ID : 201509188044
2. Kemampuan siswa
Sumber Literatur :
dalam membaca masih
Kemampuan siswa dalam membaca masih kurang :
kurang(Literasi) Siswa-siswa yang belum lancar membaca
a. perbedaan tingkat literasi siswa di sekolah sangat
dipengaruhi lingkungan keluarga. disebabkan oleh kurangnya perhatian orang
b. kurangnya akses pada sumber bacaan, terutama untuk di daerah tua, sulitnya akses pada sumber bacaan , serta
terpencil. keterbatasan waktu yang dimiliki guru dalam
c. kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas melakukan pembelajaran individual.
pembelajaran dan evaluasi, pengelolaan kelas dan pembelajaran
individual siswa kurang intensif.
d. jumlah buku ajar tidak seimbang dengan jumlah siswa.
(Fuadi Husnul, et al .2020)
e.kurangnya dukungan orang tua dalam pendidikan
f. kurangnya kemandirian belajar siswa
g. tantangan alam yang cukup berat
h. kurangnya fasilitas belajar yang dimiliki siswa,
i. keterbatasan sumber daya yang dimiliki sekolah, dan
j. rendahnya etos belajar siswa.
(Widodo A, Umar. 2022)
Sumber wawancara :
Ternyata rendahnya kemampuan literasi siswa disebabkan
:
1. saat lulus SD, kemampuan siswa dalam membaca
masih kurang.
2. kurangnya sumber buku bacaan karena sekolah belum
memiliki perpustakaan.
3. guru kurang melakukan evaluasi individual terhadap
peserta didiknya.
4. Siswa belum memiliki kebiasaan belajar mandiri di
3. Minat belajar siswa rumah.
rendah.
Literatur Pendukung : Kebanyakan siswa beranggapan bahwa
Faktor yang menpengaruhi minat belajar IPA/Kimia pelajaran IPA/Kimia adalah pelajaran yang
rendah adalah : sulit, serta tidak ada kaitannya dengan
a. Siswa kurang memilik rasa ingin tahu tentang kehidupan sehari-hari, selain itu, guru masih
fenomena-fenomena alam. mengajar dengan metode ceramah.
b. Siswa merasa pelajaran IPA/Kimia terlalu sulit dan susah untuk .
dipahami.
c. Guru kurang membuka wawasan siswa terkait
hubungan mempelajari IPA/Kimia dengan kehidupan
sehari-hari.
(Hemayanti ,K. L. et al. 2020).
Sumber wawancara :
Ternyata minat belajar IPA/Kimia masih rendah
disebabkan oleh :
1. siswa merasa pelajaran IPA/Kimia adalah pelajaran
yang susah karena banyak perhitungan dan rumus.
2. Siswa sulit membayangkan konsep-konsep pelajaran
IPA karena kurangnya demonstrasi dari guru.
3. Sekolah belum memiliki laboratorium.
4. Guru mengajar menggunakan metode ceramah.
2 Masalah Kesulitan Belajar: Sumber Literatur : Berdasarkan kajian literatur dan hasil
1. Kurangnya Sarana Salah satu penyebab kesulitan belajar, adalah kurangnya wawancara maka dapat disimpulkan bahwa :
Prasarana sekolah. sarana prasarana sekolah contohnya :
a. Tidak tersedianya LCD, Perpustakaan, dan Laboratorium di Kurangnya sarana prasarana sekolah dapat
sekolah, mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam menyebabkan siswa terganggu dan menjadi kurang
melakukan variasi mengajar. berkonsentrasi saat KBM, selain itu sarana prasarana
yang tidak lengkap juga menyebabkan guru mengalami
b.Kelas yang tidak dilengkapi kipas angin, berakibat saat KBM siswa kesulitan dalam melakukan variasi mengajar.
mengeluh panas dan konsentrasi belajar siswa berkurang.
c.kursi dan meja yang mengalami kerusakan, tentunya
membuat proses belajar seperti menulis menjadi
terganggu.
d.Tidak tersedianya listrik dan wifi membuat akses
mencari bahan menjadi sulit dan bahkan
melemahkan semangat dalam menelusuri dunia
maya dalam belajar.
