Anda di halaman 1dari 4

INDONESIA DAN FOOD WASTE

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di


dunia. Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa. Berbagai persoalan turut mengiringi
besarnya jumlah penduduk Indonesia. Salah satunya adalah pangan, yang merupakan
kebutuhan esensial manusia. Umumnya, alur penyediaan pangan dimulai dari
penyedia bahan baku dan diakhiri oleh konsumen. Namun, berbagai hambatan kerap
kali mengganggu kelancaran alur penyediaan pangan. Salah satunya adalah food
waste atau kehilangan pangan di tingkat distribusi dan konsumsi yang berakibat
berkurangnya jumlah ketersediaan pangan sebelum mencapai tahap konsumsi.
Parfitt et al. (2010), mendefinisikan food waste sebagai kehilangan pangan
yang terjadi pada akhir rantai pangan (distribusi dan konsumsi). Rekam jejak
Indonesia terkait food waste tidak terlalu baik. Economic Intelligence Unit (EIU)
dalam Fixing Food: Toward a More Sustainable Food System pada tahun 2016,
menempatkan Indonesia pada urutan kedua terbesar di dunia sebagai negara food
waster atau pembuang makanan dengan basis per orang per tahun. Total pangan yang
terbuang di Indonesia adalah 300 kg per orang per tahun. Ironisnya, pada tahun yang
sama International Food Policy Research Institute (IFPRI) memberikan skor Global
Hunger Index (GHI) sebesar 21,9 kepada Indonesia dan skor ini tergolong level
serius. Meskipun masih banyak penduduk Indonesia yang menderita kelaparan, tetapi
masih banyak pula masyarakat Indonesia yang membuang-buang pangan.
Food Waste umumnya disebabkan perilaku distributor dan konsumen yang
sembarangan dalam menangani pangan. Sumber food waste antara lain: kerusakan
pangan sebelum konsumsi akibat penyimpanan yang tidak tepat, pengolahan pangan
yang tidak baik sehingga menyebabkan cacat produk akhir, kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai bagian fisik suatu komoditas yang dianggap tidak berguna
meski sebenarnya dapat diolah lebih lanjut untuk dikonsumsi, dan pola pikir
membuang lebih mudah dan murah dibanding melakukan pengolahan lebih lanjut.
Dari berbagai sumber food waste tersebut, salah satu yang berperan besar adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai food waste dan berbagai cara
mencegahnya.
Berbagai penelitian pangan terus dilakukan oleh akademisi. Dari berbagai
judul penelitian, tidak sedikit yang berhubungan erat dengan food waste, seperti
subjek penyimpanan komoditas pangan tertentu, pengolahan pangan yang benar
untuk mencegah cacat produk akhir, serta pengolahan suatu bagian dari komoditas
pangan yang awalnya dianggap tidak berguna hingga menjadi produk akhir yang siap
konsumsi. Publikasi berbagai hasil penelitian pangan dalam bentuk jurnal atau karya
ilmiah terus dilakukan melalui berbagai situs jurnal pangan di internet. Namun,
kenyataanya berbagai hasil penelitian tersebut banyak yang tidak diketahui
masyarakat. Penyebabnya bukan karena masyarakat Indonesia tidak mengenal
internet. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII)
pada tahun 2016, total pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang dari
total penduduk Indonesia 256,2 juta orang atau sekitar 51,8% dari total penduduk
Indonesia. Berdasarkan fakta ini, terdapat suatu hambatan selain akses internet yang
mengehentikan alur penyebaran berbagai hasil penelitian pangan dari akademisi ke
masyarakat.
Hambatan pertama adalah tidak terstrukturnya berbagai hasil penelitian yang
dipublikasikan melalui berbagai pusat jurnal. Berbagai pusat jurnal pangan berbasis
internet umumnya menggunakan fitur pencarian kata kunci untuk membantu
memudahkan pengguna internet mencari informasi yang diinginkan. Namun,
masyarakat awam tidak begitu mengenal kata-kata kunci dalam dunia pangan
sehingga proses pencarian informasi oleh masyarakat awam semakin sulit. Hambatan
kedua adalah rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Mengutip The Jakarta Post
dalam Indonesia ranks second-last in reading interest: Study, Indonesia menempati
urutan ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca berdasarkan studi yang dilakukan
oleh Central Connecticut State University di US. Publikasi berbagai hasil penelitian
umumnya dilakukan dalam bentuk karya ilmiah yang padat tulisan dan mengandung
banyak kata-kata ilmiah yang mungkin sulit dipahami masyarakat awam. Kedua
hambatan tersebut mempengaruhi alur penyebaran informasi berbagai hasil penelitian
pangan.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah membuka sebuah pusat
informasi pangan (seputar food waste) berbasis internet. Pusat informasi pangan yang
dimaksud adalah sebuah pusat informasi berbasis internet yang menyediakan
berbagai informasi terkait food waste dan pencegahan food waste. Pusat informasi
dapat mengambil berbagai hasil penelitian seputar food waste yang tersedia di
berbagai situs pusat jurnal pangan di internet. Kelebihan yang ditawarkan adalah,
pusat informasi dibuat secara terstruktur. Berbagai jurnal yang ada dibagi-bagi dalam
kelompok tertentu. Pengelompokkan berbagai hasil penelitian dapat dilakukan
berdasarkan fungsi atau manfaat dan jenis komoditas pangan. Dengan menggunakan
sistem pengelompokkan, masyarakat awam akan lebih mudah melakukan proses
pencarian informasi. Kelebihan yang lain adalah penyajian hasil penelitian tidak
dilakukan dalam bentuk tulisan, melainkan dalam bentuk komunikasi visual yang
menggabungkan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna
yang menarik. Melalui bentuk komunikasi visual tersebut, masyarakat diharapkan
dapat lebih mudah memahami berbagai hasil penelitian tentang food waste dan cara
mencegahnya.
Tersedianya informasi berbagai hasil penelitian terkait food waste dalam
bentuk yang mudah dipahami masyarakat diharapkan dapat memicu masyarakat
untuk bergerak aktif mengurangi angka food waste di Indonesia. Semakin sedikit
angka food waste, berarti semakin banyak pangan yang tersedia untuk dikonsumsi,.
Sudah saatnya masyarakat Indonesia sadar jika pangan adalah milik bersama, dan
patut dihargai.

Referensi:
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2016. Infografis Penetrasi &
Perilaku Pengguna Internet Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Indonesia 2010.
Economic Intelligence Unit. 2016. Fixing Food: Toward a More Sustainable Food
System.
International Food Policy Research Institute. 2016. Global Hunger Index Data.
Parfitt, J., Barthel, M. & Macnaughton, S. 2010. Food waste within food supply
chains: quantification and potential for change to 2050, Phil. Trans. R. Soc. ,
vol. 365, pp. 3065-3081.

Anda mungkin juga menyukai