LEMBAR KERJA 1.1 BELAJAR MANDIRI MODUL PROFESIONAL PKN
DISUSUN OLEH:
YUNITA WIDYARTANTI,S.Pd KELAS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2022 LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul MODUL 5
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Azasi Manusia 2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur 3. Konsep Nilai, Moral dan Norma 4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang KB 1 Hak Azasi Manusia dipelajari 1. HAM adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area Darmodihardjo dalam Muladi (2007: 109) 2. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat. 3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir. 4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya. 5. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkankepada pihak lain. 6. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakahhak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya. 7. Hak asasi manusia (HAM) merupakan materi inti dari naskah undang-undang dasar negara modern adanya Jaminan konstitusional atas HAM meneguhkan pendirian bahwa negara bertanggung jawab atas tegaknya supremasi hukum. 8. Mohammad Hatta sebagai salah satu sosok yang gigih memperjuangkan HAM dalam penyusunan UUD 1945 9. UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang terdapat dalam pasal 27 sampai 34 10. Konsepsi tentang hak-hak asasi manusia itu secara lengkap dan historis, ketiga instrumen hukum UUD 1945, TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 dan UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia tersebut dapat dilihat dalam satu kontinum dan penjabaran lebih rinci 11. Hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun atau non-derogable rights,yaitu: 12. Hak untuk hidup; 13. Hak untuk tidak disiksa; 14. Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani; 15. Hak beragama; 16. Hak untuk tidak diperbudak; 17. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum; dan 18. Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. 19. Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk, yaitu; a.Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan. b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga. 20. Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 21. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan mengancam nyawa manusia. 22. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi 23. Pemerintah Indonesia dalam proses penegakan HAM ini telah melakukan langkah-langkah strategis, yakni dengan membentuk produk hukum, pembentukanlembaga independen yang keberadaannya dilandasi UU atau peraturan serta lembga- lembaga swadaya masyarakat yang ikut mengawasi penegakkan HAM itu sendiri. 24. Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut: - melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah - menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi - menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusiakepada pemerintah dan DPR untuk ditindak lanjuti. - memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan. 25. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia baik perseorangan maupunmasyarakat dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan maupun masyarakat. 26. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok. 27. Kejahatan kemanusiaan, yaitu satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistemik, yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung kepada penduduk sipil. 28. Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. 29. Prinsip pembelajaran di SD: - Anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM diupayakan secara konrkit pula - Pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain - Pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning. - Pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana yangmenyenangkan - Pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak. Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam belajar. - Pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan kepada anak untukmengalami, bukan saja melihat atau mendengar melainkan seluruh panca inderanya dan mental psikologis anak aktif mengalami sendiri dalam kegiatan yang memuat nilai-nilai HAM. 30. Pendekatan pembelajaran HAM di SD - Pendekatan induktif - Pendekatan deduktif Pendekatan kontekstual - Pendekatan kooperatif (cooperative learning) - Pendekatan inquiry - Pendekatan discovery - Pendekatan konstruktivistik - Pendekatan behavioristik 31. Materi HAM diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang sudah ada melalui pendekatan tematik. 32. Penyusunan pelaksanaan pembelajaran HAM di SD - Menganalisis substansi kajian kurikulum - Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus - Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasaranasekolah, serta kemampuan guru. - Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP).
