Anda di halaman 1dari 25

Nama : Apnianti, S.Pd.

Nim : 229022495349
Kelas : 015
LK.1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah di


No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
identifikasi
1. Kurangnya kemampuan Hasil kajian literatur : Setelah di analisis kajian literatur hasil
peserta didik kelas 2 SD 1. Menurut hasil penelitian Bella Merryzca wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
dalam menyelesaikan soal Purnama (2017) “ Analisis Kesalahan Siswa munculnya masalah kurangnya kemampuan
cerita matematika materi Dalam Menyelesaikan Soal Cerita materi peserta didik kelas 2 SD dalam menyelesaikan
perkalian dan pembagian operasi hitung campuran ( perkalian dan soal cerita matematika materi pembagian dan
pembagian ) di SDN II Ngaban Faktor perkalian adalah
penyebab : 1.Peserta didik tidak memahami tekhnik operasi
a. Siswa kurang memahami soal pembagian hitung matematika, peserta didik tidak menghafal
dan perkalian perkalian dan cara membagi bilangan
b. Siswa malu bertanya dan mengungkapkan 2.Peserta didik tidak disiplin dan percaya
pendapatnya kepada guru saat proses diri ,tidak ada usaha untuk mempelajari soal soal
pembelajaran berlangsung cerita perkalian dan pembagian,serta malu
c. Siswa takut dan tidak menyukai pelajaran mengungkapkan kepada guru tentang kendala
matematika karena dianggap susah yang dihadapi saat proses pembelajaran
d. Siswa tidak tahu teknik perkalian dan 3.Materi,metode dan model pembelajaran yang
pembagian di gunakan guru tidak tepat
e. Siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal 4.Perhatian dan bimbingan orang tua,kurangnya
cerita bentuk uraian. perhatian orangtua peserta didik dirumah
https:eprints.umsida.ac.id mengulangi pelajaran
2. Agus Subaedi ( Sigma 1(2), 64-68,2016),
Menyatakan : Faktor kegagalan memecahkan
tugas matematika yaitu :
a. Kurangnya usaha belajar
b. Siswa cenderung rentan dan mudah
menyerah menghadapi masalah
matematika
c. Kegagalan memecahkan masalah
matematika di anggap kurangnya
matematikanya.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/jkpm
3. Gita ayu Ningsih dkk. (Jurnal Kajian
Pendiidikan Matematika 2022),Mengatakan
bahwa penyebab kesulitan yang dialami siswa
dalam menyelesaikan soal operasi bilangan
cacah diantaranya:
a. Kesulitan dalam mengunakan operasi
hitung matematika
b. Kesulian dalam memahami soal
c. kesulitan dalam menyelesaikan soal
berkaitan dengan materi operasi hitung
bilangan cacah ( penjumlahan,
Pengurangan, pembagaian dan perkalian
https://journal.lppm
Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat faktor penyebab siswa


kurang mampu menyelesaikan soal cerita
yaitu siswa belum lancar membaca dan belum
mampu memahami isi cerita
 Samsu berpendapat faktor penyebab Peserta
didik kurang mampu menyelesaikan soal
cerita yaitu kurangnya minat belajar peserta
didik pada pembelajaran matematika dan
Peserta didik cenderung mudah lupa pada
hafalan perkalian
 Haskar berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kurangnya kemampuan peserta
didik kelas 2 dalam menyelesaikan soal
matematika karena kurang tepatnya
penggunaaan metode dan model
pembelajaran pada materi pembagian dan
perkalian dan kurangnya bimbingan orangtua
di rumah dalam membantu peserta didik
belajar.
 Nikmah berpendapat hal yang menyebabkan
kemampuan peserta didik kurang dalam
menyelesaikan soal matematika karena
kemampuan peserta didik kurang dalam
memahami soal operasi hitung.
 Fahmi berpendapat faktor yang
menyebabkan kurangnya kemampuan peserta
didik yaitu peserta didik kurang memahami
materi, dan kurang bimbingan orang tua di
rumah

