Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
PENDAHULUAN
Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa
Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah
Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu
potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki
keragaman, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Sebagai suatu bangsa
bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil
yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan
dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.
BAB II
ISI
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis
filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara
asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Karang berkembang biak secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel
telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang
sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip
karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian
membelah memperbanyak diri.
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka
sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam
karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan
karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari
kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut
Zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih
didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga.
Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21 29 C.
Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya
akan sangat lambat. Itulah sebabnya terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti
Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti
Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan
bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk
berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 29 m sangat
lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas
yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar
pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya
sesuai untuk hidup. Sebagian besar terumbu karang dunia (55%) terdapat Indonesia, Pilipina,
Australia Utara dan Kepulauan Pasifik, 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah. 14% di Karibia
dan 1% di Atlantik Utara. Terumbu karang Indonesia yang mencapai 60.000 km 2 luasnya,
sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok, Papua, Pulau
Jawa, Kepulauan Riau dan pantai Barat serta ujung barat daya Pulau Sumatera.
Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang
mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi
ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata, beberapa manfaat terumbu karang
adalah:
Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang
bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai
jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 -
10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
Pelindung ekosistem pantai dari segi fisik. Terumbu karang berfungsi sebagai pelindung
pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan
arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain
seperti padang lamun dan mangrove.
Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut. Terumbu karang bagaikan oase di padang
pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk
mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini
artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk
sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang
sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di dunia
menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk didalamnya 30 juta yang
bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penghidupan.
Sumber obat-obatan. Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang
diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-
bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
Objek wisata. Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga
meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta
penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
Daerah Penelitian. Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai
dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut
serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui
Di perairan indonesia yang notabene merupakan perairan tropis, karang dapat tumbuh
subur karena suhu perairannya berkisar antara 21 29 derajat celcius, sementara bila di perairan
yang suhunya lebih rendah pertumbuhan karang akan lebih lambat. Selain di perairan tropis,
karang pun dapat tumbuh subur di perairan subtropis contohnya di jepang selatan dan florida
amerika.
Sebagai negara maritim, indonesia memiliki kekayaan biota laut yang sangat beragam.
salah satu kekayaan biota laut yang terdapat di indonesia adalah terumbu karang. Bahkan
indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Sekitar 85.200
km2 atau 18% dari seluruh terumbu karang di dunia yang jumlahnya 284.300 km 2 berada di
hamparan dalam samudra di indonesia. Negara kita ini memiliki 93 ribu km 2 wilayah perairan
yang di dalamnya terdapat 4000 jenis hewan laut (ikan dan udang-udangan), 600 jenis batu
karang, dan 2500 jenis moluska. Kita sebagai warga negara indonesia patut berbangga karena
indonesia juga termasuk wilayah Coral triangel atau segitiga karang dunia yang menjadi pusat
ekosistem keragaman laut di dunia. Raja ampat, papua barat merupakan kawasan penyumbang
terumbu karang terbesar di indonesia dan sekaligus menjadi kepulawan dengan jenis terumbu
karang terbanyak di dunia, yang memiliki hampir 500 lebih jenis karang dan 100 spesies ikan
laut. Selain itu masih ada wilayah yang memiliki jenis terumbu karang yang banyak antara lain,
Kepulawan derawan, kalimantan timur; Kep.wakatobi, Sultra; nusa penida,bali; yang masing-
masing memiliki kekayaan terumbu karang yang tidak kalah bagus.
Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di indonesia mulai terancam.
Di indonesia saja persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya menunjukan kenaikan
Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 6
yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008) 34% terumbu karang di indonesia
berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu karang yang dalam keadaan sangat
baik. Data yang muncul mengisyaratkan apabila tidak diambil langkah-langkah progresif, dapat
dipastikan laju degradasi terumbu karang di negara kita akan semakin menghawatirkan, bila
tidak ingin dikatakan mengarah punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk mengentikan
laju kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan akan semakin luas dan besar
yang konsekuensinya juga akan berdampak secara ekologis maupun ekonomis bagi Indonesia
sendiri tentunya.
Karenanya seluruh elemen harus menyadari bahwa menjaga kelestarian sumber daya
kelautan berarti merupakan suatu upaya penting dalam menjamin produktivitas sumber daya
perikanan. Sekali lagi harus disadari, manfaat terumbu karang bagi manusia amat menakjubkan.
Selain merupakan aset wisata bahari, juga berfungsi benteng alami pantai dari gempuran ombak,
bahkan sumber makanan dan obat-obatan. Tak heran, jika ratusan juta orang hidupnya sangat
bergantung pada terumbu karang di coral triangle. Di Indonesia saja, nilai ekonomis terumbu
karang tak bergeser dari angka US$1,6 miliar per tahun. Memang, angka ini masih rendah
ketimbang nilai ekonomis terumbu karang di dunia sebesar US$29,8 miliar dari makanan,
perikanan, keanekaragaman, dan wisata bahari. Namun, angka ekonomis terumbu karang di
Indonesia lebih besar dibandingkan di Hawai yang sebesar US$361 juta bagi nonekstratif dan
sebanyak US$3 juta bagi perikanan pesisir. Jadi, bisa dibayangkan berapa kerugian material yang
timbul akibat rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat vital bagi ekosistem perikanan,
begitu juga kerugian non material berupa rusaknya ekosistem laut yang tentunya amat
berdampak bagi kehidupan kita.
2. Penangkapan ikan dengan alat dan bahan yang merusak. Kasus kerusakan terumbu
karang akibat dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang merusak
banyak terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain : penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan peledak, muroami, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas
penancangan tiang budidaya rumput laut. Penggunaan bahan peledak dalam usaha
penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena
kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat efektif dan tidak tergantung pada
musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan kegiatan tersebut adalah karena kegiatan
tersebut dapat dilakukan setiap saat dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif
besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih
singkat dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan
6. Aktivitas kegiatan industri di lepas pantai. Berbagai aktivitas industri yang terdapat di
lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem terumbu karang
Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1. Penambangan MIGAS lepas pantai,
dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah: kerusakan secara fisik,
sedimentasi, dan pencemaran bahan-bahan kimia. 2. Penambangan Pasir, dimana dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3. Kecelakaan tumpahan minyak,
dimana dampak yang ditimbulkannya adalah sedimentasi dan pencemaran bahan-bahan
kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah
kerusakan secara fisik. 5. Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan ini adalah pencemaran bahan kimia.
Selain secara fisik, kerusakan ekosistem terumbu karang juga dapat digolongkan sebagai
kerusakan akibat oleh proses-proses alam. Kerusakan biologi/alami dapat berupa kerusakan
yang disebabkan oleh hewan predator atau karena benar-benar merupakan keajaiban alam seperti
bencana El-Nino, Pemanasan Global (global warming), La-Nina, Topan (storm), gempa (earth
quake) dan banjir (floods). Secara umum, kerusakan biologis/alami ekosistem terumbu adalah
sebagai berikut :
Torn of CrownSea Star (Acanthaster Plancii). Bintang laut berduri merupakan hewan
pemangsa karang yang cukup ganas. Beberapa ratus ekor bintang laut ini dapat
mematikan berhektar-hektar terumbu karang dalam kurun waktu yang cepat. Di perairan
Maluku, hewan ini biasanya blooming (dalam kepadatan yang sangat tinggi : 25-50
ekor/m2) setelah musim hujan. Penyebab blooming dari hewan ini belum diketahui
dengan jelas. Kerusakan terumbu yang disebabkan hewan ini perlu mendapat perhatian
yang serius pada program Coremap, dengan melakukan pemantauan jumlah, terutama
pada masa-masa blooming.
El-Nino. Kerusakan karang akibat gejala alam ini bersifat global, dan diduga akibat
terjadi perubahan suhu yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan karang mati dan
menjadi putih yang dikenal dengan proses Bleeching. Kerusakan karang yang cukup
luas akibat bleeching di perairan Indonesia terjadi pada tahun 1997, namun gejala ini
tidak terlihat di perairan Maluku.
Ancaman utama yang tercatat akibat pencemaran terumbu karang adalah: pembangunan
daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan
sumberdaya berlebih), destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan
Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
merupakan tindakan inkonstitusional atau melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3
dinayatakan, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi
pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah
satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai
sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan
pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam
yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan,di antaranya:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini
terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting
dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ekosistem terumbu karang adalah
tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai
ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini.
Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat
memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya,
yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman.
Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem terumbu karang akan
menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan
3.2 Saran
Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu bekerja bersama dan terlibat dalam
konservasi yang bisa dimulai dari hal yang sangat mudah. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa
kita lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan terlibat langsung
di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi. Banyak juga sebenarnya inisiatif dan
upaya-upaya yang cukup komprehensif untuk konservasi, yang sudah dilakukan banyak pihak
yang bisa menginspirasi kita semua. Selain itu kita pun harus menerapkan prinsip ramah
lingkungan. Tapi intinya, kita harus berkerja sama untuk terumbu karang dan masa depan yang
lebih baik.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang diberikan akal, rasa, pikiran dan karsa sudah
seharusnya kita dapat memperhatikan keadaan lingkungan yang akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan, salah satunya adalah pencemaran terhadap lingkungan sekitar terumbu karang.
Sudah kita ketahui bahwa terumbu karang merupakan
Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan
juga semakin meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda
lautan Indonesia pada 2004 juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat
dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari
perubahan iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis
diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya
yang sangat besar terhadap masa depan terumbu karang. Peningkatan kebutuhan pangan,
http://www.goblue.or.id/tentang-terumbu-karang
http://dinatropika.wordpress.com/2011/01/17/pengaruh-pencemaran-lingkungan-terhadap
terumbu-karang/
http://id.wikibooks.org/wiki/Melibatkan_Masyarakat_dalam_Penanggulangan_Kerusakan_
Lingkungan_Pesisir_dan_Laut
http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/01/dar19.htm
http://sipla.pksplipb.or.id/terumbukarang.html