KB 2 Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultur 1. Indonesia menghadapi rawan masalah dalam upaya menyatukan kebhinekaan, dikarenakan: - Indonesia memiliki karakteristik multikultural yang rawan terjadi disintegrasi bangsa - Suatu negara hanya bisa membangun, jika bangsa yang di dalam wilayah negara tersebut bersatu. - Pemerintah kolonial Belanda menanamkan kesetiaan pada penjajah dan melemahkan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. 2. Wilayah yang menjadi wadah atau tempat dan isi dalam hal ini bangsa. 3. Integrasi Wilayah Konsep integrasi wilayah semakin kuat setelah dimasukkannya Pasal 25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak haknya ditetapkan dengan undang-undang” 4. Integrasi bangsa Menyangkut kesediaan bersatu bagi kelompok- kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, ras dan antar golongan. Integrasi bangsa mencerminkan proses bersatunya orang-orang yang memiliki perbedaan untuk menjadi satu bangsa (nation). 5. Rumusan GBHN 1998 menyatakan Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 6. Wawasan nusantara dilandasi dan disemangati integrasi bangsa, dikokohkan dengan integrasi wilayah dan berkembang menjadi integrasi bangsa dan wilayah sekaligus. 7. Integrasi nasional berarti integrasi yang terjadi di dalamtubuh bangsa dan negara Indonesia. 8. Integrasi nasional meliputi, - Integrasi nilai adanya kesepakatan terhadap nilai yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial - Integrasi perilaku menunjuk pada kesepakatan perilaku positif yang menekankan perilaku berkebangsaan dan kenegaraan di atas golongan atau pribadi 9. Nasionalisme dapat diartikan sebagai faham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Hans Kohn (1961:11) dalam bukunya yangberjudul Nasionalisme; Arti dan Sejarahnya (Nationalism: Its Meaning and History), 10. Dua hal untuk membina nasionalisme Indonesia - Mengembangkan kesamaan di antara suku-suku bangsa penghuni Nusantara - Mengembangkan sikap toleransi 11. Perwujudan konsep kesatuan bangsa dalam aspek sosial - Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik. - Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi. - Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya. - Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan 12. Faktor-faktor integratif bangsa sebagai perekat persatuan, yaitu: - Pancasila. - UUD NRI 1945, - Sang Saka Merah Putih. - Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, - Bahasa Indonesia, dan - Sumpah Pemuda. 13. Patriotisme merupakan salah satu unsur nasionalisme dan sudi mengorbankan segala- galanya untuk kejayaantanah air, bangsa dan negara. 14. Ciri-ciri patriotisme diantaranya: - Cinta tanah air - Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara - Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. - berjiwa pembaharu - Tidak kenal menyerah 15. Faktor dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia: - Sumpah Pemuda, merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad dari seluruh pemuda Indonesia yang merupakan unsur utama perjuangan bangsa dalam melawan penjajah untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan. - Pancasila, bersifat universal dan menjadi pedoman hidup Rakyat Indonesia tanpa memandang perbedaan suku bangsa, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. - Semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, yaitu adanya persatuan dalam berbagai perbedaan. 16. Faktor-faktor yang menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diantaranya: - Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia. - Geografis. - Munculnya penyakit kultural pada masyarakat Indonesia - Melemahnya nilai budaya bangsa 17. Penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. - Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan keyakinan stereo tipe atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok tertentu. - Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain. - Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan). - Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10). - Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya 18. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pengakuan adanya perbedaan dan penghargaan. 19. Elemen-elemen multikulturalisme, menurut Blum (2001:19) mencakup tiga sub-nilai sebagai berikut; - menegaskan identitas kultural seseorang, mempelajaridan menilai warisan budaya seseorang, - menghormati dan berkeinginan untuk memahami dan belajar tentang etnik / kebudayaan-kebudayaan selain kebudayaannya; - menilai dan merasa senang dengan perbedaan kebudayaan itu sendiri; 20. Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal - Keadaan geografis - Pegaruh kebudayaan asing - Penerimaan masyarakat terhadap perubahan. - Keadaan transportasi dan komunikasi - Perbedaan kondisi alam 21. Wujud keberagaman masyarakat Indonesia tersebut. - Keberagaman Suku Bangsa - Keberagaman Agama - Keberagaman Ras - Keberagaman Golongan 22. Model Pembelajaran untuk Materi yang Berkaitan dengan Persatuan danKesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultural di Sekolah Dasar - Guru menganalisis dokumen kurikulum PPKn sekolah dasar yang termaktub dalam Permendikbud Nomor37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). - Guru mengklasifikasikan KI dan KD yang terdapat dalam ketentuan tersebut kedalam tema- tema besar, - Guru menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. Salah satunya adalah bermain peran. 