Anda di halaman 1dari 3

CO2 ABSORBENT

PENDAHULUAN

Fungsi mesin anestesi adalah menyalurkan gas atau campuran gas anastetik yang

aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa gas dari

pasien. Rangkaian mesin anestesi banyak sekali ragamnya mulai dari yang sederhana sampai

yang diatur dengan komputer. Mesin yang aman dan ideal adalah mesin yang memenuhi

persyaratan berikut :
a. Dapat menyalurkan gas anestetik dengan dosis tepat
b. Ruang rugi ( dead space ) minimal
c. Mengeluarkan CO2 dengan efesien
d. Bertekanan rendah
e. Kelembaban terjaga dengan baik
f. Penggunaannya sangat mudah dan aman

Mesin anestesi adalah teman akrab anestesiologi yang harus selalu siap pakai, kalau akan
digunakan. Untuk itu perlu pengetahuan dan pemahaman tentang mesin anestesi sangatlah
penting.

Apa itu CO2 absorbent?

Carbon dioksida absorbent (Pengisap CO2)


Rebreathing gas alveolar memelihara panas dan kelembaban. CO2 pada gas yang
dihembuskan harus dihilangkan untuk mencegah hiperkapni. Secara kimiawi CO2 bergabung
dengan air untuk membentuk asam karbonat. CO2 absorbent (seperti sodalime atau baralime)
mengandung garam hidroksida yang mampu menetralkan asam karbonat. Produk akhir reaksi
meliputi panas (termasuk panas netralisasi), air dan kalsium karbonat. Sodalime adalah CO 2
absorbent yang umum dan mampu menyerap untuk 23 L CO 2 per 100 g absorbent.
Perubahan warna dari sebuah indikator pH oleh peningkatan konsentrasi ion hidrogen
memberi tanda terpakainya alat penyerap. Ukuran butiran menunjukkan dengan daya serap
permukaan yang tinggi dari butiran-butiran kecil dan aliran gas dengan resistensi yang rendah
dari butiran-butiran yang besar. Garam-garam hidroksida mengiritasi kulit dan selaputlendir.
Meningkatkan kekerasan sodalime dengan menambahkan silika meminimalkan resiko
menghirup debu natrium hidrokida. Karena kapur barium hidroksida memasukkan air ke
dalam struktur tersebut (air kristal), sehingga cukup keras tanpa silika. Tambahan air
ditambahkan untuk kedua absorbent selama pembungkusan untuk memberi kondisi yang
optimal untuk pembentukan asam karbonat. Sodalime komersial memiliki kandungan air 14
19%. Butiran penyerap dapat menyerap dan kemudian melepaskan sejumlah volatile anestesi
(anestesi yang mudah menguap) secara signifikan. Alat ini dapat merespon untuk induksi
yang tertunda atau muncul. Sodalime yang lebih kering besar kemungkinan akan menyerap
dan mengurangi anestesi inhalasi.

Carbon dioksida absorbers


Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua tabung yang melekat antara
kepala dan alas lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut absorbers. Meskipun besar, tabung
ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih lengkap, frekuensi perubahan absorbent
lebih sedikit/tidak banyak, dan resistensi aliran gas lebih rendah. Untuk memastikan
penyerapan lengkap, tidal volume pasien tidak boleh melebihi volume udara ruang antara
butiran penyerap, yang kurang lebih samadengan 50% dari kapasitas penyerap. Indikator
pewarna dapat dipantau melalui dinding transparan penyerap. Terpakainya penyerap biasanya
pertama terjadi pada lokasi dimana gas dihembuskan memasuki penyerap dan sepanjang
dinding tabung yang halus. Absorbers generasi yang lebih baru dapat digunakan hingga CO 2
ditemukan dalam gas yang dihirup yang dapat diamati pada monitor gas anestesi, yang
menunjukkan saatnya tabung untuk diganti.

Apa kandungan sodalime?

(1). Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 : 70-80%


(2). Sodium Hidroksida NaOH : < 3,5 %
(3). Air H2O : 12-19%

Kapan Absorbent harus diganti?

Absorbent harus diganti bila 50-70 % telah berubah warna. Contohnya perubahan
warna pada CO2 absorben dapat berupa merah muda berubah menjadi putih, yang putih
berubah menjadi ungu. Meskipun butiran yang telah digunakan dapat kembali ke warna
aslinya jika diistirahatkan, tetapi pemulihan kapasitas CO2 absorbent yang terjadi tidak
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brockwell RC, Andrews JJ. Inhaled Anesthetic Delivery Systems. In: Millers
Anesthesia.7th ed. San Fransisco : Elsevier; 2010. Ebook
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Breathing System. In: Clinical Anesthesiology. 4th
ed. McGraw-Hill. New York: Lange Medical Books; 2006: 242-52.
3. White DC, Calkins J. Anesthetic Machine and Breathing System. In: General Anesthesia.
5th ed. Philadelphia; Butlerworth International edition: 1989; 440 54.
4. Barrash Pg, Cullen BF, Stoelting RK. Delivery System for Inhaled Anesthetics. In:
Clinical Anesthesia. 5th ed. Yale: Lippincott Williams & Wilkins; 2006: 558-94.

Anda mungkin juga menyukai