Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa
Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah
Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu
potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki
keragaman, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Sebagai suatu bangsa
bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil
yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan
dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari


kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak
menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya. Salah satu dari potensi tersebut
atau sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya
adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumber daya terumbu karang ini dikaitakan
dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena
keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor
termasuk sektor pariwisata.

2.1 Tujuan penulisan


a) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan
b) Mengetahui arti penting terumbu karang bagi aspek kehidupan
c) Menganalisis penyebab, akibat yang ditimbulkan, cara mengatasi, dan cara mencegah
pencemaran Terumbu Karang khususnya di wilayah Indonesia

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 1


3.1 Rumusan masalah
a) Apa fungsi dari Terumbu Karang bagi kehidupan?
b) Apa yang menjadi faktor penyebab kerusakan Terumbu Karang ?
c) Apa akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pencemaran lingkungan terhadap
terumbu karang ?
d) Bagaimana cara mengatasi pencemaran pada terumbu karang ?
e) Bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran terumbu karang ?

4.1 Manfaat penulisan

a) Memperluas pengetahuan mengenai topic yang dibahas


b) Melatih untuk peduli terhadap lingkungan dalam bentuk tulisan yang persuasive
c) Memberikan informasi kepada pembaca mengenai topic yang dibahas dalam makalah
ini

BAB II

ISI

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 2


2.1 Pengertian, Cara Reproduksi dan Cara Hidup Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis
filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara
asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.

Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang


disebut Polip. Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan
memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap
kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat
kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat
lembut.Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip
saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut
yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu
individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini
memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO 3. Terumbu
karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut,
dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.

Karang berkembang biak secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel
telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang
sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip
karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian
membelah memperbanyak diri.

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 3


Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja.
Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang
tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti semula. Terumbu karang
termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi
kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun
yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai
10.000 tahun . Jadi terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000.

Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka
sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam
karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan
karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari
kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut
Zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih
didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga.
Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21 29 C.
Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya
akan sangat lambat. Itulah sebabnya terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti
Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti
Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan
bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk
berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 29 m sangat
lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas
yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar
pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya
sesuai untuk hidup. Sebagian besar terumbu karang dunia (55%) terdapat Indonesia, Pilipina,
Australia Utara dan Kepulauan Pasifik, 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah. 14% di Karibia
dan 1% di Atlantik Utara. Terumbu karang Indonesia yang mencapai 60.000 km 2 luasnya,
sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok, Papua, Pulau
Jawa, Kepulauan Riau dan pantai Barat serta ujung barat daya Pulau Sumatera.

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 4


2.3 Fungsi Terumbu Karang

Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang
mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi
ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata, beberapa manfaat terumbu karang
adalah:

Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang
bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai
jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 -
10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
Pelindung ekosistem pantai dari segi fisik. Terumbu karang berfungsi sebagai pelindung
pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan
arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain
seperti padang lamun dan mangrove.
Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut. Terumbu karang bagaikan oase di padang
pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk
mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini
artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk
sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang
sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di dunia
menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk didalamnya 30 juta yang
bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penghidupan.
Sumber obat-obatan. Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang
diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-
bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
Objek wisata. Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga
meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta
penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
Daerah Penelitian. Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai
dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut
serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 5


manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui misteri laut
tersebut.
Mempunyai nilai spiritual. Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang
sangat penting, laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung
kekayaan spiritual ini.
Sumber mata pencarian. Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada terumbu
karang. Tentu saja mnjadikan terumbu karang sebagai sumber mata pencarian harus di
ikuti dengan rasa tanggung jawab sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu
berlebihan. Selain itu terumbu karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya
dapat menambah pundi-pundi rupiah dari wisatawan.