(Azhari T, Sahputri J. 2021)
Sumber Wawancara :
Ternyata kesulitan belajar dipengaruhi oleh kurangnya
ketersediaan fasilitas belajar yang memadai yaitu :
1. Jumlah mobiler yang lebih sedikit dibanding jumlah
siswa.
2. Sekolah belum memiliki infocus dan LCD.
3. Sekolah belum memiliki perpustakaan
4. Sekolah belum memiliki laboratorium
5. Sekolah belum meiliki pagar Kebanyakan siswa kesulitan untuk memahami
apa yang disampaikan guru saat KBM karena
Sumber Literatur : tingkat intelegensi yang berbeda, kondisi
2. Kondisi fisik siswa
Kesulitan belajar juga dapat berasal dari diri siswa sendiri kesehatan dan kemampuan pengindraan yang
yakni : kurang.
a. IQ atau intelegensi.
b. kesehatan tubuh yang tidak optimal, dan
c. kemampuan pengindraan siswa yang kurang.
(Raharjo I, dkk. 2021).
Sumber Wawancara :
Ternyata Kesulitan belajar juga dapat disebabkan oleh
1. rendahnya kemampuan siswa untuk memahami apa
yang disampaikan guru.
2. Kondisi kesehatan siswa yang sering terganggu.
3. Kemampuan pengindraan siswa yang kurang sejak lahir.
3 1. Relasi antara Guru Sumber Literatur : Berdasarkan kajian literatur dan hasil
– Siswa, Penyebab kurangnya Relasi antara Guru dan Siswa pada wawancara maka dapat disimpulkan bahwa :
masa pandemi COVID-19 ini, ialah :
a. Guru kurang mengenali siswa Kurangnya Relasi antara Guru dengan siswa
b. Guru kurang mendukung atau membantu siswa disebabkan oleh dibatasinya interaksi
c. Guru kurang berinteraksi dengan siswa langsung selama masa pandemi, sehingga
d. Guru perlu memahami siswa sebagai individual. guru kurang mengenali dan memahami siswa
e.Siswa merasa guru kurang tertarik pada mereka secara secara individual.
individual.
f. Siswa mempersepsikan gurunya berdasarkan komitmen dan
dedikasi yang diberikan oleh guru dalam praktik mengajar.
(Amaliah R.F, Sudana D. 2021)
g. kurangnya saling menghargai, serta sikap terbuka sehingga
dapat dipercaya dan rendah hati. (Rahmadi P. 2020)
Sumber Wawancara :
Ternyata kurangnya relasi antara Guru dan siswa
disebabkan oleh :
1. kurangnya interaksi langsung di dalam kelas
karena COVID
2. Kebanyakan guru disebut kurang ramah dan
peduli.
Sumber Wawancara :
Ternyata kurangnya penerapan model-model
pembelajaran inovatif disebabkan oleh :
1. Kurangnya pelaksanaan pelatihan guru baik di
tingkat MGMP maupun tingkat Kabupaten.
2. Guru kesulitan mengikuti workshop pelatihan secara online
karena kendala jaringan.
Sumber Wawancara :
Ternyata kurangnya kemampuan pada materi literasi dan
numerasi disebabkan oleh :
1. Guru mengajar menggunakan metode ceramah
2. Peserta didik kesulitan menghubungkan materi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan mengikuti pembelajaran berbasis
HOTS masih kurang disebabkan oleh
2. Kemampuan Siswa kurangnya kemampuan siswa dalam literasi
mengikuti pembelajaran Sumber Literatur : dan numerasi. ketersediaan bahan ajar,
berbasis HOTS masih a. ketersediaan bahan ajar yang digunakan seperti buku paket dan minimnya pemahaman guru tentang HOTS
kurang LKS (Lembar Kerja Siswa) ternyata belum mendukung peserta
didik untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi. dan juga kesiapan sekolah.
(Viani H O, et al. 2020)
b. Pemahaman guru tentang HOTS yang masih belum
memadai.
c. kesiapan tiap sekolah yang beragam dalam mengembangkan
pembeljaran berbasis HOTS.
(Nurmawati, et al.2020).
Sumber Wawancara :
Ternyata kurangnya kemampuan mengikuti pembelajaran
berbasis HOTS disebabkan oleh :
1. siswa yang masih belum lancar membaca dan
berhitung.
2. sumber bahan ajar yang kurang terbarukan.
3. Guru masih menerapakan pembelajaran LOTS.
Pemanfaatan advanced material masih kurang
3. Pemanfaatan advanced karena minimnya pemahaman guru tentang
material masih kurang Sumber Literatur : apa itu Advance Material serta guru tidak
a. Pemahaman mengenai konsep advance materials masih minim. terbiasa membuat modul bahan ajar sendiri.
b. Guru kurang memiliki waktu untuk mempersiapkan
perencanaan untuk menerapkan advanced material.
c. Guru nyaman menggunakan metode ceramah.
(Nandi, et al. 2020).
Sumber Wawancara
Ternyata kurangnya Pemanfaatan advanced material
disebabkan oleh :
1. Guru jarang mengikuti pelatihan sehingga kurang update
tentang istilah-istilah baru dalam pembelajaran.
2. Guru tidak terbiasa mengembangkan modul bahan
ajar sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
siswa.
Sumber Wawancara :
Guru sudah berinovasi dengan memberikan tugas dan bahan ajar yang
sudah di print out yang bisa dijemput siswa kesekolah tetapi siswa
sering tidak peduli.
Daftar Pustaka
Hemayanti K. L., Muderawan I. W., Selamat I. N. ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI MIA PADA MATA PELAJARAN KIMIA.
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia. Volume 4, Number 1, 2020, pp. 20-25.
Azhari T., Sahputri J. HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDUKUNG, PROSES, DAN HASIL PEMBELAJARAN. Jurnal Ilmiah Sains,
Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 5 No. 2 Mei 2021.
Raharjo I., Rasiman , Untari M F A. Faktor Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik. Journal for Lesson and Learning Studies
Volume 4, Number 1, 2021 pp. 96-101.
Amaliah R F., Sudana D. Menyelidiki Hubungan Guru-Siswa dan Bagaimana Korelasinya dengan Performa Menulis Siswa selama
Pembelajaran Online. Jurnal Penelitian Pendidikan, Agustus, 21 (2), 2021. 242-255.
Handayani I P., Hasru H. Analisis kemitraan guru dan orang tua dalam pembentukan karakter anak berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA.
Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 9, No. 1, June 2021 (1-12).
Eliza W., Yusmaita E. Pengembangan Butir Soal Literasi Kimia pada Materi Sistem Koloid Kelas XI IPA SMA/MA. JEP | Volume 5 | Nomor 2|
November 2021.
Nurmawati., Driana E., Ernawati. PEMAHAMAN GURU KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN IMPLEMENTASINYA. EDUSAINS, 12(2), 2020, 233-242.
Viani H O., Kamaludin A. PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERMUATAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA MATERI
MAKROMOLEKUL. JTC-RE: Journal of Tropical Chemistry Research and Education 2, 2 (2020): 50-58.
Nandi., Murtianto H., Pamungkas T D., Putri I M., Wijaya M A. PERSEPSI GURU TERHADAP PENGUASAAN ADVANCE MATERIALS
UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI. Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.
Upitasari R. HAMBATAN PENGGUNAAN TIK DALAM PEMBELAJARAN. Jurnal Diklat Keagamaan Padang Vol. 4, No. 2, Juni 2020 .
Zulyetti Diana. INOVASI DAN STRATEGI GURU IPA DI SMK MENGHADAPI KENDALA DALAM PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA
PANDEMI COVID-19. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Volume 5, Nomor 1, Juni 2022.