3 SIKLUS 2
materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta didik masih kurang diakibatkan pembelajaran inovatif masih
(individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, oleh kurannya penguasaan kurang ini didukung oleh :
perasaan, perhatian, dan minat pembelajar sedemikian trategi pembelajaran serta a. Hasil belajar siswa
rupa sehingga proses pembelajaran (di dalam/ di luar kurannya ketrampilan guru rendah
kelas) menjadi lebih efektif. dalam mengajar di kelas
Sumber : Jalinus, N. dan A. (2016). Media dan Sumber b. Minat dan motivasi
sehingga tidak dapat belajar siswa kurang
Pembelajaran. Kencana
menciptakan suasana c. Terlihatnya banyak
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view
/38941. belajar yang nyaman, prilaku tidak disiplin
2.1.2 Irfan,S.Pd (2020) mengemukakan bahwa solusi dalam menarik dan menyenangkan
dalam proses belajar
menghadapii kendala yang dihadapi dalam menerapkan mengajar.
pembelajaran inovatif Guru harus selalu mengupdate
perkembangan zaman terkait model pembelajaran inovasi
dan terus, mencoba untuk melakukan hal yang baru
berdasarkan zaman. Guru harus mampu membuat rencana
pembelajaran dengan baik dan menetapkan waktu
berdasarkan fase sehingga materi yang di ajarkan bisa
tersistematis dan tercapai kompetensinya. Guru harus
lebih kreatif merancang dengan menggunakan fitur atau
aplikasi pembelajaran yang terintegrasi dengan internet
sehingga memudahkan proses pembelajaran.
Membiasakan peserta didik menemukan masalah dan
menguji masalah tersebut secara tim serta memecahkan
masalah tersebut secara tim Sekolah memberikan
pembekalan dan evaluasi mengenai pembelajaran inovatif
setiap tahun ajaran baru.
Sumber:
(https://ayoguruberbagikemdikbud.go.id/artikel/pembelaj
aran-inovatif/)
2.1.3 Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar
yang menggambarkan perencanaan kurikulum,
kursuskursus,rancangan unit pembelajaran, perlengkapan
belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia, dan
LK.2.1.3 SIKLUS 2
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam-
pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/
4.1.2 Nikolopoulou dan Gialamas, (2016) Seiring dengan
perkembangan dan kemajuannya, TIK mampu
memberikan solusi dan layanan baru untuk kegiatan
pendidikan. TIK dapat menawarkan alat baru untuk
meningkatkan pengetahuan. Penggunaan TIK dalam
pendidikan telah meningkatkan minat peserta didik.
Meskipun alat TIK semakin populer, banyak guru masih
memiliki tantangan untuk mengintegrasikan alat TIK
dalam kegiatan pembelajaran.
Nikolopoulou dan Gialamas (2016) mengelompokkan
tantangan penggunaan TIK dalam proses pembelajaran
dari tiga aspek, yaitu kurangnya dukungan (lack of
support), kurangnya kepercayaan (lack of confidence),
dan kurangnya perlengkapan (lack of equipment).
Sumber : Nikolopoulou, K. and Gialamas, V. 2016,
“Barriers to ICT use in high schools: Greek teachers’
perceptions”, Journal of Computers in Education, Vol. 3
No. 1, pp. 59-75.
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam-
pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/
4.1.3 S. Nasution (1990) menjelaskan bahwa; Tekhnologi
pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari
perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk
tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut “hard ware”.
Ada pula yang memandang tekhnologi pendidikan sebagai
suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang
pendidikan. Pendirian itu mengutamakan “software”-nya.
Tanpa alat-alat, pendidikan tidak dapat dijalankan. Konsep
tekhnologi pendidikan telah membuka lebar dari
LK.2.1.3 SIKLUS 2
ketentuan dan peraturan. Sedangkan tidak disiplin adalah b. Masih adanya guru
perilaku tidak taat pada berbagai ketentuan dan peraturan. memperlihatkan contoh
Sumber: Aslamiyah, S. S. (2020). Implementasi Tata Tertib tidak baik di depan siswa
Sekolah Dalam Penanaman Budaya Disiplin (merokok sementara
Siswa. Ta’lim: Jurnal Studi Pendidikan Islam, 3(2), 1-12 mengajar)
https://media.neliti.com/media/publications/541074- c. Tingginya pelanggaran
implementasi-tata-tertib-sekolah-dalam-p-a0186689.pdf disiplin siswa dalam
5.1.2 Kemendiknas (2010:18) yang menyatakan bahwa nilai-
proses belajar mengajar
nilai pendidikan karakter bangsa dapat dilaksanakan melalui
integrasi dalam setiap mata pelajaran, contohnya karakter
disiplin. Integrasi nilai-nilai disiplin terdapat dalam
kompetensi dasar yang dikembangkan menjadi sebuah
indikator sehingga tujuan pembelajaran di kelas dapat
terwujud dengan maksimal. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas untuk menanamkan karakter disiplin
disajikan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Selain itu guru juga selalu memberikan
motivasi pada siswa dan menginternalisasikan nilai-nilai
kedisiplinan di dalamnya. Pembelajaran yang dilakukan
oleh guru tidak terlepas dari model dan metode
pembelajaran yang dikaitkan dengan karakter disiplin bagi
siswa.
Sumber : Borobudur Educational Review, Vol. 3, No. 1
(2023) Penanaman Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah
Dasar
file:///C:/Users/user/Downloads/9013-Article%20Text-
34771-2-10-20230716.pdf
5.2 Hasil wawancara dengan :
5.2.1 Kepala Sekolah : Nurdin,S.Pd,.M.Si
Mengatakan bahwa penanaman prilaku budaya disiplin
dilingkungan sekolah masih rendah diakibatkan oleh
LK.2.1.3 SIKLUS 2
Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati konteks
yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam penentuan akar penyebab masalah:
Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan gunakan sebagai panduan dalam langkah-langkah berikutnya untuk menemukan
solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi