Anda di halaman 1dari 12

Judul Modul Pendalaman Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Azasi Manusia


2. Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Masyarakat Multikutural
3. Konsep Nilai, Moral, dan Norma
4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta
konsep
(istilah dan
definisi) di
modul ini

1. Hak azasi manusia


a. Pengertian HAM
1) Menurut UUD 1945 alenia 1 : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
perikeadilan.
2) Menurut UUD 1945 pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
3) Menurut kehidupan masyarakat : Tiada seorang manusia pun yang hidup sengsara, ia akan selalu berusaha
mencapai kesejahteraan bagi dirinya lahir maupun batin.
4) Menurut Darmodiharjo dalam Muladi 2007 : hak-hak dasar yang dibawa manusia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa, yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.
5) Menurut UU no. 39 tahun 1999 : seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
b. Ciri-ciri HAM
1) Kodrati : hak asasi manusia merupakan pemberian dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat.
2) Hakiki : hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
3) Universal : hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau
perbedaan lainnya.
4) Tidak dapat dicabut : hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain.
5) Tidak dapat dibagi : artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak
ekonomi, sosial dan budaya.
c. Gagasan HAM dalam UUD 1945
1) Tokoh yang gigih memperjuangkan HAM : Moh. Hatta, Soepomo, Soekarno
2) Non degorable rights : hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun meliputi ak untuk
hidup; tidak disiksa; kemerdekaan pikiran dan hati nurani; beragama; tidak diperbudak; diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum; dan tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
3) Pembagian HAM :
a) HAM kelompok pertama kelompok ketentuan yang menyangkut hak-hak sipil.
b) HAM kelompok kedua kelompok hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
c) HAM kelompok ketiga kelompok hak-hak khusus dan hak atas pembangunan.
d) HAM kelompok keempat kelompok yang mengatur mengenai tanggung jawab negara dan kewajiban asasi
manusia.
4) Pelanggaran HAM
a) Diskriminasi : suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung maupun tidak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin,
bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua aspek
kehidupan.
b) Penyiksaan : suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau
keterangan dari seseorang atau orang ketiga.
c) Berdasarkan sifat, pelanggaran HAM ada 2:
 Pelanggaran HAM berat : pelanggaran HAM yang berbahaya dan mengancam nyawa manusia.
 Pelanggaran HAM ringan : pelanggaran HAM yang tidak mengancam keselamatan jiwa manusia, akan
tetapi dapat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi.
d. Upaya pemajuan dan penegakan serta penanganan masalah AHM di Indenesia
1) Unwillingness state : negara yang tidak mempunyai kemauan menegakan HAM.
2) Komnas HAM : penyelidikan di terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
3) Tim ad hoc : pemeriksa dan penyelesai kasus pelanggaran HAM.
4) Jaksa agung : penyidik, wajib menindak lanjuti laporan dari Komnas HAM.
e. Aplikasi materi tentang HAM di SD
1) Prinsip pembelajaran HAM di SD
a) Anak SD belajar secara konkrit
b) Bermain sambil belajar
c) Prinsip active learning
d) Prinsip joyfull learning
e) Berpusat pada anak
f) Anak bereksperimen
g) Pembelajaran di SD mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, emosional, dan multiple intelegence
2) Pendekatan pembelajaran HAM di SD : induktif, deduktif, kontekstual, kooperatif, inquiry, discovery,
konstruktivistik, behavioristik
3) Materi pembelajaran HAM di SD terintegrasi dengan mata pelajaran lain dengan pendekatan tematik.
4) Perencanaa pembelajaran HAM di SD
a) Analisis substansi kejian kurikulum
b) Silabus
c) Pengembangan silabus
d) RPP
e) Pembelajaran HAM di SD dikembangkan berdasarkan :
 Kesesuaian KI dan KD
 Berpusat pada anak
 Memperhatikan pertumbuhan dan kebutuhan anak SD
 Menghargai hak anak
 Mengembangkan potensi anak
 Active learning
 Sesuai dengan potensi sekolah dan guru
2. Persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat multikutural
a. Pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
1) Integrasi wilayah
a) Laut teritorial : 12 mil yang diukur dari garis yang menghubungkan titik ujung pulau terluar Indonesia
diumumkan pada tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia melalui Perdana Menteri Ir. H. Djuanda
Kartawidjaja.
b) Zona tambahan : zona yang lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
c) Zona ekonomi eksklusif : suatu area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia dengan batas
terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, serta landas
kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut
yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi
kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial
diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga
ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu
lima ratus) meter.
d) Archipelagic state : prinsip negara kepulauan.
e) Mangunggalnya tanah air : laut di antara pulau sebagai penghubung dan menyatukan pulau bukan lagi
sebagai pemisah.
2) Integrasi bangsa
a) Wawasan nusantara : cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b) Awal integrasi bangsa :
 Masa Perintis yaitu masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan organisasi
pergerakan.
 Masa Penegas yaitu masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan yang ditandai dengan peristiwa
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
 Masa Percobaan yaitu masa mulai mencobanya bangsa Indonesia menuntut kemerdekaan dari Belanda
melalui organisasi GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 dan mengusulkan Indonesia
Berparlemen.
 Masa Pendobrak yaitu masa dimana semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan.
c) Sasaran integrasi nasional :
 Integrasi nilai. Integrasi nilai menunjuk pada adanya kesepakatan terhadap nilai yang diperlukan dalam
memelihara tertib sosial.
 Integrasi perilaku. Integrasi perilaku menunjuk pada kesepakatan perilaku positif yang menekankan
perilaku berkebangsaan dan kenegaraan di atas golongan atau pribadi.
b. Pentingnya nasionalisme
1) Arti nasionalisme : adalah suatu faham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus
diserahkan kepada negara.
2) Tahapan terbentuknya nasionalisme :
a) Kelompok kecil
b) Suku-suku bangsa
c) Masyarakat
3) Hal yang harus dilakukan untuk membantu nasionalisme :
a) Perwujudan kepulauan nusantara dengan satu kesatuan politik
b) Perwujudan kepulauan nusantara dengan satu kesatuan ekonomi
c) Perwujudan kepulauan nusantara dengan satu kesatuan sosial budaya
d) Perwujudan kepulauan nusantara dengan satu kesatuan pertahanan
4) Faktor perekat kesatuan :
a) Pancasila
b) UUD NRI 1945
c) Sang Saka Merah Putih
d) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
e) Bahasa Indonesia
f) Sumpah Pemuda
5) Ciri patriotisme :
a) Cinta tanah air
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
c) Menempatkan persatuan kesatuan di atas kepentingan pribadi dan golongan
d) Berjiwa pembaharu
e) Tidak kenal menyerah
c. Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
1) Pendorong :
a) Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
b) Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak serta menjadi panduan
dalam menentukan pilihan.
c) Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa individu berbuat dan
bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
d) Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok atau masyarakat. Dapat
mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
e) Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam suatu kelompok atau
masyarakat.
2) Penghambat :
a) Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia.
b) Geografis.
c) Melemahnya nilai budaya bangsa.
d. Problema masyarakat multikultural
1) Prasangka : keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat
nilai yang kita berikan.
2) Stereotipe : pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subyektif, hanya
karena dia berasal dari kelompok yang lain.
3) Etnosentris : kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan standar
budayanya sendiri.
4) Rasisme : sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras
manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki
hak untuk mengatur ras yang lainnya.
5) Diskriminasi : tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap
kelompok subordinasinya.
e. Model pembelajaran untuk materi multikultural
1) To be smart and good citizen : warga negara yang cerdas dan baik
2) Knowledge : pengetahuan
3) Attitude and values : sikap dan nilai
4) Skills : keterampilan
3. Konsep nilai, moral, dan norma
a. Makna nilai, moral, dan norma
1) Makna nilai : kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.
2) Macam-macam nilai
a) Berdasarkan kriteria
 Nilai sosial : nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap dan tindakan
manusia di dalamnya.