2.4 Keadaan Terumbu Karang di Indonesia

Di perairan indonesia yang notabene merupakan perairan tropis, karang dapat tumbuh
subur karena suhu perairannya berkisar antara 21 29 derajat celcius, sementara bila di perairan
yang suhunya lebih rendah pertumbuhan karang akan lebih lambat. Selain di perairan tropis,
karang pun dapat tumbuh subur di perairan subtropis contohnya di jepang selatan dan florida
amerika.
Sebagai negara maritim, indonesia memiliki kekayaan biota laut yang sangat beragam.
salah satu kekayaan biota laut yang terdapat di indonesia adalah terumbu karang. Bahkan
indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Sekitar 85.200
km2 atau 18% dari seluruh terumbu karang di dunia yang jumlahnya 284.300 km 2 berada di
hamparan dalam samudra di indonesia. Negara kita ini memiliki 93 ribu km 2 wilayah perairan
yang di dalamnya terdapat 4000 jenis hewan laut (ikan dan udang-udangan), 600 jenis batu
karang, dan 2500 jenis moluska. Kita sebagai warga negara indonesia patut berbangga karena
indonesia juga termasuk wilayah Coral triangel atau segitiga karang dunia yang menjadi pusat
ekosistem keragaman laut di dunia. Raja ampat, papua barat merupakan kawasan penyumbang
terumbu karang terbesar di indonesia dan sekaligus menjadi kepulawan dengan jenis terumbu
karang terbanyak di dunia, yang memiliki hampir 500 lebih jenis karang dan 100 spesies ikan
laut. Selain itu masih ada wilayah yang memiliki jenis terumbu karang yang banyak antara lain,
Kepulawan derawan, kalimantan timur; Kep.wakatobi, Sultra; nusa penida,bali; yang masing-
masing memiliki kekayaan terumbu karang yang tidak kalah bagus.
Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di indonesia mulai terancam.
Di indonesia saja persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya menunjukan kenaikan
Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 6
yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008) 34% terumbu karang di indonesia
berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu karang yang dalam keadaan sangat
baik. Data yang muncul mengisyaratkan apabila tidak diambil langkah-langkah progresif, dapat
dipastikan laju degradasi terumbu karang di negara kita akan semakin menghawatirkan, bila
tidak ingin dikatakan mengarah punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk mengentikan
laju kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan akan semakin luas dan besar
yang konsekuensinya juga akan berdampak secara ekologis maupun ekonomis bagi Indonesia
sendiri tentunya.
Karenanya seluruh elemen harus menyadari bahwa menjaga kelestarian sumber daya
kelautan berarti merupakan suatu upaya penting dalam menjamin produktivitas sumber daya
perikanan. Sekali lagi harus disadari, manfaat terumbu karang bagi manusia amat menakjubkan.
Selain merupakan aset wisata bahari, juga berfungsi benteng alami pantai dari gempuran ombak,
bahkan sumber makanan dan obat-obatan. Tak heran, jika ratusan juta orang hidupnya sangat
bergantung pada terumbu karang di coral triangle. Di Indonesia saja, nilai ekonomis terumbu
karang tak bergeser dari angka US$1,6 miliar per tahun. Memang, angka ini masih rendah
ketimbang nilai ekonomis terumbu karang di dunia sebesar US$29,8 miliar dari makanan,
perikanan, keanekaragaman, dan wisata bahari. Namun, angka ekonomis terumbu karang di
Indonesia lebih besar dibandingkan di Hawai yang sebesar US$361 juta bagi nonekstratif dan
sebanyak US$3 juta bagi perikanan pesisir. Jadi, bisa dibayangkan berapa kerugian material yang
timbul akibat rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat vital bagi ekosistem perikanan,
begitu juga kerugian non material berupa rusaknya ekosistem laut yang tentunya amat
berdampak bagi kehidupan kita.

2.5 Penyebab Pencemaran Terumbu Karang

Secara umum penyebab kerusakan terhadap terumbu karang dapat dikelompokkan


menjadi dua, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic causes)
dan permasalahan yang disebabkan oleh alam (natural causes).

*Kerusakan akibat manusia

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 7


Apabila dikelompokkan dari berbagi kegiatan manusia yang berakibat kerusakan
ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung dibagi menjadi empat,
yaitu :

1. Penambangan dan pengambilan karang. Penambangan dan pengambilan karang


merupakan kegiatan merusak terumbu karang yang banyak dilakukan oleh masyarakat
pesisir pada umumnya. Penyebab utama penambangan karang adalah tidak tersedianya
bahan bangunan, terutama batu pada suatu daerah, sehingga alternatif termudah adalah
mengambil dari terumbu karang. Jenis yang umum diambil adalah karang batu (stony
coral; Porites spp) dan tidak jarang karang yang diambil tersebut masih hidup. Karang
yang diambil dipergunakan untuk membuat bangunan/rumah, jalan, lapangan bola,
(banyak kasus di Maluku, Kalimantan Timur). Di Sulawesi Selatan, ribuan meter kubik
karang batu dan sebagian besar merupakan karang hidup dipakai untuk membuat tanggul-
tanggul tambak yang diambil dari terumbu karang pada bagian depan tambak. Di
Lombok (Mataram), karang yang ditambang digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan kapur. Pada daerah-daerah yang tidak memiliki bahan galian seperti batu yang
dapat dipakai dalam pembuatan bangunan atau untuk memperoleh bahan-bahan
bangunan tersebut sangat jauh, maka penambangan karang merupakan alternatif yang
terbaik dan termudah yang dapat dilakukan, walaupun banyak sekali masyarakat yang
sadar bahwa kegiatan mereka dapat merusak ekosistim terumbu karang.

2. Penangkapan ikan dengan alat dan bahan yang merusak. Kasus kerusakan terumbu
karang akibat dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang merusak
banyak terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain : penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan peledak, muroami, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas
penancangan tiang budidaya rumput laut. Penggunaan bahan peledak dalam usaha
penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena
kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat efektif dan tidak tergantung pada
musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan kegiatan tersebut adalah karena kegiatan
tersebut dapat dilakukan setiap saat dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif
besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih
singkat dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 8


lainnya seperti jaring, pancing dn sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman
dilakukan di tempat-tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket (patch reef)
yaitu suatu tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang ditimbulkan
oleh pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu
karang. Penangkapan ikan dengan menggunakan jaring muroami biasanya dilakukan di
perairan kawasan Barat Indonesia. Jaring Muroami merupakan suatu teknik penangkapan
ikan yang dilakukan secara berkelompok (melibatkan 30-35 orang) dengan menggunakan
jaring khusus yang disebut muroami, biasanya menggunakan perahu sebanyak tiga buah.
Kasus pemasangan bubu banyak terjadi Kawasan Indonesai bagian Timur terutama di P.
Ambon dan Pulau-pulau sekitarnya. Di daerah tersebut bubu yang terbuat dari Bambu,
biasanya dipasang di tubir pada tempat-tempat yang diduga sebagai jalur lalu lintasnya
ikan. Pada alat tangkap bubu diikatkan seutas tali ke darat, kemudian bubu ditarik ke
darat pada saat tertentu (2-3 hari setelah dipasang). Peristiwa rusaknya ekosistem
terumbu karang pada aktivitas ini adalah pada saat penarikan bubu ke darat. Pada saat
penarikan tersebut biasanya turut tersarut pula karang-karang hidup. Adapula bubu yang
dipasang, dimana pada bagian atasnya ditutupi oleh patahan karang hidup (Acropora
table), sehingga bubu tidak tampak. Jika ada banyak bubu semacam ini dipasang, maka
dapat dibayangkan betapa besar kerusakan yang diderita karang hidup.

3. Pencemaran dan sedimentasi. Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan


lautan Indonesia pada saat ini telah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan.
Berbagai kegiataan industri yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada
masa orde baru banyak memberikan potensi dampak negatif berupa pencemaran dan
sedimentasi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas lingkungan. Ekosistem terumbu karang yang merupakan ekosistem utama di
kawasan pesisir dan lautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk terkena dampak
tersebut. Banyak kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran,
antara lain : buangan minyak (sumur-sumur minyak, tanker, dan kapal lainnya), buangan
yang berasal dari industri, buangan rumahtangga.

4. Pembangunan. Pantai/Pesisir Perencanaan pembangunan kawasan pesisir yang tidak


tepat dan tidak adanya tata ruang yang baik di wilayah pesisir mempunyai dampak sangat

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 9


serius terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti halnya juga kegiatan industri, kegiatan
pembangunan pantai juga berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang, seperti
pembangunan pelabuhan/dermaga; penyediaan fasilitas wisata seperti pontoon;
pembangunan pemukiman di wilayah pantai; beragam penambangan seperti pasir, coral,
dan sebagainya; pembangunan pelabuhan udara dan pangkalan militer, pembangunan
kota-kota pantai seperti reklamasi. Macam dampak yang ditimbulkan berupa sedimentasi,
pencemaran bahan-bahan kimia, sampah penduduk, dan sebagainya. Dampak inilah yang
kemudian terbawa ke laut dan menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu
karang.

5. Pembangunan di darat selain pembangunan pantai, pembangunan di darat secara tidak


langsung memberikan kontribusi sebagai penyebab kerusakan terumbu karang. Kegiatan
pembangunan di darat tersebut diantaranya konversi lahan, pembabatan hutan,
pengkonversian fungsi hutan untuk kegunaan lainnya, dan pemukiman. Dampak yang
ditimbulkan berupa erosi dan sedimentasi (bahan organik dan an-organik) yang dibawa
melalui arus sungai yang pada akhirnya bermuara di laut dan dampak ini pulalah yang
juga menyebabkan terjadinya kerusakan kosistem yang berasosiasi dengan lautan,
termasuk di dalamnya terumbu karang.

6. Aktivitas kegiatan industri di lepas pantai. Berbagai aktivitas industri yang terdapat di
lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem terumbu karang
Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1. Penambangan MIGAS lepas pantai,
dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah: kerusakan secara fisik,
sedimentasi, dan pencemaran bahan-bahan kimia. 2. Penambangan Pasir, dimana dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3. Kecelakaan tumpahan minyak,
dimana dampak yang ditimbulkannya adalah sedimentasi dan pencemaran bahan-bahan
kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah
kerusakan secara fisik. 5. Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan ini adalah pencemaran bahan kimia.

7. Permintaan jenis ikan hias/ karang meningkat. Faktor penyebab meningkatnya


eksploitasi sumberdaya ikan hias/karang salah satunya adalah karena adanya permintaan
jenis-jenis ikan tertentu, baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran dunia, yang
Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 10
cenderung meningkat, seperti contoh permintaan ikan maming/kerapu hidup yang tinggi
di pasaran (Hongkong), permintaan ikan Napoleon Wrase di pasaran internasional.
Kecenderungan berakibat pada penangkapan berlebih (over-eksploitasi).

*Kerusakan Akibat Alam

Selain secara fisik, kerusakan ekosistem terumbu karang juga dapat digolongkan sebagai
kerusakan akibat oleh proses-proses alam. Kerusakan biologi/alami dapat berupa kerusakan
yang disebabkan oleh hewan predator atau karena benar-benar merupakan keajaiban alam seperti
bencana El-Nino, Pemanasan Global (global warming), La-Nina, Topan (storm), gempa (earth
quake) dan banjir (floods). Secara umum, kerusakan biologis/alami ekosistem terumbu adalah
sebagai berikut :

Torn of CrownSea Star (Acanthaster Plancii). Bintang laut berduri merupakan hewan
pemangsa karang yang cukup ganas. Beberapa ratus ekor bintang laut ini dapat
mematikan berhektar-hektar terumbu karang dalam kurun waktu yang cepat. Di perairan
Maluku, hewan ini biasanya blooming (dalam kepadatan yang sangat tinggi : 25-50
ekor/m2) setelah musim hujan. Penyebab blooming dari hewan ini belum diketahui
dengan jelas. Kerusakan terumbu yang disebabkan hewan ini perlu mendapat perhatian
yang serius pada program Coremap, dengan melakukan pemantauan jumlah, terutama
pada masa-masa blooming.