2. Masih ada Sebagian peserta 1. Menurut penelitian Latifah Latifah,Fuji Setelah di analisis kajian literatur hasil
didik kelas 2 SD yang Rahmawati(2022) Penerapan program wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
kesulitan CALISTUNG untuk meningkatkan literasi munculnya masalah masih ada Sebagian peserta
membaca,menulis,dan numerasi siswa kelas rendah disekolah dasar. didik kelas 2 SD yang kesulitan membaca
hitung Menyatakan bahwa ada beberapa aspek yaitu menulis dan berhitung adalah
bakat dan minat siswa,sikap,motivasi 1.Minat, bakat,serta semangat belajar peserta
belajar,gaya belajar,kemampuan berfikir dan didik ,tidak ada dorongan dari dalam diri peserta
kemampuan awal yang telah dimiliki didik untuk belajar membaca,menulis dan
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.3003 berhitung,peserta didik memang tidak ada
kemampuan awal mengenal huruf dan
2. Menurut Muhammad Sururuddin dan bilangan,menurunnya semangat belajar karena
Nirmala Prihatin,(2018) Analisis berbagai perhatian tertuju pada game online di hp
faktor penyebab rendahnya motifasi belajar 2.Bimbingan orang tua,kurangnya perhatian
siswa kelas IV SDN 3 Tebaban.menyatakan orang tua dirumah membimbing peserta didik
bahwa rendahnya motivasi belajar siswa belajar membaca,menulis dan berhitung
untuk melakukan aktifitas belajar siswa di 3.Guru kurang memotivasi siswa untuk belajar
pengaruhi oleh :faktor lingkungan,faktor membaca,menulis dan behitung
keluarga dan faktor guru.
http://jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id/
index.php/alfatih/article/view/17/20

3. Dari hasil penelitian Nailatur


Rohma(2021)Upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik pada
pembelajaran membaca,menulis,dan
berhitung(calistung) di MI Nahdatul Ulama
Gribi Kudus Proses pembelajaran Calistung
belum optimal karena berbagai hal
diantaranya:
a. kesulitan mengenal huruf
b. kesulitan membaca dan membeda huruf.
c. sulit dan membedakan symbol matematika
d. siswa kesulitan dalam soal hitungan
https://umpwr.ac.id

Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat hal yang menyebabkan


masih ada peserta didik kelas 2 SD yang
kesulitan calistung karena dari tamat TK
masih banyak murid yang belum menguasai
atau belum bisa membaca dan menulis
sehingga guru kelas 1 dan 2 harus bekerja
keras apalagi jika jumlah peserta didik kelas
1 banyak.
 Samsu berpendapat hal yang menyebabkan
masih ada sebagian peserta didik yang
kesulitan calistung yaitu Peserta didik
mungkin masih mengalami kesulitan dalam
membedakan huruf dan angka, Kurangnya
pendampingan orangtua dalam mengulang
pembelajaran di rumah dan Peserta didik
terlalu banyak bermain sehingga kelelahan
dan tidak bersemangat lagi belajar di rumah.
 Haskar berpendapat hal yang menyebabkan
masih ada peserta didik kelas 2 SD yang
kesulitan calistung karena peserta didik
jarang mengulang pembelajaran di rumah
karena lebih memilih bermain game di HP
dan orang tua juga kurang kerjasamanya
untuk mengajar anaknya di rumah.
 Nikmah berpendapat hal yang menyebabkan
masih ada peserta didik kelas 2 SD yang
kesulitan calistung karena sebagian peserta
didik kelas 2 yang kesulitan calistung
dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dan
bimbingan orangtua, biasanya anak tersebut
kurang kasih sayang.
 Fahmi berpendapat hal yang menyebabkan
masih ada peserta didik kelas 2 SD yang
kesulitan calistung karena peserta didik
kurang bimbingan dari orang tua dan peserta
didik tidak fokus belajar dan kemampuan
peserta didik yang masih rendah.

