Anda di halaman 1dari 14

lOMoARcPSD|305 909 60

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

NAMA : YENNI, S.Pd


ASAL INSTANSI : SDN 80/X SUNGAI
TAWAR

Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab


No. Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi Masalah
1 Rendahnya motivasi Kajian Literatur : Analisis masalah motivasi belajar siswa pada
belajar siswa kelas 2 pada pembelajaran matematika masih rendah karena
mata pelajaran 1. Menurut Warti,E ( 2016 ), :
matematika Belajar matematika pada
umumnya berhubungan 1. Siswa beranggapan bahwa pelajaran
dengan hitungan, sehingga matematika itu hal yang sulit
siswa malas dan takut dalam 2. Siswa masih pasif dan kurang percaya diri
pelajaran tersebut dan takut saat pembelajaran
salah.lingkungan siswa yang 3. Metode pembelajaran guru yang kurang
tidak mendukung untuk inovatif dan menyenangkan
belajar, orang tua mungkin
tidak ada waktu untuk
membantu anak-anaknya
mengerjakan PR.
lOMoARcPSD|305 909 60

Warti,E.2016. Pengaruh
Motivasi Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa di SD
Angkasa 10 Halim Perdana
Kusuma Jakarta. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP
Garut. Tersedia online
https://journal.institutpendidi
kan.ac.id/index.php/mosharaf
a/article/view/mv5n2_15
lOMoARcPSD|305 909 60

2. Menurut Sabrina, dkk ( 2017 )


penyebab rendahnya motivasi
belajar siswa pada proses
pembelajaran matematika ada
tiga, yaitu: (1) kemampuan siswa,
(2) kondisi lingkungan siswa, dan
(3) tata cara guru dalam
membimbing siswa.

Sabrina, dkk. 2017.


Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar
Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Matematika Di
Kelas V Sd Negeri Garot
Geuceu Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Pendidikan GuruSekolah
Dasar FKIP Unsyiah Volume 2
Nomor 4, 108-118
Desember 2017. Tersedia
online
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/ar
ticle/view/7736

3. Menurut Marisa, S. (2019). Pengaruh


Motivasi dalam Pembelajaran Siswa
Upaya Mengatasi Permaslahan
Belajar. Jurnal Taushiah, 9(2), 20–27.

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/tsh/a
rticle/view/1786
lOMoARcPSD|305 909 60

4. Menurut Slameto (1995) seringkali


anak didik yang tergolong cerdas
tampak bodoh karena tidak memiliki
motivasi untuk mencapai prestasi
sebaik mungkin. Hal inimenunjukkan
seorang anak didik yang cerdas,
apabila memiliki motivasi belajar
yang rendah maka dia tidak akan
mencapai prestasi akademik yang
baik. Sebaliknya, seorang anak didik
yang kurang cerdas, tetapi memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar,
maka dia akan mencapai prestasi
akademik yang baik.

kemdikbud.go.id/article.php?article=
1722694&val=8655&title=FAKTOR
-
FAKTOR%20YANG%20MEMPEN
GARUHI%20RENDAHNYA%20M
OTIVASI%20BELAJAR%20SISW
A%20KELAS%20XI

Hasil Wawancara dengan


Peserta Didik :

1. Siswa merasa bahwa


pelajaran Matematika itu sulit
2. Siswa takut akan belajar
matematika
3. Siswa merasa malas kalau
disuruh menghitung
lOMoARcPSD|305 909 60

4. Siswa bosan akan rumus –


rumus matematika
5. Kurangnya perhatian orang
tua terhadap belajar anak
6. Media / alat peraga yang
digunakan guru kurang
efektif masih menggunakan
metode ceramah tanpa
memakai alat peraga konkrit

Hasil Wawancara dengan Teman


Sejawat (at):

1. Kurangnya motivasi guru


dalam menumbuhkan minat
peserta didik terhadap mata
pelajaran matematika
2. Metode mengajar guru
kurang menarik dalam mata
pelajaran matematika

Hasil Wawancara dengan Kepala


Sekolah (hs):

1. Guru harus mengetahui


karakteristik peserta didik
terlebih dulu sebelum
memberikan materi
pembelajaran.
2. Guru harus menyesuaikan
model pembelajaran
lOMoARcPSD|305 909 60

matematika dengan
kehidupan sehari-hari
peserta didik.
lOMoARcPSD|305 909 60

2 Kurangnya keterampilan Kajian Literature : Analisis masalah


siswa kelas II dalam keterampilan menulis cerita
menulis cerita mata 1. Menurut Ulfa dan Qomariyah ( 2016 ) siswa masih kurang :
pelajaran Bhs. Indonesia Penyebabnya adalah kurang tepatnya teknik 1. Siswa masih belum tertarik
yang digunakan dalam pembelajaran, akan menulis
pemanfaatan media pembelajaran yang sangat 2. Siswa merasa bahwa
minimal, dan siswa kurang tertarik serta menulis adalah hal yang
kurang antusias dalam mengikuti membosankan
pembelajaran menulis cerpen 3. Media pembelajaran guru
yang kurang kreatif dan
Ulfa & Qomariyah. 2016. Peningkatan inovatif
Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui
Media Gambar Seri Dengan
Menggunakan Teknik Pengandaian Diri
SEBAGAI TOKOH CERITA. Jurnal Pendidikan
Bahasa danSastra Indonesia.JPBSI (2) (2016).
Tersedia online
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
p/jpbsi/article/view/14686

