KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data primer hasil perhitungan daya (power) dari debit head race,
kecepatan air diukur dengan menggunakan metode pelampung,
kecepatan aliran tidak dapat diukur dengan menggunakan current
meter. .................................................................................................. 27
Tabel 3.2 Potensi daya terbangkitkan dengan analisis kecepatan ...................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
dampingan KKI WARSI, seperti Jorong Sapan Salak dan Sungai Nan Duo Nagari
Pakan Rabaa Timur, Sungai Aro Nagari Pakan Rabaa, Koto Bira Nagari Pulakek
Koto Baru dan Simancuang Nagai Alam Pauh Duo di Kabupaten Solok Selatan
Provinsi Sumatera Barat, Desa Jangkat, Beringin Tinggi dan Rantau Kermas di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Berdasarkan fakta tersebut, KKI WARSI yang didukung oleh Proyek
Green Prosparity melalui Jendela Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis
Masyarakat (PSDABM) Millenium Challenge Acount Indonesia akan berupaya
untuk meningkatkan kapasitas energi lsitrik yang dihasilkan oleh pembangkit
skala kecil di beberapa nagari/desa yang disebutkan diatas. Agar upaya
peningkatan kapasitas energi lebih optimal maka diperlukan studi kelayakan
(Feasibility Study/FS) dan penyusunan Detail Engineering Design (DED).
BAB II
GAMBARAN UMUM
Barat : Desa Lubuk Mentilin (Sungai Silun dan Sungai Batu Salu)
Timur : Desa Renah alai dan Pulau Tengah
Selatan : TNKS
Utara : TNKS
Sebagian besar penduduk bermata pencarian sebagai petani. Budidaya
pertanian yang diusahan oleh masyarakat adalah kulit manis dan kopi, serta
sebagian ada juga yang membudidayakan tanaman holtikultura, seperti kentang
dan cabe, sebagian masyarakat juga tetap menanam padi untuk sumber pangan
namun saat ini juga sudah ditanam padi yang dapat dipanen sebanyak 3 kali dalam
1 tahun.
BAB III
ASPEK KELAYAKAN
menanam pohon untuk menjaga kelestarian hutan sebagai sumber daya alam yang
mampu menghidupi Desa.
Manfaat yang dapat diperoleh dari PLTMH di Desa Rantau Kermas yang selama
ini dirasakan antara lain:
Pengembangan PLTMH saat ini sudah mulai dapat mendukung pengolahan hasil
pertanian dan ladang, misalnya untuk penggunaan mesin pengupas dan penggiling
biji kopi.
Gambar 3.1. Mesin penggiling kopi dan biji kopi di Desa Rantau Kermas
Upaya revitalisasi PLTMH ini diyakini mampu meningkatkan nilai tambah
produk pertanian masyarakat khususnya kopi (karena di daerah tersebut terdapat
50.000 ha perkebunan kopi rakyat). Berdasarkan hal tersebut, revitalisasi PLTMH
Rantau Kermas memenuhi syarat kelayakan dari Aspek Sosial Ekonomi.
1. Elevasi bak penenang dan poros turbin adalah +973.00 dan +970.00,
sehingga diperoleh head sebesar 3 meter. Sedangkan data perencanaan yang
diperoleh dari WARSI head sebesar 4,8 m. Hal ini menunjukkan
ketidaksesuaian antara data perencanaan dan data pengukuran lapangan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perencanaan ulang.
2. Elevasi intake berada pada +973.00 dan elevasi bak penenang juga pada
+973.00. Hal ini menunjukkan bahwa headrace (saluran pembawa) tidak
mempunyai kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air. Oleh karena itu
perlu perencanaan ulang.
Data hidrologi tediri dari data primer dan data sekunder. Data primer
didapat melalui survey langsung lapangan pada lokasi PLTMH dan sekitarnya
termasuk daerah aliran sungai terkait. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
lembaga lembaga terkait dengan hidrologi dan geofisika. Kedua data primer
dan sekunder tersebut dikolaborasikan dan dianalisis untuk menghasilkan
data dukung kelayakan hidrologi bagi pembangunan PLTMH.
