Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PPG DALAM JABATAN 2022

LEMBAR KERJA 1.1 BELAJAR MANDIRI MODUL


PROFESIONAL
PPKN

DISUSUN OLEH:

RIKA NURJANAH, S.Pd.

KELAS 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL : PENDALAMAN MATERI PPKN
NAMA : RIKA NURJANAH
NIM : 1401022368
ASAL INSTANSI : SDN NAGARAKEMBANG I

Judul Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Asasi Manusia (HAM)
2. Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat
Multikultural
3. Konsep Nilai,Moral dan Norma
4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1 Hak Asasi Manusia
dipelajari 1. Pengertian Hak azasi manusia
▪ Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang
HAM, khususnya dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
▪ HAM memiliki ciri-ciri HAM sebagai berikut;
a. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian
dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat.
b. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi
semua semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
c. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau
perbedaan lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat
dicabut atau diserahkan kepada pihak lain.
e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan
semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi,
sosial dan budaya.
2. Gagasan Hak asazi manusia dalam UUD NRI 1945
• UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang terdapat
dalam pasal 27 sampai 34
a. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, ’Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’
3. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga Upaya
Pemajuan dan Penegakkan serta PenangananMasalah Hak
Asasi Manusia di Indonesia
• Salah satu ciri negara hukum adalah adanya jaminan terhadap
hak asasi manusia
• Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai hak
asasi manusia (HAM) dimaksud untuk menjamin kepastian
hukum dalam proses penegakan HAM
• Lembaga bentukan pemerintah yang bersifat independen dan
tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan
kedudukannya diatur dengan undang- undang yang khusus
untuk menangani permasalahan HAM antara lain adalah :
a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM)
Pembentukan Pengadilan HAM.
c. Terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat yang
menangani HAM
5. Aplikasi Materi tentang Hak Asasi Manusi dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
• Prinsip Pembelajaran HAM di SD diantaranya :
a. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga
pembelajaran HAM diupayakan secara konrkit pula.
b. Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain
c. Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip
active learning.
d. Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam
suasana yang menyenangkan.
e. Kelima, pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak.
Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam
belajar.
f. Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengalami
• Pendekatan Pembelajaran HAM di SD diantaranya adalah :
a. Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran dengan dimulai dari
contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus- kasus dan
fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum
b. Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum
menuju penarikan kesimpulan khusus
c. Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan
konteks kehidupan sehari-hari anak.
d. Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu
pendekatan pembelajaran dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk bekerjasama dalam belajar
e. Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan
dengan memberikan ksempatan padaanak untuk mencari
penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapinya
f. Pendekatan discovery yaitu pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa menjelajah untuk menemukan
sesuatu yang sudah ada.
g. Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepadaanak untuk menyusun
sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan
sehari-hari anak.
Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif anak belajar HAM.

Kegiatan Belajar 2 Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman


Masyarakat Multikultural
1. Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif
berdasarkan keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang
anggota dari kelompok tertentu.
2. Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia
pada dasarnya individualistis yang cenderung mementingkan diri
sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain,
maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan).
3. Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras
manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa
suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur
ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10).
4. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan
kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok
subordinasinya
5. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya
perbedaan dan penghargaan.
6. Nasionalisme sebagai suatu faham yang menegaskan bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara
kebangsaan.
Ada dua hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme
Indonesia, yaitu mengembangkan kesamaan di antara suku-suku
bangsa penghuni Nusantara dan mengembangkan sikap toleransi
1. Dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa itu terdapat
sejumlah konsep dasar, di antaranya adalah persatuan, kesatuan,
bangsa, integrasi nasional, nasionalisme dan patriotisme.
2. Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga faktor tersebut
merupakan pemersatu seluruh bangsa Indonesia. Ketiga faktor
tersebut adalah Sumpah Pemuda, Pancasila dan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
3. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya
perbedaan dan penghargaan.
4. Keberagaman masyarakat Indonesia antara laian disebabkan oleh
keadaan geografis, pegaruh kebudayaan asing, penerimaan
masyarakat terhadap perubahan, keadaan transportasi dan
komunikasi serta perbedaan kondisi alam.
5. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif
untuk materi persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah
bermain peran. Model ini dirasakan tepat karena berupaya
memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
memerankan tokoh-tokoh tertentu yang mencerminkan
keberagaman masyarakat Indonesia.

Kegiatan Belajar 3: Konsep Nilai,Moral dan Norma


1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat
serta berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya,
nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup
secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain.
2. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa
yang terdapat pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa
disebut dengan nilai “estetika”.
3. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak
maupun kemauan (karsa, etik).
4. Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan
disimpan dalam sebuah agama.
5. Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani
manusia, termasuk benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan
bagi memenuhi kebutuhan fisik manusia.
6. Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau
kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
7. Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi
kebutuhhan rohani
8. Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang
bersumber pada proses berpikir oleh akal manusia yang disertai
dengan fakta yang terjadi.
9. Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan
atau jiwa keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai
estetika.
10. Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik
maupun buruk oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai
etika.
11. Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu
keyakinan atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
12. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan
bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang
bersifat formal atau resmi
13. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam
kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan
bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang nor Cara
(Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang
lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individuma
tersebut
14. Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan
yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu
15. Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-mata
dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun
dapat diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu
dapat menjadi tata kelakuan (mores).
16. Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi
kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku
masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom)
17. Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur
individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak
tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum, serta sanksi
yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si
pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti
18. Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan
cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat
baru, serta diikuti masyarakat pada umumnya

Kegiatan Belajar 4: Pancasila dan Kewarganegaraan Global


1. Causa Materialis (asal mula bahan) Pada hakikatnya, nilai-nilai
Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa Indonesia
itu sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan
nilai-nilai religius.
2. Causa Formalis (asal mula bentuk) Dalam hal ini, bagaimana
bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Causa Efisien (asal mula karya) Asal mula karya, yaitu asal mula
yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah
4. Causa Finalis (asal mula tujuan) Pancasila dirumuskan dan dibahas
dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan menjadikan Panca
Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilanasila sebagai dasar
negara.
5. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan
6. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai
dasar ideologi Pancasila.
7. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
be
8. Dimensi Idealisme Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional
dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat
Pancasilarmasyarakat, berbangsa, dan bernegara
9. Dimensi normatif Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu
sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma
keagamaan.
10. Dimensi Realitas Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu
ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang
berkembang dalam masyarakat.
11. Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti
adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pancipta alam semesta
12. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya
13. Nilai Persatuan Nilai persatuan Indonesia mengandung makna
usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung
makna suatu pemerintahan dari rakyat, olehrakyat, dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga- lembaga
perwakilan.
15. Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara
lahiriah ataupun batiniah
16. Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab
untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi
kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat.

