Anda di halaman 1dari 10

Nama : Anggreisye Jesica Thomas,

S.Pd Unit Kerja : SD Inpres 1 Borgo


LK. 1.2. Eksplorasi Masalah
No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
di identifikasi penyebab masalah

1 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


minat belajar Jurnal Ilmiah analisis terhadap
siswa dalam  Semperiuk A Buyung, Rika Wahyuni,Mariyam, faktor kurangnya minat
pembelajaran Penyebab Rendahnya Pemahaman Siswa Pada Mata belajar siswa dalam
matematika Pelajaran Matematika Di SD 14, STKIP Singkawang, pembelajaran
pada materi 2022 matematika pada
penjumlahan https.journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JERR/article/ materi penjumlahan
download/3538/pdf melalui berbagai
Adapun faktor umum yang menyebabkan rendahnya sumber literatur dan
pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika di SD: wawancara, maka
1. Siswa Menganggap Pelajaran Matematika Sulit. dapat di tentukan
2. Kurangnya Minat Siswa. penyebab masalah
3. Kurangnya Konsentrasi Siswa yang sesuai dengan
4. Rendahnya Pemahaman Konsep Siswa kondisi satuan
Pendidikan sebagai
 Eben Arit Kebkole, Kurangnya Minat Belajar Siswa berikut :
Terhadap Pelajaran Matematika, Universitas Indraprasta 1. Siswa kesulitan
PGRI, 2022 dalam memahami
https://www.kompasiana.com/eben90647/62cef0df6... materi penjumlahan
1. Cara guru menyajikan pelajaran yang kurang menarik dikarenakan siswa
2. Ketidakpedulian siswa terhadap pembelajaran belum tahu berhitung.
3. Pelajaran matematika yang terasa sulit dan membosankan
menjadi pelajaran yang semakin tidak diharapkan oleh 2.Kurangnya
siswa. kosentrasi siswa
dalam materi
 Rosanti, A. ., Tahir, M., & Maulyda, M. AAnalisis penjumlahan,
Kesulitan Belajar Matematika Materi Penjumlahan dikarenakan siswa
dan Pengurangan Pada Kelas II di SDN 3 lebih suka bermain
Pringgajurang. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 2022. saat proses
https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3b.812 pembelajaran.
Kesulitan pada materi penjumlahan dan pengurangan.
Kesulitan yang di alami siswa yaitu : 3. Kurangnya motifasi
(1) Siswa kesulitan memahami konsep penjumlahan dan siswa untuk belajar
pengurangan ; (2) Siswa sering melakukan kesalahan dalam dikarenakan siswa
menulis angka ; (3) Siswa tidak lancar dalam membaca ; (4) merasa bahwa materi
Siswa sering melakukan kesalahan dalam melakukan penjumlahan sangat
perhitungan karena kurang teliti ; ( 5) Siswa kesulitan dalam sulit dilakukan
mengenal nilai tempat pada soal penjumlahan
SUMBER WAWANCARA
Guru / Teman Sejawat
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd
Waktu: Kamis 21 September
2023
1. Siswa malas berhitung
2. Siswa kurang memahami materi penjumlahan
3. Siswa merasa sangat sulit untuk belajar matematika
Kepala Sekolah
Narsum: Media Harbin, S.Pd
Waktu: Jumat 22 September
2023
1. Kurangnya motifasi siswa dalam belajar matematika
2. Tidak ada kemauan siswa dalam belajar penjumlahan
karena yang ada dipikiran siswa kalau Pelajaran
matematika apalagi dalam penjumlahan itu sangat sulit.
3. Tidak mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
guru tentang materi penjumlahan.
Pengawas Binaan
Narsum : Anneke Mokoagow,
S.Pd Waktu : Jumat 22 September
2023
1. Siswa merasa bosan belajar matematika
2. Siswa merasa kesulitan dengan materi penjumlahan
3. Suasana belajar yang kurang menyenangkan
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita Manado
Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E,
M.E Waktu : Jumat 22 September 2023
1. Dorongan orang tua yang terlalu menekan siswa untuk
dapat berprestasi terhadap pembelajaran matematika,
sehingga siwa merasa terbebani dan menimbulkan rasa
bosan terhadap mata Pelajaran matematika
2. Siswa yang kesulitan dalam berhitung
mempengaruhi siswa dalam melakukan penjumlahan