Gambar 3.4 Grafik tinggi hujan bulanan rata rata di Kabupaten Merangin tahun
2008-2016
Gambar 3.5 Kurva durasi aliran sungai Batang Langkup (hasil analisis
hujan aliran metode F.J. Mock)
Berdasarkan pengukuran lapangan, didapat debit pada musim akhir
penghujan adalah sebesar 7,9 m3/s dan berdasarkan informasi penduduk
terdapat waktu dimana sungai Batang Langkup kering atau debitnya 0,00
m3/s. Debit rencana sebesar 1,62 m3/s mempunyai keandalan sebesar 77 %.
Sedangkan pada debit rendah misalnya sebesar 1,00 m3/s mempunyai
keandalan sebesar 84 %. Berdasarkan analisis hidrologi tersebut di atas maka
disimpulkan bahwa sungai Batang Langkup secara umum mampu memasok
air ke PLTMH, namun pada puncak musim kemarau dimungkinkan adanya
kekeringan sehingga PLTMH tidak dapat berjalan. Oleh karena itu
direkomendasikan untuk mengganti turbin dengan fleksibilitas debit yang
tinggi, misalnya turbin open flume dengan sudu fleksibel.
menjaga kualitas air sungai, mereduksi polutan di perairan , menjaga suhu air,
pengendalian terhadap erosi dan sedimentasi, dan menjaga kestabilan tebing
sungai. Vegetasi riparian menjadi habitat hewan liar untuk berlindung, kawin,
dan memijahkan telur (ikan). Jenis riparian alami yang banyak dijumpai di
lokasi Rantau Kermas antara lain rumput, semak dan herba yang meliputi
Amaranthus spp. Euphatorium odorantum, Cyperus sp., Paspalum sp., Piper
sp., Commelina sp., sedangkan jenis riparian pertanian yang banyak dijumpai
meliputi kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa spp.), padi (Oryza sativa),
bambu (Bambusa sp.). Vegetasi riparian adalah habitat perifiton yang sangat
disukai ikan sepat (Trichogaster pectoralis), dan serangga air yang menjadi
sumber makanan berbagai jenis ikan seperti kelesa (Scleropages formosus),
lais (Cryptoferus), dan keli (Clarias melanoderma). Semakin banyak vegetasi
maka semakin banyak invertebrata yang masuk ke sungai sehingga mampu
meningkatkan jumlah ikan.
a. Bendung
Bendung yang dimiliki berukuran panjang 12 meter; lebar 1,3
meter; dan tinggi 2 meter terbuat dari konstruksi beton dengan
kondisi baik seperti diperlihatkan pada gambar 3.3
b. Intake
Konstruksi intake terdiri dari kolam penenang dan pintu
pengambilan. Dimensi kolam penenang adalah panjang 2,0 m dan
lebar 3,50 m serta kedalaman 1,5 m. Dimensi saluran pengambilan
(inlet) adalah lebar 1 m. Pada kolam penenang intake dipasang
trashrack dari bambu ukuran 0,07 m dengan celah setiap bamboo
0,05 m. Kondisi konstruksi intake tersebut diperlihatkan pada
gambar 3.4. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral nomor 3 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Skala Kecil,
intake harus terbuat dari konstruksi beton dengan trashrack dari
plat besi, sehingga baik kolam penenang intake dan trashrack
tidak memenuhi syarat, perlu dilakukan revitalisasi.
Pada bagian control dan jaringan distribusi, daerah Rantau Kermas ini
memiliki jaringan distribusi berjenis twisted berukuran 4 x 25 mm dan
panjang 2 km dengan kondisi sesuai standar. Tiang listrik berukuran 7 meter
dalam kondisi baik seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.6
Produksi listrik PLTMH Rantau Kermas saat ini dapat diukur dari
debit air yang mengalir melalui head race dan tinggi terjunan yang ada.
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran power.
Tabel 3.1 Data primer hasil perhitungan daya (power) dari debit head race,
kecepatan air diukur dengan menggunakan metode pelampung, kecepatan
aliran tidak dapat diukur dengan menggunakan current meter.
