100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
23 tayangan13 halaman
Lembar kerja ini membahas tiga topik utama yaitu hak asasi manusia, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, dan konsep nilai, moral, dan norma. Topik pertama menjelaskan pengertian HAM, gagasan HAM dalam UUD 1945, dan penerapannya dalam pembelajaran di sekolah dasar. Topik kedua membahas konsep persatuan dan kesatuan bangsa serta model pembelajarannya. Sedangkan topik ketiga mendefinisikan nilai sos
Lembar kerja ini membahas tiga topik utama yaitu hak asasi manusia, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, dan konsep nilai, moral, dan norma. Topik pertama menjelaskan pengertian HAM, gagasan HAM dalam UUD 1945, dan penerapannya dalam pembelajaran di sekolah dasar. Topik kedua membahas konsep persatuan dan kesatuan bangsa serta model pembelajarannya. Sedangkan topik ketiga mendefinisikan nilai sos
Lembar kerja ini membahas tiga topik utama yaitu hak asasi manusia, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman, dan konsep nilai, moral, dan norma. Topik pertama menjelaskan pengertian HAM, gagasan HAM dalam UUD 1945, dan penerapannya dalam pembelajaran di sekolah dasar. Topik kedua membahas konsep persatuan dan kesatuan bangsa serta model pembelajarannya. Sedangkan topik ketiga mendefinisikan nilai sos
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2022 LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri MODUL : PENDALAMAN MATERI PPKN NAMA : RIKA NURJANAH NIM : 1401022368 ASAL INSTANSI : SDN NAGARAKEMBANG I
Judul Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Asasi Manusia (HAM) 2. Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultural 3. Konsep Nilai,Moral dan Norma 4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1 Hak Asasi Manusia dipelajari 1. Pengertian Hak azasi manusia ▪ Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, khususnya dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. ▪ HAM memiliki ciri-ciri HAM sebagai berikut; a. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat. b. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir. c. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya. d. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain. e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya. 2. Gagasan Hak asazi manusia dalam UUD NRI 1945 • UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang terdapat dalam pasal 27 sampai 34 a. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, ’Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’ 3. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta PenangananMasalah Hak Asasi Manusia di Indonesia • Salah satu ciri negara hukum adalah adanya jaminan terhadap hak asasi manusia • Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai hak asasi manusia (HAM) dimaksud untuk menjamin kepastian hukum dalam proses penegakan HAM • Lembaga bentukan pemerintah yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang- undang yang khusus untuk menangani permasalahan HAM antara lain adalah : a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pembentukan Pengadilan HAM. c. Terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat yang menangani HAM 5. Aplikasi Materi tentang Hak Asasi Manusi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) • Prinsip Pembelajaran HAM di SD diantaranya : a. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM diupayakan secara konrkit pula. b. Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain c. Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning. d. Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. e. Kelima, pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak. Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam belajar. f. Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami • Pendekatan Pembelajaran HAM di SD diantaranya adalah : a. Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus- kasus dan fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum b. Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan khusus c. Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. d. Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bekerjasama dalam belajar e. Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan ksempatan padaanak untuk mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapinya f. Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada. g. Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepadaanak untuk menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-hari anak. Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif anak belajar HAM.
Kegiatan Belajar 2 Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultural 1. Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok tertentu. 2. Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan). 3. Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10). 4. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya 5. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya perbedaan dan penghargaan. 6. Nasionalisme sebagai suatu faham yang menegaskan bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Ada dua hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia, yaitu mengembangkan kesamaan di antara suku-suku bangsa penghuni Nusantara dan mengembangkan sikap toleransi 1. Dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa itu terdapat sejumlah konsep dasar, di antaranya adalah persatuan, kesatuan, bangsa, integrasi nasional, nasionalisme dan patriotisme. 2. Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga faktor tersebut merupakan pemersatu seluruh bangsa Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah Sumpah Pemuda, Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. 3. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya perbedaan dan penghargaan. 4. Keberagaman masyarakat Indonesia antara laian disebabkan oleh keadaan geografis, pegaruh kebudayaan asing, penerimaan masyarakat terhadap perubahan, keadaan transportasi dan komunikasi serta perbedaan kondisi alam. 5. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk materi persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah bermain peran. Model ini dirasakan tepat karena berupaya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu yang mencerminkan keberagaman masyarakat Indonesia.