Kegiatan Belajar 3 : Konsep Nilai, Moral dan Norma


1. Nilai adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat. Nilai
atau value adalah konsep (concept) yang berarti bahwa nilai sebagai
konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati
melainkan ada dalam pikiran orang.
2. Pada konteks pengalaman manusia, nilai dapat dibagi atas dua
bidang, yaknik nilai estetika dan nilai etika. Estetika terkait dengan
masalah keindahan atau apa yang dipandang indah (beautiful) atau
apa yang dapat dinikmati oleh seseorang. Sedangkan etika terkait
dengan kaitan perilaku baik dan buruk.
3. Macam-macam nilai antara lain yaitu nilai sosial, nilai kebenaran,
nilai keindahan, nilai moral dan nilai agama.
a. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat
serta berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di
dalamnya. Nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang
tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan
orang lain.
b. Nilai Kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari akal manusia
(rasio, cipta, dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir.
c. Nilai Keindahan, yaitu nilai yang bersumber melalui unsur rasa
yang terdapat pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa
disebut dengan nilai “estetika”.
d. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak
maupun kemauan (karsa, etik).
e. Nilai Agama, yaitu nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan
disimpan dalam sebuah agama. Nilai agama merupakan nilai
yang sangat tinggi dan mutlak tidak dapat diganggu gugat.
4. Moral diterjemahkan dengan arti susila. Moral ialah sesuai dengan
ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang
baik dan wajar.
5. Perkembangan moral seorang anak manusia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kognitifnya. Jean Piaget membagi perkembangan
konitif seseorang pada empat tahap, yaitu sensori motor,
praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
a. Tahap sensori motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada
tahap ini anak dicirikan dengan tindakannya yang suka meniru
dan bertindak secara refleks. Oleh karena itu penanaman nilai
dilakukan dengan cara menirukan, dan orang dewasa sebagai
teladan yang ditirukan.
b. Tahap praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap
ini anak mulai menggunakan simbol dan bahasa.
c. Tahap praoperasional konkret, terjadi pada umur 7 – 11 tahun,
anak sudah mulai berpikir transformasi. Anak sudah mengerti
persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai
pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang
baik dan tidak baik.
d. Tahap operasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas,
anak sudah mampu berpikir formal, abstrak. Penanaman nilai
pada tahap ini anak sudah dapat diajak diskusi untuk menemukan
nilai yang baik dan tidak baik.
6. Kohlberg membagi perkembangan moral seseorang membagi
menjadi enam tahap yaitu orientasi pada hukuman dan ketaatan,
orientasi hedonis (kepuasan individu), orientasi anak manis,
orientasi terhadap hukum dan ketertiba, orientasi kontak sosial
legalitas, dan etika universal.
7. Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berinteraksi
dan berperilaku antara manusia di dalam suatu kelompok
masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama.
8. Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu
“Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik
tertulis maupun tidak tertulis.
9. Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya
terbagi menjadi 2 macam yaitu norma formal dan norma non formal.
a. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan
bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang
bersifat formal atau resmi.
b. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam
kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan
bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma
tersebut.
10. Norma-norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap
kehidupan sosial di masyarakatnya antara lain yaitu cara (usage),
tata kelakuan (mores), adat istiadat (costum), hukum (law), dan
norma mode (fashion).
a. Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan
yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar
individu.
b. Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-
mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku,
namun dapat diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan
seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores).
c. Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi
kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku
masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat
(custom).
d. Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam
mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis
atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum,
serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan
pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti.
e. Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya
dan cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah,
bersifat baru, serta diikuti masyarakat pada umumnya.
11. Norma mempunyai dua macam isi yang berwujud yaitu perintah dan
larangan.
12. Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
dilihat dari sumber dan sanksinya, antara lain yaitu norma agama,
norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.
a. Norma agama adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang
dasar sumbernya dari wahyu Ilahi.
b. Norma Kesusilaan adalah norma yang lahir dari hati nurani
manusia.
c. Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat
dalam suatu masyarakat tertentu, yakni norma yang lahir dari
masyarakat untuk menjaga keharmonisan hidup bersama, dan
sanksinya dari masyarakat berupa celaan atau pengucilan.
d. Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara
atau pemerintah. Norma ini dibuat oleh pejabat pemerintah yang
memiliki wewenang dari negara.
13. Nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat lainnya merupakan hal
yang sangat penting, yang memberikan jalan, pedoman, tolok ukur
dan acuan untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
akan dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi tertentu dalam
memberikan pelayanan profesi atau keahliannya masing-masing.
14. Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga
negara terhadap negara amat kuat. Negara tidak akan menjadi baik
tanpa didukung oleh warga Negara-warga Negara yang baik, yakni
warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai dengan nilai,
moral dan norma yang ada.
15. Cerminan nilai, moral, dan norma yang hidup dalam masyarakat
sebagai warga Negara dalam budaya.
16. Nilai, moral dan norma dalam hubungann antara warga Negara dan
Negara terlaksana melalui program pendidikan Pancasila.
17. Peranan Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memberi arah sehingga
hubungan masyarakat dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
18. Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Beberapa unsur nilai moral yang terkandung dalam pelaksanaan bela
negara antara lain yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, yakin terhadap Pancasila sebagai Negara dan kesediaan
mempertahankannya, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara.