3. Hubungan komunikasi yang 1. Rivai(2005)Identifikasi faktor-faktor Setelah di analisis kajian literatur hasil
baik antara guru dan orang penghambat komunikasi guru dan orang tua wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
tua peserta didik terkait wali murid(Studi kasus pada Taman Kanak munculnya masalah hubungan komunikasi yang
pelajaran masih kurang dan kanak Luar biasa Tk-LB”Putra baik antara guru dan orang tua peserta didik
terbatas Jaya”Malang,dipengaruhi faktor: masih kurang dan terbatas adalah
a. Jabatan ,level jabatan sedikit banyak 1.Jabatan dan latar belakang,kadang orang tua
mempengaruhi kelancaran komunikasi di peserta didik enggan berkomunikasi dengan guru
antara pihak-pihak.Bagi yang memiliki karena merasa jabatan lebih tinggi dan merasa
jabatan yang lebih tinggi malu jika harus peserta didik tidak ada yang kurang,begitu pula
berkomunikasi dengan orang tua peserta didik yang latar belakang nya
bawahannya,demikian pula sebaliknya. di bawah merasa malu bertemu dengan guru
b. tempat ruang kerja yang terpisah membicarakan kekurangan peserta didik
c. alat komunikasai 2.Kepadatan kerja,Sebagian orangtua peserta
d. kepadatan kerja didik sibuk bekerja,menyerahkan sepenuhnya
https://eprint.umm.ac.id/32062/2 Pendidikan kepada guru
3.Alat komunikasi,masih ada Sebagian orang tua
2. Kompas.com(03 januari 2022)-faktor peserta didik tidak memiliki handphone
penghambat komunikasi efektif:hambatan
fisik,hambatan semantik,hambatan
psikologis,keterbatasan fisiologis,perbedaan
latar belakang,persepsi yang selektif,hanya
menyimak Sebagian isi pesan.
https://www.kompas.com

3. Isnadie febrian saputra (2012),:faktor-faktor


penghambat komunikasi guru dengan orang
tua yaitu:
a. sulit mencari orang tua dan rumah jauh
b. orang tua tidak perhatian
c. faktor ekonomi
d. orang tua yang over komunikasi dengan
guru
https://eprint.umm.ac.id/32062/2

Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat faktor yang


menyebabkan kurangnya komunikasi guru
dan orangtua tentang pelajaran karena
orangtua menyerahkan semua pendidikan
anaknya pada guru sehingga ada anggapan
kalau anaknya bodoh yang disalahkan
gurunya seharusnya tidak begitu karena guru
hanya berhadapan dengan siswa 5 jam sehari
dan juga guru masih kurang melakukan
kunungan rumah pada orangtua peserta
didiksehingga terjadi kurang komunikasi
antar keduanya
 Samsu berpendapat faktor yang menyebabkan
hubungan komunikasi antara guru dengan
orangtua masih belum terjalin dengan baik
yaitu guru dan orangtua kurang
berkomunikasi dan sulitnya mengatur waktu
pertemuan antar orangtua dan guru karena
kesibukan masing-masing
 Haskar berpendapat faktor yang
menyebabkan hubungan komunikasi antara
guru dengan orangtua masih belum terjalin
dengan baik yaitu guru dan orangtua kurang
berkomunikasi untuk membahas
permasalahan yang dialami peserta didik dan
mencarikan solusi yang tepat baik berdiskusi
secara langsung maupun online.
 Nikmah berpendapat faktor yang
menyebabkan hubungan komunikasi antara
guru dengan orangtua masih belum terjalin
dengan baik yaitu Guru sebaiknya
mengadakan pertemuan dengan orangtua
peserta didik diluar penerimaan rapor agar
komunikasi dapat terus terjalin maupun guru
berkunjung ke rumah peserta didik .
 Fahmi berpendapat faktor yang menyebabkan
hubungan komunikasi antara guru dengan
orangtua masih belum terjalin dengan baik
yaitu kurangnya komunikasi guru dengan
orangtua baik secara langsung maupun
melalui HP dan guru harus memberitahukan
kepada orangtua untuk membantu dan
membimbing peserta didik belajar di rumah.

4. Kurangnya motivasi guru 1. Ade Koesnandar (2020) Setelah di analisis kajian literatur dan hasil
dalam mengembangkan Beberapa di antara kondisi yang dimaksudkan wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
model-model pembelajaran antara lain adalah: munculnya masalah kurangnya motivasi guru
inovatif a. kurangnya dukungan sarana dan prasarana dalam mengembangkan model-model
b. kurangnya contoh-contoh pembelajaran pembelajaran inovatif adalah
inovatif yang sesuai kondisi masing- 1.Model pembelajaran,guru kesulitan
masing menggunakan model pembelajaran sesuai dengan
c. kurangnya pelatihan dan bimbingan materi yang akan di ajarkan hanya berdasarkan
d. lemahnya pemahaman mereka terhadap teori dam metode yang lama
konsep model pembelajaran inovatif itu 2. Pelatihan dan workshop,guru jarang mengikuti
sendiri pelatihan model-model pembelajaran untuk
pengembangan diri
http://doi.org/1031800/jtp.kw.v8m1.f33--61 3.Studi kasus/eksperimen,guru tidak pernah
melakukan studi kasus atau eksperimen didalam
2. Zunidar (2018) Dalam jurnalnya Guru dan kelas dalam mengembangkan materi yang akan
Pembelajaran inovatif. Mengatakan factor di ajarkan
yang menghambat pembelajaran inovatif:
a. guru sebagai pengajar bukan pendidik
sumber
b. pengetahuan, dan mahatahu,
c. sekolah berikat jadwal yang ketata,
d. belajar dibatasi kurikulum,
e. basis belajar hanya berkutat pada fakta, isi
pelajaran, dan teori semata,
f. hafalan menjadi agenda utama bagi
siswa,
g. keseragaman,
h. kelas menjadi fokus utama,
i. komputer lebih dipandang sebagai
objek,
j. penggunaan media statis lebih
mendominasi sebagai objek,
k. pengguna medai statis lebih
mendominasi,
http://jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id/
index.php/alfatih/article/view/17/20
3. Wulandari Fransiska1,Siti Quratul
Ain2(2022)Kesulitan Guru Dalam
Menerapkan Model-Model Pembelajaran
Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sekolah
Dasar kesulitan yang dialami guru terkait
penerapan model-model pembelajaran
kurikulum 2013 yaitu
a. Guru kesulitan dalam mengalokasikan
waktu dengan baik pada saat penggunaan
model-model pembelajaran kurikulum
2013,
b. Guru kesulitan dalam menentukan model
yang tepat sesuai dengan materi
pembelajaran.
c. Serta pada penggunaan model project
based learning guru kesulitan dalam
penentuan materi serta pemilihan waktu
yang tepat

wulandari13@student.uir.ac.id,
quratulain@edu.uir.ac.id

Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat bahwa faktor yang


menyebabkan kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif yaitu faktor pertama
kurangnya dorongan dan bimbingan dari
kepala sekolah masih kurangnya sebagian
SDM guru sehingga kurang membuat ide atas
model pembelajaran.
 Samsu berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif yaitu guru belum
menggunakan media pembelajaran dalam
mengajar dan hanya terpatok pada buku
pelajaran.
 Haskar berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif yaitu karena guru
jarang mengikuti workshop dan
pelatihan,tidak pernah melakukan studi kasus
ataupun eksperimen di kelas, untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman
guru jarang menerapkan berbagai macam
model pembelajaran yang inovatif di
kelasnya saat mengajar.
 Nikmah berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif yaitu,karena guru tidak
menerapkan pembelajaran berbasis
permainan,guru tidak melibatkan peserta
didik dalam pembelajaran sehingga semua
peserta didik tidak aktif belajar, dan guru
tidak belajar mandiri dengan memanfaatkan
perkembangan zaman untuk dapat
meningkatkan kemampuannya baik belajar
melalui internet ataupun media lainnya.
 Fahmi berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan model-model yang
inovatif yaitu guru jarang mengikuti pelatihan
,tidak ada usaha dari diri sendiri untuk
meningkatkan kemampuannya dengan
membaca atau menonton hal-hal yang
berkaitan dengan perkembangan model
pembelajaran baik melalui media internet ,
majalah pendidikan dan sumber lainnya.

