pemegang Saham
Manajer
Penyelia
Auditor Senior atau Penanggung Jawab
Asisten

Sifat Hierarki KAP akan membantu meningkatkan kompetensi. Individu-


individu di setiap tingkat audit mengawasi dan mereview pekerjaan individu lain yang
berada pada tingkat dibawahnya dalam struktur organisasi tersebut.

SARBANES-OXLEY ACT DAN PUBLIC


COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT
BOARD
Sebelum diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act, Auditing Standards Board
(ASB) dari AICPA menetapkan standar auditing untuk perusahaan terbuka dan
perusahaan swasta. Sekarang PCAOB bertanggung jawab atas standar auditing untuk
perusahaan terbuka, sedangkan ASB terus menyediakan standar-standar auditing bagi
perusahaan swasta.
SECURITIES AND EXCHANGE
COMMISSION
Securities and Exchange Commission (SEC) adalah badan pemerintah federal
yang membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat
keputusan investasi. Securities act tahun 1993 mengharuskan sebagian besar
perusahaan yang berencana menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat agar
menyerahkan laporan registrasi kepada SEC untuk disetujui. Securities exchange act
tahun 1934 memberikan perindungan tambahan dengan mengharuskan perusahaan
public dan lainnya untuk menyerahkan laporan tahunan yang terinci kepada kimisi ini.
Komisi itu lalu memeriksa lengkapnya dan memadainya laporan tersebut sebelum
mengizinkan perusahaan menjual sekuritasnya melalui bursa saham.
Hal yang mendapat perhatian khusus dari para auditor adalah beberapa laporan
spesifik yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan pelaporan dalam UU sekuritas
tersebut. Hal terpenting dari laporan-laporan ini adalah sebagai berikut :
Formulir S-1. Formulir S berkaitan dengan Securities Act tahun 1933 dan harus
dilengkapi serta didaftakan ke SEC apabila suatu perusahaan berencana
menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat. Formulir S-1 adalah formulir
umum yang digunakan apabila tidak disebutkan formulir tertentu secara khusus.
Sebagai contoh S-11 adalah untuk pendaftaran sekuritas perusahaan real estat
tertentu.
Formulir 8-k. Laporan ini diserahkan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa yang
penting bagi investor public. Peristiwa semacam ini meliputi akuisisi atau
penjualan anak perusahaan, perubahan pejabat atau direktur, penambahan lini
produk baru, atau pergantian auditor.
Formulr 10-k. Laporan ini harus diserahkan setahun seklai dalam jangka 60
sampai 90 hari setelah penutupan setiap tahun fiscal, tergantung pada ukuran
perusahaan. Informasi keuangan yang terinci dan luas, termasuk laporan keuangan
yang sudah diaudit, dimuat dalam laporan ini.
Formulir 10-Q. Laporan ini harus diserahkan setiap kuartal bagi semua
perusahaan terbuka. Formulir ini berisi informasi keuangan tertentu serta
mensyaratkan auditor mereview lapora keuangan sebelum diserahkan kepada
komisi.
AMERICAN INSTITUTE OF CERTIFIED
PUBLIC ACCOUNTANTS (AICPA)
Para akuntan public (CPA) mendapat lisensi dari Negara bagian tempat
mereka berpraktik, tetapi ada pengaruh yang cukup besar terhadap mereka dari
organisasi profesi nasional, yaitu American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA).
AICPA menetapkan standar dan aturan yang harus diikuti seluruh anggota
serta akuntan praktisi lainnya. AICPA memiliki kewenangan untuk menetapkan
standar dan pembuat aturan dalam lima bidang utama berikut ini :
1. Standar auditing. Auditing Standards Board (ASB) bertanggung jawab untuk
mengeluarkan pernyataan atau keputusan mengenai permasalahan auditing bagi
semua entitas selain perusahaan terbuka. Pernyataan ASB itu disebut Statements
on Auditing Standards (SAS).
2. Standar kompilasi dan review. Accounting and review services committee
bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan tentang tanggung jawab
akuntan public yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan swasta yang
tidak diaudit.
3. Standar atestasi lainnya. Statements on standards for attestation engagements
memberikan suatu kerangka kerja bagi pengembangan standar untuk penugasan
atestasi.
4. Standar konsultasi. Management consulting services executive committee
mengeluarkan pernyataan mengenai jasa konsultasi. Jasa ini berbeda secara
fundamental dari jasa atestasi, dimana akuntan public memberikan laporan
mengenai suatu asersi yang merupakan tanggung jawab pihak lain. Dalam jasa
konsultasi, akuntan public mengemban tanggung jawab menggembangkan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang dikemukakan kepada klien, bukan
sekadar membuat laporan mengenai asersi.
5. Kode perilaku professional. Committee on professional ethics dalam AICPA
menetapkan peraturan perilaku yang wajib dipenuhi para akuntan public (CPA).
Fungsi Lain AICPA
Selain menyusun dan memberi nilai dalam CPA Examination (ujian sertifikasi
akuntan publik), AICPA juga melakukan banyak fungsi pendidikan dan fungsi lain
bagi para akuntan publik. Asosiasi ini mndukung riset yang dilakukan staf risetnya
sendiri dan menyediakan bantuan kepada periset lainnya. AICPA juga
mempublikasikan berbagai bahan, termasuk jurnal-jurnal, seperti journal of
Accountancy, pedoman audit industri untuk beberapa industri, pemutakhiran periodik
atas Codification of Statements on Auditing Standard, serta Code of Professional
Conduct.

Visi Untuk Masa Depan


AICPA menyelenggarakan CPA Vision Project untuk merumuskan satu tujuan
dan visi inti bagi profesi akuntan publik di tahun 2011 dan seterusnya. Tujuan inti
CPA Vision Project adalah Akuntan publik... mengartikan dunia yang kompleks dan
terus berubah.
CPA Vision Project telah mengidentifikasi lima nilai inti, kompetensi inti,
jasa-jasa inti, serta isu-isu di masa depan. Lima inti teratas itu adalah :
1. Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup. Akuntan sangat
menghargai pendidikan berkelanjutan setelah sertifikasi dan percaya bahwa
terus-menerus memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru adalah penting.
2. Kompetensi. Akuntan sanggup melakukan pekerjaan bermutu tinggi secara
cakap, efisien dan tepat.
3. Integritas. Akuntan menjaga perilaku dengan menjunjung kejujuran dan etika
profesional.
4. Membiasakan diri dengan beraneka masalah bisnis. Akuntan selalu
menyesuaikan diri dengan realitas lingkungan bisnis secara keseluruhan.
5. Objektivitas. Akuntan sanggup menangani informasi tanpa distorsi, bias pribadi,
atau konflik kepentingan.
STANDAR AUDITING YANG BERLAKU
UMUM
Standar Auditing merupakan pedoman umum untuk membentuk auditor
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis.
Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional seperti kompetensi
dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti. Pedoman paling luas yang
tersedia adalah 10 standar auditing yang berlaku umum ( Generally Accepted
Auditing Standards = GAAS), yang dikembangkan oleh AICPA dan terakhir kali
diperbaharui dengan SAS 105 dan SAS 113. Ke 10 standar auditing yang berlaku
umum dibagi menjadi 3 kategori :
1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
3. Standar Pelaporan

Standar Auditing yang berlaku umum :


Standar Umum :
1. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan
memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
2. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua
hal yang berhubungan dengan audit.
3. Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit
dan menyusun laporan.

Standar Pekerjaan Lapangan :


1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua
asisten sebagaimana mestinya.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan
untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan
prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat
menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan :
1. Auditor harus menyatakan dalam laporan audit apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip prinsip akuntanssi yang berlaku umum.
2. Auditor harus mengindentifikasikan dalam laporan auditor mengenai keadaaan
di mana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode
berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya.
3. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum
memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan auditor.
4. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara
keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan,
dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara
keseluruhan, auditor harus menyatakan alasan-alasan yang mendasarinya
dalam laporan auditor. Dalam semua kasus, jika nama seorang auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor harus dengan jelas menunjukkan
sifat pekerjaaan auditor, jika ada, serta tingkat tanggung jawab yang dipikul
auditor, dalam laporan auditor.

Standar Umum
Standar umum menekankan kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor
Pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai
Standar umum yang pertama biasanya diinterprestasikan sebagai keharusan bagi
auditor untuk memiliki pendidikan formal dibidang auditing dan akuntansi,
pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sering dilakukan, serta
mengikuti pendidikan profesional yang berkelanjutan.
Independensi sikap mental
Code of professional conduct dan SAS menekankan kebutuhan akan
independensi. KAP diharuskan mengikuti praktik praktik tertentu untuk
meningkatkan kemungkinan independensi semua personil. Sebagai contoh sudah
ditetapkan prosedur menyangkut audit penting bila terjadi perselisihan antara
management dan auditor.
Kecermatan profesional
Secara sederhana, ini berarti bahwa auditor adalah profesional yang bertanggung
jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama. Kecermatan mencakup
pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit,
serta ketepatan laporan audit.

Standar Pekerjaan Lapangan


Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktifitas lain
selama pelaksanaan audit yang sebenarnya
Perencanaan dan Pengawasan yang memadai
Standar yang pertama mensyaratkan bahwa audit direncanakan secara layak untuk
memastikan audit itu memadai dan para asisten diawasi sebagaimana mestinya.
Pengawasan sangat penting dalam auditing karena sebagian besar pekerjaan
lapangan dilakukan oleh anggota staff yang kurang berpengalaman.
Memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal
Untuk melakukan audit secara memadai, auditor harus memahami bisnis dan
industri klien. Pemahaman ini dapat membantu auditor mengidentifikasi resiko
bisnis yang signifikan yang dihadapi klien serta resiko adanya salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, untuk mengaudit sebuah bank,
auditor harus memahami sifat operasi bank itu, peraturan federal dan negara
bagian yang berlaku pada bank-bank, serta resiko yang mempengaruhi akun-akun
penting misalnya cadangan kerugian pinjaman.
Bukti yang mencukupi dan tepat
Keputusan tentang berapa banyak dan jenis bukti apa saja yang harus
dikumpulkan dalam keadaan tertentu membutuhkan pertimbangan profesional.
Sebagian besar buku ini berkaitan dengan pembahasan tentang pengumpulan bukti
serta keadaan yang mempengaruhi jumlah dan jenis bukti yang diperlukan.

Standar Pelaporan
Keempat standar pelaporan GAAS mengharuskan auditor menyiapkan laporan
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif.
Standar pelaporan juga mensyaratkan bahwa laporan auditor harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) dan juga mengidentifikasi keadaan di mana GAAP tidak
diterapkan secara konsisten dalam tahun berjalan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

Hubungan antara GAAS dan Standar Auditing PCAOB


Karena PCAOB menetapkan standar auditing untuk audit perusahaan publik,
istilah standar auditing yang berlaku umum (GAAS) tidak lagi digunakan pada audit
perusahaan publik. Istilah standar auditing yang berlaku umum terus digunakan untuk
audit atas perusahaan swasta, sedangkan audit atas perusahaan terbuka atau publik
mengacu pada standar auditing PCAOB. Apabila mengacu pada standar auditing,
istilah itu mencakup GAAS untuk perusahaan swasta dan standar auditing PCAOB
untuk perusahaan publik. Perhatikan bahwa karena PCAOB pernah memakai GAAS
yang sudah ada sebagai standar auditing interim, standar-standar itu terus berlaku
untuk audit perusahaan publik kecuali sudah diganti oleh standar auditing PCAOB.

STATEMENT ON AUDITING STANDARDS


Ke-10 standar auditing yang berlaku umum (GAAS) masih terlalu umum
untuk memberikan pedoman yang berarti, sehingga auditor beralih ke SAS, yang
diterbitkan ASB sebagai pedoman yang lebih khusus. SAS menginterpretasikan ke-10
standar auditing yang berlaku umum dan merupakan referensi yang paling otoritatif
yang tersedia bagi auditor. Pernyataan tersebut memiliki status GAAS dan sering kali
disebut sebagai standar auditing atau GAAS, meskipun bukan bagian dari ke- 10
standar auditing yang berlaku umum. Standar auditing yang berlaku umum dan SAS
dianggap sebagai literatur otoritatif, dan setiap anggota yang melakukan audit atas
laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standar-standar ini menurut Code of
Professional Conduct AICPA. ASB mengeluarkan pernyataan baru bila timbul
permasalahan auditing yang cukup penting hingga layak mendapat interpretasi resmi.
Klasifikasi Statement on Auditing Standards
Semua SAS diberi dua nomor klasifikasi: satu nomor SAS dan satu nomor AU
yang menunjukkan lokasi dalam Codification of Auditing Standards. Kedua system
klasifikasi ini digunakan dalam praktik. Sebagai contoh, Statement on Auditing
Standards, The Relationship of Generally Accepted Auditing Standards to Quality
Control Standards, adalah SAS 25 dan AU 161. Nomor SAS menunjukkan urutan
pernyataan itu dikeluarkan jika dihubungkan dengan SAS yang lain; sementara nomor
AU menunjukkan lokasinya dalam kodifikasi seluruh SAS, yang dikeluarkan AICPA.
Nomor-nomor AU yang dimulai dengan angka 2 selalu merupakan interpretasi atas
standar umum, yang dimulai dengan angka 3 berkaitan dengan standar pekerjaan
lapangan, dan yang dimulai dengan angka 4,5, atau 6 berkenaan dengan standar
pelaporan.

GAAS dan Standar Kineria


Walaupun GAAS dan SAS merupakan pedoman auditing yang otoritatif bagi
anggota profesi, keduanya memberikan lebih sedikit arahan kepada auditor ketimbang
yang dapat diasumsikan. Hampir tidak ada prosedur audit spesifik yang disyaratkan
oleh standar-standar itu, dan tidak ada persyaratan khusus bagi keputusan auditor,
seperti menentukan ukuran sampel, memilih item sampel dari populasi untuk diuji,
atau mengevaluasi hasil. Banyak praktisi yang percaya bahwa standar-standar tersebut
harus memberikan pedoman yang didefinisikan secara lebih jelas untuk menentukan
jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Spesifisitas semacam itu akan menghilangkan
beberapa keputusan audit yang sulit dan menyediakan garis pertahanan bagi KAP
yang dituduh melakukan audit yang tidak memadai. Akan tetapi, persyaratan yang
sangat spesifik dapat mengubah auditing menjadi pengumpulan bukti yang
mekanistis, tanpa pertimbangan profesional. Dari sudut pandang profesi dan pemakai
jasa auditing, bahayanya mungkin jauh lebih besar jika pedoman otoritatif
didefinisikan terlalu spesifik ketimbang terlalu luas.
GAAS dan SAS dipandang oleh para praktisi sebagai standar minimum
kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Pada saat yang sama,
keberadaan standar auditing tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya
membabi-buta. Jika auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak
mungkin dilakukan, auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternatif. Demikian
pula, jika masalahnya tidak bernilai material, juga tidak perlu mengikuti standar.
Akan tetapi, beban untuk menunjukkan alasan yang membenarkan penyimpangan dari
standar itu berada di pundak auditor.
Apabila menginginkan pedoman yang lebih spesifik, auditor harus melihat
sumber-sumber yang kurang otoritatif, termasuk buku teks, jurnal, dan publikasi
teknis. Bahan-bahan yang dipublikasikan oleh AICPA, seperti Journal of
Accountancy dan pedoman audit industri, menyediakan bantuan untuk menyelesaikan
masalah tertentu.

STANDAR AUDITING INTERNASIONAL


Globalisasi dunia usaha dan pasar modal telah menumbuhkan minat yang kuat
dan tren untuk mengembangkan standar akuntansi dan auditing yang seragam di
seluruh dunia. Saat ini, para wakil dari berbagai negara bekerja bersama dalam proyek
penetapan standar untuk mengoordinasikan standar auditing internasional yang baru.
International Standards on Auditing (ISA) dikeluarkan oleh Internasional
Auditing Practices Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants
(IFAC). IFAC adalah organisasi profesi akuntansi sedunia, dengan 163 organisasi
anggota di 120 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan di seluruh dunia.
IAPC berupaya meningkatkan keseragaman praktik auditing dan jasa-jasa terkait di
seluruh dunia dengan mengeluarkan persyaratan mengenai berbagai fungsi audit dan
atestasi serta dengan mendorong penerimaannya di seluruh dunia.
ISA secara umum serupa dengan GAAS di A.S., meskipun ada beberapa
perbedaan. Jika auditor di Amerika Serikat mengaudit laporan keuangan historis
sesuai dengan ISA, auditor itu harus memenuhi semua persyaratan ISA yang jauh di
luar cakupan GAAS.
ISA tidak mengesampingkan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara
yang mengatur audit atas informasi keuangan atau informasi lainnya, karena peraturan
setiap negara itu sendiri biasanya mengatur praktik-praktik audit. Peraturan ini
mungkin berupa ketetapan atau pernyataan yang dikeluarkan oleh badan pengatur atau
badan profesional, seperti Australian Auditing & Assurance Standards Board atau
Instituto de Contabilidad y Auditoria de Cuentas di Spanyol.
PENGENDALIAN MUTU
Bagi sebuah KAP, pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang
digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab
profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Metode-metode ini meliputi
struktur organisasi KAP itu serta prosedur yang ditetapkannya. Sebagai contoh, suatu
KAP mungkin memiliki struktur organisasi yang menjamin dilakukannya review
teknis atas setiap penugasan oleh partner yang ahli dalam industri klien.
Pengendalian mutu berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk
memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit,
KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi
standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan. Karena itu, pengendalian
mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan, sedangkan GAAS dapat diterapkan
pada setiap penugasan.
Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committee
dan memberinya tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta
mengimplementasikan standar-standar pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161)
mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Standar
ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan kepastian
yang wajar ( reasonable assurance), bukan jaminan, bahwa standar auditing telah
diikuti.

Unsur-unsur Pengendalian Mutu


AICPA belum menetapkan prosedur pengendalian mutu yang khusus bagi
KAP. Prosedur itu akan tergantung pada hal-hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang
yang berpraktik, serta sifat praktik. Prosedur pengendalian mutu dari sebuah kantor
internasional dengan 150 cabang dan banyak klien multinasional yang kompleks akan
sangat berbeda dengan prosedur untuk kantor yang beranggotakan lima orang, yang
mengkhususkan diri dalam audit-audit kecil dalam satu atau dua industri.
Quality Control Standards Committee telah mengidentifikasi lima unsur
pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan
dan prosedurnya. Kelimanya tercantum dalam Tabel di bawah dengan uraian singkat
dan contoh prosedur yang dapat dipakai KAP untuk memenuhi persyaratan itu.
Lima Unsur Pengendalian Mutu
Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur
Independensi, Seluruh personel yang bertugas harus Setahun sekali setiap partner dan
integritas, dan mempertahankan independensi, pegawai harus menjawab
objektivitas melaksanakan semua tanggung jawab kuesioner independensi yang
profesional dengan integritas, serta menanyakan hal-hal seperti
mempertahankan objektivitas dalam kepemilikan saham dan
melaksanakan tanggung jawab keanggotaan dewan direksi.
profesional mereka.
Manajemen Kebijakan dan prosedur harus Setiap profesional harus
kepegawaian ditetapkan untuk memberi KAP dievaluasi atas setiap penugasan
kepastian yang wajar bahwa: dengan memakai laporan
- Semua personel baru memiliki penilaian penugasan individu
kualifikasi untuk melakukan dari KAP yang bersangkutan.
pekerjaan secara kompeten
- Pekerjaan diserahkan kepada
personel yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis memadai
- Semua personel ikut dalam
pendidikan profesi berkelanjutan.
- Personel yang terpilih untuk promosi
kenaikan jabatan memiliki kualifikasi
yang diperlukan untuk memenuhi
tanggung jawab yang diberikan.
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur harus Sebuah formulir penilaian klien,
kelanjutan klien ditetapkan untuk memutuskan apakah yang berkaitan dengan hal-hal
serta penugasan akan menerima atau melanjutkan seperti komentar audit terdahulu
hubungan dengan klien. Kebijakan dan dan evaluasi atas manajemen.
prosedur ini harus meminimalkan harus disiapkan untuk setiap
risiko yang berkaitan dengan kilen klien baru sebelum penerirnaan.
yang manajemennya tidak
memiliki integritas. KAP juga harus
hanya menerima
penugasan yang dapat diselesaikan
dengan
kompetensi profesional.
Kinerja Kebijakan dan prosedur harus Direktur akuntansi dan auditing
penugasan memastikan bahwa pekerjaan yang KAP siap memberikan
konsultasi dilaksanakan oleh personel penugasan konsultasi serta harus
memenuhi standar profesi yang menyetujui semua penugasan
berlaku, persyaratan peraturan, dan sebelum penugasan itu diakhiri.
standar mutu itu KAP sendiri.
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur Partner bagian pengendalian
prosedur untuk memastikan bahwa keempat mutu harus menguji prosedur
unsur pengendalian mutu lainnya pengendalian mutu setidaknya
diterapkan secara efektif. setahun sekali untuk memastikan
kepatuhan KAP.

AICPA Practice Section


AICPA telah membentuk dua seksi praktik (practice sections): Center for
Public Company Audit Firms (CPCAF) dan Private Companies Practice Section
(PCPS). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai
dengan standar pengendalian mutu AICPA. Setiap seksi praktik memiliki persyaratan
keanggotaan dan kewenangan untuk memberi sanksi atas ketidakpatuhan anggota.

Peer Review
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik yang
disetujui AICPA agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA.
Pemantauan praktik, yang juga dikenal sebagai peer review, adalah review oleh
akuntan publik atas ketaatan KAP pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri.
Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang
direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi
kelima unsur pengendalian mutu, dan mengikuti kebijkan serta prosedur itu dalam
praktik
AICPA Peer Review program diselenggarakan oleh perkumpulan akuntan
publik negara bagian dibawah arahan dewam peer review AICPA. Review diadakan
setiap tiga tahun, dan biasanya dilakukan oleh KAP yang dipilih oleh yang direview,
meskipun kantor akuntan dapat meminta agar ditunjuk seorang peninjau melalui
perkumpulan penyelenggara review negara bagian. Setelah review selesai, para
peninjau mengeluarkan laporan yang menyebutkan kesimpulan dan saran mereka.
Hasil dari peer review ini oleh AICPA dimasukkan dalam arsip publik.
Peer review menguntungkan bagi KAP karena membantu memenuhi standar
pengendalian mutu, yang selanjutnya, menguntungkan profesi melalui peningkatan
kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit sehingga memperbaiki reputasi dan
efektivitas KAP, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.

Gambar di bawah ini mengikhtisarkan hubungan antara GAAS, pengendalian


mutu, AICPA practice review, dan review sejawat dalam menjamin mutu audit.

Standar pengendalian Standar auditing yang


mutu berlaku umum
Standar yang diberlakukan Standar yang di-
pada suatu KAP untuk berlakukan pada setiap
membantu memenuhi audit
standar auditing yang
berlaku umum

AICPA Practice Peer Review


Sections Metode untuk
Center for Private menentukan apakah
public companies suatu KAP memenuhi
company practice standar pengendalian
audit firms section mutu

Organisasi yang di-


maksudkan untuk mem-
bantu KAP memenuhi
standar pengendalian
mutu dan GAAS
Cara-cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik untuk berprilaku
pada tingkat yang tinggi

GAAS dan
interpretasinya
Persyaratan
Ujian akuntan pendidikan yang
publik berkelanjutan

Pengendalian Perilaku
mutu personil Kewajiban
kantor hukum
akuntan
Peer
Review
Seksi praktik
AICPA
PCAOB dan
SEC Kode perilaku
pfofesional

Anda mungkin juga menyukai