Anda di halaman 1dari 18

PROFESIONAL MODUL 5 PPKN

Nama : Fauziah Agustina


No. UKG : 201800143940
Kelas : Kelas 002 Guru Kelas SD

LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Azasi Manusia
2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultur
3. Konsep Nilai, Moral dan Norma
4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
No Butir Refleksi Respon/ Jawaban
1 Daftar peta konsep Dalam pembelajaran KB 1 (Hak Azasi Manusia)
(istilah dan definisi) di mempelajari ruang lingkup materi tentang:
modul ini
A. Hak Azasi Manusia
1. Pengertian Hak Azasi Manusia
Hak asasi: hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia yang merupakan anugerah Tuhan YME. Hak
dasar itu meliputi hak hidup, hak kemerdekaan dan
hak mendapatkan kebahagiaan.
2. Ciri khusus HAM, yaitu: kodrati, hakiki, universal,
tidak dapat dicabut, tidak dapat dibagi.
3. Gagasan HAM dalam UUD NRI 1945
a. HAM dalam UUD 1945 dijiwai dengan
semangat kebersamaan, menghormati
orang lain, dan kebenaran.
b. UUD 1945 memuat ketentuan mengenai
HAM yang terdapat dalam :
1) Pasal 27 Ayat (1)
2) Pasal 27 Ayat (2)
3) Pasal 28
4) Pasal 29 Ayat (2)
5) Pasal 30 Ayat (1)
6) Pasal 31 Ayat (1)
7) Pasal 34
c. Jaminan HAM dalam UUD 1945 mengalami
perkembangan setelah Perbuhan Kedua UUD
1945 pada tahun 2000.
d. Hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun atau non-
derogable rights, yaitu:
a. Hak untuk hidup;
b. Hak untuk tidak disiksa;
c. Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani;
d. Hak beragama;
e. Hak untuk tidak diperbudak;
f. Hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum; dan
g. Hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut.

B. Pelanggaran HAM:
Bentuk pelanggaran HAM :
1. Diskriminasi: suatu pembatasan, pelecehan atau
pengucilan yang langsung maupun tidak
langsung didasarkan pada pembedaan manusia
atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan
politik yang berakibat pengurangan,
penyimpangan atau penghapusan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan
baik secara individual maupun kolektif dalam
semua aspek kehidupan.
2. Penyiksaan: suatu perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit
atau penderitaan yang hebat baik jasmani
maupun rohani pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari
seseorang atau
orang ketiga.
Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelanggaran HAM berat: pelanggaran HAM yang
berbahaya dan mengancam nyawa manusia.
2. Pelanggaran HAM ringan: pelanggaran HAM yang
tidak mengancam keselamatan jiwa manusia, akan
tetapi dapat berbahaya jika tidak segera
ditanggulangi.

C. Upaya pemajuan dan penegakan serta penanganan


masalah HAM di Indonesia:
1. Pemajuan dan penegakkan Hak asasi manusia
a. Pembentukan produk hukum yang mengatur
tentang HAM sebagai penjabaran UUD 45
b. Terbentuknya lembaga-lembaga independen
yang menangani masalah HAM yang
pembentuknya diatur UU ( Pembentukan
Komnas HAM dan Pembentukan pengadilan
HAM)
c. Terbentuknya Lembaga swadaya masyarakat
yang menangani HAM
2. Penanganan kasus pelanggaran HAM
Penanganan kasus pelanggaran HAM berat
dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara
pidana. Penyelidikan terhadap pelanggaran HAM
berat dilakukan oleh Komnas HAM.
3. Ketentuan penanganan Kasus Pelanggaran HAM
Banding ke Pengadilan tinggi>dilakukan oleh
Majelis hakim (2 hakim pengadilan tinggi dan 3
hakim ad Hoc). Kasasi ke MA>Diperiksa 90
hari>dilakukan oleh 2 Hakim agung dan 3 Hakim ad
hoc.
D. Aplikasi Materi HAM di SD memuat Prinsip
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, Materi
Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran di SD
1. Prinsip Pembelajaran HAM di SD
Belajar konkrit, bermain sambil belajar, active
learning, joyfull learning, berpusat pada anak,
mengalami.
2. Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
a. Pendekatan induktif: suatu pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran dengan
dimulai dari contoh-contoh, peristiw-
peristiwa, kasuskasus dan fenomena sejenis
untuk ditarik kesimpulan umum.
b. Pendekatan deduktif: dimulai dari konsep
umum menuju penarikan kesimpulan khusus.
c. Pendekatan konseptual: suatu pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru sesuai
dengan konteks kehidupan sehari-hari anak.
d. Pendekatan kooperatif: pendekatan
pembelajaran dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk bekerja
sama dalam belajar.
e. Pendekatan inquiry: pembelajaran
dilaksanakan dengan memberikan ksempatan
pada anak untuk mencari penyelesaian
sendiri terhadap masalah yang dihadapinya.
f. Pendeatan discovery: pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa menjelajah untuk menemukan
sesuatu yang sudah ada.
g. Pendekatan konstruktivistik: suatu
pendekatan yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk menyusun sendiri konsep-
konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-
hari anak.
h. Pendekatan behavioristik: menciptakan
lingkungan yang kondusif anak belajar HAM.
3. Materi Pembelajaran HAM di SD
Disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, gambar ilustrasi menarik,
menantang penalaran kritis, bermakna
4. Perencanaan Pembelajaran HAM di SD
a. Analisis substansi kajian kurikulum
b. Dimuat dalam silabus
c. Silabus dikembangkan sesuai potensi anak,
sarpras, serta guru
d. Silabus sesuai RPP
e. Dikembangkan berdasar SK/KD
f. Berpusat pada anak
g. Pertumbuhan dan perkembangan anak,
h. Menghargai dan memberdayakan anak
i. Mengembangkan potensi anak
j. Active learning
k. Mendorong berpikir kreatif dan kritis, sesuai
potensi sekolah dan guru
l. Anak dapat mengakses sumber belajar.