5. Dalam kegiatan evaluasi 1. Desti Rahayu, dkk(2020) Pembentukan Setelah di analisis kajian literatur dan hasil
belum mengoptimalkan Karakter Siswa Berorientasi Hinger Order wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
berbasis HOTS Thingking Skills (HOTS) Di Sekolah munculnya masalah dalam kegiatan evaluasi
Dasar,yaitu: belum mengoptimalkan berbasis HOTS adalah
a. kurangnya dukungan sarana prasarana 1.Kemampuan berfikir,peserta didik memiiki
b. berbagai macam karakteristik siswa tingkat kemampuan berfikir yang berbeda-beda
c. kurangnya penyampaian guru dalam ada yang dilevel rendah,level cukup,dan level
menyampaikan pendidikan karakter kurang tinggi
tajam dan mengena 2.Pemahaman guru tentang HOTS dan
d. kurangnya dukungan orangtua dalam LOTS,guru belum mampu membedakan
pembentukan karakter siswa. penyusunana soal HOTS dan LOTS sehingga
perlu mengikuti pelatihan berbasis HOTS
http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i1.4071

2. Suhartono dkk(2020) Strategi dan


Implementasi Penyusunan Soal Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru
Sekolah Dasar di Kabupaten Kebumen,,
m,engatakan:
a. guru belum mengimplementasikan
pembelajaran dan penilaian yang
mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi (HOTS), mereka sebagian besar
hanya mengukur ranah kognitif pada
aspek C1, C2, dan C3;
b. guru antusias dan merasa perlu
mengikuti kegiatan penyusunan soal
HOTS dan merasa memerlukan materi
pengabdian ini untuk dilaksanakan pada
siswa di kelas masing-masing
c. implementasi penyusunan soal HOTS
perlu dilaksanakan pada sasaran yang
lain di tempat yang lain.
https://doi.org/10.20961/dedikasi.v2i1.34494

3. Fajriyah(Ferina agustini dkk,2020) dalam


jurnalnya “Problematika Pengembangan
HOTS (HINGER ORDER THINKING) di
Sekolah Dasar”’.
Faktor yang mempengaruhi:
a. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa masih berada di kategori kurang
b. Kemampuan mengklasifikasi dan
induksi siswa berada pada evel cukup
c. Kemampuan eduksi analisis kesalahan,
analisis perspektif, membuat
keputusan,,, pengalaman, pemecahan
masalah penemuan yang dimiliki siswa
berada pada level rendah
barajaya_ku@yahoo.co.id
Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat mengapa kegiatan


evaluasi belum mengoptimalkan berbasis
HOTS karena kurangnya kemampuan
pengetahuan guru tentang teknologi.
 Samsu berpendapat hal yang menyebabkan
kegiatan evaluasi belum optimal diterapkan
yaitu karena guru masih kesulitan mengatasi
kemamapuan setiap peserta didik yang
berbeda-beda.dan guru masih mengalami
kesulitan untuk menyusun rancanangan
HOTS dan juga guru masih terkendala
dengan kemampuan menggunakan teknologi..
 Haskar berpendapat karena guru kurang
memahami pembelajaran abad 21,sehingga
tidak mampu membedakan pembelajaran
HOTS dan LOTS akibatnya guru tidak
optimal dalam mengembangkan media
pembelajaran
 Nikmah berpendapat karena guru belum
optimal untuk menerapkan pembelajaran
berbasis HOTS dan peserta didik kurang
mampu dalam menganalisis masalah dari
berbagai aspek jika evaluasi berbasis HOTS.
 Fahmi berpendapat karena peserta didik
kurang mampu dalam menganalisis masalah
dari berbagai aspek jika evaluasi berbasis
HOTS, guru belum menguasai perkembangan
teknologi dan sering mengalami kesulitan
untuk menyusun hasil evaluasinya jika
menggunakan laptop dibandingkan dengan
menulisnya secara langsung.