Kegiatan Belajar 4 : Pancasila dan Kewarganegaraan Global


1. Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas)
sebagaimana dikemukakan oleh Notonagoro (Kaelan, 2012:47-48),
yaitu:
a. Causa Materialis (asal mula bahan), asal bahan Pancasila itu
terdapat kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
b. Causa Formalis (asal mula bentuk), asal mula bentuk Pancasila
ialah ketika Soekarno bersama Mohammad Hatta serta anggota
BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila,
terutama dalam hal bentuk, rumusan, serta nama Pancasila.
c. Causa Efisien (asal mula karya), asal mula karya Pancasila ialah
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang
mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah
melalui pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI maupun
Panitia Sembilan.
d. Causa Finalis (asal mula tujuan), asal mula tujuan menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara ialah para anggota BPUPKI dan
Panitia Sembilan menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila
sebelum fitetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah.
2. Beberapa tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar
negara Indonesia merdeka, diantaranya adalah Mr. Muhammad
Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
3. Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus
1945.
4. Ideologi Pancasila menurut Komalasari (2007:90) mengandung
nilai-nilai sebagai berikut:
a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan. Nilai dasar ini
bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara.
b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai
dasar ideologi Pancasila. Misalnya program-program
pembangunan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan
departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat
berkembang.
c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga
dimensi, yaitu dimensi idealisme, dimensi normatif, dan dimensi
realitas.
6. Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila, maka ideologi
Pancasila:
a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide
belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata.
b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup,
melainkan suatu norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif
yang mamapu melakukan perubahan.
c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya
menekankan pada segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek
idealisme.
7. Nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
a. Nilai Ketuhanan, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung
arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
b. Nilai Kemanusiaa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan
nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya.
c. Nilai Persatuan, nilai persatuan Indonesia mengandung makna
usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina
rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung
makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan, nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan,
yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
secara lahiriah ataupun batiniah.
8. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila itu
merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan
sistem pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai
sumber dari segala sumber hukum dalam ketatanegaraan di
Indonesia, konsekuensinya segala peraturan yang ada harus berdasar
dan bersumberkan Pancasila.
9. Pancasila sebagai Ideologi Nasional. Pancasila sebagai ideologi
nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat
pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia,
masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari
kebudayaan nasional.
10. Makna yang terkandung dalam Pancasila dalam kedudukannya
sebagai ideologi nasional, diantaranya yaitu sebagai sumber motivasi
dan sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara.
11. Materi Pembelajaran Pancasila di SD berdasarkan ketentuan dalam
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang terkait
dengan materi Pancasila dalam mata pelajaran PPKN di Sekolah
Dasar.
12. Materi Pancasila diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran lain yang sudah ada melalui pendekatan
tematik.
13. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Pancasila di SD sangat
ditentukan oleh perencanaan yang baik. Tujuan dari perencanaan
tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran secara sistematik.
14. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam
suatu Negara, sedang yang bukan penduduk adalah orang yang
berada di suatu wilayah suatu Negara dan tidak bertujuan tinggal atau
menetap di wilayah negara tersebut.
15. Warga Negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota
dari suatu Negara, sedangkan bukan warga Negara disebut orang
asing atau warga negara asing.
16. Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab
untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi
kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat (Korten, 1993).
17. Untuk menjadi seorang warga negara global, terlebih dahulu
seseorang harus menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab di negaranya.
18. Sifat yang menjadi ciri khas dari seorang warga negara yang
bertanggung jawab adalah adanya komitmen terhadap nilai integratif
dan penerapan aktif kesadaran kitisnya, yaitu kemampuan untuk
berpikir mandiri, kritis, dan konstruktif, kemampuan melihat
masalah dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat
penilaian berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan
masyarakat jangka panjang.
19. Kompetensi kewarganegaraan adalah pengetahuan, nilai dan sikap,
serta keterampilan siswa yang mendukungnya menjadi warga negara
yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
a. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), berkaitan
dengan materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warga
negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara.
b. Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) adalah keterampilan
yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar
pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna,
karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah
kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Watak kewarganegaraan (civic disposition) diartikan sebagai
sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang
berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan
kepentingan umum dari sistem demokrasi.
20. Michael Haralambos dan Martin Holborn (Komalasari, 2008:105)
mengatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya
batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan
sosial.
21. International Monetary Fund (IMF) merumuskan globalisasi sebagai
gejala meningkatnya kesalingtergantungan ekonomi antara negara-
negara di dunia yang ditandai dengan meningkat dan beragamnya
volume transaksi barang dan jasa lintas negara dan penyebaran
teknologi yang meluas dan cepat.
22. Globalisasi menunjukkan adanya suatu proses pembentukan suatu
tatanan masyarakat dengan segala perangkat peraturannya yang
bersifat universal atau menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas
wilayah negara.
23. Pengaruh positif globalisasi dalam berbagai aspek diantranya yaitu :
a. Pada aspek politik, yaitu telah menjadikan nilai-nilai seperti
keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat
terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia.
b. Pada aspek ekonomi, yaitu makin meningkatnya investasi asing
atau penanaman modal asing di negara Indonesia, makin
terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
dan mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi
dan menghilangkan biaya tinggi.
c. Pada aspek sosial budaya, kecanggihan alat komunikasi yang
ditandai dengan munculnya internet secara langsung telah
mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan
bumi lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah
melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi
kita.
d. Pada bidang hukum, pertahanan dan keamanan, yaitu semakin
menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan
terhadap dilaksanakannya hak asasi manusia, menguatnya
regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
24. Pengaruh negatif globalisasi dalam berbagai aspek yaitu :
a. Globalisasi untuk sementara telah mampu meyakinkan kepada
masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
manusia kearah kemajuan dan kemakmuran sehingga
mempengaruhi pikiran mereka untuk berpaling dari ideologi
Pancasila dan mencari alternatif ideologi lain seperti halnya
liberalisme.
b. Globalisasi memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan
ekonomi seperti Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari
luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak
mengenal adanya bataa-batas negara dan akan timbulnya
kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas.
c. Globalisasi dapat melahirkan pengaruh negatif bagi perilaku
masyarakat, seperti munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu
mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri dan munculnya
sifat hedonisme.
d. Dampak negatif globalisasi pada aspek hukum, pertahanan dan
keamanaan yaitu akan menimbulkan tindakan anarkis dari
masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
25. Sikap yang bisa diambil oleh bangsa Indonesia dalam mengahadapi
globalisasi yaitu sikap selektif, yaitu mengambil hal-hal positif dari
globalisasi dan membuang hal-hal negatifnya. Adapun alat
penyaringnya adalah Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan
cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang dapat diterima oleh
semua kalangan, sehingga dapat dijadikan benteng yang kokoh
dalam menghadang pengaruh negatif dari globalisasi.
26. Materi pembelajaran tentang kewarganegaraan global yang
didalamnya merupakan kajian terhadap fenomena globalisasi secara
tersurat tercantum dalam Kurikulum SD versi 2006 atau yang sering
dikenal dengan KTSP. Materi tentang globalisasi dibelajar di kelas
IV semester 2.
27. Model pembelajaran yang relevan untuk membelajarkan materi
globalisasi yang paling sesuai adalah model pembelajaran koperatif
dengan teknik make a match
2 Daftar materi yang sulit 1. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan Masalah Hak
dipahami di modul ini Asasi Manusia di Indonesia
2. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM sebagai
Penjabaran UUD 1945
3. Konsep integrasi wilayah dan integrasi bangsa
4. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma
5. Pendekatan discovery
6. Pendekatan konstruktifistik
7. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global
8. Menentukan kedudukan nilai, moral dan norma.
3 Daftar materi yang 1. Prinsip Pembelajaran HAM di SD
sering mengalami 2. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
miskonsepsi 3. Hakikat kewarganegaraan global
4. Nilai sering dikacaukan dengan hal yang bernilai.
5. Membedakan antara nilai kemanusiaan dan nilai keadilan.
6. Integrasi wilayah

Anda mungkin juga menyukai