Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga
Negara Indonesia
Individu berasal dari kata individere yang artinya tidak dapat di bagi-bagikan (Gerungan)atau
sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri,manusia perorangan(lysen)
Aristoteles berpendapat bahwa manusia merupakan penjumlahan dari pada beberapa kemampuan
tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri seperti kemampuan vegetativ yaitu makan dan h biak
,kemampuan sensitiv yaitu kemampuan bergerak mengamat-amati,bernafsu dan perasaan dan
kemampuan intelektif yaitu kemampuan kecerdasan
Wilhelm Wundt ,bahwa jiwa manusia itu materiil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan
sebagai keseluruhan.
Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara hukum diperkuat oleh KUHP sebagaimana
tercantum pada pasal 156a,yaitu Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 5 tahun barang siapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan/perbuatan:
1.yang pada pokoknya bersifat permusuhan ,penyalahgunaan/penodaan terhadap suatu agama yang di
anut di Indonesia
2.Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak bersendikan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa difokuskan sebagai
warga Negara yang menganut agama, dan berperilaku baik secara horizontal juga vertikal sesuai dengan
keyakinannya. Misalnya Islam beribadat di masjid, Katolik dan Protestan beribadat di gereja, Hindu
beribdat di Kelenteng, Budha beribadat di Pura.
Agama Islam mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang kalau kasih sayang kepada orang
belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan mengajarkan salah satu ciri orang beriman
adalah orang yang mencintai negaranya.
Agama Kristen Katolik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia untuk kebahagiaan
manusia, dosa menghancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus Kristus pembebas manusia dari dosa.
Agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam Sloka Mokasarthan jagat hitaca iti dharma
artinya tujuan agama (dharma) ialah tercapainya kesejahteraan dunia (jagat hita) dan kebahagiaan
spiritual (moksa). Selanjutnya dirinci menjadi empat yang disebut Catur Purusa Artha (empat tujuan
hidup manusia), yaitu:
1) Dharma: kebenaran dalam arti kehidupan sehari-hari meliputi kebenaran menurut agama ,hukum
dan ilmu pengetahuan
Agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramitha yaitu empat sifat luhur di dalam hati nurani
manusia, yaitu
1.Metta atau Meitri : sinta kasih yang universal,cinta yang tidak mengenal pamrih dan tidak
mementingkan diri sendiri
2. Karuna :rasa belas kasihan /kasih sayang terhadap penderitaan orang lain yang menimbulkan rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Mudita :Perasaan simpati terhadap kbahagiaan dan keberhasilan orang lain 4.Upekha :batin yang
teguh dan seimbang
Untuk menjalin hubungan satu sama lain memerlukan aktivitas komunikasi. Kecenderungan manusia
berkeinginan untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia mempunyai dua
hasrat, yaitu berkeinginan menjadi satu dengan manusia yang lainnya, dan berkeinginan menjadi satu
dengan suasana alam sekelilingnya.(Soerjono Soekanto;1990).
Dalam kehidupan berkelompok daan dalam hubungannya dengan manusia yang lain, pada dasarnya
setiap manusia menginginkan bebrapa niai. Harold Lasswell merinci ada delapan nilai yang terdapat
dalam masyarakat, yaitu :
1. Kekuasaan,
3. Kekayaan (wealth)
4. Kesehatan (well-being)
5. Keterampilan (skill)
Menurut Robert Mac Iver Society means a system of ordered relations yang berarti masyarakat suatu
sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan. Sedangkan menurut Harold J. Laski A society is a group of
their mutual wants artinya masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja
sama untuk memuaskan keinginan mereka bersama.
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu norma agama, kesusilaan,
kesopanan, dan hukum. Bangsa Indonesia dikenal dengan kemajemukannya baik suku bangsa, suku
bahasa, budaya dan agama. Dalam kondisi seperti ini diperlukan character building agar perbedaan itu
bukan merupakan faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan bangsa serta dipupuk rasa
kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh.
1. Miriam Budiarjo, suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan yang sah dan
ditaati oleh rakyatnya.
2. Roger H. Soltau alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.
3. Harold J. Laski suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secar sah lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat itu.
4. Max Weber suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam suatu wilayah.
5. Robert M. Maclver Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam
suatu wilayah berdasarkan sistem hokum yang diselenggrakan oleh suatu pemerintah yang untuk
maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
1. A sense of identify (warga Negara harus memiliki identitas atau jati diri)
2. The enjoyment of certaint rights (warga Negara memiliki hak-hak teretentu artinya warga negara
mengetahui hak-haknya dan pemerintah menjamin hak-hak warganegaranya)
3. The fulfillment of corresponding obligation (warga Negara memiliki kewajiban yang menjadi
keharusan dan seimbang antara kepentingsn pribadi dan publik)
4. A degree of interest and involvement in public affairs (memiliki tanggung jawab untuk
berpartisipasi demi kepentingan umum)
Karakteristik yang perlu dimiliki warga Negara menurut Coogan, yaitu sebagai berikut :
1. Ability to look at and approach problem as a member of a global society (Kemampuan mengamati
dan melakukan pendekatan terhadap masallah atau tantangan sebagai masyarakat global)
2. Ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for ones roles/duties
within society(Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dengan memkul tanggung jawab atas peran
dan kewajibannya dalam masyarakat)
6. Willingness to change ones lifestyle and consumption habits to protect the environment
(Kemampuan mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif guna melindungi lingkungan)
7. Ability to be sensitive towards and to defend human rights (leg, rights of women, ethnic minorities,
etc) Berarti (Kemampuan peka terhadap hak asasi manusia, berani menegakkan hak asasi manusia juga
melaksanakan kewajibannya)
8. Willingness and ability to participate in politics at local, national, and intenational levels (Kesadaran
dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkat lokal, nasional dan
internasional.
Dalam konteks pembahasan individu sebagai waga negara indonesi ,maka perlu memiliki:
Partisipasi warga negara meliputi 3 Aspek yaitu memimpin dan mengelola kelompok,memonitor
kebijakan publik dan mempengaruhi kebijakan publik.
Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial, dan Warga Negara
Indonesia
Menurut S Winataputra (1999) untuk mengetahui pengetahuan moral yang dapat diserap siswa dalam
pengembangan paradigma baru pendidikan Pkn yaitu :
1. Rekonseptualisasi jati diri PKn atas dasar kajian teoritik dan empiric
2. Perumusan asumsi progmatik tentang masyarakat madani Indonesia, warga Negara Indonesia,
pendidikan untu warga Negara, tantangan masa depan Indonesia
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga Negara tidak lepas
dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah satu pembaharuan dalam PPKN 1999/ PKn baru ialah
strategi pembelajarannya tidak hanya mempelajari meteri pelajaran, tetapi mempelajari materi dan
sekaligus praktek, berlatih dan mampu mebakukan diri bersikap dan berperilaku sebagai materi yang
akan dipelajari.
Kosasih Djahri (1999) memberikan penjelasan dalam CICED (Center for Indonesian Civic Education)
bahwa strategi yang harus digelar guru hendaknya sebagai berikut :
1. Membina dan menciptakan keteladanan baik fisik dan materiil(tata dan asesoris kelas),kondisional
(suasana proses KBM maupun personal(guru,pemimpin sekolah,tokoh unggulan.
3. Memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam proses belajar, untuk dikaji lanjutan dan mencoba
membiasakan
Dalam proses pembelajaran Pkn memerlukan media.yang dimaksud media menurut Kosasih
Djahiri mengatakan adalah sesuatu yang bersifat materiil-materiil ataupun behavioral atau personal
yang dijadikan wahana kemudahan ,kelancaran keberhasilan proses belajar.
Mac Iver menyatakan bahwa The medium is the mesage yaitu media mewakili isi pesanya.Media
dalam Pkn yaitu jujur.demokratis,taat beraga dsb,Media dalam Pkn yaitu:
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga Negara tidak lepas
dari :
2. Metode (Disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan
efisien)
Kosasih Djahri menganjurkan evaluasi merupakan dari proses belajar, maka evaluasi tidak hanya
formatif atau sumatif tetapi dilakukan pra dan sepanjang proses KBM melalui berbagai model alat serta
kegiatan secara terarah dan terkendali.