Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

1.

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soebandi

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral memiliki tugas untuk


melakukan pelayanan

terhadap resep obat dan alkes yang digunakan untuk operasi yang bersifat
selektif dan terencana.

Operasi terencana yang dilyani ini adalah operasi yang telah mendapatkan
rujukan dari poli-poli

atau ruangan.

Depo farmasi Instalasi Bedah Sentral memi orangliki 4 SDM yang terdiri atas
satu

apoteker yang bertugas sebagai penanggung jawab, satu orang asisten apoteker,
satu orang

reseptur, dan satu orang administrasi.

Pelayanan untuk Depo Farmasi Instalasi Beda Sentral dibedakan menjadi tiga,
yaitu:

1. Pasien Umum

Pasien denga status umum ini harus menanggung semua biaya sendiri
yang

sebelumnya pasien telah harus menandatangani surat keterangan mampu


membayar

semua biaya sendiri.

2. Pasien Askes
Untuk pasien dengan status Askes hanya dibebani biaya obat ataupun alkes
yang

tidak masuk dalam DPHO tetapi sama halnya dengan pasien umum, pasien
askes juga

harus menandatangani surat penyanggupan membayar biaya-biaya diluar


tanggungan

Askes ditambh dengan menyertakan kelengkapan Askes.

3. Pasien Jamkesmas

Untuk pasien dengan status Jamkesmas tidak dibebani biaya apapun tetapi harus

mengurus kelengkapan administrasi dengan mengikuti prosedur yang telah


ditetapkan

seperti adanya kartu JPS atau Jamkesmas, surat jaminan, surat keterangan tidak
mampu

dan fotocopy KTP.

Penyimpanan obat yang dilakukan di Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral


disesuaikan

dengan ketentuan atau penyimpanan obat yang seharusnya. Untuk perencanaan


atau permintaan

barang dilakukan oleh Apoteker atau diwakilkan kepada Asisten Apoteker ke


bagian Depo

Perbekalan Farmasi dengan melihat barang atau alat yang habis atau hamper
habis.

Prosedur yang harus dilkukan oleh Depo Farmasi Instalasi Bedah


Senral untuk
melakukan pelayanan obat dan alkes untuk pasien umum, Askes, dan
Jamkesmas, antara lain:

1) Mengecek status pasien (pasien umum, askes atau jamkesmas) sebelum


pasien masuk

kamar operasi.

Umum

Tidak perlu menyerahkan persyaratan apapun namun alamat pasien perlu dicatat

untuk keperluan laporan narkotika dan mengisi surat pernyataan


kesediaan

membayar biaya obat dan alkes yng dikeluarkan oleh Depo Farmasi Instalasi
Bedah

Sentral.

Askes

a. Rawat jalan:

Harus menyerahkan fotocopy kartu askes dan SJP (Surat Jaminan Pelayanan)

dari PT Askes atas nama poli yang merujuk.

b. Rawat inap:

Harus menyerahkan fotocopy kartu askes dan SJP (Surat Jaminan Pelayanan)

dari PT Askes dengan keterangan hak kelas perawatan sesuai dengan golongan

pasien tersebut.

Untuk pasien Askes harus mengisi surat pernyataan kesediaan membayar biaya
obat

dan alkes yang tidak masuk dalam tanggungan PT Askes.


Jamkesmas

a. Rawat jalan:

Pasien menyerahkan kelengkapan persyaratan Jamkesmas, antara lain: fotocopy

kartu jamkesmas, rujukan dari Puskesmas yang mengirim, Kartu Keluarga


(KK),

surat keabsahan dari PT Askes dan Surat Jaminan Pelayanan Jamkesmas dari
tim

pengendali Jamkesmas Rumah Sakit.

b. Rawat inap:

Pasien menyerahkan persyaratan seperti pada rawat jalan.

2) Mempersiapkan obat-obatan dan alkes yang akan dipakai untuk operasi,


antara lain:

a. Anastesi yang terdiri dari:

Paket GA (General Anastesi)

Medicut, bloodset/infuset, spuit 3cc, spuit 5cc, spuit 10cc, tensoplast, plester,

aquabidest, sulfas atropine, RL/asering, fluotan/ethran/isoflurance, N

O, pentotal,

oxygen, pethidin, electrode, toadol 30mg/10mg.

Paket RA (Regional Anastesi)

Jarum spinal, medicut, bloodset/infuset, spuit 3cc, spuit 5cc, spuit


10cc,
tensoplast, plester, lidocain 2%, lidodex, adrenalin, ephedrine,
aquabidest,

marcain 0,5%, sulfat atropine, RL/asering, PZ, electrode, toradol 30mg/10mg.

b. Bedah yang terdiri dari:

Umum, Ortho, Obgyn dan lain-lain

3) Menyerahkan obat dan alkes kepada kelompok kerja masing-masing


(perawat

anastesi/perawat bedah) dan jika terdapat kekurangan maka petugas


atau perawat

anastesi/perawat badan akan meminta kepada petugas yang berwenang di Depo


Farmasi

Instalasi Bedah Sentral yang kemudian oleh petugas akan dicatat obat dan alkes
pada

resep pasien tersebut.

4) Setelah operasi selesai, sisa obat dan alkes yang tidak dipakai akan
dikembalikan lagi ke

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral.

5) Resep yang telah dilayani akan disimpan menurut jenis status


pasien, tanggal dan

dijadikan menjadi satu yang selanjutnya dilakukan pencatatan


administrasi ke buu

laporan unuk dilaporkan tiap bulannya seperti laporan narkotika dan


psikotropika dan

juga laporan rekening pasien.


a. Rawat jalan

Umum

Pasien langsung membayar di depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral.

Askes

Obat-obat yang tidak masuk DPHO, pasien langsung membayar di


Depo

Instalasi Bedah Sentral, dan untuk obat yang masuk DPHO ditransfer ke Depo

Rawat Jalan untuk ditagih ke PT Askes. Untuk alkes dibuatkan tagihan untuk

dilaporkan ke Rumah Sakit.

Jamkesmas

Obat yang masuk SK MenKes ditransfer ke Depo Jamkesmas. Untuk alkes

dibuatkan tagihan untuk ditransfer ke Jamkesmas.

b. Rawat inap

Semua administrasi baik untuk pasien umum dan askes ditransfer ke Depo

UDD.

Untuk pasien Jamkesmas obat yang masuk SK MenKes ditransfer ke Depo

Jamkesmas. Untuk alkes dibuatkan tagihan untuk dilaporkan ke Jamkesmas.

Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSD dr. Soebandi

Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat memiliki fungsi untuk menangani kasus-
kasus

yang bersifat segera (cito) dan akan sangat fatal apabila tidak
segera ditangani, seperti
kecelakaan atau pasien dengan serangan akut. Pasien yang dilayani di Depo
Farmasi Gawat

Darurat meliputi pasien rawat jalan maupun rawat inap baik umum, askes, dan
jamkesmas.

Untuk pedoman pelayanan obat bagi pasien sama seperti pada depo lain di IFRS
RSD dr.

Soebandi, untuk pasien askes mengacu pada DPHO (Daftar Plavon Harga Obat)
dan jamkesmas

mengacu pada SK MenKes. Apabila kondisi pasien memerlukan pemantauan,


diagnose, dan

rawat inap lebih lanjut maka pasien dipindahkan dari ruang Instalasi Gawat
Darurat ke ruang

rawat inap. Sedangkan untuk pasien setelah operasi dipindahkan ke ruang HCU
(High Care Unit)

atau ruang Post Operasi.

Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat memiliki 10 orang tenaga kerja, yaitu
satu orang

apoteker yang bertugas sebagai penanggung jawab depo dibantu dengan 4 orang
asisten

apoteker, 4 orang reseptur, dan satu orang tenaga administrasi. Pelayanan


perbekalan farmasi

di Depo farmasi IGD ini dilakukan selama 24 jam, yang dibagi dalam 3 shift.
Shift pagi

terdiri dari 4 orang, yaitu apoteker, asisten apoteker, reseptur, dan administrasi.
Sedangkan
untuk shift sore dan malam terdiri dari 2 orang, yaitu asisten apoteker dan
reseptur yang

mana keduanya merangkap sebagai administrasi.

Pengelolaan obat dan alkes pada Depo Farmasi IGD meliputi perencanaan,
pengadaan

dengan cara mengajukan kebutuhan perbekalan farmasi melalui buku


defecta, pengelolaan,

distribusi, dan monitoring. Karena sifatnya yang sangat penting maka pelayanan
yang dilakukan

pada depo farmasi IGD harus berjalan dengan baik sehingga perlu
dilakukan pengelolaan

perbekalan farmasi yaitu dengan selalu melakukan pengecekan terhadap


persediaan obat dan

alkes sehingga apabila stoknya telah menipis harus segera dilakukan permintaan
ke gudang

IFRS. Terdapat beberapa macam item obat yang perlu dilakukan pencatatan dan
diberikan kartu

stock sehingga setiap pemasukan dan pengeluaran barang harus


dicatat pada kartu stock.

Barangbarang tersebut diantaranya yang termasuk golongan narkotika dan


psikotropika serta

obat-obat yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Depo Farmasi IGD adalah sebagai


berikut:
1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi di Depo Farmasi IGD
berdasarka penerimaan

resep.

2. Mengendalikan penyaluran perbekalan farmasi dengan memperhatikan


system FIFO (first

in first out) dan FEFO (first expire first out).

3. Mengevaluasi dan mengontrol permintaan-permintaan perbekalan farmasi


melalui resep

atau buku permitaan.

4. Mengawasi dan mengontrol kebenaran jumlah barang melalui kartu stock.

5. Bertanggung jawab atas tata tertib administrasi perbekalan farmasi yang


dikelolah.

6. Mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis permasalah yang ada.

7. Membuat laporan berkala yaitu laporan keuangan, laporan


penggunaan obat bius dan

narkotika, laporan penggunaan obat dan alat kesehatan habis pakai, laporan
penggunaan

obat dan alat kesehatan habis pakai, laporan habis pakai dan laporan resep yang
sudah

terlayani.

Alur pasien di Depo Farmasi IGD dimulai pada saat pasien datang dan keluarga
pasien

mendaftar pada bagian pendaftaran. Selanjutnya pasien diperiksa oleh dokter


dan dibantu oleh
perawat di rung triage. Pasien akan mendapat resep dari dokter yang
kemudian dilakukan

pengambilan obat atau alkes habis pakai di depo Farmasi IGD.

Pasien Umum

Obat atau alkes mengacu pada formularium dan generic. Untuk pelayanan resep
pasien

umum rawat jalan pada Depo Farmasi IGD, obat dan alkes langsung
dibayarkan. Sedangkan

untuk pelayanan resep pasien umum rawat inap, biasa langsung di bayar atau
jika pasien

belum memiliki biaya untuk membayar Depo Farmasi IGD dapat membuatkan
bon dengan

mengisi surat pernyataan kesediaan membayar biaya obet dan alkes.

Pasien Askes

Obat atau alkes mengaca pada DPHO (Daftar Plavon Harga Obat). Pelayanan
resep

pasien askes rawat jalan pada Depo Farmasi IGD, obat dan alkes dapat dibeikan
jika pasien

dapat memperlihatkan surat jaminan askes. Jika tidak ada, maka pasien
membayar biaya

obat atau alkes sebagai jaminan sampai pasien tersebut bias membuktikan
sebagai peserta

askes. Ketika surat jaminan askes dapat dibuktikan maka uang yang sebagai
jaminan dapat
dikembalikan. Waktu yang diberikan untuk melengkapi data administrasi selam
2x24 jam.

Jika dalam waktu yang ditentukan tidak dapat membuktikan, maka


pasien dinyatakan

sebagai pasien umum. Sedangkan untuk pelayanan resep pasien askes rawat
inap, obat atau

alkes yang non-DPHO bisa langsung dibayar atau jika pasien belum memiliki
biaya untuk

membayar, depo Farmasi IGDdapat membuatkan bon.

Pasien Jamkesmas

Obat atau alkes mengacu pada SK MenKes. Pelayanan resep pasien Jamkesmas
rawat

jalan pada Depo Farmasi IGD , obat dan alkes dapat diberikan jika
pasien dapat

memperlihatkan surat jaminan Jamkesmas. Jika tidak dapat menunjukkan


maka pasien

membayar biaya obat an alkes sebagai jaminan sampai pasien tersebut bias
membuktikan

sebagai peserta jamkesmas. Ketika surat jaminan dapat dibuktikan maka uang
yang sebagai

jaminan dapat dikembalikan. Waktu yang diberikan untuk melengkapi data


daministrasi

selama 2x24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak dapat dibuktikan maka pasien
dinyatakan

sebagai pasien umum.


