Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

BIDANG KEGIATAN:
PKM-K

Diusulkan Oleh:
Aquila J P Pasaribu 240110130066

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan :PKM-K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Aquila J P Pasaribu
b. NIM : 240110130066
c. Jurusan : Teknik Manajemen Industri
Pertanian
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Ciseke RT 1 RW 1
Jatinangor
(081260973403)
f. Alamat email : aquila_jpp@ymail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

Jatinangor,

Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan


Teknologi Industri Pangan

Aquila J P Pasaribu
NPM 240110130066
Wakil Rektor 1
Bidang Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Dosen Pendamping
D Universitas Padjadjaran

Prof.Dr.H. Engkus Kuswarno, M.S.


NIP. 196311171988101001
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan karya tulis yang berjudul untuk diikutsertakan dalam Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, doa,
dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng.,Ph.D., Dekan Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Univeritas Padjadjaran.
2. Bambang Nurhadi, STP.,M.Sc., Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan.

Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Jatinangor, 21 Desember 2012

Penulis
iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................vi
RINGKASAN ....................................................................................................................vii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................................ 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1
Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 2
GAGASAN ......................................................................................................................... 2
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .............................................................................. 2
Kelimpahan Limbah Industri Teh yang Kurang Termanfaatkan ................................ 2
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya ................................................................. 3
Pemanfaatan Limbah Industri Teh yang Pernah Ada................................................. 3
Gagasan yang Diajukan .................................................................................................. 4
Limbah Industri Teh .................................................................................................... 4
Biogas ......................................................................................................................... 4
Proses Pengolahan Ampas Teh Menjadi Biogas ........................................................ 5
Sistem Biogas .............................................................................................................. 6
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengimplementasian Gagasan ................................... 7
Strategi Pengimplementasian Pembuatan Biogas dari Limbah Industri Teh .................. 8
KESIMPULAN ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9
LAMPIRAN...................................................................................................................... 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................................... 10
DOSEN PEMBIMBING ............................................................................................... 12
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Konsumsi Minuman Teh Siap Minum di Indonesia..................................... 2


Tabel 2. Komposisi Kimia Ampas Teh ............................................................................... 4
Tabel 3. Komposisi Biogas ................................................................................................. 5

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Data Penjualan LPG 3 Kg di Wilyah Jawa Timur ............................................ 3


Gambar 2. Limbah Industri Teh.......................................................................................... 4
Gambar 3. Diagram Pembuatan Biogas dari Ampas Teh ................................................... 5

vi
RINGKASAN

Jumlah industri pengolahan teh di Indonesia mulai berkembang. Tercatat


pada tahun 2010 terdapat industri pengolahan teh dan kopi sejumlah 208 industri
(Kementrian Perindustrian, 2010). Hal tersebut menyebabkan penumpukkan
limbah industri teh . Apabila limbah industri teh tersebut tidak ditangani dengan
baik dan cepat, maka akan menimbulkan masalahbagi lingkungan. Selain itu,
Indonesia memiliki masalah lainnya, yaitu ketersediaan energi. Ketergantungan
masyarakat Indonesia terhadap energi semakin besar, jika tidak ada alternatif
sumber energi yang baru maka pada tahun 2019 Indonesia akan mengalami krisis
energi terutama untuk energi tidak terbarukan (Muhamad, 2012).
Makalah ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah hasil pengolahan
minuman teh yang berupa ampas daun teh menjadi produk bernilai ekonomis.
Pemanfaatan limbah industri teh ini diharapkan dapat menghasilkan energi
alternatif, sehingga menjadi solusi alternatif sumber bahan bakar dan dapat
mengurangi konsumsi sumber daya alam tidak dapat diperbaharui, terutama
minyak bumi.
Limbah industri teh merupakan limbah hasil pengolahan teh yang selama
ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. Akan tetapi, solusi pemanfaatan limbah
industri teh menjadi pupuk dinilai masih kurang efektif disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti efesiensi pembentukan pupuk dan jumlah penggunaan
pupuk itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut , diperlukan pemanfaatan limbah industri teh
secara maksimal, yaitu menjadikan limbah industri teh sebagai biogas. Biogas
merupakan hasil proses fermentasi berbagai material organik (semua bahan
berasal dari makhluk hidup) dan sumber energi baru terbarukan (renewable
energy) yang dapat diperoleh dengan biaya murah. Pembuatan limbah industri teh
menjadi biogas dapat dibuat dengan cara pelarutan, fermentasi dan metanogenik .
Apabila gagasan ini dapat diimplementasikan dengan baik, maka masalah
banyaknya limbah industri teh dan penipisan sumber energi tak terbaharui akan
teratasi sehingga pemanfaatan limbah industri teh sebagai energi alternatif akan
terwujud, sehingga diharapkan dapat mengurangi 70--80% dari jumlah limbah
industri teh yang dihasilkan. Dalam mengimplementasikan gagasan ini diperlukan
adanya dukungan dari berbagai pihak, seperti akademisi, pemerintah, industri
minuman teh maupun masyarakat sebagai konsumen.

vii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar ketujuh di dunia
(Wahono, 2012). Saat ini, terdapat beberapa industri pengolahan teh yang
memproduksi berbagai macam produk olahan teh. Semakin banyak industri teh
yang ada di Indonesia, maka semakin meningkat pula limbah industri teh. Setiap
harinya rata-rata industri teh di Indonesia mengolah teh sebanyak 20 ton. Jika
dihitung lebih lanjut limbah industri teh yang dihasilkan adalah 16 ton/hari, maka
limbah industri teh yang dihasilkan per tahun adalah 5840 ton. Namun, sampai
saat ini belum diketahui cara pemanfaatan limbah industri teh yang efektif .
Sebelumnya pernah dilakukan pengolahan limbah industri teh menjadi pupuk,
tetapi solusi tersebut kurang efektif untuk mengurangi jumlah limbah industri teh
karena hanya mengurangi 20- 40% dari jumlah limbah industri teh yang
dihasilkan. Penumpukan limbah industri teh yang tidak ditangani dengan baik
dan cepat maka akan menimbulkan dampak bagi lingkungan, yaitu dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap, mencemari lingkungan dan mengganggu
pemandangan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan usaha-usaha untuk
memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah limbah industri teh tersebut.
Indonesia memiliki masalah lainnya, yaitu masalah ketersediaan energi.
Indonesia menempati urutan ke-19 sebagai negara pengkonsumsi energi terbesar
di dunia,yang mengkonsumsi minyak bumi tiap harinya kurang lebih sebanyak
1.183.000 barrel/hari (Julius, 2011). Saat ini, pasokan energi utama masyarakat
dunia termasuk Indonesia berasal dari sumber daya alam yang tak terbaharukan.
Pada tahun 2005, sumber utama pasokan energi Indonesia adalah minyak bumi
(54,78%), gas bumi (22,24%), batubara (16,77%), air (3,72%), dan geothermal
(2,46%) (Suara Merdeka, 2006).
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap sumber energi tersebut
semakin besar. Jika tidak ada alternatif sumber energi yang baru maka
dikhawatirkan pada tahun 2019 Indonesia akan mengalami krisis energi
(Muhamad, 2012). Salah satu alternatif energi tersebut dihasilkan dari
pemanfaatan Limbah industri teh yang menjadi biogas. Menurut Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia (2008), biogas dapat dimanfaatkan dari bahan organik
yang mengandung glukosa. Biogas adalah produk hasil proses fermentasi dari
berbagai material organik (semua bahan yang berasal dari makhluk hidup) yang
merupakan sumber energi baru terbarukan (renewable energy) yang dapat
diperoleh dengan biaya murah dan dapat berasal dari limbah organik. Kelebihan
pemanfaatan limbah industri teh menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis
adalah dapat mengatasi masalah lingkungan dan dimanfaatkan sebagai sumber
energi (biogas).

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan
Penyusunan gagasan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah industri
teh yang berupa ampas daun teh menjadi energi alternatif.
2