6. Guru belum maksimal 1. Irkham Abdaul Huda(2020) Perkembangan Setelah di analisis kajian literatur dan hasil
dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) wawancara dapat diketahui bahwa penyebab
teknologi informasi TIK Terhadap Kualitas Pembelajaran Disekolah munculnya masalah guru belum maksimal dalam
dalam pembelajaran Dasar: memanfaatkan teknologi informasi TIK dalam
a. Guru perlu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran adalah
mempersiapkan proses pembelajaran 1.Pemanfaatan teknologi informasi TIK,guru
mulai dari memilih bahan ajar dan metode kesulitan Ketika proses pembelajarn karena
pembelajaran yang tepat dengan kurang menguasai TIK,sehingga perlu bimbingan
karakteristik siswanya. Ketika proses melalui pelatihan IT,workshop,seminal dan
pembelajaran berlangsung, guru dapat lokakarya.
memanfaatkan TIK menjadi media 2.Tidak ada jaringan internet dan daya listrik
pembelajaran dalam bentuk aplikasi atau yang rendah,kendala yang di hadapi guru karena
penayangan materi secara audio, visual, belum adanya wifi disekolah dan arus listrik
dan audio-visual. berdaya rendah tidak mampu digunakan untuk
b. Dengan adanya TIK guru tidak perlu tatap mengajar menggunakan LCD
muka secara langsung dengan siswanya
dalam menyampaikan materi. c. Guru
dapat memanfaatkan elearning dan siswa
dapat belajar secara mandiri dengan waktu
yang fleksibel. Kreativitas dan inovatif
guru dituntut agar penggunaan TIK dapat
maksimal dalam proses pembelajaran
sesuai dengan karakteristik siswanya.
irkhamabdaulhuda59@gmail.com

2. Yusrizal, dkk(2017) Kompetensi Guru


Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi(TIK) Di SD NEGERI 16
BANDA ACEH,yaitu:
a. Masih diperlukan banyak bimbingan
dalam mencari media serta bahan ajar
dari internet. Bimbingan tersebut bisa
melalui seminar, lokakarya, serta
pelatihan mengenai TIK sehingga
beberapa kesulitan dan kendala dalam
pemanfaatan TIK sebagai media
pembelajaran dapat diatasi.

Yusrizalr2@gmail.com
3. Iis Dewi Lestari(2018) Peranan Guru Dalam
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Informasi And Communication Technology
(ICT) Di SDN RRI CISALAK,yaitu :
a. Pemahaman media pembelajaran
berbasis TIK harus dipahami dan
digunakan oleh semua guru karena
sudah sangat wajib dilakukan di era
globalisasi saat ini meskipun peran guru
tidak dapat tergantikan dengan kehadiran
TIK.
b. TIK tidak dapat berfungsi dengan baik
jika tidak digunakan dengan tepat oleh
guru yang terampil.
c. Dukungan dari pihak dinas terkait,
kepala sekolah, komite sekolah dalam
pengadaan sarana dan fasilitas yang
memadai pembelajaran berbasis TIK
sangat dibutuhkan agar tujuan
pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal ditengah kemajuan teknologi
saat ini.

iisdewilestari@unindra.ac.id

Narasumber
1. Pakar pendidikan ketua K3S Kec Balusu Kab
Barru Ridwan, S.Pdi
2. Pengawas wilayah 1 dan 2 Kec Balusu
Samsu alam, S.Pd.,M.Pd.
3. Kepala Sekolah UPTD SDN 188 Barru
Haskar, S.Pd.,M.Pd.
4. Guru UPTD SDN 188 Barru
Nikmah Ningsih, S.Pd.,M.Pd.
5. Teman Sejawat di UPTD SDN 188 Barru
Fahmi Fadli Asri, S.Pd.,M.Pd.

 Ridwan berpendapat kendala yang


menyebabkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK yaitu guru belum
maksimal melaksanakan pembelajaran TIK
yaitu sarana dan prasarana yang belum
mendukung dan masih kurangnya SDM guru
kita.
 Samsu berpendapat kendala yang
menyebabkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK yaitu Kurangnya
pengetahuan guru tentang media IT dan guru
kurang mengembangkan kemampuan dirinya
 Haskar berpendapat kendala yang
menyebabkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK yaitu kurangnya
kemampuan guru menguasai perkembangan
teknologi, dan guru kurang mengikuti
pelatihan/workshop.
 Nikmah berpendapat kendala yang
menyebabkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK yaitu pembelajaran
karena masih banyak guru yang belum
mampu mengoperasikan media IT, arus listrik
masih rendah dan wifi di sekolah tidak ada.
 Fahmi berpendapat kendala yang
menyebabkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK yaitu guru-guru senior
masih terkendala dalam penguasaan teknologi
dan masih terkendala dengan jaringan
internet

Daftar rujukan atau daftar Pustaka :

1.Kurangnya kemapuan siswa kelas 2 SD dalam menyelesaikan soal cerita.