Download
of 7

DEPO FARMASI INSTALASI BEDAH SENTRAL


by nandari-dwi-pratiwi
on Jul 21, 2015
Report
Category:
DOCUMENTS

Download: 7
Comment: 0
509
views

Share

Comments

Description

Download Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral


Transcript

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soebandi Depo Farmasi
Instalasi Bedah Sentral memiliki tugas untuk melakukan pelayanan terhadap
resep obat dan alkes yang digunakan untuk operasi yang bersifat selektif dan
terencana. Operasi terencana yang dilyani ini adalah operasi yang telah
mendapatkan rujukan dari poli-poli atau ruangan. Depo farmasi Instalasi Bedah
Sentral memi orangliki 4 SDM yang terdiri atas satu apoteker yang bertugas
sebagai penanggung jawab, satu orang asisten apoteker, satu orang reseptur, dan
satu orang administrasi. Pelayanan untuk Depo Farmasi Instalasi Beda Sentral
dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Pasien Umum Pasien denga status umum ini
harus menanggung semua biaya sendiri yang sebelumnya pasien telah harus
menandatangani surat keterangan mampu membayar semua biaya sendiri. 2.
Pasien Askes Untuk pasien dengan status Askes hanya dibebani biaya obat
ataupun alkes yang tidak masuk dalam DPHO tetapi sama halnya dengan pasien
umum, pasien askes juga harus menandatangani surat penyanggupan membayar
biaya-biaya diluar tanggungan Askes ditambh dengan menyertakan kelengkapan
Askes. 3. Pasien Jamkesmas Untuk pasien dengan status Jamkesmas tidak
dibebani biaya apapun tetapi harus mengurus kelengkapan administrasi dengan
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan seperti adanya kartu JPS atau
Jamkesmas, surat jaminan, surat keterangan tidak mampu dan fotocopy KTP.
Penyimpanan obat yang dilakukan di Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral
disesuaikan dengan ketentuan atau penyimpanan obat yang seharusnya. Untuk
perencanaan atau permintaan barang dilakukan oleh Apoteker atau diwakilkan
kepada Asisten Apoteker ke bagian Depo Perbekalan Farmasi dengan melihat
barang atau alat yang habis atau hamper habis.
Prosedur yang harus dilkukan oleh Depo Farmasi Instalasi Bedah Senral untuk
melakukan pelayanan obat dan alkes untuk pasien umum, Askes, dan
Jamkesmas, antara lain: 1) Mengecek status pasien (pasien umum, askes atau
jamkesmas) sebelum pasien masuk kamar operasi. Umum Tidak perlu
menyerahkan persyaratan apapun namun alamat pasien perlu dicatat untuk
keperluan laporan narkotika dan mengisi surat pernyataan kesediaan membayar
biaya obat dan alkes yng dikeluarkan oleh Depo Farmasi Instalasi Bedah
Sentral. Askes a. Rawat jalan: Harus menyerahkan fotocopy kartu askes dan
SJP (Surat Jaminan Pelayanan) dari PT Askes atas nama poli yang merujuk. b.
Rawat inap: Harus menyerahkan fotocopy kartu askes dan SJP (Surat Jaminan
Pelayanan) dari PT Askes dengan keterangan hak kelas perawatan sesuai
dengan golongan pasien tersebut. Untuk pasien Askes harus mengisi surat
pernyataan kesediaan membayar biaya obat dan alkes yang tidak masuk dalam
tanggungan PT Askes. Jamkesmas a. Rawat jalan: Pasien menyerahkan
kelengkapan persyaratan Jamkesmas, antara lain: fotocopy kartu jamkesmas,
rujukan dari Puskesmas yang mengirim, Kartu Keluarga (KK), surat keabsahan
dari PT Askes dan Surat Jaminan Pelayanan Jamkesmas dari tim pengendali
Jamkesmas Rumah Sakit. b. Rawat inap: Pasien menyerahkan persyaratan
seperti pada rawat jalan. 2) Mempersiapkan obat-obatan dan alkes yang akan
dipakai untuk operasi, antara lain: a. Anastesi yang terdiri dari: Paket GA
(General Anastesi)
Medicut, bloodset/infuset, spuit 3cc, spuit 5cc, spuit 10cc, tensoplast, plester,
aquabidest, sulfas atropine, RL/asering, fluotan/ethran/isoflurance, N2O,
pentotal, oxygen, pethidin, electrode, toadol 30mg/10mg. Paket RA (Regional
Anastesi) Jarum spinal, medicut, bloodset/infuset, spuit 3cc, spuit 5cc, spuit
10cc, tensoplast, plester, lidocain 2%, lidodex, adrenalin, ephedrine, aquabidest,
marcain 0,5%, sulfat atropine, RL/asering, PZ, electrode, toradol 30mg/10mg.
b. Bedah yang terdiri dari: Umum, Ortho, Obgyn dan lain-lain 3) Menyerahkan
obat dan alkes kepada kelompok kerja masing-masing (perawat
anastesi/perawat bedah) dan jika terdapat kekurangan maka petugas atau
perawat anastesi/perawat badan akan meminta kepada petugas yang berwenang
di Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral yang kemudian oleh petugas akan
dicatat obat dan alkes pada resep pasien tersebut. 4) Setelah operasi selesai, sisa
obat dan alkes yang tidak dipakai akan dikembalikan lagi ke Depo Farmasi
Instalasi Bedah Sentral. 5) Resep yang telah dilayani akan disimpan menurut
jenis status pasien, tanggal dan dijadikan menjadi satu yang selanjutnya
dilakukan pencatatan administrasi ke buu laporan unuk dilaporkan tiap
bulannya seperti laporan narkotika dan psikotropika dan juga laporan rekening
pasien. a. Rawat jalan Umum Pasien langsung membayar di depo Farmasi
Instalasi Bedah Sentral. Askes Obat-obat yang tidak masuk DPHO, pasien
langsung membayar di Depo Instalasi Bedah Sentral, dan untuk obat yang
masuk DPHO ditransfer ke Depo Rawat Jalan untuk ditagih ke PT Askes. Untuk
alkes dibuatkan tagihan untuk dilaporkan ke Rumah Sakit. Jamkesmas Obat
yang masuk SK MenKes ditransfer ke Depo Jamkesmas. Untuk alkes dibuatkan
tagihan untuk ditransfer ke Jamkesmas.
b. Rawat inap Semua administrasi baik untuk pasien umum dan askes
ditransfer ke Depo UDD. Untuk pasien Jamkesmas obat yang masuk SK
MenKes ditransfer ke Depo Jamkesmas. Untuk alkes dibuatkan tagihan untuk
dilaporkan ke Jamkesmas. Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSD
dr. Soebandi Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat memiliki fungsi untuk
menangani kasus-kasus yang bersifat segera (cito) dan akan sangat fatal apabila
tidak segera ditangani, seperti kecelakaan atau pasien dengan serangan akut.
Pasien yang dilayani di Depo Farmasi Gawat Darurat meliputi pasien rawat
jalan maupun rawat inap baik umum, askes, dan jamkesmas. Untuk pedoman
pelayanan obat bagi pasien sama seperti pada depo lain di IFRS RSD dr.
Soebandi, untuk pasien askes mengacu pada DPHO (Daftar Plavon Harga Obat)
dan jamkesmas mengacu pada SK MenKes. Apabila kondisi pasien memerlukan
pemantauan, diagnose, dan rawat inap lebih lanjut maka pasien dipindahkan
dari ruang Instalasi Gawat Darurat ke ruang rawat inap. Sedangkan untuk pasien
setelah operasi dipindahkan ke ruang HCU (High Care Unit) atau ruang Post
Operasi. Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat memiliki 10 orang tenaga kerja,
yaitu satu orang apoteker yang bertugas sebagai penanggung jawab depo
dibantu dengan 4 orang asisten apoteker, 4 orang reseptur, dan satu orang tenaga
administrasi. Pelayanan perbekalan farmasi di Depo farmasi IGD ini dilakukan
selama 24 jam, yang dibagi dalam 3 shift. Shift pagi terdiri dari 4 orang, yaitu
apoteker, asisten apoteker, reseptur, dan administrasi. Sedangkan untuk shift
sore dan malam terdiri dari 2 orang, yaitu asisten apoteker dan reseptur yang
mana keduanya merangkap sebagai administrasi. Pengelolaan obat dan alkes
pada Depo Farmasi IGD meliputi perencanaan, pengadaan dengan cara
mengajukan kebutuhan perbekalan farmasi melalui buku defecta, pengelolaan,
distribusi, dan monitoring. Karena sifatnya yang sangat penting maka pelayanan
yang dilakukan pada depo farmasi IGD harus berjalan dengan baik sehingga
perlu dilakukan pengelolaan perbekalan farmasi yaitu dengan selalu melakukan
pengecekan terhadap persediaan obat dan
alkes sehingga apabila stoknya telah menipis harus segera dilakukan permintaan
ke gudang IFRS. Terdapat beberapa macam item obat yang perlu dilakukan
pencatatan dan diberikan kartu stock sehingga setiap pemasukan dan
pengeluaran barang harus dicatat pada kartu stock. Barangbarang tersebut
diantaranya yang termasuk golongan narkotika dan psikotropika serta obat-obat
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
di Depo Farmasi IGD adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan kebutuhan
perbekalan farmasi di Depo Farmasi IGD berdasarka penerimaan resep. 2.
Mengendalikan penyaluran perbekalan farmasi dengan memperhatikan system
FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out). 3. Mengevaluasi dan
mengontrol permintaan-permintaan perbekalan farmasi melalui resep atau buku
permitaan. 4. 5. 6. 7. Mengawasi dan mengontrol kebenaran jumlah barang
melalui kartu stock. Bertanggung jawab atas tata tertib administrasi perbekalan
farmasi yang dikelolah. Mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis
permasalah yang ada. Membuat laporan berkala yaitu laporan keuangan,
laporan penggunaan obat bius dan narkotika, laporan penggunaan obat dan alat
kesehatan habis pakai, laporan penggunaan obat dan alat kesehatan habis pakai,
laporan habis pakai dan laporan resep yang sudah terlayani. Alur pasien di Depo
Farmasi IGD dimulai pada saat pasien datang dan keluarga pasien mendaftar
pada bagian pendaftaran. Selanjutnya pasien diperiksa oleh dokter dan dibantu
oleh perawat di rung triage. Pasien akan mendapat resep dari dokter yang
kemudian dilakukan pengambilan obat atau alkes habis pakai di depo Farmasi
IGD. Pasien Umum Obat atau alkes mengacu pada formularium dan generic.
Untuk pelayanan resep pasien umum rawat jalan pada Depo Farmasi IGD, obat
dan alkes langsung dibayarkan. Sedangkan untuk pelayanan resep pasien umum
rawat inap, biasa langsung di bayar atau jika pasien belum memiliki biaya untuk
membayar Depo Farmasi IGD dapat membuatkan bon dengan mengisi surat
pernyataan kesediaan membayar biaya obet dan alkes. Pasien Askes
Obat atau alkes mengaca pada DPHO (Daftar Plavon Harga Obat). Pelayanan
resep pasien askes rawat jalan pada Depo Farmasi IGD, obat dan alkes dapat
dibeikan jika pasien dapat memperlihatkan surat jaminan askes. Jika tidak ada,
maka pasien membayar biaya obat atau alkes sebagai jaminan sampai pasien
tersebut bias membuktikan sebagai peserta askes. Ketika surat jaminan askes
dapat dibuktikan maka uang yang sebagai jaminan dapat dikembalikan. Waktu
yang diberikan untuk melengkapi data administrasi selam 2x24 jam. Jika dalam
waktu yang ditentukan tidak dapat membuktikan, maka pasien dinyatakan
sebagai pasien umum. Sedangkan untuk pelayanan resep pasien askes rawat
inap, obat atau alkes yang non-DPHO bisa langsung dibayar atau jika pasien
belum memiliki biaya untuk membayar, depo Farmasi IGDdapat membuatkan
bon. Pasien Jamkesmas Obat atau alkes mengacu pada SK MenKes.
Pelayanan resep pasien Jamkesmas rawat jalan pada Depo Farmasi IGD , obat
dan alkes dapat diberikan jika pasien dapat memperlihatkan surat jaminan
Jamkesmas. Jika tidak dapat menunjukkan maka pasien membayar biaya obat
an alkes sebagai jaminan sampai pasien tersebut bias membuktikan sebagai
peserta jamkesmas. Ketika surat jaminan dapat dibuktikan maka uang yang
sebagai jaminan dapat dikembalikan. Waktu yang diberikan untuk melengkapi
data daministrasi selama 2x24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak dapat
dibuktikan maka pasien dinyatakan sebagai pasien umum.
View moreSubscribe to our Newsletter for latest news.
NEWLETTER

About Terms DMCA ContactSTARTUP - Share & Download Unlimited

Anda mungkin juga menyukai