Manfaat Penulisan
a. Menghasilkan produk bernilai ekonomis dengan memanfaatkan salah satu
limbah hasil industri pertanian, yaitu limbah industri teh.
b. Mengurangi konsumsi sumber daya alam tidak dapat diperbaharui, terutama
minyak bumi.
c. Menjadi solusi alternatif sumber bahan bakar.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Kelimpahan Limbah Industri Teh yang Kurang Termanfaatkan
Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar ke tujuh dunia setelah
Vietnam (Wahyono, 2012) . Luas lahan tanaman teh di Indonesia mencapai
120.000 hektar yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dengan kapasitas
produksi 130 ton per tahun (Badruddin, 2012). Jumlah produksi teh diiringi oleh
peningkatan konsumsi minuman teh. Menurut Indocommercial (2000),
perkembangan konsumsi teh di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Tabel 1 menunjukan data konsumsi minuman teh
di Indonesia sejak tahun 1995 hingga tahun 2000 yang meningkat dengan
pertumbuhan rata-rata 6,86 persen.
Tabel 1. Data Konsumsi Minuman Teh Siap Minum di Indonesia
Konsumsi Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
1995 43.325 -
1996 45.149 4,43
1997 50.119 11,01
1998 53.411 6,57
1999 56.991 6,74
2000 660.153 5,55
Rata-rata pertumbuhan (%) 6,86
(Sumber: Indocommercial, 2000)
Peningkatan konsumsi minuman teh oleh masyarakat Indonesia memicu
perkembangan industri minuman teh siap minum. Industri minuman teh siap
minum berkembang sangat pesat di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun
1989 sebanyak 88.047.000 liter dengan nilai penjualan Rp 25.069.775.000 (BPS,
1991).
Jumlah produksi minuman teh siap minum berbanding lurus dengan
jumlah limbah industri teh yang dihasilkan, dimana limbah hasil pengolahan teh
masih memiliki cukup manfaat. Salah satunya adalah pengolahan limbah industri
teh menjadi biogas yang diharapkan dapat menjadi substitusi penggunaan LPG di
masyarakat.
Awalnya LPG hanya memenuhi kebutuhan gas rumah tangga di kota
besar, tetapi seiring berjalannya waktu hampir seluruh lapisan masyarakat beralih
menggunakan LPG. Upaya konversi minyak tanah ke LPG dengan memakai
tabung tiga kilogrammerupakan langkah positif pemerintah untuk membantu
rakyat bergaya hidup modern dan praktis.
3

Namun, LPG berasal dari minyak bumi yang merupakan sumber energi
tidak terbarukan dan merupakan bahan bakar yang cukup tinggi penggunaannya.
Hal ini berarti ada kemungkinan suatu saat akan terjadi kelangkaan LPG.

Gambar 1. Data Penjualan LPG 3 Kg di Wilyah Jawa Timur


(Sumber: Pertamina, 2009)
Peningkatan permintaan gas LPG dalam kurun waktu yang sangat singkat
dapat dilihat dari grafik (Gambar 1). Jika terus dibiarkan, hal ini akan memicu
semakin menipisnya cadangan minyak bumi Indonesia. Pemanfaatan limbah
industri teh sebagai penghasil biogas diharapkan dapat mengatasi keadaan
tersebut.

Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya


Pemanfaatan Limbah Industri Teh yang Pernah Ada
Berbagai solusi penanggulangan limbah industri teh yang berjumlah sekitar
20 ton telah dilakukan oleh industri minuman teh setiap harinya. Salah satu
solusinya adalah pembuatan pupuk organik dari bahan dasar limbah industri teh,
akan tetapi solusi ini dinilai masih kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti efisiensi pembentukan pupuk dan jumlah penggunaan
pupuk itu sendiri. Selain itu hanya mengurangi 40% dari limbah yang ada,
sedangkan sisanya tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja. Padahal
limbah industri teh merupakan limbah potensial yang bisa dimanfaatkan sebagai
biogas yang pemanfaatannya maksimal.
Pupuk kompos sebagai solusi dari pemanfaatan berlimpahnya limbah
industri teh yang dihasilkan dari industri-industri teh sudah mulai diterapkan.
Namun hal ini kurang efektif.
Berbagai alternatif telah dilakukan oleh industri minuman teh untuk
menanggulangi limbah industri teh yang berjumlah sekitar 20 ton per harinya.
Cara-cara seperti pembuatan pupuk organik dari bahan dasar limbah industri teh
juga sudah dilakukan, akan tetapi hanya sekitar 20% sampai 40% dari total
limbah industri teh yang hanya dapat digunakan pada proses pembuatan pupuk
organik, pembuatan pupuk sendiri masih dinilai kurang bermanfaat dalam
mengurangi tumpukan limbah industri teh yang ada di Indonesia. Kendala lain
yang membuat pengolahan limbah industri teh menjadi pupuk kurang maksimal
dikarenakan pupuk yang di hasilkan hanya digunakan pada lingkup wilayah yang
tidak terlalu besar.
Permasalahan penumpukan limbah limbah industri teh belum bisa
terpecahkan dengan pembuatan pupuk, sehingga kami mengusahakan gagasan
4

baru untuk menjadikan limbah industri teh menjadi biogas sebagai alternatif
pengganti gas LPG, kami menggagas pembuatan limbah industri teh menjadi
biogas yang diharapkan mengurangi 70% sampai 80% dari jumlah ampas teh yang
ada.

Gagasan yang Diajukan


Limbah Industri Teh

Gambar 2. Limbah Industri Teh


(Sumber: PT Fajar Sejati Sukses, 2010)
Limbah industri teh merupakan ampas sisa rebusan teh, yang airnya
digunakan untuk minuman dan selama ini limbah industri teh hanya digunakan
untuk pupuk. industri minuman teh di Indonesia menghasilkan lebih dari 20 ton
ampas teh per hari. ampas teh mempunyai kandungan protein kasar yang cukup
tinggi yaitu 27,42% (Ginting, 1993). Namun, ampas daun teh mengandung zat
anti nutrisi yang cukup tinggi yaitu tannin 1,35% (Istirahayu, 1993) dan serat
kasar 23,01% (Soejiwo, 1982).
Tabel 2. Komposisi Kimia Ampas Teh
Uraian Kandungan (%)
Protein Kasar 20,08a
Lemak Kasar 0,82a
Serat Kasar 15,45a
Bahan Kering 93,59a
Kadar Air 6,41a
Abu 6,5a
TDN 85,6b
(Sumber : a. Laboratorium Makanan Ternak Departemen Peternakan FP USU, 2007; b.
Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB Bogor, 2007)

Biogas
Biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh peruraian senyawa
organik dalam biomassa oleh bakteri alami metanogenik dalam kondisi anaerobik
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). Komposisi biogas bervariasi
tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Biogas memiliki
konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat
menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4 (Anon, 2012). Adapun komposisi
biogas disajikan pada Tabel 3.
5

Tabel 3. Komposisi Biogas


Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
(Sumber : Kaltscmittdan Hartmann, 2001 dalam Hambali, Eliza, 2007:53)

Proses Pengolahan Ampas Teh Menjadi Biogas


Proses pengolahan ampas teh pada prinsipnya menggunakan teknikologi
fermentasi. Secara singkat proses pengolahan ampas teh dapat dilihat pada
Gambar 3.
Ampas Teh

Air (1:1) Pelarutan

10% kotoran sapi, Fermentasi


0.025% kamir 25oC, 2 hari

Methanobacterium Metanogenik Padatan


25oC, 12 hari

Gas Metan

Gambar 3. Diagram Pembuatan Biogas dari Ampas Teh


(Sumber : Putra et al., 2010)
Gambar 3. menjelaskan tentang pembuatan biogas menggunakan limbah
industri teh yang berupa ampas daun teh. Pertama-tama limbah industri teh
melewati proses pelarutan menggunakan air dengan perbandingan 1:1. tahap
pertama adalah melarutkan bahan yang tidak larut seperti selulosa, polisakardia
dan lemak dalam air seperti karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan ini
berlangsung pada suhu 25oC agar semua substrat yang terdapat di limbah industri
teh teh dapat di uraikan oleh methanobacterium, karena sebelum limbah industri
teh melewati proses pengenceran substrat yang hanya bisa dicerna oleh
metanobacterium hanyalah glukosa, sedangkan setelah limbah industri teh di
6

larutkan, protein dan lemak yang terdapat di dalam limbah industri teh juga dapat
diuraikan oleh Methanobacterium. Setelah proses pengenceran limbah industri teh
melewati proses fermentasi menggunakan kotoran sapi dengan perbandingan 10%
dan khamir dengan perbandingan 0.025% dari total massa ampas limbah industri
teh yang sudah di encerkan, proses fermentasi sendiri memanfaatkan bakteri
Eschericia coli yang terkandung di kotoran sapi dengan suhu kurang lebih 25oC
selama 2 hari dengan reaksi kimia seperti berikut.

Setelah proses fermentasi glukosa yang terdapat di dalam limbah industri


teh berubah menjadi asam asetat. Limbah industri teh melewati proses
metanogenik setelah fermentasi berlangsung. Pada proses metanogenik digunakan
bakteri Methanobacterium yang dikondisikan pada suhu 25oC selama 12 hari
dengan reaksi.