El-Nino. Kerusakan karang akibat gejala alam ini bersifat global, dan diduga akibat
terjadi perubahan suhu yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan karang mati dan
menjadi putih yang dikenal dengan proses Bleeching. Kerusakan karang yang cukup
luas akibat bleeching di perairan Indonesia terjadi pada tahun 1997, namun gejala ini
tidak terlihat di perairan Maluku.

2.6 Akibat Pencemaran Terumbu Karang

Ancaman utama yang tercatat akibat pencemaran terumbu karang adalah: pembangunan
daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan
sumberdaya berlebih), destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 11


pemutihan karang ( coral bleaching ) akibat pemanasan global. Dalam beberapa tahun terakhir
tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan juga semakin meningkat secara
kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda lautan Indonesia pada 2004 juga
mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat dibandingkan dengan kerusakan
yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari perubahan iklim juga semakin banyak
terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi
dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya yang sangat besar terhadap masa depan terumbu
karang. Peningkatan kebutuhan pangan, komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi
global akan berujung pada penangkapan berlebih dan penurunan stok perikanan terutama di
negara-negara miskin.

2.7 Cara Mengatasi Pencemaran Terumbu Karang

Cara untuk bisa membantu mengkonservasi terumbu karang dengan sederhana:

Terapkan prinsip 3 R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah


ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat
memicu pemutihan karang (coral bleaching). Mass coral bleaching dapat diikuti oleh
kematian massal terumbu karang, seperti yang terjadi di hampir seluruh kawasan tropis
97-98, di Australia, 2002, dan di Karibia, 2006. Jadi apapun yang dapat kita lakukan
untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.
Buang sampah pada tempatnya. Hewan laut sering terkait pada sampah-sampah sehingga
mengganggu gerakannya. Sampah plastik yang transparan banyak dibuktikan termakan
oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan mengganggu
pencernaanya. Dibanyak lokasi terumbu juga dijumpai karang dan biota laut lainnya yang
bersifat bentik, sessile (tidak dapat berpindah) yang mati akibat tertutup lembaran-
lembaran plastik.

Apabila berlibur, pilih dan pastikan operator/agen/tour menerapkan prinsip ramah


lingkungan.

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 12


Bergabung dengan jejaring informasi , milist-milist lingkungan, berbagi ilmu, informasi,
pendapat, dan saling berdiskusi, ajak orang lain untuk terlibat, membangun trend dan
gerakan, gaya hidup yang ramah lingkungan.

Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan


pelestarian lingkungan. Ada berbagai kegiatan yang bisa rekan-rekan ikuti, seperti
jaringan sukarelawan survei terumbu karang (JKRI), trip-trip penelitian, reboisasi,
magang di lembaga pelestarian lingkungan dan lain-lainnya.

2.8 Peraturan Pemerintah Mengenai Terumbu Karang

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
merupakan tindakan inkonstitusional atau melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3
dinayatakan, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi
pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah
satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai
sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan
pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam
yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan,di antaranya:

1. UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.


2. UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.
3. UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem.
4. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.
5. Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.
6. Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang
pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut.
7. Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan
batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, situjukan kepada Gubenur
Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 13


8. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang penangkapan
ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi
Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini
terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting
dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ekosistem terumbu karang adalah
tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai
ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini.
Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat
memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya,
yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman.
Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem terumbu karang akan
menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 14


karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat diperlukan untuk mengatur
aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara pemanfaatan yang merusak.
Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada keterlibatan masyarakat, sebagai pengguna
langsung sumber daya laut ini. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya terumbu
karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai pada
tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan.Penanggulangan kerusakan terumbu karang di laut
perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai.
Ancaman utama terhadap terumbu karang adalah pembangunan daerah pesisir, polusi
laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan sumberdaya berlebih),
destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan pemutihan karang ( coral
bleaching ) akibat pemanasan global. Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia
khususnya di indonesia mulai terancam. Di indonesia saja persentase perusakan terumbu karang
tiap tahunnya menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008)
34% terumbu karang di indonesia berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu
karang yang dalam keadaan sangat baik.