Dalam pembelajaran KB 2 (Persatuan dan Kesatuan


dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur) mempelajari
ruang lingkup materi tentang:

A. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa


1. Integrasi: pembauran hingga menjadi kesatuan.
a. Integrasi Wilayah
Integrasi yang mengatur penentuan wilayah
negara yang terjadi yaitu pada peristiwa
Deklarasi Juanda.
b. Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa menyangkut isi yang ada pada
negara.
2. Integrasi bangsa diawali dengan pergerakan
bangsa, yaitu :
a. Masa Perintis: masa mulai dirintisnya
semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi pergerakan. Adanya “Politik etis
van Deventer”, yaitu politik balas budi yang
terbagi menjadi 3 yaitu : irigasi, emigrasi dan
edukasi.
b. Masa Penegas: masa mulai ditegaskannya
semangat kebangsaan yang ditandai dengan
peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 yang mengikrarkan dan
menegaskan bahwa kita memiliki satu tanah-
air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu
Indonesia.
c. Masa Percobaan: masa mulai mencobanya
bangsa Indonesia menuntut kemerdekaan dari
Belanda melalui organisasi GAPI (Gabungan
Politik Indonesia) tahun 1938 dan
mengusulkan Indonesia berparlemen.
Parlemen adalah badan yang terdiri atas
wakil-wakil rakyat yang dipilih dan
bertanggung jawab atas perundang-
undangan.
d. Masa Pendobrak: masa dimana semangat dan
gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
mendobrak belenggu penjajahan dan
menghasilkan kemerdekaan.
e. Masa Pengisi Kemerdekaan: masa untuk
membenahi ketimpangan, kekurangan,
ketidak adilan dan ketidak merataan
kesejahteraan yang ada pada seluruh bangsa
Indonesia (orangnya) dan seluruh wilayah
Indonesia (wadahnya).
3. Objek sasaran integrasi nasional adalah :
a. Integrasi nilai menunjuk pada adanya
kesepakatan terhadap nilai yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
b. Integrasi perilaku menunjuk pada
kesepakatan perilaku positif yang menekankan
perilaku berkebangsaan dan kenegaraan di
atas golongan atau pribadi.

B. Pentingnya Nasionalisme
Nasionalisme: pemahaman dari masyarakat suatu
bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan
wilayah.
1. Pentingnya Nasionalisme dapat diwujudkan
dalam: Kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik
2. Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
ekonomi
3. Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial budaya
4. Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
pertahanan keamanan

C. Terbentuknya nasionalisme Indonesia


melalui tahapan terbentuknya :
1. Kelompok kecil
2. Masyarakat suku bangsa
3. masyarakat Indonesia.
Ada dua hal yang harus kita lakukan untuk
membina Nasionalisme di Indonesia, yaitu
1. Mengembangkan kesamaan di antara suku – suku
bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangkan sikap toleransi.

D. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan


Kesatuan Bangsa Indonesia
1. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia : Ketiga faktor tersebut dapat
mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman
yang telah mewarnai kehidupan bangsa
Indonesia.
Perbedaan suku bangsa, agama, bahasa dan
sebagainya dapat dipersatukan dengan
menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga
faktor tersebut, sehingga pada akhirnya akan
memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia :
a. Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat
Indonesia
b. Geografis
c. Melemahnya nilai budaya bangsa.

E. Problema Keberagaman Masyarakat Multikultural


a. Prasangka : sikap yang bisa positif maupun
negatif berdasarkan keyakinan stereotipe atau
pemberian label kita tentang anggota dari
kelompok tertentu.
b. Stereotipe : pemberian sifat tertentu terhadap
seseorang berdasarkan kategori yang bersifat
subyektif, hanya karena dia berasal dari
kelompok yang lain.
c. Etnosentrisme : paham yang berpandangan bahwa
manusia pada dasarnya individualistis yang
cenderung mementingkan diri sendiri, namun
karena harus berhubungan dengan manusia lain,
maka terbentuklah sifat hubungan yang
antagonistik (pertentangan).
d. Rasisme : suatu sistem kepercayaan atau doktrin
yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu.
e. Diskriminasi : tindakan yang membeda-
bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok
dominan terhadap kelompok subordinasinya
1) Makna Multikulturalisame
Makna multikulturalisme menurut Blum
(2001: 16) meliputi sebuah pemahaman,
penghargaan dan penilaian atas budaya
seseorang, dan sebuah penghormatan dan
keingintahuan tentang budaya etnis orang
lain. Ia meliputi penilaian terhadap
kebudayaan- kebudayaan orang lain, bukan
dalam arti menyetujui seluruh aspek dari
kebudayaan- kebudayaan tersebut, melainkan
mencoba melihat bagaimana kebudayaan
tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi
anggota- anggotanya sendiri
2) Keberagaman Masyarakat Indonesia
Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia, yaitu keadaan geografis, pengaruh
kebudayaan asing , penerimaan masyarakat
terhadap perubahan, keadaan transportasi dan
komunikasi, perbedaan kondisi alam.
3) Wujud Keberagaman Masyarakat
Indonesia Keberagaman Suku Bangsa,
Keberagaman Agama, Keberagaman Ras,
Keberagaman Golongan.

F. Model Pembelajaran untuk materi yang


berkaitan dengan persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman masyarakat multikultural di SD
1. Tujuan akhir dari PPKn: warga negara yang
cerdas dan baik, yakni warga negara yang
bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan,
ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial
dalam konteks kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai,
dan kreatif, sebagai cerminan dan
pengejawantahan nilai, norma dan moral
Pancasila.
2. Guru perlu mengembangkan model pembelajaran
yang interaktif dalam proses pembelajaran PPKn
yang berkenaan dengan tema “Persatuan dan
Kesatuan dalam Keberagaman dalam Masyarakat
Multikultural”
3. Langkah yang harus dilakukan oleh guru:
a. Menganalisis dokumen kurikulum PPKn
sekolah dasar yang termaktub dalam
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD).
b. Mengklasifikasikan KI dan KD yang terdapat
dalam ketentuan tersebut kedalam tema-tema
besar, salah satunya berkaitan dengan
Persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
c. Menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan. Salah satu model pembelajaran
yang dapat dijadikan alternatif untuk materi
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman
adalah bermain peran.
4. Tahapan metode bermain peran Menurut Shaftel,
yaitu:
a. Merangsang semangat kelompok,
b. Memilih peran,
c. Mempersiapkan pengamat,
d. Mempersiapkan tahap-tahap peran,
e. Pemeranan,
f. Mendiskusikan dan mengevaluasi peran
dan sisinya,
g. Pemeranan ulang,
h. Mendiskusikan dan mengevaluasi pemeranan
ulang,
i. Mengkaji kemanfataannya dalam kehidupan
nyata melalui saling tukar pengalaman dan
penarikan generalisasi
Dalam pembelajaran KB 3 (Konsep Nilai, Moral dan
Norma) mempelajari ruang lingkup materi tentang:

A. Makna Nilai, Moral, dan Norma


1. Makna Nilai
Nilai: sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
objek, namun bukan objek itu sendiri.
Macam-macam nilai: Nilai sosial, Nilai Kebenaran,
Nilai Keindahan, Nilai Moral, Nilai agama
2. Makna Moral
Moral: perbuatan /tingkah laku/ucapan dan
perasaan sesorang dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya.
a. Piaget membagi perkembangan kognitif
seseorang pada empat tahap: Tahap
sensorimotor, Tahap praoperasional, Tahap
praoperasional konkret, Tahap opreasional
formal
b. Kohlberg membagi perkembangan moral
seseorang pada tiga tingkat, yaitu Tahap
prakonvensional, Tahap konvesional, Tahap
pascakonvensional.
3. Kohlbeg membagi menjadi enam tahap
perkembangan moral yaitu:
a. orientasi pada hukuman dan ketaatan
b. orientasi hedonis(kepuasan individu)
c. orientasi anak manis
d. orientasi terhadap hukum dan ketertiban
e. orientasi kontak sosial legalitas
f. etika universal
4. Makna Norma
Norma: kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan
berinteraksi dan berperilaku antara manusia di
dalam suatu kelompok masyarakat dalam
menjalani kehidupan bersama.
5. Ciri norma dalam masyarakat :
a. Tidak terulis
b. Mengikat & ada sanksi
c. Merupakan kesepakatan
d. Wajib ditaati
e. Jika dilanggar mendapat sanksi
f. Dapat berubah sesuai perkembangan
masyarakat
6. Ciri norma dalam masyarakat :
a. Norma yang mengatur dalam masyarakat
1) Norma Formal, yaitu ketentuan dalam
kehidupan bermasyarakat sengaja dibuat
oleh lembaga atau institusi yang bersifat
formal atau resmi.
2) Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan
tata aturan dalam kehidupan
bermasyarakat yang tidak diketahui
tentang siapa dan bagaimana yang
membuat dan menerangkan tentang norma
tersebut.

7. Wujud isi norma


a. Perintah merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu
karena akibat-akibatnya dipandang
baik.
b. Larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik
8. Norma dalam masyarakat dilihat dari sumber
& sanksinya :
a. Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau
pengaturan hidup yang dasar sumbernya
dari wahyu Ilahi, yang berupa perintah,
larangan,
dan anjuran.
b. Norma Kesusilaan, norma yang lahir dari
hati nurani manusia untuk menjaga kesucian
atau kebersihan hati nurani serta akhlak.
c. Norma kesopanan, sering disebut sopan
santun, tata krama atau adat istiadat.
d. Norma Hukum, merupakan aturan
yang sumbernya dari negara atau
pemerintah.

B. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma


1. Alasan mengetahui & menerapkan nilai, moral,
dan norma :
a. Untuk kepentingan dirinya sendiri
sebagai individu.
b. Untuk kepentingan stabilitas kehidupan
masyarakat itu sendiri.
2. Kedudukan nilai, moral, dan norma
Nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat
lainnya merupakan hal yang sangat penting, yang
memberikan jalan, pedoman, tolak ukur dan acuan
untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa
yang akan dilakukan dalam berbagai situasi dan
kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan
profesi atau keahliannya masing-masing.
3. Nilai, moral, dan norma dalam
kehidupan bernegara :
a. Nilai, Moral dan Norma dalam
Hubungan Warga Negara dengan
Negara
Negara tidak akan menjadi baik tanpa
didukung oleh warga Negara-warga Negara
yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan
hak kewajibannya sesuai dengan nilai, moral
dan norma yang ada
b. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan
Sesama Warga Negara
Fungsi nilai dengan kehidupan manusia, fungsi
moral dengan kehidupan masyarakat, fungsi
hukum dalam kehidupan msyarakat.
Nilai, moral dan norma dalam hubungan
sesama warga negara saling berkaitan dan
saling menunjang. Sebagai warga negara kita
perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai,
moral, dan hukum agar terjadi keselarasan dan
harmoni kehidupan
c. Nilai, Moral dan Norma dalam
Pengembangan Komitmen Bela Negara.
Kewajiban setiap warga negara dalam usaha
bela negara terdapat pada UUD-NRI 1945
pasal 30 (1 dan 2) .
4. Unsur nilai moral dalam pelaksanaan
bela negara:
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin terhadap pancasila sebagai negara
dan mempertahankannya.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

Dalam pembelajaran KB 4 (Pancasila dan


Kewarganegaraan Global) mempelajari ruang lingkup
materi tentang:

A. Pancasila dalam Kehidupan Bernegara


1. Sejarah Perumusan Pancasila : asal mula Pancasila
2. Proses Perumusan Pancasila : Sejarah
perumusan Pancasila sampai ditetapkanya
Pancasila
3. Nilai Pancasila
4. Kedudukan Pancasila
B. Kewarganegaraan Global, Meliputi :
1. Pengertian WNI.
Pengertian berdasarkan UUD 1945 dan UU RI no.
12 Tahun 2006
2. Makna dan Karateristik Warga negara global: ciri-
ciri manusia kelas dunia.
3. Kompetensi kewarganegaraan untuk Warga Negara
Global. Dan hubungannya dengan pembelajaran
PPKN bagi siswa

C. Ideologi Pancasila
Pancasila: ideologi persatuan, dimana Pancasila
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi
bangsa yang memiliki keperibadian dan percaya pada
diri sendiri.

D. Pembelajaran Materi Pancasila di SD


1. Materi Pembelajaran Pancasila di SD
Materi Pancasila diberikan di SD dibelajarkan
secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang
sudah ada melalui pendekatan tematik
2. Perencanaan Pembelajaran Pancasila di SD
a. Menganalisis substansi kajian kurikulum
b. Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat
di dalam silabus yang dikembangkan
a. Pengembangan silabus disesuaikan dengan
potensi anak, sarana dan prasarana
sekolah, serta kemampuan guru
b. Berdasarkan silabus dapat dikembangkan
rencana pembelajaran (RP).

E. Kewarganegaraan Global
1. Pengertian Warga negara Indonesia
warga negara: orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. Terdapat
pada pasal 4 dan 5 Undang-Undang RI Nomor 12
tahun 2006.
2. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global:
warga negara yang bertanggungjawab untuk
memenuhi persyaratan institusional dan kultural
demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat
(Korten, 1993).
Mansbach (1997) menggunakan istilah global
actors yang membedakannya menjadi dua macam,
yaitu intergovernmental organization (IGO) dan
international nongovernmental organization
(INGO).
3. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga
Negara Global: pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan yang mendukung menjadi warga
negara yang partisipatif dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
melalui civic education Branson (1999:8-9)
menegaskan tujuan civic education adalah
partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab
dalam kehidupan politik dan masyarakat di era
global.

4. Komponen-komponen utama
Kompetensi Kewarganegaraan (civic
competences)
a. Pengetahuan Kewarganegaraan
(Civic Knowledge)
b. Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
c. Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)

5. Butir-Butir Kompetensi Kewarganegaraan


dalam Rangka Pendidikan Kewarganegaraan
di Persekolahan
a. Civic Knowledge
b. Civic Dispositions
c. Civic Skills
F. Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi: suatu proses pembentukan suatu
tatanan masyarakat dengan segala perangkat
peraturannya yang bersifat universal atau
menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas
wilayah negara.
2. Karakteristik Globalisasi
Beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia
menurut Komalasari (2008:105)
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara
yang berbeda menjadi saling bergantung
c. Peningkatan interaksi budaya melalui
perkembangan media massa
d. Meningkatnya masalah bersama,
misalnya masalah pencemaran,
pemanasan bumi
3. Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia
a. Aspek Politik
b. Aspek Ekonomi
c. Aspek Sosial Budaya
d. Aspek Hukum Pertahanan dan Keamanan
4. Pengaruh Negatif bagi Indonesia
a. Aspek Politik
b. Aspek Ekonomi
c. Aspek Sosial Budaya
d. Aspek Hukum Pertahanan dan Keamanan
5. Sikap terhadap Pengaruh Globalisai
Ada tiga sikap yang diambil oleh bangsa kita dalam
menghadapi globalisasi yaitu:
a. Menolak dengan tegas semua pengaruh
globalisasi dalam semua aspek
kehidupan.
b. Menerima sepenuhnya pengaruh
tersebut tanpa didaring terlebih dahulu.
c. Bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut
G. Pembelajaran Materi Globalisasi di SD
1. “pembelajaran kooperatif”
adalah pembelajaran yang menggunakan sistem
gotong royong sebagai strategi
pembelajarannya sehingga mampu memotivasi
siswa untuk aktif dalam pembelajaran di kelas.
2. “Teknik make a match”
mencari pasangan menjadi salah satu teknik
dalam pembelajaran kooperatif yang dapat
mengembangkan kemampuan siswa.

2 Daftar materi yang 1. Pendekatan Pembelajaran HAM di SD


sulit dipahami di 2. Kedudukan nilai, moral dan norma
modul ini 3. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara
Global
4. Pengaruh positif dan negatif globalisasi bagi
Indonesia dalam aspek politik, aspek ekonomi, aspek
sosial budaya, aspek hukum, aspek pertahanan dan
keamanan.
3 Daftar materi yang sering 1. Membedakan pendekatan pembelajaran HAM di SD
mengalami miskonsepsi 2. Menerapkan pendekatan pembelajaran HAM di SD

Anda mungkin juga menyukai