2. Menurut Triaji,dkk ( 2019 ) Data lapangan


menunjukan bahwa siswa masih menulis
cerita yang cenderung tidak runtut, cerita
yang pendek, dan salah dalam penggunaan
PUEBI.

Triaji,dkk.2019. Contextual Teaching And


Learning Untuk Peningkatan Keterampilan
Menulis Narasi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar.
Jurnal Ilmiah Kependidikan Volume 9 Nomor 2
Juni 2019. Tersedia online
https://eprints.umm.ac.id/47590/
lOMoARcPSD|305 909 60

3. Menurut Alfiyah (2020) Kemampuan menulis


cerita pendek tidak secara otomatis dapat
dikuasai oleh peserta didik, melainkan harus
melalui praktik yang banyak dan teratur
sehingga peserta didik akan lebih mudah
berekspresi dalam kegiatan menulis cerita
pendek. Sehubungan dengan hal tersebut,
kemampuan menulis cerita pendek harus
ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari
pendidikan sekolah dasar. Apabila
kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka
kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui
bentuk tulisan akan semakin berkurang atau
tidak berkembang.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&e
src=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiZ4ZeO
54D_AhXwSmwGHZJSCtcQFnoECAgQAQ&url
=https%3A%2F%2Frepository.uinjkt.ac.id%2F
dspace%2Fbitstream%2F123456789%2F6050
3%2F1%2FALFIYAH_11150183000013%2520
%2528PT%2529.pdf&usg=AOvVaw29iGz8iOkJ
XVgx8zkdvl1C

4. Menurut Eronika Napitu (2021) Meningkatkan


Keterampilan Menulis Teks dengan
Penggabungan Metode Pembelajaran Berbasis
Teks dan Kerja Kelompok
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JE
AR/index
lOMoARcPSD|305 909 60

Hasil Wawancara dengan siswa :

1. Siswa merasa sulit dalam


mengungkapkan apa yang mereka
pikirkan
2. Siswa bosan kalau diajak bercerita
3. Siswa malas menulis
4. Siswa kurang minat dalam bercerita
5. Sulit dalam menuangkan cerita dalam
bentuk kalimat yang benar
6. Adanya pengaruh bahasa ibu ( bahasa
daerah ) sehingga sulit menyampaikan
dalam bahasa Indonesia
7. Guru kurang mengajak siswa dalam
menyampaikan pikiran siswanya
8. Guru harus lebih kreatif dalam menggali
bakat menulis siswa.

Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat (at):

1. Rendahnya minat belajar siswa dalam mata


pelajaran Bhs. Indonesia.
2. Pengaruh lingkungan yang tidak begitu
mengutamakan pendidikan
3. Siswa lebih senang bercerita sendiri dengan
temannya.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (hs) :

1. Siswa tidak cukup tertarik dengan Mapel


Bhs. Indonesia.
2. Siswa tidak cukup memiliki kepercayaan
diri dalam mata pelajaran Bhs. Indonesia.
lOMoARcPSD|305 909 60

3 Rendahnya kemampuan Kajian Literatur : Analisis masalah kemampuan


membaca siswa kelas 2 1. Menurut Hasanah dan Lena ( 2021 membaca siswa masih rendah
dalam mata pelajaran Berdasarkan hasil penelitian, penyebab :
Bhs. Indonesia banyaknya siswa mengalami kesulitan ini 1. Siswa kesulitan membaca
adalah karena kurangnya perhatian dan permulaan
bimbingan orang tua dalam peningkatan 2. Minat baca siswa yang
kemampuan membaca siswa di rumah; rendah
kurangnya minat belajar siswa; tidak 3. Dukungan orang tua yang
terpenuhinya dengan maksimal kebutuhan kurang
belajar siswa akibat pandemi; sedikitnya 4. Konsep membaca yang
durasi jam belajar siswa kelas rendah di diajarkan guru kurang
sekolah; dan kurangnya fokus kurikulum kreatif
yang berlaku terhadap keterampilan
membaca siswa.
Hasanah&Lena. 2021. Analisis Kemampuan
Membaca Permulaan dan Kesulitan yang
Dihadapi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu
Pendidikan Volume 3 Nomor 5 Tahun 2021
Halm 3296 – 3307. Tersedia online
https://edukatif.org/index.php/edukatif/articl
e/view/526
lOMoARcPSD|305 909 60

