BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup dan tata urut bahan ajaran ini
disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Riwayat Trauma.
c. Trauma Tumpul.
d. Trauma Tembus (Penetrating Injury)
e. Evaluasi.
f. Penutup.
4. Referensi :
a. Combat Lifesaver Course, Medical Tasks, The Army Institute for Profesional
Development.
b. Advanced Trauma Life Support for Doctors, student Course Manual.
American Collage of Surgeons Committee on Trauma.
c. Basic trauma life support for Nurse. Pro Emergency. Tahun 2008
3
BAB II
RIWAYAT TRAUMA
Setiap trauma yang mengenai tubuh manusia selalu diawali dengan pemindahan
energi ke permukaan kulit yang kemudian dilanjutkan ke jaringan bawah kulit, jaringan
otot, pembuluh darah, syaraf, tulang dan organ-organ lain di dalam tubuh sesuai dengan
besarnya trauma. Kerusakan jaringan tubuh tergantung dari besarnya energi yang
dipindahkan, sifat jaringan dan pengaruhnya terhadap fungsi vital tubuh.
4
7. Trauma Mekanik.
a. Trauma mekanik adalah jenis trauma yang paling sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Trauma ini disebabkan benturan mekanik benda keras
dengan tubuh, baik benda yang berpermukaan tumpul maupun tajam.
b. Cedera yang ditimbulkan pada trauma mekanik sangat tergantung pada :
8. Evaluasi.
BAB III
TRAUMA TUMPUL
9. Umum. Trauma tumpul adalah trauma mekanik yang disebabkan oleh benda
yang mempunyai permukaan tumpul. Cedera yang timbul akan sangat dipengaruhi oleh
besarnya kecepatan dan massa benda tersebut serta arah benturan. Kekuatan tersebut
akan merusak organ padat dan dapat mengakibatkan ruptur, khususnya pada organ yang
mengembung dengan akibat berupa perdarahan. Kerusakan yang terjadi secara
berurutan akan di awali dari jaringan kulit, bawah kulit, otot, tulang sampai dengan organ
dalam tubuh.
5
Penyebab terbanyak dari trauma tumpul adalah kecelakaan lalu lintas. Pada suatu
kecelakaan lalu lintas, misalnya tabrakan mobil, maka penderita yang berada didalam
mobil akan mengalami beberapa benturan (collision) berturut-turut sebagai berikut :
a. Primary Collision. Terjadi pada saat mobil baru menabrak, dan penderita
masih berada pada posisi masing-masing. Tabrakan dapat terjadi dengan cara :
10. Tabrakan Kendaraan. Informasi yang didapatkan dari tempat kejadian mengenai
kerusakan interior maupun eksterior dari kendaraan, seringkali dapat memberikan
petunjuk tentang jenis trauma yang terjadi pada penumpang atau pejalan kaki. Petugas
pra rumah sakit perlu untuk menguasai hal ini untuk mencari petunjuk yang mencurigakan
dan mencari bukti adanya trauma yang tersembunyi. Sebagai contoh, setir yang bengkok
menunjukan adanya trauma thorak. Keterangan ini harus merangsang untuk memeriksa
penderita untuk mencurigai adanya patah tulang dada, organ-organ mediastinal, dan
trauma pada parenkhim paru. Informasi adanya kaca depan mobil yang pecah dengan
tanda Bull's Eye menunjukan bahwa telah terjadi benturan kepala dengan kaca dan harus
dicurigai adanya fraktur servikal. Lekukan pada bagian bawah dash board menunjukan
bahwa terjadinya benturan antara lutut dan dash board dan memungkinkan terjadinya
dislokasi sendi lutut, panggul atau fraktur lutut dan femur. Kerusakan bagian samping
6
kendaraan menunjukan adanya trauma bagian lateral dari dada, abdomen, panggul dan
leher penderita. Selain itu keterangan mengenai kejadian yang menyebabkan trauma
dapat memperkuat indikasi tindakan bedah. Luka tembus pada tubuh dan tekanan daran
yang menurun menunjukan adanya trauma pembuluh daran besar yang harus dilakukan
tindakan bedah segera. Penderita dengan trauma kepala yang bukan karena kecelakaan
lalu lintas dan pada pemeriksaaan neurologis didapatkan abnormalitas, kemungkinan
besar harus dilakukan tindakan bedah eksplorasi. Sedangkan luka bakar karena
kebakaran besar didalam ruangan tertutup biasanya disertai oleh cedera inhalasi dan
keracunan karbon monoksida. Contoh-contoh ini menunjukan pentingnya informasi
mengenai kejadian yang menyebabkan trauma.
