Oleh :
Nama : Pika Apriyance
NRP : 113020094
No Meja : 4 (Empat)
Kelompok :E
Tanggal Praktikum : 29 Maret 2014
Asisten : Nur Laila Shaumi
Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan,
membedakan unit produk yang satu dengan yang lainnya, serta bersifat
tersebut oleh konsumen. Selain itu, mutu dari suatu produk pangan juga
dimiliki oleh suatu produk, juga merupakan sejumlah spesifikasi atau syarat yang
harus dipenuhi dalam batas-batas tertentu agar dapat diterima oleh konsumen
Kesan mutu hedonik lebih spesifik daripada sekedar kesan suka atau tidak
suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum yaitu baik buruk dan bersifat spesifik
mentimun. Rentangan skala hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai dengan
Rentangan skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek.
Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah
tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan
sensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu
dan berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data
penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnya dapat
1.2.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan uji mutu hedonik adalah untuk mengetahui sifat mutu
spesifik dan suatu komoditi dapat diterima oleh masyarakat dan untuk mengkaji
hedonik).
Uji mutu hedonik digunakan untuk untuk mengukur atau mengetahui apakah
suatu produk dapat diterima atau tidak dan untuk menilai apakah suatu produk
minuman cokelat sampel kode 136 (Millo), kode 253 (Schoko Chocolatte), kode
Alat yang digunakan dalam percobaan uji mutu hedonic adalah sloki, sendok
Sampel minuman cokelat yang telah disediakan diberi penilaian, atribut yang
dinilai meliputi warna, rasa, aroma, dan after taste. Kriteria penilaian berdasarkan
atribut yang dinilai dengan menggunakan skala mutu yaitu (1) sangat tidak suka,
(2) tidak suka, (3) agak tidak suka, (4) agak suka, (5) suka, (6) sangat suka. Tiap
Data Asli
Tansformasi
2. FK
Total 2
Panelis Sampel
S S S ... S
2 2 2 n
JKS FK
1 2 3 n
3.
Panelis
P P P ... P
2 2 2 n
JKP FK
1 2 3 n
4.
Sampel
5. JKT n 1 2 n 2 2 n 3 2 ... n n n FK
6. JKG JKT JKS JKP
Tabel Anava
Sumber F Tabel
dB JK RJK F Hitung
Variasi 5% 1%
Sampel S 1 JKS JKS/ dBS RJKS/ RJKG
Panelis P 1 JKP JKP/ dBP RJKP/ RJKG
Galat dBT dBS dBP JKG JKG/ dBG
Total (P x S) 1 JKT Tabel Distibusi F
Ketentuan tabel Anava :
a. Jika F Hitung > F Tabel pada taraf 5% dan 1%, maka diberi tanda ** (sangat
berbeda nyata).
b. Jika F Hitung > F Tabel pada taraf 5%, tetapi F Hitung < F Tabel pada taraf
1%, maka diberi tanda * (berbeda nyata).
c. Jika F Hitung < F Tabel pada taraf 5% dan 1%, maka diberi tanda tn (tidak
berbeda nyata).
Tabel Uji Lanjut Duncans
SSR LSR Nilai Rata-rata Perlakuan Taraf Nyata
5% 5 % Sampel Rata-rata 1 2 3 4 5%
- - -
# -
# # -
# # # -
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
3.5
3
Rata-rata Data Asli
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Millo (136) Schoko Cocoa Delfi Ovaltine (695)
Chocolatte (253) (358)
minuman cokelat dalam hal warna sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata
dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Kode
253 (Schoko Chocolatte) berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi), 136
(Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel kode 136 (Millo) tidak berbeda nyata dengan
sampel 695 (Ovaltine) tetapi berbeda nyatta dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan
4
3.5
Rata-rata Data Asli
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Millo (136) Schoko Cocoa Delfi Ovaltine (695)
Chocolatte (253) (358)
minuman cokelat dalam hal aroma sampel 659 (Ovaltine) berbeda nyata dengan
sampel 136 (Millo), 253 (Schoko Chocolatte), dan 358 (Cocoa Delfi). Sampel 136
(Millo) tidak berbeda nyata dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte) dan sampel
695 (Ovaltine) tetapi berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi). Sampel
253 (Schoko Chocolatte) tidak berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo) tetapi
berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 358
(Cocoa Delfi) berbeda nyata dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136
5
Rata-rata Data Asli
0
Millo (136) Schoko Cocoa Delfi (358) Ovaltine (695)
Chocolatte (253)
minuman cokelat dalam hal rasa sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata dengan
sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel 253
(Schoko Chocolatte) tidak berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo) tetapi
berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 695
(Ovaltine) berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo), 253 (Schoko Chocolatte),
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Mutu Hedonik (After Taste) Minuman Cokelat
Sampel Rata-rata Data
Taraf Nyata
Merk Kode Asli
Millo 136 4.75 c
Schoko Chocolatte 253 3.13 b
Cocoa Delfi 358 1.62 a
Ovaltine 695 5.37 c
(Sumber : Kelompok E , 2014)
5
Rata-rata Data Asli
0
Millo (136) Schoko Cocoa Delfi Ovaltine (695)
Chocolatte (253) (358)
minuman cokelat dalam hal after taste sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata
dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel
253 (Schoko Chocolatte) berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo), sampel 358
(Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 136 (Millo) dan sampel 695 (Ovaltine)
tidak berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan
3.2 Pembahasan
Uji mutu hedonik berbeda dengan uji kesukaan, dimana uji mutu hedonik
tidak menyatakan suka atau tidak suka, melainkan kesan tentang baik atau buruk.