3. Siswa yang tidak kosentrasi saat guru menjelaskan
materi penjumlahan
2 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
minat siswa Jurnal Ilmiah analisis terhadap
dalam  Khairunnisa, Rendahnya Minat Baca Siswa, Teknologi kurangnya minat
kegiatan Pendidikan, 2015 siswa dalam kegiatan
membaca teks www.kompasiana.com/chaannis/54f98f9da3331135028b556 membaca teks cerita
cerita pendek b/rendahnya-minat-baca-siswa pendek melalui
Mengapa minat membaca siswa begitu rendah? berbagai sumber
1. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa literatur dan
harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan wawancara, maka
dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa dapat di tentukan
yang diajarkan di kelas. penyebab masalah
2. Kurangnya dorongan dari para guru agar siswa yang sesuai dengan
membaca secara rutin kondisi satuan
3. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di Pendidikan sebagai
luar rumah yang membuat perhatian siswa untuk menjauhi berikut:
buku.
4. Sifat malas yang merajalela 1. Siswa kesulitan
5. Kurang menariknya perpustakaan sekolah bagi siswa membaca karena
6.Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang masih mengeja huruf
kita sehingga
7. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal menimbulkan
kemalasan dalam
membaca
 Runi Alcitra Amalia, Rendahnya Minat Baca Siswa,
Pustakawan DKPUS Provinsi Kep. Bangka Belitung 2. Siswa tidak tertarik
2019 dengan teks cerita
dkpus.babelprov.go.id/content/rendahnya-minat-baca-siswa pendek yang
Rendahnya minat baca sangat berpengaruh besar terhadap diberikan oleh guru
mutu pendidikan. Secara umum, terdapat dua faktor yang sehingga
mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu : menimbulkan rasa
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam bosan untuk
dirinya sendiri, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi membaca.
diri.
2 Faktor eksternal. sarana dan prasarana, kurangnya atau 3. Pemanfaatan sudut
minimnya ketersediaan buku yang membuat siswa kurang baca yang kurang
minat untuk berkunjung di perpustakaan, sehingga siswa maksimal, sehingga
harus membeli sendiri buku dan juga perpustakaan sekolah siswa yang memiliki
menyediakan buku yang kurang menarik bagi anak-anak. niat untuk membaca
suatu cerita pendek di
 Siti Fatimah, Tri Saptuti Susiani, Rokhmaniyah, Analisis sudut baca menjadi
Faktor-Faktor Penghambat Pembelajaran Membaca tidak berminat lagi.
Permulaan Siswa Kelas 2 SD Negeri Ambalkebrek
Kecamatan Ambal, niversitas Sebelas Maret Surakarta,
2022
https://jurnal.uns.ac.id/jkc/article/download/63055/38801
- Oktadiana (2019) menyebutkan hambatan yang dialami
siswa kelas 2 dalam membaca permulaan adalah
kesulitan mengeja huruf menjadi suku kata, kesulitan
mengeja suku kata menjadi kata, dan kesulitan
membedakan huruf “b” dan “d” serta “p” dan “q”.
- Windrawati, Solehun dan Gafur (2020) mengemukakan
faktor-faktor penghambat pembelajaran membaca berasal
dari faktor internal yang berasal dari diri anak yang
meliputi faktor fisik, intelektual dan psikologis. Adapun
faktor eksternal yang berasal dari luar diri anak
mencakup lingkungan keluarga dan sekolah. Selain itu,
Astia (2020) menyebutkan faktor yang menjadi
penghambat pembelajaran membaca permulaan berasal
dari faktor internal (faktor dari siswa) dan faktor
eksternal (dari lingkungan siswa). Bersumber dari
paparan di atas didapati bahwa terdapat faktor-faktor
yang menjadi penghambat dalam pembelajaran membaca
permulaan yang berasal dari faktor internal (dari siswa)
dan faktor eksternal (lingkungan siswa).
SUMBER WAWANCARA
Guru / Teman Sejawat
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd
Waktu: Kamis 21 September
2023
1. Kurangnya siswa dalam mengenal huruf ALFABET
2. Siswa masih mengeja kata dalam kalimat sehingga siswa
malas dalam membaca teks cerita pendek
3. Siswa kurang tertarik judul dan isi teks cerita pendek.
Kepala Sekolah
Narsum: Media Harbin, S.Pd
Waktu: Jumat 22 September 2023
1. Siswa tidak tahu membaca
2. Siswa tidak ada motifasi untuk belajar membaca
3. Sudut baca tidak di manfaatkan dengan baik oleh siswa.
Pengawas Binaan
Narsum: Anneke Mokoagow, S.Pd
Waktu: Jumat 22 September 2023
1.Siswa bosan membaca
2 Kemampuan membaca siswa masih kurang
3.Belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai dengan
keinginan siswa.
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita Manado
Narsum: Alfianus Kristian Sumual, S.E,
M.E Waktu: Jumat 22 September 2023
1. Kurangnya kunjungan siswa dalam perpustakaan
2. Siswa kurang tertarik dengan teks cerita yang diberikan
guru
3. Kurangnya persediaan bahan ajar (Buku Siswa).
3 Ada beberapa Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
siswa yang Jurnal Harian analisis terhadap
belum bisa  Arie Purwa Kusuma, Syita Fatih 'Adna, Analisis Kesulitan beberapa siswa yang
menjawab Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (High Order belum bisa menjawab
pertanyaan Thinking Skills), Universitas Pekalongan Indonesia, 2021 pertanyaan baik
baik secara openjournal.unpam.ac.id/index.php/jsmu/article/view/8674 secara lisan maupun
lisan maupun Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Higher tertulis dalam bentuk
tertulis dalam Order Thinking Skill (Hots) soal HOTS (High
bentuk soal 1) Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan Order Thinking
HOTS (High dalam perhitungan, Skills) melalui
Order 2) tidak mampu memahami soal berupa narasi, berbagai sumber
Thinking 3) salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal, literatur dan
Skills). 4) kurangnya berlatih dalam menyelesaikan soal sistem wawancara, maka
persamaan linier dua variable. dapat di tentukan
penyebab masalah
 Lailatun Najahah, Mochammad Ahied, Irsad Rosidi, yang sesuai dengan
Fatimatul Munawaroh, Faktor-Faktor yang kondisi satuan
Mempengaruhi Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Pendidikan sebagai
Menyelesaikan Soal Hots, 2022 berikut:
https://journal.trunojoyo.ac.id/nser/article/view/8387
Faktor yang mempengaruhi Kesalahan yang Dilakukan 1. Siswa tidak
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Hots yaitu : kesalahan memahami materi
membaca (reading errors), kesalahan memahami sehingga siswa tidak
(comprehension errors), kesalahan penulisan rumus dapat menjawab
(transformation errors), kesalahan keterampilan proses pertanyaan guru
(process skill errors), dan kesalahan penentuan jawaban dalam bentuk soal
akhir (encoding error). Faktor yang mempengaruhi HOTS (High Order
kesalahan siswa adala tidak paham konsep, kesalahan Thinking Skills).
proses berpikir, lupa, kurang teliti, tidak mengetahui
rumus dan langkah penyelesaian soal, dan pengaruh dari
kesalahan pada tahapan sebelumnya.
SUMBER WAWANCARA 2. Siswa tidak
Guru / Teman Sejawat mengerti pertanyaan
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd yang diberikan
Waktu: Kamis 21 September sehingga kesulitan
2023 dalam menjawab soal
1. Siswa kurang memahami pertanyaan guru HOTS (High Order
2. Siswa kurang berkosentrasi sehingga tidak mampu Thinking Skills).
menjawab pertanyaan dalam bentuk HOTS (High Order
Thinking Skills).
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam memberikan 3. Kurangnya
jawaban secara lisan. kosentrasi siswa
Kepala Sekolah dalam mengerjakan
Narsum: Media Harbin, S.Pd soal menyebabkan
Waktu: Jumat 22 September kesulitan siswa
2023 menjawab pertanyaan
1. Kurangnya kemampuan bernalar siswa dalam soal HOTS dalam bentuk soal
(High Order Thinking Skills). HOTS (High Order
2. Kurangnya minat siswa dalam menjawab pertanyaan guru Thinking Skills).
3. Rendahnya kosentrasi siswa dalam menyelesaikan
soal HOTS (High Order Thinking Skills).
Pengawas Binaan
Narsum: Anneke Mokoagow, S.Pd
Waktu: Jumat 22 September 2023
1. Ketidaktahuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(High Order Thinking Skills).
2. Siswa tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal HOTS
(High Order Thinking Skills).
3. Siswa malas mengerjakan soal HOTS (High
Order Thinking Skills).
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita Manado
Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E,
M.E Waktu : Jumat 22 September 2023
1. Siswa tidak memahami materi sehingga siswa tidak
dapat menjawab pertanyaan guru dalam bentuk soal HOTS
(High Order Thinking Skills).
2. Siswa tidak mengerti untuk mengerjakan soal HOTS
(High Order Thinking Skills).
3. Guru tidak menjelaskan bagaimana cara mengerjakan
soal dalam bentuk HOTS (High Order Thinking Skills)
sehingga siswa kebingungan dalam mengerjakan soal HOTS
(High Order Thinking Skills).
4 Kurangnya Sumber Kajian Literatur-- Setelah dilakukan
kemampuan Jurnal Ilmiah analisis terhadap
beberapa  Ginting, Kelara Br, Analisis Penyebab Siswa Tidak kurangnya
siswa dalam Mampu Mengajukan Pendapat Di Kelas Iv di Sd Masehi kemampuan beberapa
memberikan No.4 Kabanjahe. Skripsi Thesis, Universitas Quality, 2019 siswa dalam
pendapat http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/id/eprint/407 memberikan pendapat
tentang teks Termasuk kategori yang sangat buruk dalam percaya diri tentang teks bacaan
bacaan baik dalam mengajukan pendapat, kurangberani bertanya dan baik secara lisan
secara lisan mengajukan pendapat, kurangnya menguasai materi, maupun tulisan
maupun kurangnya dalam memiliki motivasi, kurangnya usaha guru melalui berbagai
tulisan. dalam memotivasi, kurangnya keterlibatan dalam kegiatan sumber literatur dan
belajar mengajar, kurang mampu dalam wawancara, maka
berbicara, kurangnya konsentrasi. dapat di tentukan
penyebab masalah
 Eggi G. Ginanjar1 , Bambang Darmawan2 , Sriyono3, yang sesuai dengan
Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. kondisi satuan
229 Bandung, 2019 Pendidikan sebagai
ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/21797/1 berikut:
0713
- keberanian memberikan tanggapan, pemahaman 1. Siswa tidak percaya
peserta didik, diri, pemalu, dan
- keberanian menjawab pertanyaan, cenderung diam di
- kemampuan menjelaskan, dalam kelas dan takut
- kemampuan menyimpulkan, salah jika memberi
- kepercayaan diri bertanya. pendapat mengenai
teks bacaan.
SUMBER WAWANCARA
Guru / Teman Sejawat 2. Siswa tidak
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd memahami isi teks
Waktu : Kamis 21 September bacaan sehingga
2023 siswa tidak mampu
1. Siswa malu memberi pendapat memberi pendapat
2. Siswa masih belum mengerti cara berpendapat mengenai teks bacaan.
3. Tidak terbiasa dalam mengungkapkan pendapat
Kepala Sekolah 3. Siswa tidak terbiasa
Narsum : Media Harbin, S.Pd memberi pendapat
Waktu : Jumat, 22 September sehingga siswa tidak
2023 tahu bagaimana cara
1. Siswa tidak percaya diri dalam memberikan pendapat untuk memberi
2. Tidak ada motifasi dalam siswa untuk memberi pendapat pendapat dalam teks
3. Faktor lingkungan keluarga yang tidak memberi bacaan.
ruang untuk siswa berpendapat
Pengawas Binaan
Narsum : Anneke Mokoagow,
S.Pd Waktu : Jumat, 22 September
2023
1. Siswa takut dengan guru dan merasa ada tekanan.
2. Kurangnya kemauan siswa dalam memberi tanggapan
3. Siswa tidak lancar membaca sehingga tidak memahami
teks bacaan yang akan ditanggapi atau memberi pendapat.
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita
Manado Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E, M.E
Waktu : Jumat 22 September 2023
1. Siswa takut salah memberi pendapat sehingga mengurangi
kemampuan siswa dalam memberi pendapat
2. Kurangnya pemahaman siswa dalam teks bacaan.
3. Siswa bosan dengan teks bacaan sehingga tidak
mau memberi pendapat baik secara lisan atau tulisan.
5 Guru belum Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
maksimal Jurnal Ilmiah analisis terhadap guru
menggunakan Syahrial, Guru belum maksimal dalam menggunakan Teknologi belum maksimal
media Untuk Pembelajaran, Guru Madya, 2023 menggunakan media
teknologi https://www.kompasiana.com/syahrialsyahri… teknologi dalam
dalam Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebabnya: kegiatan proses
kegiatan 1. Keterbatasan akses dan fasilitas teknologi. pembelajaran melalui
proses 2. Kurangnya pelatihan dan dukungan. berbagai sumber
pembelajaran 3. Kebijakan sekolah dan kurikulum yang konservatif. literatur dan
4. Keterbatasan waktu. wawancara, maka
5. Kurangnya minat guru dapat di tentukan
penyebab masalah
 Bastudin, M.Pd, Hambatan Utama Penggunaan TIK yang sesuai dengan
dalam Pembelajran, Pengembang Teknologi kondisi satuan
Pembelajaran LPMP Provinsi Sumatra Selatan, 2021 Pendidikan sebagai
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik- berikut :
dalam-pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/
1. Minimnya sarana
Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran penunjang seperti
yang dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan prasarana proyektor sehingga
pendukung yang terbatas. Sarana dan prasarana yang guru tidak maksimal
dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus. Kendala untuk penggunaan
berikutnya yang cukup tinggi mempengaruhi guru teknologi dalam
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran adalah ketersediaan proses pembelajaran
jaringan internet dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya dikelas
adalah ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang mengakibatkan siswa
teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas menjadi merasa bosan dan
kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk tidak memahami
pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan dan materi yang
pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat disampaikan.
berupa handphone (HP) dan laptop di sekolah menjadi
kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di 2. Guru merasa ribet
kelas. Atas pertimbangan ketakutan penyalahgunaan alat dalam penggunaan
TIK tersebut, sekolah mengeluarkan kebijakan melarang teknologi seperti
guru membawa HP ke sekolah. Kendala terkecil laptop dan
penghambat guru memanfaatkan TIK adalah terkait proyektor.
pengelolaan data.
 Sri Lestari, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, 3. Guru lebih
teknologi Informasi dan komunikasi (TIK), 2015 cenderung terbiasa
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v3n2.p121--134 menjelaskan dengan
Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak menggunakan
1.tidak adanya akses, teknologi.
2. tidak adaanya sarana TIK,
3. pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK,
4. guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
5. tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.
SUMBER WAWANCARA
Guru / Teman Sejawat
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd
Waktu : Kamis, 21 September
2023
1. Guru tidak menguasai teknologi
2. Minimnya sarana penunjang seperti laptop dan lain-lain
3. Belum tersedianya jaringan untuk mengakses internet
Kepala Sekolah
Narsum : Media Harbin, S.Pd
Waktu : Jumat, 22 September
2023
1. Tidak ada motifasi dari guru untuk menggunakan
teknologi.
2. Guru tidak terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam
kegiatan proses pembelajaran
3. Faktor umur guru sampai tidak mau menggunakan
teknologi
Pengawas Binaan
Narsum : Anneke Mokoagow,
S.Pd Waktu : Jumat, 22 September
2023
1. Ketidaktahuan guru dalam menggunakan teknologi
2 Guru merasa ribet kalau harus menggunakan teknologi
3. Guru terbiasa mengajar tidak menggunakan teknologi
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita
Manado Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E, M.E
Waktu : Jumat 22 September 2023
1. Faktor Kemalasan dalam penggunaan teknologi
2. Faktor sarana yang tidak mendukung
3. Faktor Usia guru yang sudah tidak mudah lagi yang
membuat guru tidak dapat maksimal menggunakan teknologi
6 Guru belum Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
maksimal Jurnal Ilmiah analisis terhadap guru
menerapkan  Wulandari Fransiska, Siti Quratul Ain, Kesulitan guru belum maksimal
model dalam menerapkan model-model pembelajaran, menerapkan model
pembelajaran Universitas Islam Riau, 2022 pembelajaran
sehingga https://repositori.uir.ac.id/12908/1/186910734.pdf sehingga kurang
kurang Guru kesulitan mengatur waktu atau mengoptimalkan pada menarik minat belajar
menarik minat saat menggunakan model pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa melalui
belajar siswa guru belum terbiasa menggunakan model-model berbagai sumber
pembelajaran dan masih rendahnya pemahaman guru terkait literatur dan
penerapan model-model pembelajaran wawancara, maka
dapat di tentukan
 Yusriani Yusriani(1*), Muhammad Arsyad(2), Kaharuddin penyebab masalah
Arafah(3), Kesulitan Guru dalam Mengiplementasikan Model Pembalajaran, yang sesuai dengan
Universitas Negeri Makasar, 2019 kondisi satuan
ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/view/14378 Pendidikan sebagai
Adapun faktor-faktor penghambat yakni, membutuhkan berikut :
biaya yang cukup banyak, guru tidak pernah mendapatkan
pelatihan terkait model pembelajaran berbasis proyek, tidak 1. Kurangnya
tersedia LKPD berbasis proyek, guru merangkap jabatan, kosentrasi guru dalam
administrasi guru banyak, peserta didik tidak mandiri, dan proses pembelajaran.
penilaian menghabiskan banyak waktu
2. Banyaknya siswa di
SUMBER WAWANCARA dalam kelas membuat
Guru / Teman Sejawat model pembelajaran
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd sulit maksimal
Waktu : Kamis, 21 September diterapkan.
2023
1. Tidak menguasai materi 3. Guru kurang teliti
2. Guru tidak tahu Langkah-langkah dari model dalam pemilihan
pembelajaran yang sudah dipilih dan diterapkan. model pembelajaran
3. Guru tidak fokus dalam proses pembelajaran sehingga tidak sesuai
Kepala Sekolah dengan materi yang
Narsum : Meida Harbin, S.Pd akan di ajarkan.
Waktu : Jumat, 22 September
2023
1. Guru tidak menguasai model pembelajaran
2. Guru tidak siap dalam proses pembelajaran
3. Guru hanya monoton menjelaskan
Pengawas Binaan
Narsum : Anneke Mokoagow,
S.Pd Waktu : Jumat, 22 September
2023
1. Tidak tepat dalam pemilihan model pembelajaran
2. Kurangnya kosentrasi guru dalam pembelajaran
3. Faktor banyaknya siswa di dalam kelas membuat proses
pembelajaran dengan model yang di gunakan menjadi sulit
diterapkan.
Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita Manado
Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E,
M.E Waktu : Jumat 22 September 2023
1. Situasi dan kondisi di dalam kelas yang membuat model
pembelajaran yang sudah disiapkan kurang maksimal.
2. Tidak ada alat peraga yang mendukung
3. Guru memilih model pembelajaran yang tidak tepat yang
tidak ada kaitannya dengan materi.

Dokumentasi Wawancara
Guru / Teman Sejawat
Narsum: Delfie Lalompoh, S.Pd
Waktu : Kamis,21 Desember
2023

Kepala Sekolah
Narsum : Meida Harbin, S.Pd
Waktu : Jumat, 22 September
2023

Pengawas Binaan
Narsum : Anneke Mokoagow,
S.Pd Waktu : Jumat, 22 September
2023

Pakar Pendidikan / Dosen Universitas Trimita Manado


Narsum : Alfianus Kristian Sumual, S.E,
M.E Waktu : Jumat 22 September 2023

Anda mungkin juga menyukai