1) Fraktur servical
2) Fraktur iga
3) Trauma paru
4) Trauma hati / limpa
5) Trauma pelvis
6) Trauma skeletal
1) Multiple trauma
2) Trauma kepala
3) Trauma organ dalam
4) Fraktur servikal
10
11. Trauma benturan. Ketika terjadi tabrakan / benturan selain tubuh yang
membentur / menabrak, organ bagian dalampun turut menabrak dinding tubuh dan
sebagian mengalami kompresi. Organ dalam tubuh dibagi menjadi dua bagian yaitu :
12. Trauma ledakan (Blast Injury). Ledakan terjadi sebagai hasil perubahan yang
sangat cepat dari suatu bahan dengan volume yang relatif kecil, baik padat, cairan atau
gas, menjadi produk-produk gas. Produk gas ini yang secara cepat berkembang dan
menempati suatu volume yang jauh lebih besar dari pada volume bahan aslinya.
Bilamana tidak ada rintangan, pengembangan gas yang cepat ini akan menghasilkan
sesuatu gelombang tekanan (shock wave). Trauma ledakan dapat diklasifikasikan dalam
3 mekanisme kejadian trauma yaitu primer, sekunder dan tersier.
12
c. Trauma ledak tersier. Terjadi bila orang disekitar ledakan terlempar dan
kemudian membentur suatu objek atau tanah. Trauma ledak sekuder dan tertier
dapat mengakibatkan trauma baik tembus maupun tumpul secara bersamaan.
13
13. Evaluasi.
a. Jelaskan kemungkinan cedera yang akan terjadi pada fase 1 pada tabrakan
depan/frontal !
b. Sebutkan kemungkinan cedera yang akan terjadi pada tabrakan dari
samping (Lateral Collition)
c. Jelaskan mekanisme perlukaan organ dalam pada benturan langsung !
d. Jelaskan mekanisme kejadian trauma pada trauma ledakan primer !
BAB IV
TRAUMA TEMBUS (PENETRATING INJURY)
14. Umum. Trauma tembus adalah trauma mekanik yang disebabkan oleh benda
yang mempunyai permukaan tajam. Cedera yang timbul akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman jaringan tubuh yang terkena akibat besarnya kecepatan dan massa benda
tersebut. Kerusakan yang terjadi secara berurutan akan di awali dari jaringan kulit, bawah
kulit, otot, tulang sampai dengan organ dalam tubuh.
15. Senjata dengan energi rendah (Low Energy). Contoh senjata dengan energi
rendah adalah pisau dan alat pemecah es. Alat ini menyebabkan kerusakan hanya karena
ujung tajamnya. Karena energi rendah, biasanya hanya sedikit menyebabkan cidera
sekunder. Cedera pada penderita dapat diperkirakan dengan mengikuti alur senjata pada
tubuh. Pada luka tusuk, wanita mempunyai kebiasaan menusuk kebawah, sedangkan pria
menusuk keatas karena kebiasaan mengepal.
Saat menilai penderita dengan luka tusuk, jangan diabaikan kemungkinan luka tusuk
multipel. Inspeksi dapat dilakukan dilokasi, dalam perjalanan ke rumah sakit atau saat tiba
di rumah sakit, tergantung pada keadaan disekitar lokasi dan kondisi pasien.
16. Senjata dengan energi menengah dan tinggi (medium and High energy).
Senjata dengan energi menengah contohnya adalah pistol, sedangkan senjata dengan
energi tinggi seperti senjata militer dan senjata untuk berburu. Semakin banyak jumlah
mesiu, maka akan semakin meningkat kecepatan peluru dan energi kinetiknya.
Kerusakan jaringan tidak hanya daerah yang dilalui peluru tetapi juga pada daerah
disekitar alurnya akibat tekanan dan regangan jaringan yang dilalui peluru. Peluru akbiat
14
senjata energi tinggi dan menengah juga menyebabkan kavitasi / rongga yang lebih besar
dari lubang masuknya. Untuk senjata dengan energi menengah biasanya menyebabkan
kavitasi 3-6 kali dari ukuran frontal peluru, sedangkan untuk energi tinggi akan lebih besar
lagi, demikian juga kerusakan jaringan yang ditimbulkannya akan lebih besar lagi.
Hal-hal lain yang mempengaruhi keparahan cidera adalah hambatan udara dan jarak.
Tahanan udara akan memperlambat kecepatan peluru. Semakin jauh jarak tembak, akan
semakin mengurangi kecepatan peluru, sehingga kerusakan yang ditimbulkannya akan
berkurang. Sebagian kasus penembakan dilakukan dari jarak dekat dengan pistol,
sehingga memungkinkan cedera serius cukup besar.
17. Evaluasi.
BAB V
EVALUASI AKHIR
18. Evaluasi Akhir Pelajaran.
BAB V
PENUTUP
19. Penutup. Demikian Naskah tentang Biomekanik Trauma ini disusun sebagai
pedoman bagi mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada Akper RS. Dustira.