BAB IV
ANALISA DAN PERENCANAAN
= 220 x 125
= 27500 watt
Gambar 4.1 Skema layout PLTMH Rantau Kermas dari intake sampai bak
penenang
Gambar 3.14 Sistem bak penenang, rumah turbin, dan tail race
(forebay), rumah turbin (power house), pipa hisap, saluran pembuangan (tail
race). Untuk penjelasan komponen sipil di atas akan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Bangunan Bendung
Secara kekuatan konstruksi, bendung yang terdapat pada PLTMH
Rantau Kermas ini masih dapat digunakan. Namun, tidak memenuhi syarat
desain konstruksi pada Permen ESDM nomor 3 tahun 2016, oleh karena
itu direkomendasikan untuk membuat bendung baru yang sesuai dengan
standard bangunan irigasi SDA dan Permen ESDM tersebut. Untuk
menambah debit pada musim kemarau, direkomendasikan membangun
groundsill pada cabang sungai lainnya. Bangunan bendung direncanakan
terletak pada koordinat S 023458.90 dan E 1014502.17
Dengan :
b = 0,91 m
Jadi dimensi pintu pengambilan dengan ukuran lebar bersih yaitu 0,91
meter dan tinggi pengambilan yaitu 1 meter.
Dimana :
3. Bak Pengendap
Saluran pengendap berfungsi untuk menampung air sebelum air
masuk ke dalam pipa hisap. Selain itu berfungsi untuk mengendapkan
lumpur yang terbawa melalui saluran pembawa. Dimensi saluran
pengendap dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini.
L = 0,45 x 2,2/0,1
v = 10 x 2 x 2,2
v = 44 m3
Direncanakan :
A =bxh
2,7 = 1,5 x h
h = 1,8 m
P=b+2xh
P = 1,5 + 2 x 2,05
P = 5,6 m.
R = A/P
R = 2,7/5,6
R = 0,48 m
V = 1/n x R2/3 x I
L = 0,3 x 2,2/0,1
L = 6,6 m, dibulatkan menjadi 10 m.
v = 10 x 2,5 x 2,2
v = 55 m3
Dimana:
= koefisien (1.8)
Dengan
Q = 1,62 m3/s
Maka,
Dp = 0,72 x 1,620,5
Dp = 0,92 m
Tebal minimum pipa hisap digunakan persamaan :
tm = (0,92 + 20)/400
tm = 0,05 m
DT = 0,92 x 0,05
DT = 0,046 m = 4,6 cm
Tinggi pipa hisap menggunakan persamaan :
Dengan :
H = Tinggi efektif
HB = Tinggi tekanan atmosfer di udara
HS = Tinggi hisap yang diijinkan
= Bilangan Thoma atau koefisien kavitasi
Dari data yang diperoleh adalah tinggi jatuh, H = 3,5 meter, debit
Air Q = 1,62 m3/s, daya yang akan dihasilkan pada kopling turbin P =
31,15 kW. Tekanan atmosfir udara sekitarnya, PB = 0,98 bar, maka HB =
9,8 bar dan temperatur air diperkirakan 200C, maka tekanan uapnya P0 =
0,024 Bar dan asumsi kecepatan spesifik adalah 400 rpm, maka koefisien
bilangan Thoma sebesar 1,2 dan tinggi hisap :
Gambar 3.23 Turbin rencana open flume PLTMH di Desa Rantau Kermas
Rencana :
Debit (Q) = 1,62 m3/s
Kecepatan (v) = 1 m/s
Lebar Penampang (b) = 1 m
Penampang basah saluran pembuang adalah sebagai berikut :
1,62 =Ax1
A = 1,62 m2
Maka :
1,62 =1xh
H = 1,62 m
Keliling basah :
R = 1,62/4,24
R = 0.382
Kemiringan saluran dihitung dengan menggunakan rumus manning :
I = 0,04
Dari grafik tersebut di atas, terdapat dua pilihan yaitu cross flow dan
open flume. Berdasarkan pertimbangan sebelumnya, maka dipilih turbin open
flume.
karena itu, pada pembangunan PLTMH Rantau Kermas ini dipakai satu turbin
open flume.