Kegiatan Belajar 3: Konsep Nilai,Moral dan Norma
1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain. 2. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai “estetika”. 3. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik). 4. Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama. 5. Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan bagi memenuhi kebutuhan fisik manusia. 6. Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. 7. Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan rohani 8. Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber pada proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta yang terjadi. 9. Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan atau jiwa keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai estetika. 10. Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik maupun buruk oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai etika. 11. Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu keyakinan atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 12. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi 13. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang nor Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individuma tersebut 14. Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu 15. Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores). 16. Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom) 17. Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti 18. Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti masyarakat pada umumnya
Kegiatan Belajar 4: Pancasila dan Kewarganegaraan Global
1. Causa Materialis (asal mula bahan) Pada hakikatnya, nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa Indonesia itu sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius. 2. Causa Formalis (asal mula bentuk) Dalam hal ini, bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Causa Efisien (asal mula karya) Asal mula karya, yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah 4. Causa Finalis (asal mula tujuan) Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan menjadikan Panca Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilanasila sebagai dasar negara. 5. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan 6. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. 7. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam be 8. Dimensi Idealisme Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasilarmasyarakat, berbangsa, dan bernegara 9. Dimensi normatif Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan. 10. Dimensi Realitas Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. 11. Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta 12. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai- nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya 13. Nilai Persatuan Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, olehrakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga- lembaga perwakilan. 15. Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah 16. Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat.
Kegiatan Belajar 3 : Konsep Nilai, Moral dan Norma
1. Nilai adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat. Nilai atau value adalah konsep (concept) yang berarti bahwa nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam pikiran orang. 2. Pada konteks pengalaman manusia, nilai dapat dibagi atas dua bidang, yaknik nilai estetika dan nilai etika. Estetika terkait dengan masalah keindahan atau apa yang dipandang indah (beautiful) atau apa yang dapat dinikmati oleh seseorang. Sedangkan etika terkait dengan kaitan perilaku baik dan buruk. 3. Macam-macam nilai antara lain yaitu nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral dan nilai agama. a. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya. Nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain. b. Nilai Kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta, dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir. c. Nilai Keindahan, yaitu nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai “estetika”. d. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik). e. Nilai Agama, yaitu nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama. Nilai agama merupakan nilai yang sangat tinggi dan mutlak tidak dapat diganggu gugat. 4. Moral diterjemahkan dengan arti susila. Moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. 5. Perkembangan moral seorang anak manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Jean Piaget membagi perkembangan konitif seseorang pada empat tahap, yaitu sensori motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. a. Tahap sensori motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahap ini anak dicirikan dengan tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks. Oleh karena itu penanaman nilai dilakukan dengan cara menirukan, dan orang dewasa sebagai teladan yang ditirukan. b. Tahap praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. c. Tahap praoperasional konkret, terjadi pada umur 7 – 11 tahun, anak sudah mulai berpikir transformasi. Anak sudah mengerti persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan tidak baik. d. Tahap operasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas, anak sudah mampu berpikir formal, abstrak. Penanaman nilai pada tahap ini anak sudah dapat diajak diskusi untuk menemukan nilai yang baik dan tidak baik. 6. Kohlberg membagi perkembangan moral seseorang membagi menjadi enam tahap yaitu orientasi pada hukuman dan ketaatan, orientasi hedonis (kepuasan individu), orientasi anak manis, orientasi terhadap hukum dan ketertiba, orientasi kontak sosial legalitas, dan etika universal. 7. Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berinteraksi dan berperilaku antara manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama. 8. Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis. 9. Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya terbagi menjadi 2 macam yaitu norma formal dan norma non formal. a. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi. b. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma tersebut. 10. Norma-norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya antara lain yaitu cara (usage), tata kelakuan (mores), adat istiadat (costum), hukum (law), dan norma mode (fashion). a. Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu. b. Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata- mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores). c. Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom). d. Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti. e. Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti masyarakat pada umumnya. 11. Norma mempunyai dua macam isi yang berwujud yaitu perintah dan larangan. 12. Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari sumber dan sanksinya, antara lain yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum. a. Norma agama adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang dasar sumbernya dari wahyu Ilahi. b. Norma Kesusilaan adalah norma yang lahir dari hati nurani manusia. c. Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat dalam suatu masyarakat tertentu, yakni norma yang lahir dari masyarakat untuk menjaga keharmonisan hidup bersama, dan sanksinya dari masyarakat berupa celaan atau pengucilan. d. Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau pemerintah. Norma ini dibuat oleh pejabat pemerintah yang memiliki wewenang dari negara. 13. Nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat lainnya merupakan hal yang sangat penting, yang memberikan jalan, pedoman, tolok ukur dan acuan untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau keahliannya masing-masing. 14. Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara terhadap negara amat kuat. Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh warga Negara-warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai dengan nilai, moral dan norma yang ada. 15. Cerminan nilai, moral, dan norma yang hidup dalam masyarakat sebagai warga Negara dalam budaya. 16. Nilai, moral dan norma dalam hubungann antara warga Negara dan Negara terlaksana melalui program pendidikan Pancasila. 17. Peranan Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memberi arah sehingga hubungan masyarakat dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 18. Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Beberapa unsur nilai moral yang terkandung dalam pelaksanaan bela negara antara lain yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin terhadap Pancasila sebagai Negara dan kesediaan mempertahankannya, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Kegiatan Belajar 4 : Pancasila dan Kewarganegaraan Global
1. Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas) sebagaimana dikemukakan oleh Notonagoro (Kaelan, 2012:47-48), yaitu: a. Causa Materialis (asal mula bahan), asal bahan Pancasila itu terdapat kehidupan bangsa Indonesia sendiri. b. Causa Formalis (asal mula bentuk), asal mula bentuk Pancasila ialah ketika Soekarno bersama Mohammad Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila, terutama dalam hal bentuk, rumusan, serta nama Pancasila. c. Causa Efisien (asal mula karya), asal mula karya Pancasila ialah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah melalui pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI maupun Panitia Sembilan. d. Causa Finalis (asal mula tujuan), asal mula tujuan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara ialah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum fitetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah. 2. Beberapa tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia merdeka, diantaranya adalah Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. 3. Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945. 4. Ideologi Pancasila menurut Komalasari (2007:90) mengandung nilai-nilai sebagai berikut: a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan. Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya program-program pembangunan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat berkembang. c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 5. Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi idealisme, dimensi normatif, dan dimensi realitas. 6. Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila, maka ideologi Pancasila: a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata. b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan perubahan. c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme. 7. Nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. a. Nilai Ketuhanan, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. b. Nilai Kemanusiaa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. c. Nilai Persatuan, nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Nilai Kerakyatan, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga- lembaga perwakilan. e. Nilai Keadilan, nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. 8. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila itu merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan sistem pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam ketatanegaraan di Indonesia, konsekuensinya segala peraturan yang ada harus berdasar dan bersumberkan Pancasila. 9. Pancasila sebagai Ideologi Nasional. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan nasional. 