Anda di halaman 1dari 6

Rehabilitasi kardiovaskuler

A. Pengertian
Rehabilitasi jantung adalah suatu program dimana pasien dengan penyakit
jantung. Kerjasama dengan tim kesehatan professional yang berasal dari
multidisiplin ilmu, keluarga, dan masyarakat, guna mendukung dan
mensupport pasien untuk mencapai dan mengatur kesehatan fisik dan
psikososial yang optimal.
Program ini berisi tentang rekomendasi angka kejadian untuk rehabilitasi
jantung yang terutama berhubungan dengan rehabilitasi pada miokard infark
(MI), revaskularisasi koroner, serta kebutuhan rehabilitasi pada pasien dengan
angina dan gagal jantung.
Rehabilitasi kardiovaskuler yang ideal adalah merupakan program untuk
mencegah terjadinya penyakit jantung, oleh karena itu harus dilakukan pada
masa anak-anak. Untuk penderita yang sedang dalam perawatan sebaiknya
diputuskan oleh dokter yang merawatnya, yang mengenal kondisi penderita.

B. Manfaat rehabilitasi jantung


Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, program-program exersice
dan psiko-edukasi membantu menurunkan mortalitas penyakit jantung dalam
jangka waktu yang lama, mengurangi kambungnya miokard infark
memperbaiki faktor-faktor resiko utama penyakit jantung (Benson G,2000).

C. Kriteria-kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung


1. Kriteria Inklusi : Paska miokard infark, paska PTCA, pasca CABG,
CHF stabil, pacu jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit katub
jantung, penyakit gangguan vascular.
2. Kriteria Eksklusi : Unstable angina, gagal jantung kelas 4,
Tachyaritma-bradiaritmia tidak terkontrol, Severe Aortic-Mitral
Stenosis, Hypertropic-obstructive cardiomyopathy, Severe pulmonary
hypertension ,kondisi lainnya

D. Tujuan rehabilitasi jantung

Sistem Kardiovaskuler Page 1


1. Medical goals : meningkatkan fungsi jantung, mengurangi resiko
kematian mendadak dan infark berulang, meningkatkan kapasitas
kerja, mencegah progresivitas yang mendasari proses atherosclerosis
menurunkan mortalitas dan morbiditas.
2. Psycological goals : mengembalikan percaya diri, mengurang ansietas
dan depresi, meningkatkan managemen stress, mengambil fungsi
seksual yang baik.
3. Social goals : bekerja kembali, dapat melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri.
4. Health service goals : mengurai biaya medis, mobilisasi dini dan
segera pasien bisa pulang, mengurangi pemakaian obat-obatan,
mengurangi kemungkinan dirawat kembali.

E. Mobilisasi pasien dirawat


1. Mobilisasi dini
2. Mencegah komplikasi, seperti thrombosis vena dan dalam dan emboli
paru
3. Meningkatkan kenyamanan pasien untuk kembali kerumah dengan
aktivitas yang sesuai dengan lingkungan rumah. (BACR 1995)

F. Beberapa kepentingan dalam rehabilitasi kardiovaskuler


1. Pencegahan terhadap penderita jantung dengan resiko tinggi, dimana
belum terjadi infark miokard.
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penderita infark miokard
atau pembedahan jantung.
3. Memperpendek lama perawatan dirumah sakit.
4. Mengurangi biaya pengobatan.

G. Program rehabilitasi kardiovaskuler ini dapat dibagi menjadi :


1. Program yang membantu mengurangi kejadian infark miokard pada
kelompok penderitaan risiko tinggi cardiac prone

Sistem Kardiovaskuler Page 2


2. Progam rehabilitasi jantung untuk orang-orang yang baru mengalami
serangan jantung.
3. Program penderita yang sudah berobat jalan (out patient) yang sudah
mengalami physical conditioning dapat mengurangi kejadian infark
miokard berulang, dan mengurangi angka kematian bila terjadi
serangan jantung kedua.
H. Fase fase rehabilitasi jantung
a. Fase 1
Fase 1 adalah fase perawatan pasien. Fase ini terutama terjadi selama
perawatan dalam rumah sakit atau setelah terdapat step change pada
kondisi pasien jantung (MI, angina, coronary heart disease(CHD),
bedah jantung). Selama fase evaluasi medis terdapat elemen-elemen
kunci yang harus diperharikan yaitu kepastian dan edukasi, koreksi
terhadap kesalahpahaman konsep/gambaran penyakit jantung,
assessment, factor resiko, mobilisasi dan rencana pemulangan pasien.
Merupakan hal yang biasa untuk melibatkan keluarga, teman/patner,
dan perawat sejak stadium awal. Seorang perawat dapat meningkatkan
pengetahuan pasien ataupun patnernya mengenai penyakit jantung,
mengurangi kecemasan dan depresi yang digabungkan dengan
perawatan rutin yang didapatkan pasien.
Fase I terdiri dari 5 tahap Myocardial infark tanpa komplikasi
Step 1 :
a) Latihan lingkup gerak sendi assistif
b) Bangun dari tempat tidur dan duduk dikursi
c) BAB/BAK disamping tempat tidur, jika kamar mandi agak
jauh.
d) Dapat melakukan aktifitas sendiri dengan duduk
e) Terapi fisik dada (Chest physical theraphy)
f) Aktifitas level : 1-2 mets
Step 2 :
a) Latihan LGS aktif
b) Duduk dikursi sesering mungkin