Kesan baik buruk ini disebut kesan mutu hedonik, maka dari para ahli
memasukkan uji mutu hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih
spesifik daripada sekedar kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat
umum yaitu baik-buruk dan bersifat spesifik seperti empuk-keras untuk daging,
hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai ke ekstrim jelek. Kadang suatu bahan
Ada suatu anjuran bahwa perbandingan yang valid adalah tidak menggunakan zat
pembawa. Namun hal ini tidak dapat berlaku umum, dilihat kasusnya mengingat
Minuman cokelat merupakan salah satu jenis olahan cokelat dimana coklat
diolah hingga berbentuk serbuk dan diberi tambahan pemanis untuk memenuhi
seera konsumen. Adapun beberapa minuman cokelat yang diberi tambahan susu
untuk memenuhi komposisi gizi. Cokelat yang baik memiliki rasa pahit khas
cokelat yang kuat, aroma khas cokelat yang kuat, warna coklat yang pekat, serta
Panel yang dipakai dalam uji hedonik adalah panelis konsumen hal ini
disebabkan karena uji ini harus subjekif pengujian ini didasarkan atas kesukaan
panelis dengan secara spontan. Pada uji ini tidak digunakan dalam panelis ahli
karena dari segi biaya yang mahal dan belum tentu mewakili kesukaan dari
konsumen.
pribadi terhadap sifat-sifat organoleptik benda yaitu tentang senang atau tidak
juga tingkat senang atau tingkat tidak senang. Penilaian organoleptik sebenarnya
menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang
mengemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa disertai kesan senang atau
tidak, maka pada uji penerimaan, panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu
kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya
terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai. Jadi, uji penerimaan lebih
sedikit, kira-kira dapat dinilai 3 kali. Kecuali pada hal-hal khusus, misalnya
penulis diminta respon spontannya, hanya boleh menilai sekali. Jumlah sampel
yang berupa cairan kurang lebih oz atau 16 ml, sedang untuk sampel yang
berupa padatan kurang lebih 1 oz atau 28 gram. Namun apabila sampelnya harus
dicicipi dapat disajikan sejumlah 2 kali lebih banyak. Tidak boleh menyajikan
pada suhu kamar, namun pada kasus-kasus tertentu dapat menyimpang. Pada uji
dingin dianjurkan disajikan pada suhu yang tidak lebih rendah dari 45oF, sedang
untuk minuman atau makanan yang lazim dikonsumsi panas disajikan pada suhu
kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji penerimaan
kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensoris atau kualitas
yang dinilai. Uji penerimaan lebih subyektif dibandingkan dengan uji pembedaan.
Tujuan uji penerimaan ini untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat
sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Uji ini tidak dapat untuk
Sifat yang sangat subyektif itu beberapa panelis yang ekstrim senang atau
benci terhadap suatu komoditi atau bahan tidak lagi dapat digunakan untuk
melakukan uji penerimaan tetapi masih dapat digunakan untuk uji pembedaan.
Uji pembedaan dikehendaki panelis yang peka pada uji penerimaan dapat
contoh pembanding atau contoh baku sedangkan pada uji pembedaan panelis-
contoh yang diuji sebelumnya. Tanggapan atau kesan harus diberikan segera dan
secara spontan bahkan tanggapan yang sudah diberikan tidak boleh ditarik
ditranformasikan karena ada uji kenormalan sehingga data tersebut dianggap tidak
normal seluruhnya dan untuk memperoleh data yang normal dengan cara analisis
statistik. Selain itu, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu karena
Panel yang dipakai dalam uji mutu hedonik adalah panelis konsumen hal ini
disebabkan karena uji ini harus subjekif dan digunakan panelis yang banyak
sehingga dapat mewakili seluruh kesukaan konsumen. Pada uji ini tidak
digunakan dalam panelis ahli karena dari segi biaya yang mahal dan belum tentu
Uji lanjut Duncans digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh pada setiap
sampel, mengetahui mutu dari suatu produk pangan, mengetahui perbedaan antara
suatu produk dengan produk lainnya dan untuk memperoleh tingkat kesukaan
pada panelis.
adalah jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang
diinginkan dan sensitivitas antar skala. Misalkan untuk 3 bisa diambil untuk 1 =
tidak suka, 2 = biasa, dan 3 = suka. Dan untuk skala yang lebih sensitiv dapat
diperlebar hingga ada 5 skala mutu hedonik misalnya 1 = sangat tidak suka, 2 =
4.1. Kesimpulan
minuman cokelat dalam hal warna sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata
dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Kode
253 (Schoko Chocolatte) berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi), 136
(Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel kode 136 (Millo) tidak berbeda nyata dengan
sampel 695 (Ovaltine) tetapi berbeda nyatta dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan
minuman cokelat dalam hal aroma sampel 659 (Ovaltine) berbeda nyatta dengan
sampel 136 (Millo), 253 (Schoko Chocolatte), dan 358 (Cocoa Delfi). Sampel 136
(Millo) tidak berbeda nyata dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte) dan sampel
695 (Ovaltine) tetapi berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi). Sampel
253 (Schoko Chocolatte) tidak berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo) tetapi
berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 358
(Cocoa Delfi) berbeda nyata dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136
minuman cokelat dalam hal rasa sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata dengan
sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel 253
(Schoko Chocolatte) tidak berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo) tetapi
berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 695
(Ovaltine) berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo), 253 (Schoko Chocolatte),
minuman cokelat dalam hal after taste sampel 358 (Cocoa Delfi) berbeda nyata
dengan sampel 253 (Schoko Chocolatte), 136 (Millo), dan 695 (Ovaltine). Sampel
253 (Schoko Chocolatte) berbeda nyata dengan sampel 136 (Millo), sampel 358
(Cocoa Delfi) dan 695 (Ovaltine). Sampel 136 (Millo) dan sampel 695 (Ovaltine)
tidak berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan sampel 358 (Cocoa Delfi) dan
4.2. Saran
dengan uji mutu hedonik ini dalam perhitungan harus lebih teliti lagi dan sebagai
panelis harus benar melakukan penilaian berdasarkan hasil penilaian sendiri, dan
1. Pada saat mana uji mutu hedonik dapat dimanfaatkan oleh industri pangan!
Jawab :
Pada saat pengembangan mutu produk dengan uji mutu hedonik dapat
diketahui apakah konsumen menerima dan menyukai mutu produk yang baru
atau yang lama. Jika menyukai yang baru berarti berhasil. Jika tidak ada
2. Skala mutu hedonik dapat dipersempit atau diperlebar dan jelaskan maknanya!
Jawab :
Pada skala mutu hedonik dapat dipersempit atau diperlebar maksudnya adalah
jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang
diinginkan dan sensitivitas antar skala. Misalkan untuk 3 bisa diambil untuk 1
= tidak suka, 2 = biasa, dan 3 = suka. Dan untuk skala yang lebih sensitiv
dapat diperlebar hingga ada 5 skala mutu hedonik misalnya 1 = sangat tidak
suka, 2 = tidak suka, 3 = biasa, 4 = suka, dan 5 = sangat suka, dan seterusnya.
LAMPIRAN KUIS
Jawab :
Jawab :
apakahh suatu komoditi atau sifat sensorik dari produk pangan dapat diterima
Jawab :
umum
tulisan yang diberikan harus jelas dan singkat agar udah dipahami.
Jawab :
5. Diketahui ssr 5% adalah 2,97;3,07; dan 3,13. Nilai rata-rata 0,526; 0,669;
0,716; dan 0,747. Dengan Sy adalah 0,024. Buatlah tabel Duncan dari data
Jawab :
Perlakuan Taraf
SSR LSR Nilai
Nyata
5% 5% Rata-rata 1 2 3 4
5%
- - 0,526 - a
2,97 0,0713 0,669 0,143* - b
3,07 0,0737 0,716 0,190* 0,047tn - b
3,13 0,0751 0,747 0,221* 0,078* 0,031tn - c
sampel dengan nilai rata-rata 0,669 dan 0,716 tidak berbeda nyata tetapi berbeda