23. Menurut Shaftel yang dikutip oleh Sundawa (2010:4.35) metode bermain peran terdiri dari sembilan tahapan, yaitu: - Merangsang semangat kelompok, - Memilih peran, - Mempersiapkan pengamat, - Mempersiapkan tahap-tahap peran, - Pemeranan, - Mendiskusikan dan mengevaluasi peran dan sisinya, - Pemeranan ulang, - Mendiskusikan dan mengevaluasi pemeranan ulang, - Mengkaji kemanfataannya dalam kehidupan nyata melalui saling tukar pengalaman dan penarikan generalisasi. 24. Tujuan akhir dari PPKn adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai, dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. KB 3 Konsep Nilai, Moral dan Norma 1. Makna nilai Dictionary of Sociology and Related Sciencies (dalam Hamid Darmadi, 2007:67) dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. 2. Nilai adalah standar atau kriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria kebermanfaatan, ketidak- bermanfaatan, atau disebut pula harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang berupaya menjunjung tinggi un t u k memeliharanya 3. Tiga aspek kriteria untuk melakukan penilaian, yakni perlu ada pilihan, penghargaan dan tindakan 4. Macam-macam nilai menurut kriteria : - Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain - Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta, dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir - Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai “estetika”. - Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik). - Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama. Nilai agama ini merupakan nilai yang sangat tinggi dan mutlak tidak dapat diganggu gugat 5. Notonagoro berpendapat macam-macam nilai sosial dalam berlangsung kehidupan masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah : - Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia - Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. - Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan rohani atau spiritual manusia, 6. Nilai rohani menjadi beberapa macam , seperti : - Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber pada proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta yang terjadi. - Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan atau jiwa keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai estetika. - Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik maupun buruk oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai etika. - Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu keyakinan atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 7. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya 8. Pemahaman para ahli tentang perkembangan moral berkaitan dengan tingkat kematangan seorang anak manusia - Jean Piaget, yang dikenal dengan Perkembangan Kognitif. Piaget membagi perkembangan konitif seseorang pada empat tahap, yaitu sensori motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. - Lawrence Kohlberg (dalam Cheppy Haricahyono:61-62) seorang pakar dan praktisi dalam pendidikan moral, mendasarkan pandangannya dari penelitian yang dilakukan bertahap terhadap sekelompok anak selama 12 tahun. 9. Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berinteraksi dan berperilaku antara manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama. 10. Ciri yang melekat pada norma antara lain - Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum. Norma bersifat mengikatdan terdapat sanksi di dalamnya. - Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat. - Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku. - Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi. - Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat. 11. Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi 12. Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma tersebut. 13. Norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya (Soerjono Soekanto, 1982:174-176) - Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu - Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan dapat diterima sebagai norma pengatur - Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian menjadi sebuah adat istiadat (custom). - Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis - Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat. 14. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari sumber dan sanksinya - Norma agama, adalah pengaturan hidup yang dasar sumbernya dari wahyu Ilahi - Norma Kesusilaan, norma yang lahir dari hati nurani manusia. Adapun sanksinya bagi pelanggar adalah berupa sanksi moral yang lahir dari hati nurani itu sendiri, biasanya berupa penyesalan. - Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat dalam suatu masyarakat. sanksinya dari masyarakat berupa celaan atau pengucilan. - Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau pemerintah 15. Kedudukan nilai, moral, serta norma, yaitu: - Nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan- kenyataan lainnya - Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. - Norma merupakan kebiasaan umum yang menjadi menjadi acuan atau ketentuan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. 16. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara terhadap negara amat kuat, Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh warga Negara-warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai dengan nilai, moral dan norma yang ada. Cerminan nilai, moral, dan norma yang hidup dalam masyarakat sebagai warga Negara dalam budaya. 17. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama Warga Negara Hubungan manusia sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat tidak bisa terlepas dari nilai, moral, norma dan kaidah-kaidah masyarakat lainnya adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral, dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan. 18. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara Nilai, moral dan norma terkait dengan cinta tanah air dalam hubungannya dengan komitmen pengembangan bela negara, mengandung makna bahwa setiap orang harus mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