Sementara itu, efisiensi turbin dan generator pada data di atas bisa turun
tergantung kualitas dari produk itu sendiri, serta pabrik pembuat.
8) Kabel transmisi atau distribusi harus disesuaikan dengan perkiraan beban dan
kehilangan daya (penurunan tegangan yang diperbolehkan)
9) Kabel di atas tanah sebaiknya berada minimal 5 meter di atas tanah
10) Jika menggunakan jaringan kabel terbuka maka antar konduktor jarak
minimal adalah 30 cm dengan syarat tinggi tiang listrik 9 meter
11) Tiang listrik bisa menggunakan kayu, tiang besi atau tiang beton pratekan
sesuai dengan SPLN 93-1991
12) Tiang jaringan menggunakan kayu hanya boleh dilakukan untuk PLMTH
dengan kapasitas di bawah 15 kW sesuai dengan sesuai dengan SPLN 115-
1995
13) Jarak antar tiang untuk kabel berukuran 16 mm2 dual core disarankan adalah
30 meter, sedangkan untuk kabel berukuran sampai 35 mm2 disarankan
adalah 25 meter sesuai dengan SPLN 87-1991 Standar konstruksi listrik
pedesaan. Maksimal rentangan adalah 50 meter
14) Semua kabel yang dipakai harus sesuai dengan SNI 04-1926-1990 jaringan
listrik pedesaan SPLN. Spesifikasi tiang listrik dan pondasinya baik untuk
saluran tegangan rendah maupun menengah disesuaikan dengan Standar yang
ada.
Jika pada kondisi yang ekstrim dan standar tidak bisa dipenuhi maka
spesifikasi berikut dapat dipakai :
1. Tinggi tiang minimal untuk jaringan tegangan rendah adalah 6 meter
2. Tiang listrik dan pondasinya harus mampu menahan tekanan angin dengan
menggunakan kayu keras lokal atau tiang besi biasa lain. Ketebalan minimal
minimal
3. Spesifikasi Tiang Listrik Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ketentuan umum untuk jaringan dan
distribusi untuk tiang besi adalah 2 mm dan memperkirakan untuk korosi
sebesar 1 mm 3. Tiang bambu tidak disarankan dipakai
4. Jika ada perubahan arah kabel maka tiang harus diberikan penahan baik
berupa kabel (guy wire) atau bahan lain seperti tiang penyangga
5. Kedalaman pondasi minimal 15% dari panjang tiang
6. Jika dipergunakan tiang besi berlubang, maka ujung atas harus tertutup
sehingga air tidak masuk
7. Pondasi yang dipergunakan adalah beton dengan campuran minimal 1:3:5
(semen, pasir, kerikil).
Instalasi peralatan jaringan transmisi dan distribusi harus disesuaikan
dengan standar terkait. Instalasi peralatan jaringan dan transmisi harus
menggunakan peralatan yang sesuai. Prinsip utama:
1. Kabel transmisi atau distribusi tidak boleh terlalu dekat dengan tanah. Jarak
minimal dengan tanah adalah 6 meter
2. Cabang-cabang pepohonan di sekitar jaringan harus dipotong sehingga
terhindar dari kemungkinan cabang jatuh ke kabel
3. Pemasangan harus aman dan dilengkapi dengan pengaman, terutama
pengamanan terhadap petir
4. Instalasi jaringan dilakukan oleh tenaga instalatur bersertifikat. Pada kondisi
tertentu jika tidak terdapat tenaga ahli dapat menggunakan tenaga yang
terlatih. Pedoman teknis instalasi jaringan dapat mengacu kepada SNI 04-
3855-1995. 5.3 Instalasi Jaringan Transmisi dan Distribusi 5.3.1 Instalasi
Jaringan Transmisi dan Distribusi Standardisasi Peralatan dan Komponen
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB V
PENUTUP
LAMPIRAN