Pada proses ini dihasilkan gas metana 70% dan karbondioksida 30% dan hasil
sampingan berupa padatan ampas teh yang bertekstur remah-remah.
Sistem Biogas

1 2
1

Gambar 4. Rancangan alat


Gambar diatas adalah gambar rancangan alat dari proses pembuatan limbah
industri teh menjadi biogas, pertama-tama limbah industri teh masuk melalui
saluran menuju tabung 1, pada tabung 1 terjadi proses pelarutan, pengasaman
selama 2 hari dan metanogenik selama 12 hari, selama proses metanogenik gas
metan yang dihasilkan disedot untuk masuk kedalam tabung penampungan gas
metana. Setelah tabung masuk ke dalam mesin menyimpanan gas metana, gas
7

metana yang ada di salurkan ke umah-rumah warga dengan pipa paralon yang
berada di dalam tanah, sebelumnya pipa paralon yang ada di lapisi dengan semen
agar tidak terjadi kebocoran di tengah-tengah proses penyaluran gas metan,
edangkan sisa ampas teh yang masih ada masuk ke tabung 2 untuk di ayak dan
dipisahkan menjadi 2 fase yaitu fase remah dan fase ampas teh yang tidak
terfermentasi. Fase remah dari hasil fermentasi berfungsi untuk dijadikan pupuk
organik sedangkan fase ampas teh yang tidak terfermentasi dapat di masukan ke
tabung 1 bersamaan dengan ampas daun teh yang baru.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengimplementasian Gagasan


Penggunaan biogas dari ampas teh sebagai sumber bahan bakar alternatif
dapat direalisasikan, dengan bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak
diantaranya adalah akademisi, pemerintah, industri, dan konsumen.
1. Akademisi
Akademisi, meliputi universitas, mahasiswa, dosen dan para ahli yang
terkait melalui berbagai penelitian lebih lanjut yang dilakukan di laboratorium
dan melakukan pembinaan industri yang memproduksi limbah serta
pendampingan masyarakat pada saat proses pengolahan limbah. Pihak
universitas juga dapat berkontribusi melalui seminar dan diskusi ilmiah guna
mensosialisasikan gagasan terkait.
2. Pemerintah
Pemerintah melalui Departemen Sumber Daya dan Mineral berperan
sebagai pusat riset lebih lanjut mengenai produk biogas yang dihasilkan.
Pemerintah jugaberperan dalam mengadakan berbagai pelatihan kepada
masyarakat mengenai proses pengolahan biogas. Sosialisasi lebih lanjut dapat
dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat secara masal dan menyeluruh
mengenai keunggulan dari biogas , selain itu pemerintah berperan dalam
pembuatan kebijakan yang menunjang pengembangan produk serta proses
pengolahan dan konsumsi masyarakat terhadap produk biogas dari limbah
industri teh ini.
3. Pelaku Industri Minuman Teh
Pihak lain yang tak kalah penting dalam proses implementasi produk ini
tentunya adalah industri minuman teh di Indonesia yang berperan sebagai
penyedia bahan baku berupa limbah industri teh.
4. Masyarakat
Masyarakat memiliki peran yang cukup penting dalam proses
pengimplementasian program ini Masyarakat diharapkan menerima produk
ini secara baik, sehingga usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak lain seperti
pemerintah dan pelaku industri dapat terlaksana. Masyarakat di sekitar
kawasan industri yang berperan aktif sebagai konsumen pelaksanaan
pemanfaatan biogas dari limbah indusstri teh, juga berperan aktif dalam
proses pembuatan biogas dengan didampingi dan diawasi oleh pihak
akademisi dan pemerintah yang terkait.
Jika pihak-pihak tersebut dapat bersinergi dalam menjalankan peran masing-
masing dengan maksimal, pemanfaatan limbah industriteh sebagai alternatif bahan
bakar dapat diimplementasikan dengan baik.
8

Strategi Pengimplementasian Pembuatan Biogas dari Limbah Industri Teh


Strategi awal yang dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan
industri-industri penghasil minuman teh yang menghasilkan limbah industri teh
yang berlimpah. Hal yang penting dalam pembuatan biogas yang disalurkan
adalah ketersediaan sumber limbah yang akan diolah sehingga pengolahan limbah
menjadi lebih efektif dan berkelanjutan. Hal ini dapat mempermudah
diperolehnya bahan baku yang digunakan untuk pembuatan biogas, yaitu limbah
industri teh, sehinggalimbah industri teh yang dibuang dapat dimanfaatkan dengan
maksimal apabila mendapat sumber bahan baku yang menunjang. Dibutuhkan
juga data-data yang akurat untuk menunjang pengimplementasian program ini.
Berkenaan dengan hal tersebut, kerjasama dengan peneliti sangat diperlukan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap pemanfaatan limbah industri teh
akan dijadikan gambaran untuk pemanfaatan limbah industri teh yang lebih
efisien. Kemudian, hal yang penting dalam memperkenalkan pemanfaatan limbah
industri teh sebagai biogas adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi yang
tepat sasaran, realistis, dan benar-benar dapat diimplementasikan, baik oleh pihak
produsen maupun konsumen. Sosialisasi dapat berupa strategi agar biogas dari
limbah industri teh mudah dikenal masyarakat sehingga tujuan untuk mensubtitusi
bahan bakar berupa gas elpiji dengan biogas dari limbah indsutri teh dapat
tercapai dengan maksimal. Selanjutnya dilakukan kegiatan promosi untuk
menunjang pelaksaan program pemanfaatan limbah industri teh ini. Promosi
dilakukan dengan bantuan pemerintah melalui sosialisasi langsung dari badan-
badan yang berkenaan dengan bidang energi. Promosi yang dilakukan adalah
melalui konferensi tentang kebutuhan dan ketersediaan energi Indonesia yang
dilanjutkan dengan sosialisasi yang bersifat menyebar ke berbagai wilayah
Indonesia melalui badan-badan pemerintah atau swasta yang berkaitan dengan
industri teh dan energi (gas alam atau minyak bumi).

KESIMPULAN

Pemanfaatan limbah industri teh sebagai alternatif pengganti bahan bakar


ini dapat mengantisipasi kelangkaan sumber energi bahan bakar. Disamping itu,
pemanfaatan limbah industri teh ini juga dapat membantu menngatasi
berlimpahnya jumlah limbah industri teh yang dihasilkan setiap harinya agar tidak
membusuk dan memiliki nilai guna.
9

DAFTAR PUSTAKA

P.M. Simon. 2009. Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) dalam
Pakan Terhadap Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan
Penggemukan. Departemen Peternakan fakultas Pertanian Universitas
Sumatra Utara, Medan.-
Mulanto, Sri , S. Widyatomo, dan E. Surharyanto.2008. Produksi Biogas dari
Limbah Ternak.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember.
Putra, D. A.,A. Mardhita, S. Redjeki 2011. Energi Alternatif dari Kulit Buah
Coklat. Laporan Hibah Penelitian Mandiri UPN, Surabaya. (format
hurufnya samain)
Wati, D. S. dan R. D. Prasetyani. 2010. Pembuatan Biogas dari Limbah Cair
Industri Bioetanol Melalui Proses Anaerob (Fermentasi). Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Cahya, Andhika, dan D.A. Nugroho.2010. Pembuatan Kompos dengan
Menggunakan Limbah Padat Organik. Jurusan Tehnik Kimia Fakultas
Universitas Diponegoro, Semarang.
L., Widarto dan Sudarto, Membuat Biogas, Penerbit Kanisius, 1997, pp. 10
Nasir, M.2012.Indonesia di Bawah Ancaman Krisis Energi.Terdapat pada:
http://www.shnews.co/detile-7786-indonesia-di-bawah-ancaman-krisis-
energi.html.( diakses pada tanggal 5 Desember 2012pukul 18.00 WIB).

Wahono.2012.Fakta:Produsen Teh Bukanlah Konsumen Teh. Terdapat pada :


http://teanology.wordpress.com/2012/02/08/fakta-produsen-teh-bukanlah-
konsumen-teh/. (Diakses pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 18.30 WIB).

Usman, J.2011. Industri Oil and Gas di dalam Sistem Perindustrian Indonesia.
Terdapat pada http://www.mmsib40.info/wp-
content/uploads/2011/12/Industri_Oil_and_Gas_didalam_perekonomian_Indonesi
a_JuliusUsman.pdf. ( Diakses pada tanggal 5 Desember 2012pukul 19.00 WIB)
10

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua
Nama : Adithio Krisnanda
NPM : 240210120067
Jurusan : Teknologi Industri Pangan
Fakultas : Teknologi Industri Pertanian
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 18 Februari 1994
Karya tulis yang pernah dibuat:
1. Pembuatan Lahan Pertanian dibawah permukaan Bumi guna
meningkatkan Mutu dan Kualitas Pangan.
2. Vegpao ( bakpao sayuran)
Ketua

Adithio Krisnanda
240210120067

Anggota I
Nama : Putri Nabila Adinda Adriansyah
NPM : 240210120124
Jurusan : Teknologi Industri Pangan
Fakultas : Teknologi Industri Pertanian
Tempat lahir : Bandung
Tanggal lahir : 15 November 1995
Karya tulis yang pertah dibuat:
1. Pemanfaatan Limbah Biji Anggur sebagai Alternatif Suplemen
Makanan
2. Kuliner Khas Indonesia dan Sejarah yang Mengawalinya.

Anggota I

Putri Nabila Adinda Adriansyah


240210120124
11

Anggota II
Nama : Susi Purnama
NPM : 240210120073
Jurusan : Teknologi Industri Pangan
Fakultas : Teknologi Industri Pertanian
Tempat lahir : Cianjur
Tanggal lahir : 26 Februari 1994
Karya tulis yang pernah dibuat:
-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih:
-

Anggota II

Susi Purnama
240210120073

Anggota III
Nama : Ghina Khoerunisa
NPM : 240210120091
Jurusan : Teknologi Industri Pangan
Fakultas : Teknologi Industri Pertanian
Tempat lahir : Sumedang
Tanggal lahir : 28 April 1995
Karya tulis yang pernah dibuat:
1. Pemanfaatan Limbah Kulit Semangka dalam PembuatanYoghurt untuk
Penderita Hipertensi
-
Anggota III

Ghina Khoerunisa
240210120091
12

DOSEN PEMBIMBING

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap (dengan


1 gelar) Indira Lanti K, S.Pt., M.Si

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 NIP 198207252008122005

Tempat dan Tanggal


4 Lahir Bandung, 25 Juli 1982

5 Alamat Rumah Jl. Raya Cimindi 263A Cimahi 40522

6 Nomor Telepon/Fax 022-6657962

7 Nomor HP 08121448206

8 Alamat Kantor Jurusan Teknologi Industri Pangan UNPAD/ Jl. Raya


Bandung- Sumedang Km.21

9 Nomor Telepon/Fax 022 7798844

10 Alamat e-mail lanti_1982@yahoo.com

S1 = 4 S2= 0
Lulusan yang telah
11
dihasilkan
S3 = 0

Mata kuliah yang


12 diampu 1. Sanitasi dan Keamanan Pangan

2. Teknologi fermentasi

3. Mikrobiologi Pangan

4. Penanganan Limbah Pangan

5. Praktikum Mikrobiologi Pangan

6. Praktikum Teknologi Fermentasi

7. Praktikum Sanitasi dan Penangan Limbah

II. RIIWAYAT PENDIDIKAN

No Pendidikan Kota dan Negara Tahun Lulus Bidang Studi

1 SMAN 4 Bandung 2000 IPA


Bandung,
13

Indonesia

Bandung, S1 - Teknologi
Univesitas Padjadjaran 2004
2 Indonesia Hasil Ternak

Institut Teknologi
Bandung,Indonesia 2008 S2 Biokimia
3 bandung

III. PENGALAMAN PENELITIAN

No Judul Penelitian Tahun

1 Pengaruh Perbandingan Starter Streptococcus thermophillus dan 2004


Lactobacillus bulgaricus terhadap Total Populasi Mikroba dan
Karakteristik Organoleptik Yoghurt Susu Kental Manis Filled
Milk

2 Studi Pendahuluan Gen Pengkode Lumbrokinase dari Cacing 2006-2008


Tanah (Lumbricus rubellus)

3 Kajian Efektifitas Minuman Fungsional Sinbiotik Berbahan April Nopember


Baku Kacang-Kacangan Lokal Secara Invivo Dalam Rangka 2010
Meningkatkan Sistem Pertahanan Tubuh Masyarakat

4 Kajian Efektivitas Minuman Sinbiotik Berbahan Baku Bonggol 2011


Pisang secara In Vivo

5 Kajian Sifat Antibakteri Propolis Terhadap Aktivitas Bakteri 2011


Patogen

6 Penelitian Sifat Bahan Baku Cacao Shell 2011 sekarang

Anda mungkin juga menyukai