Bella Merryzca Purnama (2017) “ Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita materi operasi hitung campuran ( perkalian dan
pembagian ) di SDN II Ngaban https:eprints.umsida.ac.id
Agus Subaedi ( Sigma 1(2), 64-68,2016) https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/jkpm
Gita ayu Ningsih dkk. (Jurnal Kajian Pendiidikan Matematika 2022) https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/jkpm
2.Masih ada Sebagian siswa kelas 2 SD yang kesulitan membaca,menulis,dan hitung
Latifah Latifah,Fuji Rahmawati(2022)Penerapan program CALISTUNG untuk meningkatkan literasi numerasi siswa kelas rendah disekolah
dasar. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.3003
Muhammad Sururuddin dan Nirmala Prihatin,(2018), Analisis berbagai faktor penyebab rendahnya motifasi belajar siswa kelas IV SDN 3
Tebaban. Jurnal DIDIKA: Wahana ilmiah Pendidikan dasar, 4(1). https://e-journal.hamzanwandi.ac.id/index.php/didika/article/view/1198
Nailatur Rohma(2021)Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada pembelajaran membaca,menulis,dan
berhitung(calistung) di MI Nahdatul Ulama Gribi Kudus. https://umpwr.ac.id
3. Hubungan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua peserta didik terkait pelajaran masih kurang dan terbatas
Rivai(2005)Identifikasi faktor-faktor penghambat komunikasi guru dan orang tua wali murid(Studi kasus pada Taman Kanak kanak Luar biasa
Tk-LB”Putra Jaya”Malang. https://eprint.umm.ac.id/32062/2
Kompas.com(03 januari 2022)-faktor penghambat komunikasi efektif. https://www.kompas.com
Isnadie febrian saputra (2012),Identifikasi faktor-faktor penghambat komunikasi guru dengan orang tua wali murid di TK Luar putra jaya
malang. faktor-faktor penghambat komunikasi guru dengan orang tua. https://eprint.umm.ac.id/32062/2
4. Kurangnya motifasi guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran inovatif
Ade Koesnandar (2020) http://doi.org/1031800/jtp.kw.v8m1.f33--61
Zunidar (2018) Dalam jurnalnya Guru dan Pembelajaran inovatif.
http://jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id/index.php/alfatih/article/view/17/20
Wulandari Fransiska1,Siti Quratul Ain2(2022)Kesulitan Guru Dalam Menerapkan Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Di
Sekolah Dasar. wulandari13@student.uir.ac.id, quratulain@edu.uir.ac.id
5. Dalam kegiatan evaluasi belum mengoptimalkan berbasis HOTS
Desti Rahayu, dkk(2020) Pembentukan Karakter Siswa Berorientasi Hinger Order Thingking Skills (HOTS) Di Sekolah Dasar.
http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i1.4071
Suhartono dkk(2020) Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru Sekolah Dasar di
Kabupaten Kebumen. https://doi.org/10.20961/dedikasi.v2i1.34494
Fajriyah(Ferina agustini dkk,2020) dalam jurnalnya “Problematika Pengembangan HOTS (HINGER ORDER THINKING) di Sekolah Dasar.
barajaya_ku@yahoo.co.id

6. Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi informasi TIK dalam pembelajaran.
Irkham Abdaul Huda(2020) Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Kualitas Pembelajaran Disekolah Dasar.
irkhamabdaulhuda59@gmail.com
Yusrizal, dkk(2017) Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi(TIK) Di SD
NEGERI 16 BANDA ACEH Yusrizalr2@gmail.com
Iis Dewi Lestari(2018) Peranan Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Informasi And Communication Technology (ICT) Di
SDN RRI CISALAK. iisdewilestari@unindra.ac.id

Anda mungkin juga menyukai