10. Makna yang terkandung dalam Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi nasional, diantaranya yaitu sebagai sumber motivasi dan sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara. 11. Materi Pembelajaran Pancasila di SD berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang terkait dengan materi Pancasila dalam mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar. 12. Materi Pancasila diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang sudah ada melalui pendekatan tematik. 13. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Pancasila di SD sangat ditentukan oleh perencanaan yang baik. Tujuan dari perencanaan tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematik. 14. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu Negara, sedang yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu Negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut. 15. Warga Negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu Negara, sedangkan bukan warga Negara disebut orang asing atau warga negara asing. 16. Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat (Korten, 1993). 17. Untuk menjadi seorang warga negara global, terlebih dahulu seseorang harus menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab di negaranya. 18. Sifat yang menjadi ciri khas dari seorang warga negara yang bertanggung jawab adalah adanya komitmen terhadap nilai integratif dan penerapan aktif kesadaran kitisnya, yaitu kemampuan untuk berpikir mandiri, kritis, dan konstruktif, kemampuan melihat masalah dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat penilaian berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan masyarakat jangka panjang. 19. Kompetensi kewarganegaraan adalah pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan siswa yang mendukungnya menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. a. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), berkaitan dengan materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. b. Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) adalah keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Watak kewarganegaraan (civic disposition) diartikan sebagai sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi. 20. Michael Haralambos dan Martin Holborn (Komalasari, 2008:105) mengatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. 21. International Monetary Fund (IMF) merumuskan globalisasi sebagai gejala meningkatnya kesalingtergantungan ekonomi antara negara- negara di dunia yang ditandai dengan meningkat dan beragamnya volume transaksi barang dan jasa lintas negara dan penyebaran teknologi yang meluas dan cepat. 22. Globalisasi menunjukkan adanya suatu proses pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan segala perangkat peraturannya yang bersifat universal atau menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas wilayah negara. 23. Pengaruh positif globalisasi dalam berbagai aspek diantranya yaitu : a. Pada aspek politik, yaitu telah menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. b. Pada aspek ekonomi, yaitu makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara Indonesia, makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri dan mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi. c. Pada aspek sosial budaya, kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya internet secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita. d. Pada bidang hukum, pertahanan dan keamanan, yaitu semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak asasi manusia, menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak. 24. Pengaruh negatif globalisasi dalam berbagai aspek yaitu : a. Globalisasi untuk sementara telah mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia kearah kemajuan dan kemakmuran sehingga mempengaruhi pikiran mereka untuk berpaling dari ideologi Pancasila dan mencari alternatif ideologi lain seperti halnya liberalisme. b. Globalisasi memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara dan akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas. c. Globalisasi dapat melahirkan pengaruh negatif bagi perilaku masyarakat, seperti munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri dan munculnya sifat hedonisme. d. Dampak negatif globalisasi pada aspek hukum, pertahanan dan keamanaan yaitu akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. 25. Sikap yang bisa diambil oleh bangsa Indonesia dalam mengahadapi globalisasi yaitu sikap selektif, yaitu mengambil hal-hal positif dari globalisasi dan membuang hal-hal negatifnya. Adapun alat penyaringnya adalah Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang dapat diterima oleh semua kalangan, sehingga dapat dijadikan benteng yang kokoh dalam menghadang pengaruh negatif dari globalisasi. 26. Materi pembelajaran tentang kewarganegaraan global yang didalamnya merupakan kajian terhadap fenomena globalisasi secara tersurat tercantum dalam Kurikulum SD versi 2006 atau yang sering dikenal dengan KTSP. Materi tentang globalisasi dibelajar di kelas IV semester 2. 27. Model pembelajaran yang relevan untuk membelajarkan materi globalisasi yang paling sesuai adalah model pembelajaran koperatif dengan teknik make a match 2 Daftar materi yang sulit 1. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan Masalah Hak dipahami di modul ini Asasi Manusia di Indonesia 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM sebagai Penjabaran UUD 1945 3. Konsep integrasi wilayah dan integrasi bangsa 4. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma 5. Pendekatan discovery 6. Pendekatan konstruktifistik 7. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global 8. Menentukan kedudukan nilai, moral dan norma. 3 Daftar materi yang 1. Prinsip Pembelajaran HAM di SD sering mengalami 2. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara miskonsepsi 3. Hakikat kewarganegaraan global 4. Nilai sering dikacaukan dengan hal yang bernilai. 5. Membedakan antara nilai kemanusiaan dan nilai keadilan. 6. Integrasi wilayah