 Nilai kebenaran : nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta, dan budi), yang mutlak dibawa
sejak lahir.
 Nilai keindahan : nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia,
dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai “estetika”.
 Nilai moral : penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik).
 Nilai agama : nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama.
b) Berdasarkan dalam masyarakat
 Nilai material : nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-benda nyata yang dapat
dimanfaatkan bagi memenuhi kebutuhan fisik manusia.
 Nilai vital : nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam menjalankan
kehidupannya sehari-hari.
 Nilai rohani : nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan rohani atau spiritual manusia, nilai
ini lebih universal atau umum,yang meliputi kebenaran dan empiris, keindahan, moral, dan religius.
3) Makna moral : perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia
lainnya. Merian-Webster, moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam
perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan standard perilaku yang tepat
pada kelompok atau masyarakat tersebut. Hurlock, moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral
kelompok sosial. Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-
konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Sonny Keraf,
moral dapat digunakan untuk mengukur kadar baik dan buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia,
mungkin sebagai anggota masyarakat (member of society) atau sebagai manusia yang memiliki posisi tertentu
atau pekerjaan tertentu.
4) Makna norma : kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berinteraksi dan berperilaku antara manusia di dalam
suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama.
5) Norma yang mengatur kehidupan masyarakat Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan
bermasyarakat sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi. Norma Non Formal,
yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan
bagaimana yang membuat dan menerangkan tentang norma tersebut. Beberapa norma yang dapat dilihat dari
daya pengikatnya terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya (Soerjono Soekanto, 1982:174-176), antara lain :
Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan yang
terjadi antar individu. Penyimpangan yang terjadi pada cara (usage) ini tidak akan memperoleh sanksi atau
hukuman yang berat, namun hanya sekedar celaan, ejekan, atau cemoohan. Misalkan : ketika orang bersendawa
yang memperoleh kepuasan setelah makan. Dalam kehidupan bermasyarakat bersendawa secara sembarang
dianggap kurang sopan, dan dapat menyinggung perasaan orang lain. Namun, apabila dilakukan secara baik
dengan tatacara aturan, maka bersendawa tersebut tidak tercela. Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila
kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima
sebagai norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores). Tata kelakuan tersebut
akan mencerminkan sifat-sifat yang ada dari sekelompok yang dilaksanakan. Seperti halnya melaksanakan
perkawinan yang terlalu dekat baik hubungan darah atau sejenisnya, pada sebagian besar masyarakat adalah
dilarang, sadar atau tidak sadar. Tata kelakukan seperti ini di satu pihak dapat memaksakan sebuah tindakan,
sedangkan di lain pihak hanyalah sebuah larangan, sehingga secara langsung dapat menjadi suatu alat agar
diantara anggota masyarakat dapat menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Adat Istiadat
(Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku
masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom). Apabila terdapat salah satu anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat tersebut akan mendapat suatu sanksi atau hukuman yang keras.
Misalnya : hukum adat istiadat yang ada di daerah Lampung melarang adanya perceraian pasangan suami isteri.
Apabila terjadi perceraian pasangan suami isteri, bagi orang yang melakukan pelanggaran adat tersebut termasuk
keturunannya yang kemudian akan dikeluarkan dari masyarakat sampai suatu saat keadaannya menjadi pulih
kembali. Perilaku norma yang demikian berlaku dalam sebuah lingkungan berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan masyarakat
baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk
menyadarkan dan menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti. Lain halnya dengan
yang kita kenal dengan Hukum Adat, walaupun memiliki sanksi, namun sanksinya hanya bersifat sosial atau
lahir dari kespakatan masyarakat pemangku adat tersebut. Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena
kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti
masyarakat pada umumnya. Norma fashion semacam ini ada hubungannya dengan sandang, pangan yang
berlaku saat itu yang menghiasi anggota masyarakat.
b. Kedudukan nilai, moral, dan norma : Nilai, moral dan norma dalam hubungann antara warga Negara dan Negara
terlaksana melalui program pendidikan sebagai salah satu upaya mewariskan nilai, moral, dan norma yang terdapat
dalam Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma, merupakan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan
warga Negara.
c. Nilai, moral, dan norma dalam kehidupan bernegara
1) Nilai, moral, dan norma dalam hubungan warga negara dan negara.