3.2 Saran

Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu bekerja bersama dan terlibat dalam
konservasi yang bisa dimulai dari hal yang sangat mudah. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa
kita lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan terlibat langsung
di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi. Banyak juga sebenarnya inisiatif dan
upaya-upaya yang cukup komprehensif untuk konservasi, yang sudah dilakukan banyak pihak
yang bisa menginspirasi kita semua. Selain itu kita pun harus menerapkan prinsip ramah
lingkungan. Tapi intinya, kita harus berkerja sama untuk terumbu karang dan masa depan yang
lebih baik.

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 15


PENDAPAT

Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang diberikan akal, rasa, pikiran dan karsa sudah
seharusnya kita dapat memperhatikan keadaan lingkungan yang akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan, salah satunya adalah pencemaran terhadap lingkungan sekitar terumbu karang.
Sudah kita ketahui bahwa terumbu karang merupakan
Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan
juga semakin meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda
lautan Indonesia pada 2004 juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat
dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari
perubahan iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis
diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya
yang sangat besar terhadap masa depan terumbu karang. Peningkatan kebutuhan pangan,

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 16


komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi global akan berujung pada penangkapan
berlebih dan penurunan stok perikanan terutama di negara-negara miskin.
Menurut kami, ada beberapa penyebab kerusakan terumbu karang, yakni
pencemaran industri, minyak, penambangan karang dan penangkapan ikan dengan bahan peledak
dan racun sianida. Saat ini penggunaan racun sianida meningkat bukan hanya untuk
penangkapan skala besar tetapi juga untuk pengumpulan ikan akuarium atau ikan hias.
Diperkirakan penggunaan racun ini mencapai 640 ton setiap tahun. Efek yang ditimbulkan
sangat beragam, dari matinya larva dan ikan kecil, koral (bleach) juga mati terkena racun ini.
Akibat kerusakan terumbu karang yang paling dirugikan adalah nelayan. Kerusakan terumbu
karang itu diikuti hutan mangrove, menjadikan tangkapan ikan nelayan semakin berkurang. Hal
ini disebabkan kemampuan nelayan Indonesia untuk mencari ikan di wilayah tangkapan baru
sangat terbatas karena teknologinya sangat terbatas pula. Kerusakan hutan yang sering
dituduhkan kepada pesanggem (petani hutan). Kerusakan terumbu karang juga sering
menjadikan nelayan kecil sebagai tertuduh. Budaya asal tuduh terhadap masyarakat kecil yang
"tidak sakti'' hukum ternyata berlanjut sampai sekarang. Seperti kasus yang terjadi di Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara. Melalui wakilnya membeberkan fakta,
bahwa selama ini nelayan kecil diperalat untuk menghancurkan terumbu karang oleh nelayan
besar. Termasuk nelayan asing dari Thailand untuk menguras isi laut pantai Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

http://www.goblue.or.id/tentang-terumbu-karang

http://dinatropika.wordpress.com/2011/01/17/pengaruh-pencemaran-lingkungan-terhadap
terumbu-karang/

http://id.wikibooks.org/wiki/Melibatkan_Masyarakat_dalam_Penanggulangan_Kerusakan_
Lingkungan_Pesisir_dan_Laut

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/01/dar19.htm

http://sipla.pksplipb.or.id/terumbukarang.html

Makalah Pengantar Ilmu LingkunganPencemaran Terumbu Karang 17

Anda mungkin juga menyukai