Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Menulis Teks Berita
Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Menulis Teks Berita
Oleh
I KADEK BIKA KURNIAWAN
Skripsi
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
__________________________________________________________________
______________
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang diinginkan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
a. Untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA
Paramarta 1 Seputih Banyak.
b. Untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
XI SMA Paramarta 1 Seputih Banyak.
_______________________________________________________________________________
BAB II
LANDASAN TEORI
Guna mengkaji lebih dalam lagi tentang judul skripsi ini, maka perlu di
ketengahkan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
Untuk itu penulis mengambil beberapa pendapat dan pikiran pokok para ahli,
yang kemudian dijadikan acuan guna menunjang penelitian ini.
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam
kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan
membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.
Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan
membaca, yaitu:
1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang
formal.
3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar
bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain
yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis.
b. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat
sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for
details or facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading
to classify).
6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast).
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang
tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada
tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang
tokoh.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui
mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat
dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum
hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang
terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat
untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan
serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa
yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya
untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan
untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya
berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4. Mengenali makna kata-kata.
5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
10. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi
suatu istilah.
c. Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan
serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.
Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:
a) Pengenalan bentuk huruf
b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan
lain-lain).
c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis).
d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:
a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
d. Jenis-jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang
kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks
merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu
terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-
jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu
terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku
petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan
berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta
memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca
nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
b) Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik
harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
(2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca
dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik
membaca sajak dalam apresiasi sastra.
2. Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
M. E. Suhendar berpendapat bahwa, Membaca pemahaman ialah
membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih
tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu
dibaca sampai selesai11.
Sedangkan Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa, Membaca
pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-
standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola
fiksi12.
Untuk keterampilan pemahaman, hal yang paling tepat digunakan adalah
membaca dalam hati, yang dapat dibagi dalam:
1) Membaca ekstensif yang berarti membaca secara luas. Membaca ekstensif
mencakup:
a) Membaca Survei
Yaitu membaca dengan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah
dengan jalan melihat judul yang terdapat dalam buku-buku yang ada
hubungannya, kemudian memeriksa atau meneliti bagan skema yang
bersangkutan.
2) Membaca Intensif yang berarti studi seksama telaah, teliti dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek
kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Membaca Intensif mencakup:
(1) Membaca telaah isi yang mencakup:
(a) Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan
pendidikan yang menyeluruh.
(b) Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan.
(c) Membaca ide yaitu membaca yang ingin mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
(d) Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada
keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.
Oleh karena itu pembaca atau siswa dituntut untuk:
- Memahami kata-kata yang dibacanya dan memahami arti.
- Mampu mengidentifikasi arti yang sudah dikenal dalam konteks yang dibaca.
- Mampu untuk menerka arti kata yang belum dikenal dalam konteks yang dibaca.
- Mampu menangkap ide pokok bacaan.
- Mampu menangkap perincian.
- Mampu memahami maksud penulis.
b. Kemampuan Membaca
Menurut DP. Tampubolon yang dimaksud dengan kemampuan membaca
adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan13.
Menurut Akhmad bahwa Kemampuan membaca adalah kemampuan
untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi cetak14.
Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa Kemampuan membaca adalah
kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis dengan
melisankan atau hanya dalam hati15.
Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-
teknik membaca efektif dan efisien. Membaca pemahaman dan efektif bukan
berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai
baca tak ada yang diingat dan dipahami.
Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman terhadap bacaan
tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian
penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat. Biarkan bagian yang kurang
penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan.
2) Faktor Internal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam diri anak didik,
meliputi:
a) Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi
dan sebagainya.
b) Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak membutuhkannya.
c) Belum tertanam membaca merupakan kebutuhan rohani.
d) Mengembangkan Keterampilan Membaca
3. Kebiasaan Membaca
a. Pengertian Kebiasaan Membaca
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun mental,
telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau
sikap itu telah menjadi kebiasaan. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat
terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses perkembangan
yang memakan waktu relatif lama.
Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca
yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi kemasyarakatan,
kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu
masyarakat)18.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa apabila membaca
buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah
kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan kegemaran
membaca19.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Teknik Penelitian
a. Observasi
Menurut Kartini Kartono (1990:157) observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial, dan gejala-gejala
alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Di dalam pengertian psikologik,
observasi (pengamatan) meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indera, baik itu melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Dalam artian penelitian observasi
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, maupun rekaman suara.
(Arikunto, 1997:133). Secara garis besar, dalam penelitian ini peneliti sebagai
partisipan, artinya bahwa peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi
yang dipelajarinya, sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi situasi tersebut
dalam kewajarannya. (Nasution, 1991:146). Metode ini peneliti gunakan untuk
memperoleh data-data yang sebagaimana peneliti rumuskan dalam rumusan
masalah dan segala hal yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung
baik teknis maupun non teknis yang berhubungan dengan kemampuan membaca
dan menulis teks siswa, observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
b. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberi pertanyaan tersebut bersedia memberikan
respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respons ini disebut Responden. Menurut cara memberikan respons, angket
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
1) Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya, dalam artian angket yang jawabannya diserahkan sepenuhnya kepada
responden. Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum dapat
memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada
responden
2) Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda Conteng (M) pada kolom atau
tempat yang sesuai, dalam artian angket yang jawabannya sudah disediakan oleh
peneliti. (Arikunto, 2005:102).
Dari keterangan diatas, dalam hal ini peneliti memilih angket terbuka
sebagai teknik pengumpulan data dengan tujuan agar rumusan masalah dapat
terjawab.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang
tertulis. Maka, metode dokumentasi dapat dikatakan sebagai tehnik pengumpulan
data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkrip, buku, majalah, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb.
(Arikunto, 2005:135). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar
belakang SMK Malnu Kananga Menes, yang meliputi sejarah singkat berdirinya,
visi-misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan staf, keadaan siswa-
siswi, serta keadaan sarana dan prasarana yang tersedia.
d. Library research (penelitian Perpustakaan)
Yaitu meliputi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dibahas, metode ini digunakan dalam kaitannya buku-buku atau teori-teori
pembahasan yang berhubungan dengan referensi membaca pemahaman dan
menulis.
3. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi, penelitian populasi dilakukan apabila peneliti
ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.
Metode penarikan/pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota
populasi disebut sensus.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI terdiri
atas 2kelas, yaitu :
Kelas XI A : 32 siswa.
Kelas XI B : 30 siswa.
62 siswa.
E = 100 (1 K)
Keterangan :
E = indeks ramalan
100 = seratus persen
1 = konstanta
K = derajat tidak ada korelasi
5) Interpretasi akhir
Apabila korelasi antara variabel X dengan Y benar adanya, maka
membuktikan kebenaran hipotesis awal yang menyatakan ada hubungan antara
kemampuan membaca pemahaman siswa dengan kemampuan menulis teks berita
siswa di SMK Malnu Kananga Menes.
Sebaliknya jika ternyata hasil perhitungannya hipotesis nol (Ho) maka
berarti tidak ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan
kemampuan menulis teks berita siswa di SMK Malnu Kananga Menes.