KB 4 Pancasila dan Kewarganegaraan
Global 1. Sejarah Perumusan Pancasila Pancasila sudah ada sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Nilai-nilai tersebut kemudian secara formal diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, pengkajian atau pembahasanmengenai Pancasila tidak bisa terlepaskan dari periodesasi sejarah yang menyertai kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu. 2. Asal mulanya atau sebab terjadinya, maka Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas) - Causa Materialis (asal mula bahan) Pada hakikatnya, nilai-nilai Pancasila merupakan nilai- nilai yang digali dari bangsa Indonesia itu sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius. - Causa Formalis (asal mula bentuk) Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. - Causa Efisien (asal mula karya) Asal mula karya, yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah - Causa Finalis (asal mula tujuan) Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara 3. Proses Perumusan Pancasila Proses perumusan Pancasila sangat berkaitan erat dengan kekalahan penjajah Jepang dalam Perang Pasifik, Jepang berusaha memikat hati bangsa Indonesia dengan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Untuk melaksanakan janjinya tersebut, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Keesokan harinya, tanggal 29 Mei 1945 seluruh anggota BPUPKI mulai bersidang. Acara sidang tersebut membahas rumusan dasar negara Indonesia Merdeka dan rancangan Undang-Undang Dasar. Sesuai dengan acaranya sidang berlangsung dalam dua gelombang. Berikut ini uraian singkat siding BPUPKI sebagaimana dikutip oleh Pranarka (1985:25-50) 4. Klasifikasi nilai-nilai Pancasila Ideologi Pancasila menurut Komalasari (2007:90) mengandung nilai-nilai sebagai berikut: a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai- nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 5. Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi, yaitu: - Dimensi Idealisme, nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila - Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan. - Dimensi Realitas Dimensi, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat 6. Makna Nilai-nilai Pancasila - Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta - Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya - Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. - Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, olehrakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembagalembaga perwakilan. - Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah 7. Kedudukan Pancasila - Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan sistem pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai sumber dari segalasumber hukum dalam ketatanegaraan di Indonesia, konsekuensinya segala peraturan yang ada harus berdasar dan bersumberkan Pancasila. - Pancasila sebagai Ideologi Nasional, dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan nasional. Pancasila menjadibasis teori dalam penyelenggaran negara. Sebagai ideologi nasional, Pancasila mencakup ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sedangkan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila itu sendiri. JadiPancasila mempunyai tiga kedudukan yang istimewa secara sekaligus yaitu sebagai ideologi nasional, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. 8. Makna yang terkandung dalam Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi nasional, - Sebagai sumber motivasi, - Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara 9. Materi Pembelajaran Pancasila di SD Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang terkait dengan materi Pancasila dalam mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar Materi Pancasila diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang sudah ada melalui pendekatan tematik. 10. Perencanaan Pembelajaran Pancasila di SD - Menganalisis substansi kajian kurikulum. - Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus yang dikembangkan. - Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasarana sekolah, serta kemampuan guru. - Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP). 11. Kewarganegaraan Global - Warga Negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu Negara. Status warga negaraIndonesia telah diatur dalam undang-undang mengenai kewarganegaraan yang pernahberlaku di Indonesia. Menurut Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentangKewarganegaraan Republik Indonesia. - Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat (Korten, 1993). . 12. Mansbach (1997) menyatakan terdapat tiga alasan yang berpengaruh terhadap terbentuknya masyarakat global, yakni: - Secara historis, kelompok-kelompok organisasi itu telah ada sejak lama - Aktor-aktor global tersebut dituntut berbuat lebih banyak pada pasca era Perang Dingin. - Ada beberapa organisasi regional, ada yang bersifat global dengan tujuan ganda. 13. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara Global Branson (1999:8-9) menegaskan tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat di era global memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut: (1) penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; (2) pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; (3) pengembangan karakter atau sikap mental tertentu; dan (4) komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional. 14. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic knowledge) berkaitan dengan materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 15. Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara 16. Watak kewarganegaraan (civic disposition). Quigley, Buchanan, dan Bahmueller (1991: 11) merumuskan civic disposition adalah “…those attitudes and habit of mind of thecitizen that are conducive to the healthy functioning and common good of the democratic system” atau sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi. 17. Globalisasi adalah suatu proses pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan segala perangkat peraturannya yang bersifat universal atau menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas wilayah negara. 18. Karakteristik atau ciri-ciri dari globalisasi - Perubahan dalam konsep ruang dan waktu - Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi salingbergantung. - Peningkatan interaksi budaya melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita serta olah raga internasional). - Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, masalah pemanasan bumi, masalah pencemaran, memberantas terorisme. 19. Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia - Aspek Politik, Globalisasi telah menjadikan nilai- nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. Dengan adanya keterbukaan, dimungkinkan akan dapat dicegahnya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga dapat dicapai pemerintahan yang bersih dan berwibawa. - Aspek Ekonomi, Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita, Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri. - Aspek Sosial Budaya Kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya internet secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita - Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak asasi manusia, Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak. 20. Pengaruh Negatif Globalisasi bagi Indonesia - Aspek Politik, nilai-nilai yang dibawa globalisasi seperti keterbukaan, kebebasan dan demokratisasi tidak menutup kemungkinan akan disalah artikan oleh masyarakat Indonesia. - Aspek Ekonomi, Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara, Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas. - Aspek Sosial Budaya Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri, Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi - Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. 21. Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi - Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh globalisasi dalam semua aspek kehidupan. - Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu. - Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita mengambil hal-hal positif dari globalisasi dan membuang hal-hal negatifnya. 22. Pembelajaran Materi Globalisasi di SD - Materi tentang globalisasi dibelajar di kelas IV semester 2. - model pembelajaran, yang paling sesuai adalah model pembelajaran koperatif dengan teknik make a match. - Teknik belajar make a match atau mencari pasangan menjadi salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. - Teknik make a match membawa beberapa manfaat bagi siswa, yaitu: (1) teknik pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, (2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, dan (3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penerapan teknik makea match diperoleh beberapa temuan bahwa teknik make a match dapat memupuk kerja sama dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan mereka, proses belajar lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing (Tarmizi 2008). 2 Daftar materi yang sulit KB 1 Hak Azasi Manusia dipahami di modul ini 1. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan Masalah Hak Asasi Manusia di Indonesia 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM sebagai Penjabaran UUD 1945
KB 2 Persatuan dan Kesatuan dalam
Keberagaman Masyarakat Multikultur 1. Makna pengertian integrasi wilayah yaitu konsep kesatuan aspek alamiah 2. sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia. 3. Integrasi Nasional
KB 3 Konsep Nilai, Moral dan Norma
1. Etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. 2. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma
KB 4 Pancasila dan Kewarganegaraan
Global 1. Proses Perumusan Pancasila 2. Pengertian rakyat dengan penduduk dan juga warga negara. 3. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global
3 Daftar materi yang sering KB 1 Hak Azasi Manusia
mengalami miskonsepsi 1. Prinsip Pembelajaran HAM di SD KB 2 Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur 1. Tinjauan historis, geografis, topologis yang terkait dengan integrasi wilayah dan integrasi bangsa KB 3 Konsep Nilai, Moral dan Norma 1. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara KB 4 Pancasila dan Kewarganegaraan Global 1. Hakikat kewarganegaraan global