2. Menurut Lailah, dkk ( 2021 ) Rendahnya


kemampuan membaca siswa dipengaruhi
oleh guru di lembaga masih menerapkan
metode ceramah sehingga siswa cenderung
hanya mendengarkan

Lailah, dkk. 2021. Meningkatkan Kemampuan


Membaca Siswa Kelas I dengan Metode Silaba
di Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU Volume 5
Nomor 5 Tahun 2021 Halaman 3677 - 3688
Research & Learning in Elementary Education.
Tersedia online
https://jbasic.org/index.php/basicedu/artic
le/view/1411

3. Menurut Fauziah, Cici. Faktor-faktor


rendahnya kemampuan siswa dalam
membaca permulaan : Penelitian deskiptif
kualitatif pada siswa kelas II MI Assyifaus
Sholihin Garut.
https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/62776

4. Hamida, Hamida (2022) Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Rendahnya Kemampuan
Membaca Siswa Kelas III Di UPTD SDN
Bilaporah 03 Bangkalan. Other Thesis, STKIP
PGRI BANGKALAN.
http://repo.stkippgri-
bkl.ac.id/id/eprint/1728
lOMoARcPSD|305 909 60

Hasil Wawancara dengan siswa:


1. Siswa masih kesulitan menghafal huruf
2. Pendidikan yang kurang seperti masuk
SD tanpa dari TK
3. Siswa malas dalam membaca
4. Kurang dukungan / perhatian orang tua
5. Adanya kesulitan belajar pada siswa yang
mengalami disleksia
6. Kurang pendekatan antara guru dan
siswa dalam menggali kekurangan dan
kelebihan siswanya
7. Guru kurang kreatif dalam menggali
minat baca siswa

Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat (at):


1. Kurang adanya bimbingan belajar peserta
didik dari orang tua.
2. Siswa tidak terlalu suka membaca.
3. Siswa sudah merasa cukup dengan
membaca nyaring

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (hs) :


1. Pengaruh dari beramain HP
2. Dari Literasi buku di rumah kurang
memadai.
3. Motivasi dari orang tua kurang kepada
anak tersebut.
lOMoARcPSD|305 909 60

4. Kurang optimalnya guru 1. Menurut lnggriyani, F., dkk. (2020:60), Berdasarkan hasil kajian literatur
dalam pemanfaatan mengemukakan bahwa pembelajaran yang dan hasil wawancara diperoleh
media dan model–model dilakukan guru masih monoton sehingga siswa analisis eksplorasi penyebab
pembelajaran terlihat bosan dalam pembelajaran, RPP yang masalah kurangnya penggunaan
model-model pembelajaran
dibuat masih konvensional dalam langkah
inovatif adalah:
pembelajarannya dan kurangnya kreativitas 1. Pembelajaran yng dilakukan
guru dalam menciptakan media ajar berbasis guru masih monoton
teknologi informasi didalam pembelajarannya. /konvensional.
2. kurangnya kreativitas guru
2. Menurut Khadijah, N. (2012:258) Belum dalam menciptakan media
diterapkannya moel-model pembelajaran
inovatif oleh semua guru ajar.
disebabkan oleh rendahnya pemahaman 3. Rendahnya pemahaman guru
guru, secara model-model tentang model-model
pembelajaran inovatif. pembelajaran.
4. Guru kurang memiliki
3. Menurut Rahayu, G. D.S., & Firmansyah, D. pemahaman yang cukup
(2018:19), menyebutkan bahwa tentang model-model
saat ini guru jarang sekali
mengembangkan perangkat pembelajaran pemebelajaran.
yang sesuai perangkat pembelajaran 5. Guru hanya menggunakan
yang sudah dengan karakteristik siswa. Guru perangkat pemelajaran
hanya mengggunakan perangkat yang sudah ada tanpa
pembelajaran yang sudah ada tanpa
membuat perangkat pembelajaran sendiri, membuat perangat
hingga proses pembelajaran masih bersifat pembelajaran yang inovatif.
tekstual guru hanya , guru hanya
menjelaskan materi yang sudah ada di buku
paket sedangkan siswa hanya mendengarkan
dan mencatat penjelasan gurunya, dan
aktivitas kelas didominasi oleh guru.
Sebagian besar guru-guru belum pernah
melakukan penyusunan perangkat
pembelajaran berbasis model- model
pembelajaran inovatif.
lOMoARcPSD|305 909 60

Hasil Wawancara dengan siswa:


1. Guru kurang maksimal dalam
penggunaan motode pembelajaran
2. Guru sering menggunakan metode
ceramah
3. Guru banyak memberikan tugas

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah. (hs)


1. Pembelajaran yang dilakukan guru
monoton, hanya sebatas dengan
menggunakan metode tanya jawab dan
ceramah.
2. Guru kurang variatif dalam penggunaan
model pembelajaran.
Hasil wawancara dengan teman sejawat. (At)
1. Guru selalu menggunakan pembelajaran
konvensional.
2. Kuranq variatif dalam penerapan model
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai