Anda di halaman 1dari 8

NAMA : TETY WIJAYA, S.

Pd
ID SIMPKB : 201501528237
ASAL SEKOLAH : SDN 06 MALEK, KECAMATAN PALOH
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (MODUL 5)
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Azasi Manusia
2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat
Multikultural
3. Konsep Nilai, Moral, dan Norma
4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1 : Hak Azasi Manusia
dipelajari  HAM (Hak Azasi Manusia) merupakan hak dasar yang dimiliki oleh
setiap manusia yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
 Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM,
khususnya dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia
 HAM memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:
1. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan
kepada manusia agar hidup terhormat.
2. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua
semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
3. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang
tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan
lainnya.
4. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut
atau diserahkan kepada pihak lain.
5. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua
hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan
budaya.
 Secara umum hak asasi manusia dapat dibedakan menjadi hak asasi
pribadi atau personal rights, hak asasi ekonomi atau property rights, hak
asasi politik atau politial rights, hak persamaan hukum atau rights of legal
equality, hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights,
dan hak asasi mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan hukum atau procedure rights.
 Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya
terjadi dalam dua bentuk, yaitu;
1. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan
yang langsung maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat pengurangan,
penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan
dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif
dalam semua aspek kehidupan.
2. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik
jasmani maupun rohani pada seseorang untuk memperoleh
pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga.
 Gagasan mengenai jaminan hak asasi manusia terdapat dalam
setiap konstitusi atau undang-undang dasar yang pernah
berlaku di Indonesia.
 Proses penegakan HAM di Indonesia mengacu kepada ketentuan-
ketentuan hukum internasional yang pada dasarnya memberikan
wewenang luar biasa kepada setiap negara. Pemerintah Indonesia dalam
proses penegakan HAM ini telah melakukan langkah-langkah strategis,
diantaranya pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM), pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai HAM dan
pembentukan Pengadilan HAM
 Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan
mengancam nyawa manusia. Jenis-jenis pelanggaran HAM berat
meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusian. Penanganan
kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia di atur dalam Undang-
Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
2. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak
mengancam keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya
jika tidak segera ditanggulangi. Misalnya, kelalaian dalam pemberian
pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan yang disengaja dan
sebagainya.
 Prinsip pembelajaran HAM di SD
1. anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM
diupayakan secara konrkit pula.
2. pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan
belajar seraya bermain.
3. pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning.
4. pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana
yang menyenangkan.
5. pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak.
6. pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan kepada anak
untuk mengalami, bukan saja melihat atau mendengar melainkan
seluruh panca inderanya dan mental psikologis anak aktif mengalami
sendiri dalam kegiatan yang memuat nilai-nilai HAM.
 Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
1. Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-
peristiwa, kasus-kasus dan fenomena sejenis untuk ditarik
kesimpulan umum.
2. Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan
kesimpulan khusus.
3. Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak.
Pembelajaran kontekstual tersebut memudahkan anak memaknai
nilai-nilai HAM yang dipelajarinya.
4. Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan
pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
bekerja sama dalam belajar. Misalnya, belajar kelompok, belajar
dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan tugas kelompok.
5. Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan
memberikan ksempatan pada anak untuk mencari penyelesaian
sendiri terhadap masalah yang dihadapinya. Anak belajar mengamati
fenomena, menemukan masalah, dan menyelidiki kemungkinan-
kemungkinan penyelesaian masalah sendiri.
6. Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa menjelajah untuk
menemukan sesuatu yang sudah ada.
7. Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepada anak untuk menyusun sendiri
konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-hari anak.
8. Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif anak belajar HAM.

KB 2 : Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman


Masyarakat Multikultur
 Wilayah negara NKRI adalah salah satu unsur negara yang merupakan
satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan
dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang
udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di
dalamnya.
 Integrasi wilayah bermakna menjadikan laut di antara pulau
sebagai penghubung dan menyatukan pulau bukan lagi
sebagai pemisah.
 Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang.
 Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, integrasi bangsa
diawali dengan:
1. Masa Perintis yaitu masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan
melalui pembentukan organisasi pergerakan.
2. Masa Penegas yaitu masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan
yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928 yang mengikrarkan dan menegaskan bahwa kita memiliki satu
tanah-air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu Indonesia.
3. Masa Percobaan yaitu masa mulai mencobanya bangsa Indonesia
menuntut kemerdekaan dari Belanda melalui organisasi GAPI
(Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 dan mengusulkan
Indonesia Berparlemen. Tapi, perjuangan menuntut Indonesia
merdeka tersebut gagal.
4. Masa Pendobrak yaitu masa dimana semangat dan gerakan
kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu
penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan.
5. Masa Pengisi Kemerdekaan yaitu masa untuk membenahi
ketimpangan, kekurangan, ketidak adilan dan ketidak merataan
kesejahteraan yang ada pada seluruh bangsa Indonesia (orangnya)
dan seluruh wilayah Indonesia (wadahnya).
 Secara sederhana nasionalisme dapat diartikan sebagai
faham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri.
 Nasionalisme adalah suatu faham yang menganggap bahwa kesetiaan
tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara.
 Patriotisme merupakan salah satu unsur nasionalisme. Patriotisme
merupakan sikap sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan
tanah air, bangsa dan negara.
 Wawasan Nusantara bagi Indonesia merupakan suatu politik
kewilayahan bangsa dan negara Indonesia.
 Ada 2 sifat wawasan nusantara:
1. Wawasan Nusantara bersifat manunggal artinya mendorong
terciptanya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam
segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
2. Wawasan Nusantara bersifat utuh menyeluruh maksudnya
menjadikan wilayah nusantara dan rakyat Indonesia sebagai satu
kesatuan yang utuh dan bulat serta tidak dapat dipecah-pecah oleh
kekuatan apa pun sesuai dengan asas satu nusa, satu bangsa dan
satu bahasa persatuan Indonesia.
 Integrasi nasional berarti integrasi yang terjadi di dalam tubuh bangsa
dan negara Indonesia.
Faktor-faktor integratif bangsa sebagai perekat persatuan, yaitu:
1. Pancasila.
2. UUD NRI 1945,
3. Sang Saka Merah Putih.
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
5. Bahasa Indonesia, dan
6. Sumpah Pemuda.
 Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Yaitu:
1. Sumpah Pemuda merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan
tekad dari seluruh pemuda Indonesia yang merupakan unsur utama
perjuangan bangsa dalam melawan penjajah untuk mempersatukan
seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
2. Pancasila dapat memperkokoh Persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. dikarenakan nilai-nilai Pancasila
bersifat universal atau 20 menyeluruh. Artinya nilai-nilai Pancasila
tidak diciptakan hanya untuk satu suku bangsa saja. Nilai-nilai
Pancasila juga tidak hanya diperuntukan untuk penganut agama
tertentu saja, akan tetapi nilai-nilai Pancasila berlaku dan menjadi
pedoman hidup Rakyat Indonesia tanpa memandang perbedaan suku
bangsa, agama, budaya, bahasa dan sebagainya.
3. Bhineka Tunggal Ika artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap
satu jua. Inti dari semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah adanya
persatuan dalam berbagai perbedaan.
 Beberapa penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia:
1. Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif
berdasarkan keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang
anggota dari kelompok tertentu.
2. Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang
berdasarkan kategori yang bersifat subyektif, hanya karena dia
berasal dari kelompok yang lain.
3. Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada
dasarnya individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri,
namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka
terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan).
4. Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras
manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa
suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur
ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10).
5. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan
kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok
subordinasinya.
 Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya
perbedaan dan penghargaan.
 Keberagaman masyarakat Indonesia antara laian disebabkan
oleh keadaan geografis, pegaruh kebudayaan asing,
penerimaan masyarakat terhadap perubahan, keadaan
transportasi dan komunikasi serta perbedaan kondisi alam.
 Salah satu model pembelajaran yang dapat di jadikan alternatif untuk
materi persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah bermain
peran. Model ini dirasakan tepat karena berupaya memberikan
pengalaman langsung kepada siswa untuk memerankan tokoh-tokoh
tertentu yang mencerminkan keberagaman masyarakat indonesia.