2) Nilai, moral, dan norma dalam hubungan sesama warga negara.
3) Nilai, moral, dan norma dalam hubungan pengembangan komitmen bela negara.
4) Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak,
sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana,
perlindungan HAM dan memperluan kekuasaan politik serta cara perwakilan dimana mereka yang akan dipilih.
Hadirnya hokum dalam masyarakat bukanlah tanpa fungsi. Adapun fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat
yaitu : sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat, sarana untuk mewujudkan keadilan sosial, penggerak
pembangunan.
4. Pancasila dan kewarganegaraan global
a. Pancasila dalam kehidupan bernegara
1) Sejarah perumusan Pancasila
a) Asal mula Pancasila
 Causa materialis : nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa Indonesia itu sendiri
berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius.
 Causa formalis : bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Causa efisien : asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang
sah.
 Causa finalis : Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
b) Proses perumusan Pancasila
 Sidang golongan pertama : tanggal 25 Mei - 1 Juni 1945 Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno masing-
masing mengemukakan 5 asas. Tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI dalam panitia sembilan merumuskan
Piagam Jakarta yang berisi Pancasila.
 Sidang golongan kedua berlangsung tanggal 10-17 Juli 1945 menghasilkan (1) Pernyataan Indonesia
Merdeka yang rumusannya diambil dari tiga alinea pertama Piagam Jakarta dengan sisipan yang panjang.
(2) Pembukaan Undang-Undang Dasar yang rumusannya diambil dari seluruh isi Piagam Jakarta. (3)
Undang-Undang Dasar beserta batang tubuhnya.
2) Nilai-Nilai Pancasila
a) Nilai dasar Pancasila : hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
Keadilan.
b) Nilai instrumental : penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
c) Nilai praksis : realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d) Dimensi idealisme : nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan
menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila.
e) Dimensi normatif : nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma,
sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan.
f) Dimensi realitas : ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam
masyarakat.
g) Makna nilai Pancasila : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan
3) Kedudukan Pancasila
a) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
b) Pancasila ideologi nasional
4) Pembelajaran materi Pancasila SD, meliputi pemilihan materi dan perencanaan pembelajaran.
b. Kewarganegaraan global
1) Makna warga negara global : warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional
dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat. Karakteristik warga negara global : mendekati
masalah dari sudut pandang masyarakat global, bekerja bersama dengan orang lain, bertanggung jawab terhadap
peran dan tanggung jawab masyarakat, berpikir secara kritis dan sistematis, menyelesaikan konflik dengan tanpa
kekerasan, mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan, menghormati dan mempertahankan hak asasi,
berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat pembelajaran dan memanfaatkan teknologi berbasis
informasi.
2) Kompetensi warga negara global : pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan siswa yang berguna untuk
kehidupannya di masyarakat.
3) Globalisasi
a) Globalisasi : suatu proses yang didalamnya batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan
sosial.
b) Karakteristik globalisasi : perubahan dalam konsep ruang dan waktu, pasar dan produksi ekonomi di negara-
negara yang berbeda menjadi saling bergantung, peningkatan interaksi budaya melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita serta olah raga internasional), meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, masalah pemanasan bumi, masalah pencemaran,
memberantas terorisme.
c) Pengaruh positif : terjadinya perubahan tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik.
d) Pengaruh negatif : pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup kebarat-baratan serta kesenjangan
sosial.
c. Pembelajaran materi globalisasi di SD : model pembelajaran koperatif dengan teknik make a match.

2 Daftar 1. Model pembelajaran yang sesuai dengan tema persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat multikultur di
materi yang jenjang Sekolah Dasar
sulit 2. Aplikasi materi tentang Hak Asasi Manusia dalam pembelajaran Sekolah Dasar
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Upaya Pemajuan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia
materi yang 2. Sejarah Pancasila
sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai