Informasi Manajemen
Nara Sumber
Dr. Ing. Adang Suhendra, SKom, SSi, MSc
Dr. rer. nat. I Made Wiryana, SKom, SSi, MAppSc
Prof. Dr. I Wayan S Wicaksana, SSi, MEng
Dr. Putu Laxman Pendit,
Pancat Setyantana
Penyiapan Data BPS
Badan Pusat Statistik
Diterbitkan Oleh:
Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data
Biro Perencanaan
Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga
iii
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar i
1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan dan Sasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan . . . . . . . . . . . . . . . . 10
1.4 Hasil Akhir Pekerjaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
v
vi DAFTAR ISI
6 Penutup 127
viii DAFTAR ISI
Daftar Gambar
ix
x DAFTAR GAMBAR
5.1 SDLC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
5.2 Metoda purwarupa (Prototype) . . . . . . . . . . . . . . 62
5.3 SDLC yang dapat digunakan . . . . . . . . . . . . . . . 74
5.4 Model V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
5.5 Software Quality . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 98
5.6 Hubungan Interoperabilitas Organisasi dan Teknis TI . . 111
5.7 Kaitan aplikasi dan file . . . . . . . . . . . . . . . . . . 116
5.8 Pertukaran data secara terbuka . . . . . . . . . . . . . 118
5.9 ODF dan workflow . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122
Daftar Tabel
xi
xii DAFTAR TABEL
Bab 1
Pendahuluan
1
2 BAB 1. PENDAHULUAN
Secara umum dapat dikatakan teknologi informasi saat ini dapat dika-
takan berada pada tahapan dari ke tiga menuju ke empat. Sebelum
menjadi pada tahapan pervasif, maka TI haruslah menjadi dapat terak-
ses secara intuitif oleh masyarakat banyak dan memberikan nilai yang
mencukupi sehingga investasi besar yang dilakukan untuk penyediaan
infrastruktur tidaklah menjadi sia-sia.
Kemajuan perkembangan Internet dan World Wide Web (WWW)
telah menunjukkan suatu langkah ke arah ini. Konsekuensi dari sistem
informasi yang menjadi pervasif adalah timbulnya dampak yang besar
pada masyarakat secara luas. Akan banyak industri yang berubah
atau digantikan sama sekali. Atau juga akan banyak tumbuh industri
baru sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi informasi itu.
Dari pandangan rekayasa informasi, informasi dapat dipandang
sebagai media pertukaran murni. Walaupun ada biaya untuk meng-
akses, mendistribusikan, ataupun menyimpan informasi, informasi itu
dianggap tak ada biayanya. Pada organisasi modern, informasi telah
menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan di-
anggap sebagai sumber daya habis terpakai, bukan lagi barang bebas.
Dalam suatu organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi me-
miliki karakter yang multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan
teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan beraksi, mengenda-
likan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan
waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas merupakan kondisi
yang optimal untuk pemanfaatan informasi.
Di samping iming-iming keuntungan dari pemanfaatan teknologi in-
formasi, sangatlah tidak realistik bila mengasumsikan bahwa teknolo-
gi informasi tidak menimbulkan permasalahan dalam penerapannya.
Berikut ini diberikan potensi-potensi kerugian yang disebabkan pe-
manfaatan teknologi informasi tersebut secara kurang tepat.
Sebagian besar disain sistem informasi saat ini dilakukan oleh pa-
ra perekayasa perangkat lunak (softaware engineer ) dan programer
yang memfokuskan perhatian dan energi kreatifnya pada mekanisme
dari sistem informasi. Programer berfikir bagaimana menulis program
secara efisien dan elegan serta memaksimalkan kinerja serta kemu-
dahan perawatan. Pada banyak kasus, kegunaan dan manfaat sistem
informasi sering tidak dipertimbangkan pada tahapan disain. Pende-
katan seperti ini sering kali menghasilkan sisten informasi yang tak
dapat memberikan informasi yang handal pada pengguna.
Di samping itu, sistem seperti ini dapat menghasilkan informasi
yang dapat disalah tafsirkan. Dengan mempertimbangkan strategi un-
tuk memasuki abad informasi dan usaha menghindari hasil yang tak
8 BAB 1. PENDAHULUAN
Memotret kondisi saat ini dari SIM yang ada di lingkungan Ke-
menpora, untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat ditingkatk-
an.
Struktur jaringan dan perangkat keras server yang ada dan di-
gunakan untuk mengoperasikan Sistem Informasi Manajemen di
lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga
11
12 BAB 2. KONDISI SAAT INI
Isi berita atau content pada portal ini berorientasi pada kegiatan
bukan struktur kementerian. Artinya isi dibagi bukan berdasar-
kan deputy atau unit kerja, tetapi lebih kepada kegiatan tersebut.
Portal ini tidak saja diisi oleh pihak Kemenpora tetapi juga ak-
an membuka pihak luar atau publik untuk mengisi content dari
portal tersebut.
Pendukung content tim Portal, yang terdiri dari tim redaksi dan
wartawan serta didukung oleh bagian Humas dari Kemenpora.
Bagian content ini bertanggung jawab terhadap pengisian con-
tent dari portal. Juga untuk melakukan persetujuan pemasukan
berita yang dilakukan oleh pihak lain (misal staf di Kemenpora
ataupun publik). Tim Content akan selalu standby 24 jam sehari
dan 7 hari seminggu
Penggunaan data oleh pihak lain: tidak ada data, artinya data
dari SIM ini belum banyak dimanfaatkan secara langsung kepa-
da pihak lain
Format data: tidak ada pendefinisian format data baku dari SIM
ini.
User
User
Penggunaan data oleh pihak lain: pihak pihak lain terkait pe-
ngadaan barang dan jasa
User:
User:
Operator: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Da-
ta Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan
Olahraga
Publik: tidak ada data
Strategi Pengembangan
SIM Kemenpora
33
34 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA
an Kemenpora
Perkembangan teknologi web juga mendukung karena pergeseran
yang terjadi secara teknologi sebagai berikut:
Web 1.0, adalah merupakan awal web dan sering disebut se-
bagai Read Only Web. Contohnya adalah HTML, CSS, XML
standards, Browsers semisal Mosaic, Mozilla, Internet Explorer,
Firefox, Opera, E-commerce, web-based forms, Plug-ins semi-
sal Flash, Streaming music dan video, situs web dinamis tapi
belum interaktif, mesin mencari (search engine), Java, PHP, web
services. Web 1.0 memiliki karakteristik :
Stabil, Aman;
Dukungan Komunitas;
Custom Build Software;
Peningkatan Industri Perangkat Lunak Lokal untuk Implementasi
TIK
Road Map
Pengembangan SIM
Kemenpora
43
44 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA
Oleh karena itu untuk meletakkan dasar dan fondasi perencanaan ser-
ta pelaksanaan pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora maka
perlu ditetapkan beberapa bakuan yang dituangkan dalam dokumen-
tasi. Dokumen bakuan dan perencanaan tersebut disusun dengan
pendekatan:
Tidak terlalu teknis agar dapat dibaca secara luas dan juga mu-
dah dipahami oleh pihak manajemen.
Tidak terikat pada satu jenis teknologi atau vendor. Tetapi lebih
kepada konsep dan bakuan yang bersifat terbuka.
Separasi atau pembagian yang lebih jelas antara unit kerja yang
di dalam dan di luar. Hal itu dilakukan dengan memasang sistem
firewall dan router tambahan.
lebih ditail dan akan langsung dicatat oleh bagian teknis. Proto-
type sistem ini tampak seperti pada Gambar 4.6.
Jenis aplikasi lainnya yang tergolong pada keluarga aplikasi Social Ne-
twork adalah aplikasi mikroblog. Salah satu aplikasi jenis ini yang pa-
ling terkenal adalah twitter, seperti yang nampak pada Gambar 4.8.
Aplikasi jenis ini memiliki karakeristik:
Cocok untuk laporan singkat misal ketika ada event seperti SEA
GAMES. Tujuannya memberikan laporan singkat terbaru.
Dokumentasi .
Dokumen khusus, yang pada awal kegiatan akan menerangkan
secara garis besar. Yang akan dilengkapi pada setiap kegiatan
yang dilaksanakan. Contoh dokumentasi adalah : Functional
Specification, Cost-benefit Analysis, and Return of Investment.
Standard .
Panduan yang disusun dan digunakan pada suatu institusi un-
tuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Contoh standard ini adalah
: kesepakatan penamaan untuk berbagai macam kode, kesepa-
katan layar GUI, kesepakatan data modelling. Standard ini pen-
59
60 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan
mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu klien dan pe-
ngembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefini-
sikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruh-
nya dan sistem informasi aktual direkayasa dengan kualitas dan im-
plementasi yang sudah ditentukan.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
Pendefinisian
Perencanaan
Organisasi
Pengawasan
Penyelesaian
Leading
5.1.2 Pendefinisian
Dengan mendefinisikan kegiatan dengan tetap, diharapkan kegiatan
dapat mulai dan diakhiri dengan biaya yang paling efektif. Termasuk
menjawab : who, what, when, where, why and how dari pelaksa-
naan proyek tersebut. Perangkat bantu untuk melaksanakan tugas ini
disebut dengan Statement of the Works (SOW). SOW adalah kese-
pakatan antar client dan developer. Dokumen ini ditulis berdasarkan
perspektif bisnis dan teknis yang berisi topik-topik berikut ini :
User
Sumber daya (misal spesialis jaringan, programmer)
Milestone untuk penjadwalan (misal waktu akhir testing)
Pembiayaan (biaya langsung dan overhead)
Amandement (definisi ulang dari penyerahan pekerjaan)
Tanda tangan (manajemen senior dan komunitas pengguna)
SOW memberikan keuntungan ketika digunakan untuk memulai suatu
kegiatan pengembangan SIM, yaitu :
5.1.3 Perencananaan
SOW menjabarkan biaya secara kasar, penjadwalan, kualitas, dan
sumber daya manusia pada suatu kegiatan. Dengan informasi ini per-
encanaan dilakukan dengan berdasarkan pada informasi ini. Peren-
canaan sebagai langkah berikutnya meliputi 6 tahapan yang dapat di-
laksanakan secara berurutan ataupun paralel :
Menyusun WBS
Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down
dan secara hirarkis menerangkan komponen komponen yang harus
dibangun, dan pekerjaan yang berkaitan dengannya. Sebagai contoh
pada tabel di bawah ini
Model WBS memberikan beberapa keuntungan
Estimasi waktu dilakukan dan dibagi dalam unit (misal 8 jam hari).
Estimasi waktu untuk suatu proyek SIM lebih sulit dari kegiatan pe-
ngembangan aplikasi lainnya. Hal ini karena masih sedikit kegiatan
yang dapat digunakan sebagai patokan menghitung waktu pelaksana-
an. Dalam mengestimasi waktu ini juga harus dipertimbangkan bebe-
rapa hal, misal pengalaman teknologi server yang digunakan, keahlian
Perl, CGI, Java dan HTML, browser, dan juga bekerja dalam lingkung-
an TCP/IP.
Penentuan resiko
Bar Chart, yang hanya menerangkan flow time dari setiap pe-
kerjaan dan tanpa keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini pa-
ling baik digunakan pada presentasi
Menghitung pembiayaan
5.1.4 Organisasi
Proses ini adalah proses yang melibatkan penyusunan suatu infras-
truktur yang akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ketika me-
laksanakan kegiatan. Yang harus dipertimbangkan adalah :
Struktur team
Dokumentasi
Pertemuan
Struktur tim
Penjelasan peranan
Tanggung jawab
Hubungan pelaporan
Diagram organisasi
Dokumentasi
Pertemuan
5.1.5 Pengawasan
Proses ini menjamin bahwa proyek Intranet efektif pembiayaanya, dan
sesuai dengan yang direncanakan. Proses ini terdiri dari :
Status collection
Change control
Corrective action
Change Control
Corrective Action
Suatu hal yang penting lagi adalah bagaimana hasil dari kegiatan
ini. Tendensi apakah yang terjadi di antara personal yang terlibat pa-
da pengembangan kegiatan pada saat mendekati akhir kegiatan. Bila
suatu kegiatan akan selesai biasanya anggota team menjadi menu-
run produktifitasnya. Oleh karena itu, sebaiknya bila seorang anggo-
ta tim telah melakukan suatu tugas berat, sebaiknya segera dibebas-
tugaskan bila memang telah tidak ada pekerjaannya lagi. Ini menye-
babkan personal tersebut dapat bertugas di kegiatan pengelolaan SIM
yang lainnya lagi
5.1.7 Leading
Tahapan ini penting sekali hanya akan terjadi bila ke lima proses se-
belumnya dilakukan dengan benar. Pada tahapan ini dibutuhkan pem-
bentukan suatu lingungan kerja yang mendorong pihak yang terlibat,
sehingga dapat tercapainya tujuan. Untuk mencapai hal tersebut, ma-
najer kegiatan haruslah :
2. Merek;
4. Desain industri;
Dalam hal ini, Hak cipta merupakan perlindungan hukum yang utama
atas program komputer.
2 Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 4004.
3 Undang-undang No. 31 tahun 2000 tentang Disain Industri, Lembaran Negara Re-
Tidak diperlukan adanya pendaftaran hak cipta agar karya cipta terse-
but itu mendapatkan perlindungan hukum. Walaupun demikian, pen-
daftaran dari hak cipta diperlukan untuk menegaskan kepemilikan atas
hak cipta tersebut. Keuntungan yang lain dari pendaftaran hak cipta
terdapat pada saat terjadi sengketa, diperlukan adanya pembuktian
akan siapakah pemilik hak cipta. Pihak yang sudah mendaftarkan cip-
taanya dapat dengan mudah membuktikan bahwa benar sebuah cip-
taan adalah miliknya berdasarkan bukti yang dimilikinya.
Menurut undang-undang, Hak Cipta dapat dialihkan secara selu-
ruhnya atau sebagian melalui (a) pewarisan; (b) hibah; (c) wasiat; (d)
dijadikan milik Negara; dan (e) perjanjian, yang harus dilakukan de-
ngan akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai
wewenang yang disebut di dalam akta itu5 .
Pengalihan atas hak cipta dilakukan, dengan maksud agar pihak
lain selain pencipta dapat pula menikmati manfaat dari hasil karya cip-
ta tersebut, selain untuk maksud-maksud lain. Pengalihan hak cipta
menyebabkan hak cipta yang dimiliki oleh pencipta beralih kepada pi-
hak lain. Konsekuensinya, Pencipta yang telah mengalihkan secara
penuh hak ciptanya kepada pihak lain, akan kehilangan kepemilikan
atas hak cipta tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut, pencipta dapat memberikan lisen-
si kepada pihak lain untuk menggunakan hak yang dimilikinya selaku
pencipta. Berbeda dengan pengalihan hak cipta, dengan mengguna-
kan lisensi kepemilikan atas hak cipta tidak beralih. Pencipta dapat
memberikan sebagian saja hak ciptanya kepada pihak lain contohnya
untuk menikmati secara ekonomis, seperti menggunakan, menyewak-
an atau menggandakan ciptaannya tersebut.
Lisensi, adopsi penuh dari kata license (noun) dalam bahasa Ing-
gris yang memiliki artian a formal or legal permission to do something
specified; a document granting such permission; freedom to deviate
from rule, practice, etc? , pada dasarnya merupakan suatu bentuk
pemberian izin oleh seseorang atas sesuatu yang menjadi haknya ke-
5 Pasal 3 ayat (2) Undang-undang No. 14 tahun 1997 tentang Hak Cipta
80 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI
informasi dari badan publik dihambat oleh pejabat di dalam publik ter-
sebut. Penyelesaian sengketa permintaan informasi tersebut akan di-
selesaikan oleh KOMISI INFORMASI.
Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap kebijakan, ak-
tivitas maupun anggaran badan-badan publik berkaitan dengan pe-
nyelenggaraan negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan
publik lainnya. Dampak Positif UU KIP:
Transparasi dan akuntabilitias badan-badan publik
Akselerasi pemberantasan KKN
Optimasi perlindungan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan
publik
Persaingan usaha secara sehat
Terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) dan
tata kelola badan-badan publik
Akselerasi demokratisasi
Dokumentasi perawatan
1. Pengantar, berisi :
Deskripsi permasalahan
Deskripsi lingkungan masalah atau perihal yang melingku-
pi masalah tersebut
92 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI
2. Deskripsi sistem/solusi
Prioritas kustomer
Profil pengguna
Usia pengharapan dari produk
Pra-syarat keandalan (reliabilitas)
Pra-syarat kinerja
Lingkungan perangkat keras dan antar muka yang telah
ada
Pengembangan mendatang dari produk
Pra-syarat, bahasa pemrograman untuk implementasi (jika
ada)
Pra-syarat pelatihan, instlasi dan dokumentasi.
Ketersediaan pada lingkungan pengguna
Solusi alternatif
Studi feasibilitas
4. Estimasi
Jadwal
Staf dan organisasi
Budget
Analisis Cost/Benefit
Analisi resiko
Dokumen yang diberikan
5.3. BAKUAN DOKUMENTASI TEKNIS 93
5. Prosedur
Model proses
Metodologi dan notasi
Standardisasi dan jaminan kualitas
Accountability monitoring
Kendali produk
Data pengujian dan sumber data
Kriteria akseptansi dan metoda pembayaran
6. Referensi
Access-oriented design
Data-structure-oriented design
Data flow design
Functional design
Imperative design
Object-oriented design
Parallel design
Real-time design
94 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI
Rules-oriented design
User centered design
Sehingga pada dokumentasi disain yang pertama kali dilakukan ada-
lah menentukan pendekatan disain yang digunakan. Karena notasi
(UML, SDL, CTT atau lainnya) mengikuti dari pendekatan disain yang
digunakan.
Secara umum suatu dokumen spesifikasi disain yang diterapkan
pada lingkungan Kemenpora mengikikuti panduan sebagia berikut :
1. Pendahuluan
3. Disain arsitektur
Spesifikasi interface
4. Disain secara ditail. Pada tahapan ini dijelaskan ditail dari tiap
modul yang dirancang. Pada tiap modul tersebut dijelaskan :
5. Referensi
5.4.2 Usability
Karena Sistem Informasi yang digunakan di lingkungan Kemenpora
banyak berinteraksi dengan pengguna biasa, maka usabilitas peru-
pakan faktor penting dari kualitas sistem. Pada dasarnya, kegunaan
(usability ) merupakan istilah manusia untuk menyatakan kemudahan
dan efektif pada kisaran tertentu pengguna, diberikan pelatihan khu-
sus, dan dukungan pengguna, untuk memenuhi berbagai tugas terten-
tu, dalam kisaran tertentu. Secara umum kegunaan (usability ) adalah
kemudahan pengguna untuk belajar mengoperasikan, mempersiapk-
an input, menterjemahkan output dari sebuah sistem komponen.
Berdasarkan standar usabilitas sistem terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
Satu persatu akan dibahas prinsip dasar dari penilaian suatu user in-
terface. Pertama adalah prinsip learnability yang sering disalah-
artikan sebagai user friendly. Learnability sendiri mempertimbangkan
bagaimana suatu user interface memungkinkan pengguna baru per-
tama kali menggunakan sistem tersebut dapat segera menggunakan
sistem tersebut. Prinsip ini sendiri memiliki prinsip-prinsip :
5.4.3 Keamanan
Keamanan disini mencakup keamanan komputer baik secara informa-
si dan perangkat keras dari sebuah sistem. Tujuan dari keamanan
adalah mencakup perlindungan informasi dan properti dari pencurian,
kerusakan, maupuan bencana alam. Keamanan komputer merupakan
proses kolektif dan mekanisme untuk informasi sensitif dan berharga
yang dilindungi dari publikasi, gangguan atau kerusakan dari aktifitas
yang tidak sah atau individu yang tidak serta dan proses yang tidak di-
rencanakan. Celah-celah pada keamanan komputer dapat dibedakan
menjadi beberapa hal yaitu :
1. Level Informasi
(a) Syntactic
(b) Structured
(c) Semantic
5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 111
2. Level Teknologi
Web and data is dynamic, sumber data akan menjadi sangat di-
namis, bukan saja dalam arti pembaharuan isi data, tetapi juga
pembaharuan dari skema data. Bagaimana mendeteksi peru-
bahan data baru dan penyesuaian akses karena perubahan ske-
ma data.
Web and data is open world, siapa saja dapat membuat data
atau web di Internet..Terdapat problem bagaimana mempercayai
kebenaran sebuah sumber data.
Kemampuan interoperabilitas
Kemungkinan digunakan di aplikasi lain
Mengikuti suatu standard penyimpanan dokumen yang baik
Di samping itu juga ada beberapa pertimbangan aspek non teknis :
Penutup
Bakuan dokumentasi
Bakuan dokumentasi. Pengembangan SIM di lingkungan Kemenpo-
ra sebaiknya memiliki dokumentasi-dokumentasi. Pada dokumentasi
127
128 BAB 6. PENUTUP