KB 3 : Konsep Nilai, Moral, dan Norma


 Nilai adalah standar atau kriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria
kebermanfaatan, ketidakbermanfaatan, atau disebut pula harga yang
diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang berupaya berjunjung
tinggi untuk memeliharanya.
 Macam-macam nilai menurut kriteria beserta contoh-contohnya yaitu:
1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat
serta berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya,
nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup
secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain.
2. Nilai Kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari akal manusia
(rasio, cipta, dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir.
3. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa
yang terdapat pada setiap diri manusia,biasa disebut dengan nilai
“estetika”.
4. Nilai Moral(nilai kebaikan), yaitu suatu penilaian yang bersumber
dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik). Dengan moral
manusia dapat bergaul dengan baik antar sesama manusia lainnya.
5. Nilai Agama yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan
disimpan dalam sebuah agama. Nilai agama ini merupakan nilai
yang sangat tinggi dan mutlak tidak dapat diganggu gugat.
 Macam-macam nilai sosial dalam berlangsung kehidupan masyarakat
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia,
termasuk benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan bagi
memenuhi kebutuhan fisik manusia.
2. Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau
kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
3. Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi
kebutuhhan rohani atau spiritual manusia, nilai ini lebih universal
atau umum,
 Nilai rohani sendiri dibedakan menjadi beberapa macam,
seperti :
1. Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber
pada proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta
yang terjadi.
2. Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan
atau jiwa keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai
estetika.
3. Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik
maupun buruk oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai
etika.
4. Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu
keyakinan atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.
 Jean Piaget, yang dikenal dengan Perkembangan Kognitif. Piaget membagi
perkembangan kognitif seseorang pada empat tahap, yaitu :
1. Tahap sensori motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahap
ini anak dicirikan dengan tindakannya yang suka meniru dan
bertindak secara refleks.
2. Tahap praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap ini
anak mulai menggunakan simbol dan bahasa.
3. Tahap praoperasional konkret, terjadi pada umur 7 – 11 tahun, anak
sudah mulai berpikir transformasi.
4. Tahap opreasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas, anak
sudah mampu berpikir formal, abstrak.
 Lawrence Kohlberg (dalam Cheppy Haricahyono:61-62) seorang pakar
dan praktisi dalam pendidikan moral, membagi perkembangan moral
seseorang pada tiga tingkat, yaitu :
1. Tingkat prakonvensional,tingkat konvensional, dan tingkat
pascakonvensional.
2. Tahap prakonvensional terjadi pada anak-anak Sekolah Dasar sampai
dengan kelas tiga (kira-kira berusia sepuluh tahun).
3. Tahap konvesional biasanya dimulai pada tahap remaja menuju
dewasa.
4. Tahap pascakonvensional biasanya dicapai oleh orang-orang yang
telah dewasa. Pada tahap ini orang disebut mempunyai kematangan
moral.
 Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berinteraksi dan
berperilaku antara manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam
menjalani kehidupan bersama.
 Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya terbagi
menjadi 2 macam :
1. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan
bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang
bersifat formal atau resmi.
2. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam
kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan
bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma
tersebut.
 Beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari
sumber dan sanksinya, antara lain :
1. Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang
dasar sumbernya dari wahyu Ilahi.
2. Norma Kesusilaan, norma yang lahir dari hati nurani manusia.
3. Norma Kesopanan, yakni norma yang lahir dari masyarakat untuk
menjaga keharmonisan hidup bersama, dan sanksinya dari
masyarakat berupa celaan atau pengucilan.
4. Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau
pemerintah.

KB 4 : Pancasila dan Kewarganegaraan


 Pancasila merupakan ideologi yang nilai-nilai digali dari adat istiadat,
agama dan pandangan hidup yang telah melekat pada diri bangsa
Indonesia sejak lahirya bangsa Indonesia.
 Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai.
 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby
Inkai.
 Ideologi Pancasila menurut Komalasari (2007:90) mengandung nilai-nilai
sebagai berikut:
1. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila:
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
Keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal,
sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta
nilai-nilai yang baik dan benar.
2. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
3. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki
tiga dimensi, yaitu:
1. Dimensi idealisme menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan
menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila.
2. Dimensi normatif mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem
norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan
3. Dimensi Realitas mengandung makna bahwa suatu
ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan
yang berkembang dalam masyarakat.
 Pancasila merupakan ideologi nasional yang meliputi dan
memayungi segenap orientasi di dalamnya. Artinya, adanya
berbagai pandangan hidup dalam masyarakat diakui dan
dibenarkan untuk berkembang, baik dengan
mengeksplisitkan potensi dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, maupun melalui akulturasi.

2 Daftar materi yang sulit 1. Pelanggaran Hak Azasi Manusia


dipahami di modul ini 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM sebagai Penjabaran
UUD 1945
3. Penanganan kasus pelanggaran HAM
4. Prinsip negara kepulauan (Archipelagic State)
5. Makna Stereotipe dan Etnosentrisme
6. Konsep nilai, Moral dan norma yang dapat diterapkan di dalam kehidupan
masyarakat.
7. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global
8. Penerapan model pembelajaran kooperatif dalam proses
pembelajaran materi globalisasi di SD

3 Daftar materi yang sering 1. Kelompok hak-hak khusus pada poin; Hak perempuan dijamin
mengalami miskonsepsi dan dilindungi untuk mendapat kesetaraan gender dalam
kehidupan nasional.
2. Peranan Tim Ad hoc dalam penanganan kasus pelanggaran HAM.
3. Makna Multikulturalisme
4. Hakikat kewarganegaraan Global

Anda mungkin juga menyukai