MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN Judul Modul KEWARGANEGARAAN Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Asasi Manusia 2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur 3. Konsep Nilai, Moral dan Norma 4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar KB. 1 Hak Asasi Manusia materi yang 1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 dipelajari tentang HAM, khususnya dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Ciri-Ciri Khusus Ham yaitu - Kodrati, artinya pemberian dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat. - Hakiki, artiinya sudah ada sejak lahir. - Universal, artinya berlaku untuk semua orang. - Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain - Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya. 3. Di dalam UUD 1945. UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang terdapat dalam pasal 27 sampai 34 seperti di bawah ini. a. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, ’Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’; b. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan’; c. Pasal 28 yang berbunyi, ‘Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang’; d. Pasal 29 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu’; e. Pasal 30 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara’; f. Pasal 31 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran’; g. Pasal 34 yang berbunyi, ‘Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara’. 4. Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk, yaitu; - Diskriminasi,yaitusuatupembatasan,pelecehanataupen gucilanyanglangsung maupun tidak langsung didasarkanpadapembedaan manusiaatasdasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan. - Penyiksaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga. 5. Pemerintah Indonesia dalam proses penegakan HAM ini telah melakukan langkah-langkah strategis, yakni dengan membentuk: - Produk Hukum, untuk mengatur mengenai hak asasi manusia (HAM) dimaksud untuk menjamin kepastian hukum dalam proses penegakan HAM. - Lembaga Independen adalah lembaga bentukan pemerintah yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang yang khusus untuk menangani permasalahan HAM antara lain adalah : a. Komnas HAM, merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi HAM. b. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia baik perseorangan maupun masyarakat dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan maupun masyarakat. 6. Prinsip Pembelajaran HAM di SD meliputi : - Konkrit. - bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. - Active learning, Pembelajaran aktif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk aktif mencari dan memaknai. - Joyfull learning,akan sangat menyenangkan dan membuat belajar anakmenjadiceria,tanpatekanan,danmenarik. - Berpusat pada anak. Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam membantu anak mudah mempelajari nilai-nilai HAM. - Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami, Pembelajaran HAM memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bereksperimen (mencoba) mengalami berbagai kegiatan pembelajaran HAM. 7. Pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut. - Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasuskasus dan fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum. - Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan khusus. - Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. Pembelajaran kontekstual tersebut memudahkan anak memaknai nilai-nilai HAM yang dipelajarinya. - Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam belajar. Misalnya, belajar kelompok, belajar dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan tugas kelompok. - Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapinya. Anak belajar mengamati fenomena, menemukan masalah, dan menyelidiki kemungkinan- kemungkinan penyelesaian masalah sendiri. - Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada. - Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-hari anak. - Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif anak belajar HAM.
KB. 2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultur 1. Wilayah NKRI, adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya,serta ruang udara diatasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung didalamnya. 2. Makna pengertian integrasi wilayah yaitu konsep kesatuan aspek alamiah yang merupakan : - prinsip negara kepulauan (Archipelagic State); - manunggalnya tanah-air yang menjadikan laut di antara pulau sebagai penghubung dan menyatukan pulau bukan lagi sebagai pemisah. 3. Pada tanggal 13 Desember 1957, Pemerintah Indonesia melalui Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, mengumumkan secara sepihak bahwa bahwa lebar laut teritorial Indonesia menjadi 12 mil yang diukur dari garis yang menghubungkan titik ujung pulau terluar Indonesia (Deklarasi Djuanda). 4. Sebagai negara kepulauan, wilayah perairan Indonesia dapat dibedakan menjadi macam yaitu : - Zona laut territorial (12 mil laut), - Zona tambahan yaitu zona yang lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, - Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah suatu area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut territorial diukur 5. Integrasi bangsa, mencerminkan proses bersatunya orang- orang yang memiliki perbedaan (sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, ras dan antar golongan) untuk menjadi satu bangsa(nation). 6. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 7. Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, integrasi bangsa diawali : - Masa Perintis,yaitu masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan organisasi pergerakan. - Masa Penegas, yaitu masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda. - Masa Percobaan, yaitu masa mulai mencobanya bangsa Indonesia menuntut kemerdekaan dari Belanda. - Masa Pendobrak, yaitu masa dimana semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. - Masa Pengisi Kemerdekaan yaitu masa untuk membenahi ketimpangan, kekurangan, ketidak adilan dan ketidak merataan kesejahteraan yang ada pada seluruh bangsa Indonesia (orangnya) dan seluruh wilayah Indonesia (wadahnya). 8. yang menjadi obyek sasaran Integrasi Nasional. Obyek sasaran integrasi nasional meliputi, - Integrasi nilai menunjuk pada adanya kesepakatan terhadap nilai yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial. (Pancasila) - Integrasi perilaku menunjuk pada kesepakatan perilaku positif yang menekankan perilaku berkebangsaan dan kenegaraan di atas golongan atau pribadi. (Pembentukan lembaga politik/ pemerintah dan lembaga kemasyarakatan). 9. Nasionalisme dapat diartikan sebagai faham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. 10. Integrasi nasional, adalah suatu proses penyesuaian diantara unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan keserasian dalam kehidupan masyarakat yang terjadi didalam tubuh bangsa dan negara Indonesia. 11. Patriotisme merupakan sikap sudi mengorbankan segala- galanya untuk kejayaan tanah air, bangsadan negara 12. Berbagai penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yaitu : - Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok tertentu. - Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain. - Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan). - Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya - Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda- bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya. 13. Multikultural merupakan suatu pengakuan, penghargaan, dan keadilan terhadap etnik minoritas baik yang menyangkut hak-hak universal yang melekat pada hak- hak individu maupun komunitasnya yang bersifat kolektif dalam mengekspresikan kebudayaannya. 14. Sukubangsamerupakankelompokorangyangmempunyaiad atistiadat yang samadan mempunyai keterikatankuat yangtidakdibatasi oleh tempat dan waktu. 15. Bermainperanberartimemainkansatu perantertentusehinggayangbermaintersebutharusmampub erbuatsepertiperan yang dimainkannya.Dengandemikian, dalam bermain peran terdapat situasi tiruan seperti simulasi.