Sistem Kardiovaskuler Page 3


c) ADL partial self care
d) Mandi dengan shower dengan posisi duduk
e) Berjalan short distance 2-3x/hari dengan supervise
f) Aktivitas level : 1-3 mets
Step 3 :
a) Jalan ditingkatkan (in hall) perlahan 5-10 menit 2-3 kali sehari
b) ADL partial selfcare
c) Aktivitas level : 2-3 mets
Step 4 :
a) Jalan ditingkatkan 5-10 menit diruangan 3-4 kali sehari
b) ADL/perawatan diri secara mandiri
c) Naik turun tangga 1/2 lantai atau turun tangga 1 lantai
d) Aktivitas level : 3-4 mets
Step 5 :
a) Melanjutkan program diatas
b) Naik turun tangga 1 lantai
c) Rencana pulang
d) Aktivitas l;evel 3-4 mets

b. Fase 2
Fase 2 adalah fase dimana pasien merasa terisolasi dan tidak nyaman
/gelisah. Dukungan terhadap pasien dapat diberikan dengan home
visite, kontak telepon dan memperhatikan manfaat heart manual.
Heart manual merupakan self help program bagi pasien untuk
penyembuhan dari serangan jantung, mengurangi kecemasan, depresi,
dan angka rata-rata kembali ke Rumah sakit.

c. Fase 3
Fase 3 merupakan fase training exercise, dimana fase ini telah
mencakup bentuk-bentuk program latihan terstruktur di rumah sakit,
dengan mendukung edukasi dan psikologi serta informasi dan saran
mengenai faktor resiko yang ada.

Sistem Kardiovaskuler Page 4


4. Fase 4
Fase 4 meliputi pengaturan jangka panjang dan aktivitas fisik dan
perubahan gaya hidup.
a) Pemeliharaan jangka panjang dari goal individu (seumur hidup)
b) Memonitoring secara profesional dari status klinik dan follow
up perkembangan secara keseluruhan oleh tim primary
Healtcare
c) Kemungkinan akan dibentuk kelompok pendukung pasien
jantung.

I. Intervensi psikologi dan edukasi


rehabilitasi jantung yang terkomprehensi meliputi exercise training dengan
dukungan psikologi dan edukasi. Tujuan dari intervensi tersebut adalah
untuk memfasilitasi pengembalian ke kehidupan normal dan mendukung
pasien untuk menciptakan perubahan gaya hidup dengan tujuan mencegah
kejadian/ serangan yang akan datang.
1. Predictor psikologis
Penelitian menunjukkan bahwa stress psikologis dan dukungan sosial
yang rendah sangat mempengaruhi gejala yang timbul pasca MI,
sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai predictor luaran pasca
MI, stress psikologis juga merupakan predictor penting dari
pembiayaan rumah sakit pada kejadian penyakit jantung, yaitu pasien
yang disertai stress psikologis menghabiskan rata-rata 4 kali biaya
pasien nonstress. Depresi dan kecemasan juga memegang peranan
penting pada etiologi CHD
a. Depresi
Rata-rata prevelensi kejadian drepresi pada pasien MI adalah 15-
45%. Depresi dihubungkan mortalitas kardiak yaitu dengan
meningkatkan angka mortalitas 3-4kali lipat.
b. Kecemasan
Tingkat kecemasan yang tinggi akan memberikan hasil perawatan
medis yang kurang memuaskan. Pada unit keperawatan koroner,

Sistem Kardiovaskuler Page 5


tingkat kecemasan dihubungkan dengan peningkatan resiko
sindrom coronary akut, dan aritmia setelah 12 bulan. Kecemasan
juga akan meningkatkan angka kematian. Berdasarkan hal tersebut
maka pasien dengan penyakit koroner hendaknya melewati
screening kecemasan dan depresi, untuk perlunya dilakukan terapi
psikologis.
2. Ukuran kesejahteraan psikologis
Tidak ada consensus yang telah tercapai menyatakanadanya suatu alat
sebagai ukuran kesejahteraan psikologi, namun yang paling sederhana
dan banyak digunakan adalah Hospital Anxietas and Depression
Scale(HADS) yang meliputi 14 pertanyaan dengan subskala terpisah
untuk ansietas dan depresi
3. Keefektifan intervensi Psikologis dan edukasi
Intervensi psikologis meliputi konseling individual dan group,
managemen stress, relaksasi, psikoterapi group, pendekatan kelakuan
kognitif, seting tujuan dan hipnoterapi
4. Member semangat pasien untuk taat terhadap program aktivitas
dirumah dan program berjalan
5. Program edukasi fase II dan member semangat terhadap pasien dan
pasangannya untuk patuh terhadap program latihan dirumah sakit
6. Memberikan informasi dan edukasi seperti yang tercatat pada program
terintegritas
7. Ruang lingkup masa depan mencakup penilaian ansietas dan depresi

Sistem Kardiovaskuler Page 6

Anda mungkin juga menyukai