KB. 3 Konsep Nilai, Moral dan Norma
16. Nilai adalah standar atau criteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria kebermanfaatan, ketidak- bermanfaatan, atau disebut pula harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang berupaya menjunjung tinggi untuk memeliharanya. 17. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat didalam masyarakat serta berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nila iini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiridan membutuhkanpertolongan orang lain. 18. Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio,cipta, dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir. 19. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia. 20. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik). 21. Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama. 22. Notonagoro berpendapat macam-macam nilai sosial dalam berlangsung kehidupan masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah : - Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-bendan yata yang dapat dimanfaatkan bagi memenuhi kebutuhan fisik manusia. - Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam menjalankankehidupannyasehari-hari. - Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan rohani atau spiritual manusia, nilai ini lebih universal atau umum, Nilai rohani sendiri dibedakan menjadi beberapa macam , seperti : - Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber pada proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta yang terjadi. - Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan atau jiwa keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai estetika. - Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik maupun buruk oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai etika. - Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu keyakinan atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 23. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. 24. Pengembangan teori perkembangan moral menurut Jean Piger dikenal dengan Perkembangan Kognitif yaitu : - Tahap sensori motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahapini anak dicirikan dengan tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks. Oleh karena itu penanaman nilai dilakukan dengan cara menirukan, dan orang dewasa sebagai teladan yang ditirukan. - Tahap praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Dengan adanya bahasa maka ia dapat mengungkapkan sesuatu hal lebih luas daripada yang dapat dijamah, yang sekarang dilihatnya. - Tahap praoperasional konkret, terjadi pada umur 7 – 11 tahun, anak sudah mulai berpikir transformasi. Pada tahap ini anak Anak sudah mengerti persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan tidak baik. - Tahap opreasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas, anak sudah mampu berpikir formal, abstrak. Ia dapat berpikir secara deduktif, induktif dan hipotesis. 25. Pengembangan teori perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg (dalam Cheppy Haricahyono:61-62) yaitu : - orientasi pada hukuman dan ketaatan, tahap ini penekannnya pada akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik dan buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak menghindari hukuman lebih dikarenakan rasa takut, bukan karena rasa hormat; - orientasi hedonis (kepuasan individu), - orientasi anak manis, pada tahap ini anak memenuhi harapan keluarga dan lingkungan sosialnya yang dianggap bernilai pada dirinya sendiri, sudah ada loyalitas. - Orientasi terhadap hukum dan ketertiban, pada tahap ini dinyatakan bahwa menjalankan tugas dan rasa hormat terhadap otoritas adalah tindakan yang benar. - Orientasi kontak sosial legalitas, tahap ini ditandai bahwa perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis oleh seluruh masyarakat. 26. Norma, adalah kaidah, pedoman,acuan,dan ketentuan berinteraksi dan berperilaku antara manusia didalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama. 27. Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya terbagi menjadi 2 macam yaitu : - Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi. - Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma tersebut. 28. Beberapa norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya (Soerjono Soekanto, 1982:174-176), antara lain : - Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan- perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu. - Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores). - Adat Istiadat(Custom), yakni tata kelakuan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom). - Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti. - Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti masyarakat pada umumnya. 29. Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang harus diterima dari sang Kholik (pencipta) kepada manusia sebagai mahluk (yang diciptakaan) sebagai pedoman baik itu sebagai perintah, larangan atau anjuran lainnya. 30. Norma Kesusilaan, yaitu norma yang lahir dari hati nurani manusia. 31. Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat dalam suatu masyarakat tertentu. 32. Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau pemerintah. 33. Budaya,diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,nilai,moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. 34. Belanegara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
KB. 4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
35. Pancasila, merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan sistem pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam ketatanegaraan diIndonesia. 36. Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas) sebagaimana dikemukakan oleh Notonagoro (Kaelan, 2012:47-48), yaitu: - Causa Materialis (asal mula bahan) Pada hakikatnya, nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa Indonesia itu sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius. - Causa Formalis (asal mula bentuk) Dalam hal ini, bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. - Causa Efisien (asal mula karya) Asal mula karya, yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah - Causa Finalis (asal mula tujuan) Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan menjadikan Panc Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilanasila sebagai dasar negara. 37. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan 38. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. 39. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. 40. Dimensi Idealisme, menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila. 41. Dimensi normative, Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan. 42. Dimensi Realitas Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. 43. Nilai Ketuhanan, Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta 44. Nilai Kemanusiaan, Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya 45. Nilai Persatuan, Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 46. Nilai Kerakyatan, Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, olehrakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga- lembaga perwakilan. 47. Nilai Keadilan, Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. 48. Warga negara global adalah warga negara yang bertanggung jawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat. 2 Daftar materi 1. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan yang sulit Masalah Hak Asasi Manusia di Indonesia dipahami di 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang modul ini HAM sebagai Penjabaran UUD 1945 3. Konsep integrasi wilayah dan integrasi bangsa 4. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma 5. Proses Perumusan Pancasila 6. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global 3 Daftar materi 1. Prinsip Pembelajaran HAM di SD yang sering 2. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan mengalami Kesatuan Bangsa Indonesia miskonsepsi 3. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara 4. Hakikat kewarganegaraan global